DEFINISI • Demensia : sindrom (kumpulan gejala) penurunan fungsi kognitif (daya ingat, daya berbahasa, daya pikir dll) yang berat dan progresif sehingga mengganggu fungsi aktivitas kehidupan sehari-hari individu. • Biasanya disertai dengan gangguan perilaku dan gejala psikiatrik seperti gaduh-gelisah, depresi, insomnia, marah-marah, waham (paranoid, ditelantarkan dsb), agresivitas dan halusinasi • Demensia tidak hanya berdampak pada pasien, tetapi juga mempengaruhi dinamika dan aktivitas kehidupan keluarga maupun interaksi dgn keluarga & masyarakat sekitar. • Prevalensi demensia terus meningkat sementara pemahaman ttg demensia masih kurang shg tdk jarang terjadi salah persepsi dan tatalaksana yg kurang tepat. • Mitos bhw demensia tdk dapat disembuhkan sebenarnya tidak tepat untuk beberapa jenis demensia yang ‘treatable’ (dapat diobati) dan ‘reversible’ (dapat pulih). • Demensia yg tidak dapat pulih sebesar 60 %, yg dapat dikendalikan 25 %, dan yang dapat disembuhkan 15 %. • Penyakit yang sampai kini belum ditemukan penyebab pastinya adalah penyakit Alzheimer dan merupakan penyebab demensia yang paling banyak. • Stroke dan faktor risikonya (hipertensi, DM, hiperkolesterol) merupakan penyebab demensia kedua terbanyak, yg seyogyanya dpt dicegah atau dikendalikan progresivitasnya. TANDA DAN GEJALA DEMENSIA • Tanda dan gejala utama adalah lupa peristiwa yang baru saja terjadi. • Lupa peristiwa ini cukup sering dan mengganggu aktivitas hidup individu sehingga dapat terjadi salah paham dengan orang di sekitarnya. • Umumnya jenis lupa berkaitan dengan peristiwa yg baru terjadi dan tidak dapat diingat kembali meskipun diberikan kode pengingat. • Perubahan emosi dan perilaku pada tahap awal dapat berupa labilitas emosi, apatis atau depresi. • Tanda yang mencolok dan dapat diamati oleh keluarga atau orang dekat adalah turunnya kemampuan individu dlm melakukan aktivitas hariannya seperti mengelola uang, berbelanja, bepergian dan menyiapkan makanan sendiri. • Tingkat pendidikan dan pekerjaan individu sebelumnya perlu diperhatikan dlm menentukan ada tidaknya penurunan kemampuan fungsional ini. Gejala dan tanda demensia lainnya adalah : • Kesulitan dalam berbahasa, khususnya dalam mencari kata untuk menyebutkan nama benda. Pembicaraan dapat menjadi kosong, melantur, terjadi penggantian istilah / kata /suku kata / huruf sehingga kalimat sulit dipahami. • Disorientasi waktu & tempat yg biasa atau pernah dikenalnya. • Tidak mampu membuat keputusan, menilai, mengantisipasi situasi dan tindakan selanjutnya. • Kesulitan dalam berpikir abstrak (hitungan, kalimat majemuk, peribahasa dan pemahaman konseptual) • Menaruh benda di tempat yg tdk biasa (setrika ditaruh dalam kulkas, atau kue ditaruh di bawah bantal) • Perubahan kepribadian dari kondisi sebelumnya • Kehilangan inisiatif, acuh tak acuh dan tampak malas. TAHAPAN DEMENSIA Demensia dini • Demensia dini tidak mudah untuk dikenali, dan sering dianggap sebagai proses penuaan sesuai usia, atau tidak disadari sebagai gangguan mental. • Tidak jarang keluarga atau individu menyangkal hendaya yg dialami penyandang demensia dini. • Individu berusaha mengkompensasikan defisit kognitifnya dgn melakukan upaya tertentu agar tetap dpt tampil prima (menutupi kekurangan) • Aktivitas sosial dan perawatan diri masih baik meskipun telah ada disorientasi waktu Demensia sedang • Gejala demensia sudah nyata mengganggu aktivitas harian, dan individu menjadi tidak mandiri lagi. • Gejala perilaku dan psikologis berupa waham, gaduh- gelisah, depresi, insomnia, halusinasi dpt membuat stres keluarga atau caregiver pasien. • Komunikasi mulai sulit dan taraf kemunduran mental kira-kira setara dengan anak berusia balita. • Komunikasi dengan pasien diperlukan ketrampilan tersendiri & pendekatan khusus seperti pemahaman terhadap nonverbal gestures dan pengembangan kreativitas untuk menyelesaikan masalah. Demensia berat • Individu berada pada tahap akhir dan bergantung sepenuhnya pada caregiver. • Keterampilan kognitif, psikomotor dan verbalisasi sangat terbatas shg individu menjadi seperti bayi. • Rasa sakit, gatal, panas atau dingin tidak dapat dikeluhkan dengan baik. • Pemeriksaan rutin kondisi fisik sangat penting agar segera dapat diketahui bila ada komplikasi penyakit seperti pneumonia atau dekubitus akibat imobilisasi. TATALAKSANA • Sampai saat ini blm ada obat khusus utk ggn demensia • Pengobatan bersifat simtomatik • Gejala sangat kompleks penanganan bervariasi. • Ada 3 pendekatan terapi : 1. Pendekatan psikososial : - Care giver mengoptimalkan kemampuan yg masih ada - Mengurangi perilaku yg sulit - Menjaga keselamatannya - Memperbaiki kualitas hidup - Mengurangi stres thd care giver - Memberi kepuasan kpd care giver 2. Terapi masalah perilaku psikofarmaka : – Depresi antidepresan (SSRI) – Antiansietas (short acting benzodiazepin mis. Lorazepam) – Antipsikotik dosis rendah seperti Haloperidol 0,5 mg 3. Terapi thd demensia : • Inhibitor kolinesterase Donepezil dosis 5 mg – 10 mg/hr • Neuroprotektan : antioksidan vit E, vit B