merupakan salah satu alat skrining perkembangan, alat ini membantu tenaga kesehatan untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan perkembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun. Pemeriksaan dilakukan secara rutin yaitu setiap bulan. Tes DDST bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini dilakukan kurang lebih 20 menit, dapat diandalkan dan menunjukkkan validitas yang tinggi. Aspek perkembangan yang dinilai dalam pemeriksaan DDST sesuai dengan usia kronologis anak tiap bulan. Alat yang diperlukan dalam pemeriksaan perkembangan anak diberikan sesuai usia anak untuk menunjang pemeriksaan. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai: 1. Personal Social (perilaku sosial) 2. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus) 3. Language (bahasa) 4. Gross motor (gerakan motorik kasar) Tujuan digunakannya yaitu, 1. Menilai tingkat perkembangan anak pada usianya 2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat 3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala 4. Kemungkinan adanya kelainan perkembangan 5. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan 6. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan Dalam DDST Denver II, perkembangan di tes sesuai dengan penilaian yang diberikan pada balok dengan hasil P ( lulus ), F (gagal), R (menolak) dan No Opportunity (tidak bisa melakukan) Interprestasinya antara lain : 1. Lebih/Advance 2. Berhasil/ok 3. Peringatan/Caution 4. Keterlambatan/delay 5. Tidak ada kesempatan/No opportunity Setelah dilakukan interpretasi penilaian individual, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Normal, bila didapatkan tidak terdapat Delay
atau minimal 1 caution 2. Suspect/diduga, bila >2 caution dan />delay 3. Untestable/ tidak dapat diuji, bila ada skor menolak pada ≥1 uji yang terletak disebelah kiri garis liri garis umur atau menolak pada >1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75- 90 % . Dilakukan uji ulang dalam 1-2 minggu. Mengisi DDST sendiri dilakukan oleh Bidan, dengan cara mengisi KMS bayi atau balita setiap kunjungan ke Posyandu. Langkah awal dari pemeriksaan yaitu penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Setelah itu dilakukan pemeriksaan DDST untuk mengukur perkembangan motorik halus dan kasar bayi atau balita.