Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN DEMENSIA

OLEH : MERRY TJANDRA


DEFINISI
• Demensia : sindrom (kumpulan gejala) penurunan
fungsi kognitif (daya ingat, daya berbahasa, daya
pikir dll) yang berat dan progresif sehingga
mengganggu fungsi aktivitas kehidupan sehari-hari
individu.
• Biasanya disertai dengan gangguan perilaku dan
gejala psikiatrik seperti gaduh-gelisah, depresi,
insomnia, marah-marah, waham (paranoid,
ditelantarkan dsb), agresivitas dan halusinasi
• Demensia tidak hanya berdampak pada
pasien, tetapi juga mempengaruhi dinamika
dan aktivitas kehidupan keluarga maupun
interaksi dgn keluarga & masyarakat sekitar.
• Prevalensi demensia terus meningkat
sementara pemahaman ttg demensia masih
kurang shg tdk jarang terjadi salah persepsi
dan tatalaksana yg kurang tepat.
• Mitos bhw demensia tdk dapat disembuhkan
sebenarnya tidak tepat untuk beberapa jenis
demensia yang ‘treatable’ (dapat diobati) dan
‘reversible’ (dapat pulih).
• Demensia yg tidak dapat pulih sebesar 60 %,
yg dapat dikendalikan 25 %, dan yang dapat
disembuhkan 15 %.
• Penyakit yang sampai kini belum ditemukan
penyebab pastinya adalah penyakit Alzheimer
dan merupakan penyebab demensia yang
paling banyak.
• Stroke dan faktor risikonya (hipertensi, DM,
hiperkolesterol) merupakan penyebab
demensia kedua terbanyak, yg seyogyanya dpt
dicegah atau dikendalikan progresivitasnya.
TANDA DAN GEJALA DEMENSIA
• Tanda dan gejala utama adalah lupa peristiwa yang
baru saja terjadi.
• Lupa peristiwa ini cukup sering dan mengganggu
aktivitas hidup individu sehingga dapat terjadi salah
paham dengan orang di sekitarnya.
• Umumnya jenis lupa berkaitan dengan peristiwa yg
baru terjadi dan tidak dapat diingat kembali
meskipun diberikan kode pengingat.
• Perubahan emosi dan perilaku pada tahap awal
dapat berupa labilitas emosi, apatis atau depresi.
• Tanda yang mencolok dan dapat diamati oleh
keluarga atau orang dekat adalah turunnya
kemampuan individu dlm melakukan aktivitas
hariannya seperti mengelola uang, berbelanja,
bepergian dan menyiapkan makanan sendiri.
• Tingkat pendidikan dan pekerjaan individu
sebelumnya perlu diperhatikan dlm
menentukan ada tidaknya penurunan
kemampuan fungsional ini.
Gejala dan tanda demensia lainnya adalah :
• Kesulitan dalam berbahasa, khususnya dalam mencari
kata untuk menyebutkan nama benda. Pembicaraan
dapat menjadi kosong, melantur, terjadi penggantian
istilah / kata /suku kata / huruf sehingga kalimat sulit
dipahami.
• Disorientasi waktu & tempat yg biasa atau pernah
dikenalnya.
• Tidak mampu membuat keputusan, menilai,
mengantisipasi situasi dan tindakan selanjutnya.
• Kesulitan dalam berpikir abstrak (hitungan,
kalimat majemuk, peribahasa dan pemahaman
konseptual)
• Menaruh benda di tempat yg tdk biasa (setrika
ditaruh dalam kulkas, atau kue ditaruh di bawah
bantal)
• Perubahan kepribadian dari kondisi sebelumnya
• Kehilangan inisiatif, acuh tak acuh dan tampak
malas.
TAHAPAN DEMENSIA
Demensia dini
• Demensia dini tidak mudah untuk dikenali, dan sering
dianggap sebagai proses penuaan sesuai usia, atau
tidak disadari sebagai gangguan mental.
• Tidak jarang keluarga atau individu menyangkal
hendaya yg dialami penyandang demensia dini.
• Individu berusaha mengkompensasikan defisit
kognitifnya dgn melakukan upaya tertentu agar tetap
dpt tampil prima (menutupi kekurangan)
• Aktivitas sosial dan perawatan diri masih baik
meskipun telah ada disorientasi waktu
Demensia sedang
• Gejala demensia sudah nyata mengganggu aktivitas
harian, dan individu menjadi tidak mandiri lagi.
• Gejala perilaku dan psikologis berupa waham, gaduh-
gelisah, depresi, insomnia, halusinasi dpt membuat
stres keluarga atau caregiver pasien.
• Komunikasi mulai sulit dan taraf kemunduran mental
kira-kira setara dengan anak berusia balita.
• Komunikasi dengan pasien diperlukan ketrampilan
tersendiri & pendekatan khusus seperti pemahaman
terhadap nonverbal gestures dan pengembangan
kreativitas untuk menyelesaikan masalah.
Demensia berat
• Individu berada pada tahap akhir dan bergantung
sepenuhnya pada caregiver.
• Keterampilan kognitif, psikomotor dan verbalisasi
sangat terbatas shg individu menjadi seperti bayi.
• Rasa sakit, gatal, panas atau dingin tidak dapat
dikeluhkan dengan baik.
• Pemeriksaan rutin kondisi fisik sangat penting agar
segera dapat diketahui bila ada komplikasi penyakit
seperti pneumonia atau dekubitus akibat imobilisasi.
TATALAKSANA
• Sampai saat ini blm ada obat khusus utk ggn
demensia
• Pengobatan bersifat simtomatik
• Gejala sangat kompleks  penanganan
bervariasi.
• Ada 3 pendekatan terapi :
1. Pendekatan psikososial :
- Care giver  mengoptimalkan kemampuan yg
masih ada
- Mengurangi perilaku yg sulit
- Menjaga keselamatannya
- Memperbaiki kualitas hidup
- Mengurangi stres thd care giver
- Memberi kepuasan kpd care giver
2. Terapi masalah perilaku  psikofarmaka :
– Depresi  antidepresan (SSRI)
– Antiansietas (short acting benzodiazepin mis.
Lorazepam)
– Antipsikotik dosis rendah seperti Haloperidol 0,5
mg
3. Terapi thd demensia :
• Inhibitor kolinesterase
Donepezil dosis 5 mg – 10 mg/hr
• Neuroprotektan : antioksidan vit E, vit B

Anda mungkin juga menyukai