Anda di halaman 1dari 20

VARISES

Dhea Devika Wijaya

Pembimbing:
dr. Erika Kusuma Santoso, Sp. B
SMF Bedah Rumah Sakit Bhayangkara Kediri
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
2020
Anatomi
 Terdapat tiga macam sistem vena yang mempunyai arti klinis pada
tungkai, yaitu (1) Sistem vena superfisial (sistem dangkal), (2) sistem
vena profunda (sistem dalam), (3) sistem komunikans atau sistem vena
penghubung.
 Sistem vena superficial terdiri atas sistem vena safena magna dan vena
safena parva
Definisi dan Epidemiologi
 Varises adalah vena normal yang mengalami dilatasi akibat pengaruh
peningkatanan tekanan vena. Varises ini merupakan suatu manifestasi dari
sindrom insufiensi vena dimana pada sindrom ini aliran darah dalam vena
mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik menuju tungkai yang
kemudian mengalami kongesti

 Prevalensi varises vena tungkai di Inggris pada usia 18 – 64 tahun adalah


40% pada wanita dan 32% pada pria. Prevalensi di Amerika Serikat
adalah 15% berkisar pada pria dan 27,7% pada wanita. Data
menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan, peningkatan usia, serta
aktivitas merupakan faktor risiko untuk varises

Supratiknyo, 2014
Patofisiologi
 Insufisiensi katup vena. Keutuhan katub di ketiga system vena mempengaruhi terjadinya
kelainan dan gangguan aliran vena
 Katup di sistem vena superficial tidak memadai  tekanan hidrostatik akan meninggi 
terjadi pelebaran di vena
 Katup di vena perforans tidak memadai darah akan diperas keluar dari system vena
profunda ke system superfisial setiap kali otot betis atau paha berkontraksi infusiensi
katup vena
 Bila katup komunikans dengan system profunda tidak memadai  aliran darah akan
berbalik dari proksimal ke distal vena makin melebar, memanjang, dan berkelok-
kelok
 Akibatnya, timbul edema, statis, dan hipoksemia di subkutan dan kulit, semuanya
mendasari timbulnya thrombosis, gangguan penyembuhan luka, dan terbentuknya tukak
Faktor Risiko

Gregory, 2014
Klasifikasi menurut CEAP

American Venous
Forum
Diagnosis
 Anamnesis
- Terdiri atas keluhan rasa berat, rasa lelah, rasa nyeri, rasa panas / sensasi
terbakar pada tungkai, kram pada malam hari
- Faktor predisposisi: sering berdiri lama atau duduk lama
- Riwayat pengobatan penyakit vena sebelumnya
- Riwayat menderita tromboplebitis vena superficial atau vena profunda
- Riwayat menderita penyakit vaskuler lainnya
- Riwayat keluarga.
 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi: Inspeksi tungkai dilakukan di bawah penyinaran yang cukup.
Apakah nampak dilatasi vena, vena berkelok, eczema, pigmentasi, ulkus
 Pemeriksaan Penunjang
 Tes Trendelenberg
 USG Dupplex
Pasien dalam posisi berdiri. Pada vena superficial aliran retrograde/reflux
berlangsung >0,5s. Sedangkan pada vena profunda reflux berlangsung>1s.
Normalnya <0,5s. (Rulon, 2013)
a. Adanya obstruksi atau reflux
b. Lokasi dan perluasan cabang vena varikosa
c. Lokasi vena perforator yang inkompeten (Putri, 2014)
Tata Laksana
 Intervensi
 Skleroterapi
 Minimal invasive surgery

