Suherwin
I. Pengertian :
Presbiakusis adalah tuli sensori neural (syaraf) pada
usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ
pendengaran.
2. Presbiakusis Neural
Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion
spinalis, letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan
menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul
berupa gangguan atas berfrekuensi pembicaraan atau
pengertian kata-kata.
3. Presbiakusis Strial
Dimana patologis yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis
striae berupa atropi daerah apical dan tengah dari koklea.
usia muda
Gangguan
pendengaran
dini
IV. Tanda dan Gejala
1. Penurunan kemampuan mendengar atau bahkan
hilang pendengaran
2. Kesulitan dalam menentukan arah auditorius
3. Telinga berdenging ( tinitus nada tinggi )
4. Kesulitan / kesukaran pemahaman isi percakapan
dalam berkomunikasi pada jarak tertentu dan frekuensi
tertentu
5. Timbul rasa nyeri di telinga bila intensitas suara
ditinggikan, hal ini disebabkan oleh factor kelelahan
syaraf.
V. Penatalaksanaan
- Pencegahan
- Menghindari ekspose / keterpaparan dengan suara
yang bising
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) : pelindung
telinga jika terpapar di lingkungan bising
- Tindakan
- Pengobatan : Tidak ada terapi medis/pengobatan
yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
mendengar pada klien presbikusis
- Pemasangan alat Bantu dengar ( Hearing Aid )
dikombinasikan dengan latihan membaca ( Speech
Reading ) dan latihan mendengar ( Auditori Training )
VI. Pendekatan Gerontologi
Bersama dengan proses penuaan, dapat terjadi
perubahan di dalam telinga yang dapat mengarah ke deficit
pendengaran. Beberapa perubahan terjadi pada telinga
luar kecuali bila serumen cenderung menjadi lebih keras
dan lebih kering sehingga terjadi peningkatan kemungkinan
inpaksi pada telinga tengah, membrane tympani, dapat
menjadi atrofi atau menjadi sklerotik. Telinga tengah dapat
terjadi degenerasi sel pada dasar koklea.
Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di
organ corti berupa hilangnya sel epitel syaraf yang
dimulai pada usia pertengahan. Juga dilaporkan juga
pada keadaan yang sama terjadi pula pada serabut
aferen dan eferen sel sensorik dan koklea. Disamping itu
juga terdapat penurunan elastisitas membrane basalis di
koklea dan membrane tympani.
Disamping berbagai penurunan yang terjadi pada
organ pendengaran, pasokan darah dari reseptor
neuro-sensorik mungkin mengalami gangguan
sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak
sering terganggu akibat lanjut usia.
VII. Identifikasi Gangguan Pendengaran
Dapat dilakukan dengan melakukan test :
1. Rinne Test
Dengan menghantarkan garpu tala untuk menguji/atau
mengetahui kehilangan fungsi pendengaran dengan jalan
menempatkan garpu tala yang sudah digetarkan pada
tulang di belakang telinga.
2. Weber Test
Bertujuan mengetahui / menentukan hilang pendengaran
simetris atau tidak dengan jalan menempelkan garpu tala
yang sudah digetarkan pada dahi atas.
3. Audiometri
Untuk mengetahui fungsi pendengaran frekuensi dan
jarak normal pendengaran.
IX. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan Sensori Persepsi berhubungan
dengan Gangguan Fungsi Pendengaran
2. Kerusakan Komunikasi Verbal
berhubungan dengan Ketidakmampuan
Mendengar
3. Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
berhubungan dengan Gangguan Fungsi
Pendengaran
4. Ansietas berhubungan dengan Kerusakan
Sensori