Anda di halaman 1dari 91

BAB 6

KALIMAT

1. Jenis Kalimat
2. Kalimat Efektif

1
Batasan kalimat (1)

Kalimat adlh satuan bahasa terkecil, dlm wujud lisan atau tulisan, yg
mengungkapkan pikiran yg utuh (Hasan Alwi, 2000: 311).
Dlm wujud lisan kalimat diucapkan dgn suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dgn intonasi akhir yg diikuti oleh
kesenyapan yg mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi
ataupun proses fonologis lainnya.

2
Dlm wujud tulisan kalimat dimulai dgn huruf kapital dan diakhiri dgn
tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!);
Sementara itu di dlmnya disertakan pula berbagai tanda baca sprti
koma, titik dua, tanda pisah, tanda hubung, dan spasi.

3
Batasan Kalimat (2)

> Kalimat: bagian ujaran yg didahului dan diikuti oleh kesenyapan,


sdngkan intonasinya menunjukkan bhw bagian ujaran itu sdh lengkap
(Gorys Keraf, 1999:185).
Konteks atau situasi akan memperjelas makna sebuah kalimat.
Maka kalimat mencakup beberapa aspek:
1. ekspresi, 2. intonasi, 3. situasi, 4. makna

4
Berdasarkan batasan di atas, beberap Contoh berikut dpt diterima sbg
kalimat.
(Keraf, 2000: 184)
1. Mari !
2. Pergi !
3. Rumah ayah.
4. Sakit hati.
5. Anak itu malas.
6. Tukang memperbaiki rumah kami.
7. Ketika hujan turun dgn lebat, kota kami kebanjiran.

5
Berdasarkan batasan di atas (G. Keraf).
Sebuah kalimat tdk harus terdiri atas konstruksi yg mengandung
subjek dan predikat, tapi juga meliputi kata dan frasa.
Jd.batasan tradisional: “Kalimat sbg kumpulan kata yg terkecil yg
mengandung pikiran atau pengertian yg lengkap “ tdk dpt diterima lagi
sbg kalimat.

6
Semua yg dikemukakan di atas (1-7) adlh kalimat, yg dpt ditangkap
maknanya dgn sempurna sesuai dgn konteks yg dimasukinya.
Berarti sebuah kalimat dapat dibentuk dari:
Sebuah kata
Sebuah frasa
Sebuah klausa
Atau gabungan dari ketiga unsur itu
Intonasi pada contoh itu mengubah konstruksi2 segmental menjadi
hidup dlm fungsi bahasa yg sebulat-bulatnya. Intonasi turut penentu
makna

7
Jenis-Jenis Kalimat

Kalimat dpt dibedakan berdasarkan hal berikut:

1. Berdasarkan jumlah inti yg membentuk sebuah kalimat


a. Kalimat Minor
b. Kalimat Mayor
2. Berdasarkan kontur yg ada pd.sebuah kalimat.
a. Kalimat Minim
b. Kalimat Panjang

8
3. Berdasarkan pola-pola dasar yg dimiliki
sebuah kalimat.
a. Kalimat Inti
b. Kalimat Luas
c. Kalimat Transformasi

9
4. Berdasarkan ragam (diatesis) kalimat.
a. Kalimat Aktif
b. Kalimat Pasif
5. Berdasarkan urutan katanya.
a. Kalimat normal
b. Kalimat inversi
6. Berdasarkan jumlah pola dan hubungan antar
pola dlm sebuah kalimat.
a. Kalimat Tunggal
b. Kalimat Majemuk

10
7. Berdasarkan Tujuan atau Sasaran yg akan
dicapai.
a. Kalimat Berita
b. Kalimat Tanya
c. kalimat Perintah
d. Kalimat Harapan
e. Kalimat Pengandaian

11
Keterangan :

I. Kalimat Minor versus Kalimat Mayor


Sdh ditegaskan di atas (G. Keraf), sebuah kalimat tdk hanya terdiri dari
konstruksi subjek dan predikat, tapi juga meliputi kata dan frasa. Dgn
demikian, setiap kalimat akan memiliki unsur inti dan unsur pusat yg
membentuk konstruksi itu. Ada kalimat yg hanya terdiri atas satu unsur
inti, dan ada juga yg terdiri atas dua unsur inti atau lebih. Dgn demikian
kalimat dpt dibagi: Minor dan Mayor

12
a. Kalimat Minor, yaitu kalimat yg hanya meng-
andung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh:
1. Diam! 4. Yang baru!
2. Pergi! 5. Yang akan datang!
3. Amat Mahal! 6. Sudah siap!
Kata-kata diam, pergi, mahal, baru, datang,
siap merupakan inti dari kalimat-kalimat itu.
Maka disebut kalimat minor .

13
b. Kalimat Mayor, kalimat yg sekurang2nya
mengandung dua unsur inti.
contoh:
7. Ia mengambil buku itu
8. Dia ada di dalam
9. Kami pergi ke Bandung
10. Adik sedang membaca bukuitu ketika
ayah pulang dari kantor
11. Ibu segera berangkat ke rumah sakit
menengok Paman, tetapi Ayah menunggu
kami di rumah, karena kami masih berada
di sekolah.
14
Kalimat2 di atas mengandung dua inti atau lebih: ia
mengambil; dia ada; kami pergi; adik membaca; ibu berangkat
– ayah menunggu. Karena terdapt dua inti maka disebut
kalimat mayor.

15
II. Kalimat Minim Versus Kalimat Panjang
Kalimat ini didasrkan pada jumlah kontur yg
mungkin diturunkan dari sebuah kalimat. Kontur adalah
suatu bagian dari arus ujaran yg diapit oleh dua
kesenyapan.
Pengertian kontur, lihat kalimat (1-11) di atas!
Dari segi kontur, kalimat (1-5) tdk dpt dipecah atas 2
kontur atau lebih karena kata amat, yang, akan tdk
dapat muncul sendirian dlm sebuah kalimat. Kata2 itu
hrs bergabung terlebih dahu dgn kata-kata lain, baru
dpt muncul dlm kalimat.

16
Sebaliknya, kalimat (6) dpt dipecah dlm dua kontur krn
baik kata sudah, maupun siap masing-masing dapat
muncul sendiri dalam kalimat. Sdngkn dlm pembagian
kalimat berdasarkan inti kalimat, kalimat (6) ini
dimasukkan dlm satu kelompok dgn kalimat (1-5) krn
hanya mengandung satu inti.
Kalimat (7-9) dan seterusnya dpt dipecah atas 2
kontur atau lebih krn semua atau hampir semua kata
dlm kalimat2 itu dpt muncul sbg kalimat.

17
Kalimat (7) dpt dipecah atas 4 kontur, kalimat (8-9)
masing-masing dpt dipecah atas 3 kontur, kalimat (10) dpt
dipecah 7 kontur, kalimat (11) dpt dipecah 14 kontur. Dgn
demikian kalimat (6-11) disebut kalimat panjang krn dpt
dipecah atas dua kontur atau lebih.

18
III. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
Jenis kalimat mayor yg hanya terdiri atas dua kata
dan sekali gus menjadi inti kalimat itu, disebut kalimat
inti. Kalimat inti adalah sebuah kalimat mayor, tapi
memiliki ciri2 beikut.
1. Kalimat inti hanya terdiri atas dua kata
2. Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3. Tata urutnya adalah subjek mendahului predikat
4. Intonasinya adlh intonasi berita yg neteral, artinya
intonasinya tdk boleh menyebabkan perubahan
atau pergeseran makna leksikal.

19
Kalimat luas adlh kalimat inti yg sdh diperluas dgn kata2
baru, shga tdk hanya terdiri atas dua kata, tapi lebih.
Sebaliknya kalimat tranformasi adlh kalimat init yg sdh
mengalami perubahan atas ke-4 syarat di atas yg berarti
mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat
transformasi blm tentu kalimat luas. Klaimat
tranformasi dpt dilakukan dgn menambah jumlah kata
yg membentuk kalimat itu (= kalimat luas) atau dpt juga
dilakukan dgn memperbanyak unsur inti. Kalimat
transformasi dpt juga dilakukan dgn mengubah tata
urut dan intonasinya.

20
Misalnya, dari kalimat inti “Adik menangis” dpt
diperoleh kalimat2 transformasi di bawah ini.
1. Dgn menambah jumlah kata, tanpa menambah
jumlah inti, sekaligus juga adlh kalimat luas: “Adik
menangis tersedu-sedu”
2. Dgn menambah jumlah inti, sekaligus juga adlh
kalimat luas: “Adik menangis dan merengek kpd
ayah utk dibelikan mobil”
3. Dgn prubahn tataurut kata: “Menangis adik”
4. Dengan perubahan intonasi:
a. Adik menangis.
b. Adik menangis?

21
Jadi, dgn contoh di atas maka, sebuah kalimat transformasi adlh
kalimat yg sdh mengubah salah satu atau semua prasyarat tersebut di
atas, sebaliknya kalimat luas adlh kalimat transformasi yg mengubah
syarat jumlah kata dan atau jumlah inti kalimat.

22
IV. Kalimat Aktif dan Pasif

A. Kalimat aktif: jika subjek kalimat menjadi agens


(pelaku) dari perbuatan yg menjadi predikat kalimat,
misalnya:
1. Saya sdh membaca buku itu setahun yg lalu
2. Pemuda itu menjalankan mobil itu dgn cepat
3. Engkau sdh mendapat giliran menghadap pimpinan
4. Ayah membelikan adik sebuah sebuah baju
5. Ayah membelikan sebuah baju utk adik
6. Pimpinan menyerahkan pekerjaan yg berat pada kami
7. Pimpinan menyerahi kami pekerjaan yg berat

23
Kalimat verbal ada 2 :
1. Kalimat verbal transitif: predikatnya adlh kata kerja
transitif yg menghendaki objek. Contoh: > kami
membaca buku itu hingga tamat
> Anak2 menhabiskan nasi kuning itu
> Ayah membeli sebuah baju utk adik
> Pemilik restoran menyuguhi kami makanan
yg lezat.
2. Kalimat verbal intransitif: predikatnya adlh
kata kerja intransitif yg tdk menghendaki
objek. Contoh…

24
Contoh:
1. Saya bangun pukul tujuh
2. Ia datang kemarin pagi
3. Para wisatawan telah pulang ke negerinya masing-masing

25
B. Kalimat Pasif, subjek kalimat menjadi patiens
(penderita) akibat perbuatan yg menjadi predikat
kalimat. Semua kalimat aktif di atas, dpt diubah
menjadi kalimat pasif sbb.
1. Buku itu telah saya baca setahun yg lalu
2. Mobil itu dijalankan oleh pemuda itu dgn cepat
3. Giliran sdh kau dapat utk menghadapi pimpinan
4. Adik dibelikan ayah sebuah baju
5. Sebuah baju dibelikan oleh ayah utk adik
6. Pimpinan menyerahkan pekerjaan yg berat pada kami
7. Pekerjaan yg berat diserahkan oleh pimpinan kepada kami
(Kami diserahi pekerjaan yg berat oleh pimpinan)

26
V. Kalimat Normal dan Kalimat Inversi
Pembagian kalimat ini didasarkan pd.
Susunan kata. Susunan kata dlm bahasa
Indonesia adalah:
S -P- O- K atau S-P-K-O atau
Sk-P-O-K atau Sk-P-K-O,
(disebut kalimat normal)
Jika predikat mendahului subjek maka kalimat itu
disebut kalimat inversi.
Contoh ….

27
Contoh:
Kalimat normal:
1. Saya bangun pagi-pagi
2. Wisatawan itu pulanglah ke negerinya masing-
masing
3. Dia membaca buku itu
4. Adik mengangkat meja itu ke dalam rumah
5. Meja itu diangkat Adi ke dalam rumah

28
Contoh
Kalimat inversi
1. Bangun saya pagi-pagi
2. Pulanglah wisatawan itu ke negerinya masing-masing
3. Dibacanya buku itu
4. *Mengangkat Adi meja itu ke dalam rumah
5. Diangkat Adi meja itu ke dalam rumah

29
VI. Kalimat Tunggal dan Kalimat majemuk

A. Kalimat Tunggal: Kalimat yang hanya terdiri


atas dua unsur inti dan boleh diperluas dgn
satu atau lebih unsur2 tambahan, asal
unsur2 tambahan itu tdk membentuk pola yg
baru.
Dgn demikian, semua kalimat inti termasuk dlm
pengertian kalimat tunggal, sementara itu ada juga
kalimat luas atau kalimat transformasi termasuk kalimat
tunggal. Misalnya:

30
Misalnya:
1. “Adik menangis” adlh kalimat mayor, kalimat inti, kalimat tunggal,
tapi bkn kalimat luas
2. “Menangis adik” adlh kalimat mayor, kalimat tunggal, bkn kalimat
inti, dn bkn kalimt luas
3. “Kemarin saya belajar di rumah” adlh kalimat mayor, kalimat
tunggal, kalimat luas, dan bkn kalimat inti

31
B. Kalimat Majemuk:

Kalimat majemuk adalah kalimat yg memiliki dua pola


kalimat atau lebih. Minimal berpola:
[S-P, S-P]
Bila sebuah kalimat inti diperluas, sehingga unsur-
unsur perluasan itu membentuk satu pola baru atau
lebih, maka kalimat itu disebut kalimat majemuk.
Jd.dlm kalimat majemuk akan dijumapai paling kurang
dua pola kalimat dan tiap-tiap pola boleh diperluas lagi
dgn satu atau lebih unsur-unsur tambahan.

32
Misalnya:
1. Ali menyelesaikan, ia pulang
2. Adik bermain di halaman, tetapi kakak melarangnya
3. Kita patut bersyukur kepada Tuhan bahwa semua ketidakadilan
akan hancur

33
Ketiga kalimat di atas berturut-turut mengan-dung dua
pola, sbb.:
1. Ali menyelesaikan, ia pulang [S-P,S-P]
2. Adik bermain, kakak melarangnya
3. Kita bersyukur , ketidakadilan hancur
Jd. kalimat (1-3) adlh kalimat majemuk karena terdiri
atas dua pola.
Maka tungal dan majemuk suatu kalimat hrs dilihat dari
banyaknya pola kalimat yg ada pd.sebuah kalimat.

34
Kalimat Efektif

Kalimat Efektif
“Klmt yg dpt mengungkapkan gagasan penutur/penulis (sender) scr tepat
sehingga dpt dipahami olh pendengar/pembaca (resiver) scr tepat pula.”
Scr singkat :
“Kalimat yg diungkapkan dgn tepat dan
dapat dipahami dgn tepat”

Kalimat Efektif
hrs mempunyai sifat-sifat yg:
singkat, jelas, padat, dan benar
35
Ciri-Ciri Kalimat Efektif sbb.:

Singkat :Tidak bertele-tele/tdk boros


Jelas : Mudah dipahami
Padat : Sistematik/berurutan
Benar: Sesuai dgn aturan/norma yg berlaku

36
Kalimat efektif hrs memiliki:

1. Kesatuan gagasan
2. Kepaduan unsur
3. Keparalelan bentuk
4. Ketepatan makna
5. Kehematan kata
6. Kelogisan bahasa

37
a. Kesatuan gagasan:
Brdsrkn agenda sekretaris manajer personalia akan
memberi pengarahan kpd pegawai baru (tdk jelas
siapa yg memberi pengarahan)

b. Kepaduan unsur (koherensi)


saya punya rumah baru saja diperbaiki (struktur
tidak benar/rancu)

38
c. Keparalelan Bentuk
Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku,
membuat katalog, dan buku-buku diberi label

d. Ketegasan Makna
Kita akan ujian semester bulan Desember (bukan
mereka)

39
e. Kehematan kata
Saya melihat dgn mata kepala saya sendiri bhw mhs
itu belajar seharian dari pagi sampai petang

f. Kelogisan Bahasa
Kpd Bpk Dekan, waktu dn tmpt kami persilahkan.
(waktu dan tempat tdk perlu dipersilahkan)

40
Latihan-8
1. Jelaskan pengertian kalimat efektif!
2. Dalam kalimat efektif mengandung pengertian: a. jelas, b. padat, c.
benar, dan d. singkat. Jelaskan maksudnya !
3. Buat dua contoh kalimat tidak efektif dan kemabalikan pada kalimat
efektif!
4. Sebtukan kegunaan kalimat efektif!
5. Bilakah kita menggunakan kalimat efektif!

41
BAB 7

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN


(EYD) DAN KATA DEPAN

42
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

EJAAN:
Kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb.) dlm
bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

scr teknis:
“cara penuliskan bunyi ke huruf, dan tanda baca”

43
Ejaan yg pernah berlaku scr resmi ada tiga:
(1) Ch.A.Van Ophuysen (1901)
(2) Swandi/Republik (1947)
(3) EYD (1972)

Sebelum ejaan Ophuysen pernah berlaku ejaan:


1. Van de Wall
2. Klinkert
Tetapi ejaan ini semata-mata utk pemakaian
ejaan bhs. Belanda di Indonesia

44
Perubahan huruf dlm tiga ejaan bhs. Indonesia:
VAN OPHUYSE SOEWANDI EYD
(1901 – 1947) (1947 – 1972) (Mulai 16 Agustus 1972)

khoesoes chusus khusus

Djoem’at Djum’at Jumat

Ja’ni jakni yakni

pajoeng pajung payung

tjoetjoe tjutju Cucu

soenji sunji sunyi

45
A. Ruang Lingkup EYD:
1. Pemakaian Huruf:
1. abjad, 2. vokal, 3. konsonan, 4. pemenggalan, 5. nama diri
2. Penulisan Huruf:
1. huruf kapital
2. huruf miring
3. Penulisan Kata:
1. kt. dasar, 2. kt. turunan, 3. kt. ulang, 4. gabungan kata, 5. kt. ganti kau,
mu, dan-nya, 6. kt. depan di-, ke-, dari, 7. kt. Sandang si, hang, dan sang, 8.
partikel, 10. singkatan, dan akronim, dan 10. angka dan lambang bilangan

46
4. Penulisan unsur serapan:
kaidah penulisan unsur serapan, terutama dri bhs. Asing
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)

47
Unsur Serapan
Proses Penyerapan Kata ada tiga:

1. Adopsi
Proses adopsi adlh terserapnya bhs asing krn pemakai bhs tersebut
mengambil kata bhs asing yg memiliki makna sama scr keseluruhan
tanpa mengubah lafal atau ejaan dgn bhs. Indonesia.
contoh:
hotdog, shuttle cock, reshuffel, plaza,supermarket, cocacola,
sprite, dll.

48
2. Adaptasi
Proses adaptasi adlh diserapnnya bahasa asing akibat
pemakai bahasa mengambil kata bahasa asing, tetapi
ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan
dgn aturan bahasa Indonesia.
Contoh:
- Option = opsi
- Fluctuate = fluktuasi
- Organization= organisasi
- Maximal = maksimal
- Taxi = taksi

49
3. Pungutan
Masuknya bhs asing ke dlm bhs Indonesia terjadi akibat
pemakai bhs mngambil konsep dasar yg ada dlm bhs
sumbernya, kmudian dicarikn padanan katanya dlm bhs
Indonesia. Cara ini dpt dsebut juga dgn konsep
trjemahn, di mana kata serapan dhasilkn dgn cara
mnerjmhkn kata/istilah trsebut tanpa mngubah makna
kata tersebut.
Contoh:
- Sprae part = suku cadang
- Try out = uji coba
- Overlap = tumpang tindih
- Shuttle ship = pesawat ulang alik
50
B. Pemenggalan Kata:
Pemenggalan Kata
• Swasta... swas-ta,
• makhluk...makh-luk,
• saudara…sau-da-ra,
• harimau…ha-ri-mau,
• mau…ma-u,
• instrumentalia...in-stru-men-ta-lia
Dlm pergantian kolom/baris usahakan yg dipenggal bukan kata dasar.
Makanan ---------- makan-an
memmembantu--------- mem-bantu
Pergilah ---------- pergi-lah
Dlm pergantian kolom/baris usahakan tdk memenggal hanya satu huruf
itu---------- it-
u
Itu --------- i-
tu

51
Huruf Kapital
* Huruf pertama petikan langsung:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Besok pagi aku akan berangkat,” kata Ibu.

* Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yg diikuti nama orang.
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
tapi: Pergi ke rumah sultan.

52
* Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yg
diikuti nama orang atau sbg pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat
Bupati Bekasi
 Profesor Sartika

Tapi: Siapakah gubernur yg baru dilantik itu?


Siapakah Gubernur Sumatera Utara
Pergi ke rumah profesor
Pergi ke rumah Profesor Supomo

53
* Huruf pertama unsur-unsur nama orang
Hamdan Wage Rudol Supratman Siregar
Halim Perdanakusuma (Halim Perdana Kusuma)
* Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa
bangsa Indonesia, suku Sunda,
bahasa Inggris

Tulis dengan benar!


kami belajar bahasa indonesia (?)
istrinya suku sunda (?)

54
* Huruf pertama nama geografi
Kali Berantas
Danau Toba
Tulis dgn benar!
pergi ke danau
pergi ke danau toba
mendaki gunung kerinci

55
• Huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali di, ke, dari, dan, yang, untuk tdk pd posisi awal
Bacalah buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Bacalah surat kabar Sinar Pembangunan

* Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan

DR., Dr., dr. {DR., Dr., dr. Philip Siregar}


Prof. Dr. M.Kes. {Prof., Dr. Jhon Piter Sinaga, M.Kes.}
Brigjen. {Brigjen Otto Sianipar)
Tn., Ny., Sdr., Bu {Tn. Benhard, Ny. Susi, Sdr. Rudi, Bu Ida)
tapi: dr. Suryadi Diningrat
Marina, S.H. (Marina Sarjana Hukum)
Marina S.H. (Marina Sri Handayani?)
Marina. S.H. (pemakaian titik stlh nama salah)
M.S.H. (Marina Sindi Handayani?)

56
* Huruf pertama kata-kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan
paman yg dipakai dlm penyapaan dan pengacuan
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Surat Saudara sudah saya terima
“Dekat sini, Dik!” Kata Udin
* Huruf pertama kata ganti Anda
Sudahkah Anda rapi?

57
Kata Turunan
Gabungan kata yg mendapat awalan dn akhiran:
garis bawah ………….. menggarisbawahi
hancur lebur………….. penghancurleburan

58
Perbedaan
singkatan dan akronim
SINGKATAN AKRONIM

a. Dibaca dengan cara mengeja a. Dibaca/diperlakukan sebagai kata

b. Bentuk yg diperpendek yg terdiri dari b. Singktan yang berupa gabungan huruf

satu huruf atau lebih awal , gabungan suku kata, atau

gabungan huruf dan suku kata

P.S., UI, DPR, S.E, S.H., M. Pd., M.B.A., ABRI, Akabri, USU, SIM, IKIP, Unimed,

SMTK, STM, S.T.M., Depdikbud, Sumut, Gubsu,

dsb., dll., u.p., a.n. radar, tilang, pemilu, rapim, rudal

59
Angka dan Lambang Bilangan

1. Lambang Bilangan Tingkat dpt dilakukan sbb.


abad XX, abad ke-20, abad kedua puluh
Ultah XVII, Ultah ke-17, Ultah ketujuh belas

60
2. Lambang bilangan yg dpt dinyatakan dgn satu atau
dua kata ditulis dgn huruf kecuali jika beberapa
lambang bilangan dipakai secara berurutan, sprti dlm
perincian dan pemaparan.
Amir menonton drma itu sampai tiga kali
Di antara 72 anggota yg hadir, 52 org setuju, 15 org
tdk setuju, dan 5 org suara blangko.

61
Tanda Titik
• Tanda titik dipakai dlm angka atau huruf dlm suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
• Contoh Penulisan Terbaru (Dikti: 2014)
BAB II
2.1 POLITIK BAHASA NASIONAL………………………...
2.1.1 Pengantar………………………………………….…
2.1.2 Pengertian Dasar ……………………………..….
2.1.2.1 Kebijaksanaan Nasional………..…..
2.1.2.2 Kedudukan dan Fungsi………..…….
62
Contoh penulisan di USU, F. Sastra (FIB:2015)

BAB II
2.1 POLITIK BAHASA NASIONAL…………………..
2.1.1 Pengantar…………………………………..…………
2.1.2 Pengertian Dasar ………………………..……….
2.1.2.1 Kebijaksanaan Nasional……………..……..
2.1.2.2 Kedudukan dan Fungsi……………..……….

63
> Tanda titik dipakai utk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yg menunjukkan waktu
Pkl. 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

> Tanda titik dipakai utk memisahkan angka jam, menit,


dn detik yg menunjukkan jangka waktu
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
00.00.30 jam (30 detik)

64
Tanda Koma
• Dipakai di antara unsur-unsur dlm suatu perincian atau pembilangan
- Saya membeli kertas, pena, dan tinta
- Satu, dua,… tiga!
• Dipakai utk memisahkan kalimat setara yg didahului kata seperti atau
tetapi
- Saya ingin datang, tetapi hari hujan
- Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim

65
• Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
antara lain, oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi
• …. Oleh karena itu, kita hrs hati-hati
• …. Jadi, soalnya tidak semudah itu
• Dipakai utk memisahkan kata o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain
yg terdapat dalam kalimat

66
• O, begitu?
• Wah, bukan main!
• Kasihan, orang tuanya sdh cerai

67
Tanda Hubung
• Menyambung suku-suku kata dasar yg terpisah oleh pergantian baris
- Di samping cara-cara lama ada ju-
ga …
- bedakan:meng-ukur jalan/me-ngukur kelapa
Tidak dibenarkan:
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu……. atau………………………………………….it-
u…

68
• Untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata
atau ungkapan dan penghilangan bagian kelompok
kata
- bedakan:Ber-evolusi/be-revolusi
- Dua-puluh lima-ribuan/dua puluh lima ribuan
- Untuk merangkai unsur bhs Indonesia dgn unsur bhs.
asing
- di- smash, di-tacle, ber-fluktuasi

69
KATA DEPAN DAN AWALAN
A. KATA DEPAN Arti suatu kata tugas ditentukan bkn
Dalam ilmu Bahasa kata depan oleh kata itu scr lepas, melainkan olh
termasuk kelas kata tugas. Kata tugas kaitannya dgn kata lain dlm frasa atau
ada 5 kelompok: 1. preposisi (kata kalimat.
depan), 2. konjungtor, 3. iterjeksi, 4. Mis: Ayah dan ibu ke pasar
artikula, 5. partikel penegas. Yg
Ciri kata tugas, kedua, hampir
dibahasa dlm meteri ini adlh preposisi
semua tdk dpt menjadi dasar utk
atau kata depan.
membentuk kata lain.
Ciri kata tugas, pertama, kata tugas
hanya mempunyai arti gramatikal dan Mis: kata datang … bisa dibentuk
tidak memiliki arti leksikal. menjadi mendatangi,mendatangkan,
kedatangan, dll.
70
Kata tugas tidak demikian, seperti: Awalan: imbuhan yg dirangkaikan
di-, ke-, dari-, pada, kepada, di depan kata; (prefiks)
daripada, dll.
C. KATA DEPAN DAN AWALAN
B. AWALAN (di-, ke- : bisa sbg awalan, bisa sbg
Imbuhan: (yg berupa awalan, kata depan).
sisipan, akhiran) pd. Kata dasar Jika kata depan ditulis terpisah
utk membentuk kata baru. Istilah Jika awalan ditulis serangkai
lain disebut dgn Afiks.

71
Jika kata depan melekat pd. Ket. Perhatikan contoh berikut:
Tempat
Saya tinggal di sini (kt. Depan)
Jika awalan pd.umumnya melekat
pada kata kerja, kecuali ketua, Dia dikejar anjing (awalan)
kekasih, kesatu, dll. Dia datang ke sana (kt. Depan)
Kata depan yg sudah dianggap lazim
dtulis serangkai sprit: kepada, Ketua, kekasih : sudah satu kata
daripada. bkn kata depan dan bkn awalan)
Daripada: dipakai hanya utk
menyatakan perbandingan. Misalnya: Surat itu dikeluarkan di Jakarta
*Dosen itu lbh muda daripada (awalan , dan kata depan).
mahasiswanya. Dewi lbh tinggi daripada Dwi
*Daripada mati lebih baik (membandingkan)
menyerah  Dia datang dari Surabaya (asal)

72
Latihan
1. Apa yg dimaksud dgn ejaan? 6. Bilakah Bahasa itu dikatakan
2. Jelaslan manfaat EYD! baik? Bila dikatakan benar?
3. Bila di-, dan ke- sbg kata depan Jelaskan dgn memberikan
dan sbg awalan? Jelaskan! contoh! ( dalam kaliamat)
4. Jelaskan pemakaian kata 7. Jelaskan perbedaan diftong dan
daripada! gabungan konsonan dgn
5. Jelaskan pebedaan singkatan konsonan berurutan, kemudian
dan akronim, dan berikan
contoh diluar contoh yg sdh berikan contoh, lebih dari dua.
ada dlm diktat 8. Jelaskan perbedaan gabungan
73
8. Jelaskan perbedaan gabungan 12. Bilakah digunakan huruf tebal?
konsonan dan konsonan Jelaskan dgn memberikan contoh!
berurutan, kemudian berikan 13. Bilakah garis bawah digunakan?
contoh lebih dari tiga Jelaskan dgn memberikan contoh!
9. Buat sepuluh kailmat yg 14 Jelaskan perbedaan pemakaian
mempergunakan kalimat DR., Dr., dr. berikan contoh
langsung
masing-masing!
10. Sebutkan ejaan yg pernah
15. Bilakah digunakan partikel -tah ?
berlaku di NKRI?
Jelaskan dengan contoh!
11. Bilakah digunakan huruf miring?
16. Jelaskan pemakaian kata dari dan
Jelasakan dgn contoh!
daripada, pada suatu kalimat, dan
berikan contoh!

74
17. Jelaskan perbedaan tanda 19. Jika gelar akademikmu lebih
hubung dan tanda pisah? dari tiga, atau bahkan empat,
Berikan contoh! ditulis di depan nama dan di
belakang nama, bagaimana
18. Berikan contoh (tulis dalam norma/anjuran EYD utk
kalimat) menggunakan kata menggunakannya, berikan
jam dan pukul (pkl.). contoh!
20. Jelaskan perbedaan akronim
dan singkatan! Berikan
contoh, selain dari contoh yg
terdapat pd slide Anda!

75
BAB 8

MAKNA KATA DAN ISTILAH

76
A. MAKNA

Makna adlh pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat


pd.sebuah tanda linguistik
Dgn kata lain makna adlh pengertian atau konsep yg dimiliki oleh
setiap kata atau leksem.
Di dlm penggunaannya dlm pertuturan yg nyata makna kata atau
leksem itu sering dan mungkin juga biasanya, terlepas dai pengertian
atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya.

77
Misalnya, kata buaya, dlm kalimat berikut, sdh terlepas
dari konsep asal dan acuannya.
“Dasar buaya ibunya sendiri ditipunya.”
Jd.banyak pakar mengatakan bahwa kita baru dpt
menentukan makna sebuah kata apabila kata itu sudah
berada dlm konteks kalimatnya. misalnya:
1. Adik jatuh dari sepeda
2. Dia jatuh dlam ujian yg lalu
3. Dia jatuh cinta pada gadis itu
4. Kalau harganya jatuh lagi kita akan bangkrut

78
Macam-macam makan

Karena bahasa itu digunakan utk berbagai kegiatan dan keperluan dlm
kehidupan bermasyarakat, maka bahasa itu pun bermacam-macam bila
dilihat dari segi atau pandangan yg berbeda. Adapun macam-macam
makna dpt dikemukakan, sbb.:

79
1. Makna denotatif dan konotatif
2. Makna leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual
3. Makna Referensi dan Non-Referensi
4. Makna Konseptual dan Makna Asosiasi
5. Makna Idiom dan Pribahasa

80
1. Makna Denotatif dan makan Konotatif

1a. Makan denotatif: makna asli, makna asal, atau


makna sebenarnya yg dimiliki olh sebuah
leksem.
Jadi makna denotatif dpt dilihat pd.kamus,
sehingga makna denotatif sama dengan
makna leksikal.
Misalnya, kata kurus, ramping, kerempeng lihat
saja maknanya pada kamus bhs. Indonesia
1b. Makan konotasi adlh makna lain yg ditambahkan
pd.makna denotatif tadi yg berhubungan dgn
nilai rasa dari orang atau kelompok orang yg
menggunakan kata tsb.

81
Misalnya:
Kata kurus, ramping, kerempeng scr denotatif ketiga
kata ini bersinonim, tapi ketiganya memiliki konotasi
yang tidak sama.
Kurus berkonotasi netral, ramping berkonotasi positif,
dan kerempeng berkonotasi negatif.
Konotasi sebuah kata bisa berbeda antara seseorang
dgn orang lain, antara satu daerah dgn daerah lain,
antara satu masa dgn masa yg lain. Kata buaya ada
denotasi, ada konotasi, tergantung pemakaian dan nilai
rasa orang atau kelompok org yg menggunakan

82
2. Makna Leksikal, Gramatikal, dan Kontekstual

2a. Makna leksikal adlh makna yg dimiliki atau


ada pd.leksem meski tanpa konteks apapun.
Jd.makna leksikal adlh makna yg sesuai dgn
hasil observasi indra kita, atau makna apa
adanya
Misalnya: kata kuda lihat saja maknanya
pd.kamus bahasa Indonesia
2b. Makna gramatikal adlh makna yg terjadi
proses gramatikal, sprti afiksasi, reduplikasi,
komposisi
83
2c. Makna kontekstual adlh makna sebuah
leksem atau kata yg berada di dlm satu
konteks. Misalnya kata jatuh pada contoh
sebelumnya

3. Makna referensi dan nonreferensi


3a,dan b. Mana refernsi adlh makna yag ada
referennya, atau acuannya. Misalnya kata kuda,
merah krna ada acuannya dlm dunia nyata.
Sebaliknya kata dan, bahwa, karena, dll. Tdk
bermakna referensial krn tdk ada referennya
atau disebut makna nonreferensi
84
4. Makna Koseptual dan Makna Asosiasi
4a. Makna Konseptual adlh makna yg dimiliki
sebuah leksem terlepas dari konteks atau
asosiasi apapun. Misalnya kata kuda makna
konseptualnya ada pada kamus. Maka, makna
koseptual sama dgn makna leksikal dn denotatif

4b. Makna asosiasi adlh makna yg dimiliki sebuah


leksem atau kaa yg berkenan dgn adanya
hubungan kata itu dgn sesuatu berada di luar
bahasa. Misalnya kata buaya berasosiasi dgn
jahat atau juga kejahatan
85
5. Makna Idiom dan Pribahasa
5a. Makna idiom adlh maknanya tdk dapat
diramalkan dari makna unsur-unsurnya , baik scr
leksikal maupun scr gramatikal. Contoh.
“Membanting tulang” … kerja keras
“Menjual gigi” … tertawa keras-keras, dll.
5b. Makna pribahasa adlh makna yg masih dpt
ditelusuri atau dilacak dari makna unsur2nya
krna adanya asosiasi antara makna asli dgn
maknanya sbg pribahasa. Misalnya:
“Tong kosong nyaring bunyinya”
Krna tong yg kosong bila dipukul akan nyaring
86
B. ISTILAH

Istilah adlh kata atau gabungan kata yg dgn cermat mengungkapkan


makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yg khas dlm bidang tertentu.
Atau kata atau gabungan kata yg digunakan dlm konteks tertentu atau
bidang tertentu
Istilah mempunyai makna yg pasti , yg jelas, yg tdk meragukan
meskipun tanpa konteks kalimat.
Sering disebut istilah itu bebas konteks, sedngkn kata tdk bebas
konteks

87
Dalam perkembangan bahasa sejumkah istilah krn
sering digunakan, lalu menjadi kosa kata umum.
Artinya istilah itu tdk hanya digunakan dlm bidang
keilmuan atau bidang tertentu, tetapi tlh digunakan scr
umum, di luar bidangnya.
Misalnya: istilah akseptor, spiral, akomodasi, virus, dll.
Telah manjadi kosa kata umum.
Tetapi istilah debil, embisil, morfem, allofon, dll. Masih
tetap sbg istilah dlm bidangnya, blm menjadi kosa kata
umum.

88
Relasi Antarkata
1. Polisemi dan Homonim
2. Sinonim dan Antonim

89
PERUBAHAN MAKNA
1. Meluas
2. Menyempit
3. Amelioratif
4. Peyoratif
5. Sinestesia
6. Asosiasi

90
Latihan-6
1. Jelaskan perbedaan makna denotatatif dan makna konotatif? Berikan contoh!
2. Bilakah makna suatu kata dapat berubah? Jelakan!
3. Sebutkan perbedaan makna kontekstual dan makna konseptual! Berkan contoh!
4. Uraikan perbedaan: a. Homonim, b. Homograf, dan c. Homofon. Berikan contoh
masing-masing!
5. Berikian contoh makna: a. amelioratif, b. peyoratif
6. Berikan contoh: makna : a. sinestesi , b. asosiasi
7. Kalimat:
a. Adik jatuh dari atas pohon
b. Dia jatuh dalam ujian yang lalu
Jelaskan perbedaan makna kata jatuh dlm kalimat di atas!

91

Anda mungkin juga menyukai