Endovenous Ablation
a. Endovenous Radiofrequency Ablation (RFA)
b. Endovenous Laser Ablation (EVLA)
 Surgery

a. Ambulatory Phlebectomy
b. Ligation and Stripping
 Non-Intervensi
 Stocking
 Skleroterapi
Diindikasikan pada kondisi teleangiektasis dan vena retikularis tanpa maupun dengan
reflux superficial. Injeksi agen sklerosan (Sodium tetradecyl sulfate, polidocanol)
kedalam vena varikosa dengan jarum kecil. Tujuannya untuk membuat perlukaan
endotelial sehingga menyebabkan trombosis dan fibrosis. Setelah itu dilakukan
pemasangan bandage untuk kompresi
 Endovenous Ablation
Teknik ini menggunakan energi termal dalam bentuk radiofrequency atau laser dengan
memasukkan kateter. Energi panas yang dihasilkan menyebabkan perlukaan termal
lokal pada vena sehingga menyebabkan trombosis dan fibrosis. Dilakukan anastesi
lokal pada tempat insersi kateter. Setelah itu dilakukan pemasangan stocking selama 14
hari untuk mengkompresi vena. Pasca operasi pasien harus segera jalan. (Ahmed, 2014)
 Ambulatory phlebectomy (Stab Avulsion)
Teknik yang digunakan adalah teknik Stab-avulsion dengan menghilangkan
segmen varises dengan jalan melakukan insisi ukuran kecil dan menggunakan
kaitan khusus Teknik anestesi yang digunakan , yaitu anestesi lokal. Pasca
operasi pasien harus berjalan dan kembali aktivitas normal, nyeri minimal.
(Silvi, 2013)
 Ligation and Stripping
Teknik ini menggunakan anestesi general. Lalu melakukan insisi pada dua
bagian. Pada knee joint dan paha bagian atas. Vena pada paha bagian atas akan
dipotong lalu diikat kemudian dimasukkan traksi endovenous lalu ditarik
keluar. Lalu bagian vena pada knee joint diikat.
 Stocking

Pemakaian stocking berdasarkan tekanan yang dipilih sesuai dengan tingkat


keparahan klinis. 20-30 mmHg untuk CEAP kelas 2-3. 30-40 mmHg untuk CEAP
kelas 4-6, 40-50 mmHg untuk ulkus rekuren. Panjang stocking yang digunakan
knee-length stocking. (Putri, 2014)
 Farmakologi

Terdapat 4 kelompok obat yang dapat digunakan dalam penanganan insufsiensi


vena kronis: coumarin (α-benzopyrone), favonoid (γ-benzopyrone), saponoside
(ekstrak horse chestnut), dan ekstrak tanaman lain. Obat-obatan ini memiliki efek
venoaktif. Prinsip penggunaan obat-obat tersebut adalah untuk meningkatkan
tonus vena dan permeabilitas kapiler, meskipun mekanisme kerjanya masih belum
diketahui. Terapi farmakologi yang umum dipakai antara lain micronised purifed
flavonoid fraction (MPFF) dengan dosis 2 tablet MPFF 500 mg perhari. Perbaikan
gejala biasanya sudah tampak dalam 2 bulan penggunaan obat ini. (Putri, 2014)
Pasien datang
Anamnesis, pmx fisik, pmx
penunjang
Varicose Vein
Klasifikasi
CEAP

Reflux V.
Teleangiektasi Semua tipe
sapena
s dan retikuler vena varicose

Endovenous Ambulatory Phlebectomy


Skleroterapi +
ablation + + stocking 3 minggu
stocking
stocking 14 hari KI: reflux pada
KI: DVT percabangan
safenofemoral dan
safenopopliteal
Komplikasi
 Pigmentasi disekitar pergelangan
 Dermatitis dan plebitis perifer berulang
 Perdarahan
 Lipodermatosklerosis
 Bila gangguan hemodinamik vena tepi terus berlangsung, akhirnya
akan terbentuk tukak vena disekitar pergelangan kaki
 Emboli merupakan komplikasi varises yang paling jarang terjadi, tetapi
bisa menyebabkan kematian bila memasuki sirkulasi pulmonal.
Pencegahan
1. Hindari berdiri lama
2. Hindari memakai sepatu berhak tinggi
3. Angkat kaki anda jika memungkinkan
4. Olahraga secara teratur seperti berjalan cepat atau jogging
5. Stocking yang mendukung
6. Pengaturan berat badan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai