Anda di halaman 1dari 23

ASKEP PRESBIAKUSIS

Suherwin
I. Pengertian :
Presbiakusis adalah tuli sensori neural (syaraf) pada
usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ
pendengaran.

Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris


(terjadi pada kedua sisi telinga), Damayanti, 2007
Gangguan pendengaran merupakan suatu keadaaan
yg menyertai bertambahnya usia.

Dengan bertambahnya usia telah terjadi beberapa perubahan


antara lain :
1. Degeneratif primer di organ corti, berupa hilangnya
sel epitel syaraf yang dimulai pada usia pertengahan.
2. Kerusakan yang sama terjadi pula perubahan pada
sel aferen dan eferen sel sensorik dari koklea.
3. Terjadi pula perubahan pada sel ganglion spinalis
di basal koklea.
4. Terjadi penurunan elastisitas membrane basalis
di koklea dan membrane tympani.
Disamping berbagai penurunan yang terjadi pada organ
pendengaran, pasokan darah dari reseptor neuro-sensorik
mungkin mengalami gangguan sehingga baik jalur audiotorik dan
lobus temporalis otak sering terganggu karena lanjut usia.

Gangguan pendengaran pada lanjut usia dapat disebabkan oleh


berbagai sebab, disamping kenyataan bahwa jenis kelainan
pendengaran itu sendiri dan juga terdiri dari berbagai jenis
diantaranya :
A. Gangguan pendengaran tipe konduktif.
Gangguan bersifat mekanik sebagai akibat dari
kerusakan kanalis auditorius, membrane tympani atau
tulang-tulang pendengaran. Keadaan ini paling mudah
dikoreksi secara medis atau operatif.
B. Gangguan pendengaran tipe sensori-neural.
Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan
neuron akibat bising, obat yang ototoksik, reaksi
pasca radang.
- Presbiakusis, adalah hilangnya pendengaran
terhadap nada murni berfrekuensi tinggi
yang merupakan suatu fenomena yang
berhubungan dengan lanjutnya / bertambahnya
usia, bersifat simetris dengan perjalanan yang
progresif lambat
Presbiakusis terbagi menjadi empat tipe :
1. Presbiakusis Sensorik
Patologinya berkaitan erat dengan hilangnya sel rambut di
membrane basalis koklea dan karena itu khas berupa
hilangnya pendengaran nada tinggi.

2. Presbiakusis Neural
Patologinya berupa hilangnya sel neuronal di ganglion
spinalis, letak dan jumlah kehilangan sel neuronal akan
menentukan apakah gangguan pendengaran yang timbul
berupa gangguan atas berfrekuensi pembicaraan atau
pengertian kata-kata.
3. Presbiakusis Strial
Dimana patologis yang terjadi adalah abnormalitas vaskularis
striae berupa atropi daerah apical dan tengah dari koklea.

4. Presbiakusis Konduktif Koklear


Pada presbiakusis jenis ini diduga diakibatkan oleh terjadinya
perubahan mekanik pada membrane basalis koklea sebagai
akibat proses penuaan seperti :
- Tinitus, adalah suatu bising yang bersifat mendengung, bila
bernada tinggi atau rendah, bisa terus menerus atau intermitten.
Biasanya terdengar lebih keras di waktu malam/ di tempat yang
sunyi.
- Vertigo, adalah suatu keadaan tidak stabil seperti bergoyang
/berputar. Vertigo akut berputar menandakan terdapatnya lesi
organ akhir (end organ).
C. Persepsi pendengaran abnormal
Sering terdapat pada sekitar 50% lansia yang
menderita presbiakusis, yang berupa peningkatan
sensitivitas terhadap suara bicara yang keras.

D. Gangguan terhadap lokalisasi suara


Pada lansia sering kali sudah terdapat gangguan
dalam membedakan arah suara, terutama dalam
lingkungan yang agak bising.
II. Etiologi
1. Penurunan pendengaran yang terjadi pada
lanjut usia (perbiakusis), sebagian besar
disebabkan oleh adanya proses
degenerasi, proses degenerasi tersebut
meliputi :
- Degenerasi primer di organ corti
- Degenerasi pada serabut aferen dan eferen sel
sensorik dari koklea
- Penurunan elastisitas membrane basalis di koklea
dan membrane tympani
- Penurunan pasokan darah dari kapiler neuron-
sensorik
2. Faktor Resiko :
- Riwayat kesehatan keluarga dengan kasus
penurunan pendengaran
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin,
golongan obat aminoglikoid
- Eksposure/keterpaparan dengan lingkungan bising
- Kondisi-kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes.
III. Patoflow
Proses penuaan
Sel Sensorik dari koklea menghilang
Penurunan elastisitas membrane basalis di membran timpani

- Tinitus Gangguan Pendengaran tipe sensori


- Berdengung neural(bising, pasca radang)
- Nada meningkat/bising-bising
Nada menurun - Prebiakusis - Presbiakusis - Presbiakusis
- Gangguan keseimbangan Sensori Neural Strial
Gangguan Cidera - Sel rambut hilang - Hilangnya sel - Abnormal
di membran neural di ganglion vaskular strie
basalis koklea spinalis - Atropi
- Ggn. Pendengaran - Ggn. Komunikasi didaerah
nada tinggi apikal &
tengah
dari koklea
- Terjadi pd

usia muda
Gangguan
pendengaran
dini
IV. Tanda dan Gejala
1. Penurunan kemampuan mendengar atau bahkan
hilang pendengaran
2. Kesulitan dalam menentukan arah auditorius
3. Telinga berdenging ( tinitus nada tinggi )
4. Kesulitan / kesukaran pemahaman isi percakapan
dalam berkomunikasi pada jarak tertentu dan frekuensi
tertentu
5. Timbul rasa nyeri di telinga bila intensitas suara
ditinggikan, hal ini disebabkan oleh factor kelelahan
syaraf.
V. Penatalaksanaan
- Pencegahan
- Menghindari ekspose / keterpaparan dengan suara
yang bising
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) : pelindung
telinga jika terpapar di lingkungan bising
- Tindakan
- Pengobatan : Tidak ada terapi medis/pengobatan
yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
mendengar pada klien presbikusis
- Pemasangan alat Bantu dengar ( Hearing Aid )
dikombinasikan dengan latihan membaca ( Speech
Reading ) dan latihan mendengar ( Auditori Training )
VI. Pendekatan Gerontologi
Bersama dengan proses penuaan, dapat terjadi
perubahan di dalam telinga yang dapat mengarah ke deficit
pendengaran. Beberapa perubahan terjadi pada telinga
luar kecuali bila serumen cenderung menjadi lebih keras
dan lebih kering sehingga terjadi peningkatan kemungkinan
inpaksi pada telinga tengah, membrane tympani, dapat
menjadi atrofi atau menjadi sklerotik. Telinga tengah dapat
terjadi degenerasi sel pada dasar koklea.
Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di
organ corti berupa hilangnya sel epitel syaraf yang
dimulai pada usia pertengahan. Juga dilaporkan juga
pada keadaan yang sama terjadi pula pada serabut
aferen dan eferen sel sensorik dan koklea. Disamping itu
juga terdapat penurunan elastisitas membrane basalis di
koklea dan membrane tympani.
Disamping berbagai penurunan yang terjadi pada
organ pendengaran, pasokan darah dari reseptor
neuro-sensorik mungkin mengalami gangguan
sehingga baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak
sering terganggu akibat lanjut usia.
VII. Identifikasi Gangguan Pendengaran
Dapat dilakukan dengan melakukan test :
1. Rinne Test
Dengan menghantarkan garpu tala untuk menguji/atau
mengetahui kehilangan fungsi pendengaran dengan jalan
menempatkan garpu tala yang sudah digetarkan pada
tulang di belakang telinga.
2. Weber Test
Bertujuan mengetahui / menentukan hilang pendengaran
simetris atau tidak dengan jalan menempelkan garpu tala
yang sudah digetarkan pada dahi atas.
3. Audiometri
Untuk mengetahui fungsi pendengaran frekuensi dan
jarak normal pendengaran.
IX. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan Sensori Persepsi berhubungan
dengan Gangguan Fungsi Pendengaran
2. Kerusakan Komunikasi Verbal
berhubungan dengan Ketidakmampuan
Mendengar
3. Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
berhubungan dengan Gangguan Fungsi
Pendengaran
4. Ansietas berhubungan dengan Kerusakan
Sensori

Anda mungkin juga menyukai