Anda di halaman 1dari 11

BENDERA NEGARA

OLEH :
KELOMPOK 2

1. RILA SASMIRANI, S.Gz


2. ASRAWATI, S.Pd
3. WA MASNI, S.Pd.I
4. YENI AFRIDA, S.Pd
5. ANDRIYANI, S.Pd
SEJARAH BENDERA NEGARA

• Dalam sejarah Indonesia terbukti, bahwa Bendera Merah Putih


dikibarkan pada tahun 1929 oleh tentara Jayakatwang ketika
berperang melawan kekuasaan kertanegara dari singosari
(1222 – 1292 )
• Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa Kuno yang
memakai tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan
tentang Perang antara Jayakatwang melawan R. Wijaya
Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu
Minangkabau dalam abad ke-14, ketika Maharaja Adityawarman
memerintah (1340-1347). Warna Merah = warna hulubalang (yang
menjalankan perintah), warna putih = warna agama (alim ulama),
warna hitam = warna adat minangkabau (penghulu adat).
Warna Merah Putih dikenal pula dengan sebutan Warna Gula
Kelapa.

Di Kraton Solo Terdapat pusaka berbentuk bendera Merah Putih


peninggalan Kyai Ageng Tarub, Putra Raden Wijaya, yang
menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat Tanah Jawa yang bernama babad Mentawis (Jilid II hal
123) disebutkan bahwa ketika Sultan Agung berperang melawan
Negeri Pati tentaranya bernaung di bawah bendera Merah. Sultang
Agung memerintah tahun 1613-1645.
Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali
digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad
ke-20 di bawah kekuasaan Belanda.

Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad 20


sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun
1922 Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di
negeri Belanda dengan kepala banteng ditengah-tengahnya.

Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya


bendera, Merah Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam
Kongres Indonesia Muda di Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera
kebangsaan Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai
menggunakan bendera Merah Putih sebagai bendera nasional.
Kemudian bendera Merah-Putih bergelar “Sang” yang berarti
kemegahan turun temurun, sehingga Sang Saka berarti bendera
warisan yang dimuliakan.

Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap


bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini
ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada
tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta,
saat Proklamasi dilaksanakan. Mulai tahun 1969 Bendera Pusaka
itu tidak lagi dapat dikibarkan karena sudah tua. Sebagai gantinya
dikibarkan duplikatnya yang dibuat dari sutera alam Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945
mengadakan sidang yang pertama dan menetapkan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-
Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara


Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam
UUD 1945 pasal 35 ditetapkan pula bahwa bendera Negara
Indonesia ialah Sang Merah Putih. Dengan demikian itu, sejak
ditetapkannya UUD 1945, Sang Merah Putih merupakan bendera
kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENGGUNAAN BENDERA
NEGARA

• Kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci.


Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan
warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah
bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau
Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna
panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-
umbul abang putih).
Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambang
keberanian, kewiraan sedangkan warna Putih merupakan
lambang kesucian.
Sebagai bendera kebangsaan Sang Merah Putih memiliki
fungsi dan kedudukan, sebagai berikut :
1.      Merupakan identitas dan jati diri bangsa
2.      Merupakan kedaulatan bangsa
3.      Merupakan lambang tertinggi bangsa
Menurut pasal 12
Penggunaan bendera Negara sebagai berikut :
1. Tanda perdamaian
• Ayat 1 Digunakan apabila terjadi konflik horizontal di wilayah NKRI.
• Ayat 2 setiap pihak yang bertikai wajib menghentikan pertikaian

2. Tanda berkabung
• Ayat 1huruf b apabila presiden atau wakil presiden, pimpinan atau anggota lembaga
Negara, mentri atau pejabat setingkat mentri, gubernur, bupati, walikota, atau pimpinan
DPRD meninggal dunia

3. Penutup peti atau usungan jenazah.


• Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dapat dipasang pada presiden atau
wakil presiden, mantan presiden atau mantan wakil presiden anggota lembaga
Negara, mentri atau pejabat setingkat mentri, gubernur, bupati, walikota, anggota
DPRD, kepala perwakilan diplomatic, anggota kepolisian RI yang meninggal
dalam tugas dan WNI yang berjasa bagi bangsa dan Negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai