Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS/ CASE REPORT SESSION (CRS)

DIABETES MELITUS TIPE 2

Pembimbing: dr. Fenny Febrianty, Sp.PD


Oleh:
Imam Agasi(G1A219002)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
2015
Identitas Pasien
a. Nama : Ny. W
b. Usia : 55 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status : Menikah
Skenario
Ny.W, 55 tahun datang ke igd RSUD Raden Mattaher

dengan keluhan badan lemas sejak 1 hari yang lalu,


sering lapar & haus sejak 3 bulan, vital sign dbn, GDS
350, urin keton (+). BB: 60 kg TB: 170 cm
1. Anamnesis Tambahan
1. Sudah berapa lama menderita penyakit atau keluhan seperti ini?

2. Apakah sebelumnya pernah mengalami kejadian seperti ini juga?

3. Apakah sudah mencari pengobatan?

4. Jika sudah apakah rutin minum obat?

5. Apakah sudah mengkonsumsi obat tsb dalam 1x24 jam hari ini?

6. Apakah sudah makan atau minum sejak 8 jam terakhir?

7. Apakah sering BAK di malam hari?


8. Apakah ada penurunan berat badan?
9.. Apakah pernah mengalami luka yang tidak
sembuh?
10. Apakah ada keluhan lainnya?atau penyakit
lainnya?jika ada, apa sudah mencari pengobatan?
11. Apakah memiliki riwayat Hipertensi/Darah Tinggi?
12. Apakah pernah menderita demam baru-baru ini?
13. Apakah sedang mengonsumsi obat? Jika ya, obat
apa?
14. Apakah merokok atau mengonsumsi alkohol?
15. Dimana tinggal? Dengan siapa?
16. Dimana berkerja?
17. Apakah ada alergi dengan obat-obatan tertentu?
18. Bagaimana dengan aktifitas sehari-hari?
19. Apakah orang tua atau saudara kandung memiliki
penyakit yang sama?
20. Penting ditanyakan Riwayat penyakit dahulu dan
riwayat penyakit keluarga
2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 kali /menit
Pernafasan : 21 kali /menit
Suhu : 36,5˚C
Keadaan Gizi
TB : 170 cm
BB : 60 kg
IMT : 20,76 (gizi baik/normal)
Lanjutan
Kepala : Normocephal
Rambut : Penyebaran merata, rambut berwarna hitam, tidak mudah
dicabut.
Kulit : Sianosis (-), ikterik (-).

Mata : Sembab palpebra (-), CA (-/-), SI (-/-).

Telinga : Simetris ka/ki, daun telingan lunak, sekret (+) minimal.


Hidung : Simetris, sekret (-), NCH (-), dispnea (-).
Mulut : Sianosis (-), Rhagaden (-), gusi berdarah (-).

THT : Dbn, Tonsil T1-T1, Faring hiperemis (-).

Leher : Simetris, Pembesaran KGB (-).


Lanjutan
Dada : Paru : Insp : Gerakan dada simetris, retraksi (-)
Palp : Stem fremitus kanan = kiri
Perk : Sonor seluruh lap. Paru
Aus : Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-).
Jantung:
Insp : Ictus cordis tidak terlihat
Palp : Ictus cordis teraba di SIC V medial linea
medioclavicularis, tidak melebar.
Perk : Batas atas ICS II linea parasternalis sinistra, Batas
kanan LPS dekstra ICS III, Batas kiri ICS V LMC sinistra,
pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra.
Aus : BJ I-II reguler, bising (-), M (-), G (-).
Lanjutan
Abdomen Insp : Datar, sikatriks (-).
Aus : Bising usus (+), normal.
Perk : Timpani
Palp : Nyeri tekan /nyeri lepas (-), H/L tidak teraba.

Ekstremitas : Superior Inferior


Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
CRT < 2 dtk < 2 dtk
Luka -/- -/(-)
3. Pemeriksaan Penunjang

JENIS HASIL NILAI NORMAL


HEMATOLOGI
Leukosit 3.8 – 10.6
Eritrosit 4.4 – 5.9
Hemoglobin 13.2 – 17.3
Hematokrit 40 – 52
Trombosit 150 – 440
MCV 80 – 100
MCH 26 – 34
MCHC 32 – 36
RDW < 14
GINJAL
Ureum 17 – 49
Kreatinin < 1.2
GINJAL
Ureum 17 – 49
Kreatinin < 1.2
ELEKTROLIT
Natrium 135 – 155
Kalium 3.6 – 5.5
Klorida 98 – 109
URINALISIS
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Keton 2+ Negatif
PH 4.6 – 8
Berat Jenis 1.005 – 1.030
Albumin Urine Negatif
Urobilinogen 0.1 – 1
Nitrit Negatif
Darah Negatif
Esterase Leukosit Negatif
GDS 350 mg/dL (< 200)
GDN (80-110)
GD2PP (140-180)
4. Diagnosa Kerja
Diabetes Melitus Tipe 2

5. Diagnosis Banding


Diabetes Melitus tipe 2
KAD
HHS
6.Penatalaksanaan
Pilar penatalaksanaan Diabetes Melitus.

Edukasi

Terapi gizi medis

Latihan jasmani

Intervensi farmakologis
Intervensi Farmakologis
 Obat Hipoglikemik Oral ( OHO )

Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan:


Pemicu sekresi insulin (insuline secretagogue): sulfonilurea

dan glinid
Penambah sensitifitas terhadap insulin : metformin,
tiazolidindion
Penghambat glukoneogenesis : metformin

Pengambat absorpsi glukosa : penghambat glukosidase α


Insulin
7. Resep
Perhitungan berat badan dan kalori menggunakan rumus broca
Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm -100) x 1 kg
 90% x ( 170 cm -100 ) x 1 kg
 = 63 kg
Penghitungan kalori di pertimbangkan berdasarkan jenis kelamin dan
umur
Jenis kelamin : 25 kal/kgbb x BBI
 25 kal/kgbb x 63 kg
 =1575 kalori
Umur : 5% x 1575 kalori
 78,75
Jadi kebutuhan kalori per hari Ny. W : 1575 -78,75 = 1496,5 kalori/hari
(1500 kalori/hari)
8. Edukasi
Edukasi dapat mengenai berupa pengertian DM,
promosi perilaku hidup sehat, pemantauan glukosa
darah mandiri, serta tanda dan gejala hipoglikemia
beserta cara mengatasinya perlu dipahami oleh pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
Dibetes mellitus adalah kelompok penyakit metabolik
yang ditandai oleh hiperglikemi akibat defek pada:1,2
Kerja insulin (resistensi insulin) dihati (peningkatan

produksi glukosa hepatik) dan dijaringan perifer (otot


dan lemak)
Sekresi insulin oleh sel beta pancreas.

Atau keduanya.
Klasifikasi 5
DM tipe I (destruksi sel β, umumnya diikuti oleh defisiensi insulin absolute).
DM tipe II (bervariasi, mulai dari predominan resistensi insulin dengan
defisiensi insulin relative sampai predominan defek sekretorik dengan
resistensi insulin).
DM gestasional
Tipe spesifik lain :
 Defek genetik pada fungsi sel beta.
 Defek genetik pada kerja insulin.
 Penyakit eksokrin pankreas : pankreatitis, tumor pankreas, dll.
 Endokrinopati : akromegali, hipertiroidisme, dll.
 Diinduksi oleh obat atau zat kimia : asam nikotinat, glukokortikoid, dll.
 Infeksi : rubella kongenital, CMV.
Faktor Resiko
1. Usia > 45 tahun
2. Kebiasaan tidak aktif
3. Berat badan > 110% berat badan idaman atau IMT > 23 kg/m2
4. Hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg)
5. Riwayat DM dalam garis keturunan
6. Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi > 4000 gram, atau
melahirkan bayi cacat
7. Riwayat DM gestasional
8. Riwayat toleransi gula terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT)
9. Penderita tuberculosis, penyakit jantung koroner, dan hipertiroidisme.
10. Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL atau trigliserid ≥ 250 mg/dL.
Kriteria Diagnosis :
Gejala klasik DM + glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL. Glukosa

darah sewaktu adalah hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir. Atau
Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL. Puasa diartikan pasien

tidak mendapat tambahan kalori selama 8 jam. Atau


Kadar glukosa darah 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL. TTGO

dilakukan dengan standar WHO,menggunakan beban glukosa yang


setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan kedalam
air.2
Komplikasi
Akut : Kronik :
1. Hipoglikemik Mikrovaskular
2. Ketoasidosis 1. Retinopati
3. Hiperosmolar non 2. Nefropati
ketotik 3. Neuropati
4. Asidosis laktat Makrovaskular
5. Infeksi berat 4. Penyakit jantung
koroner
5. Penyakit pembuluh
darah perifer
6. Stroke
Pencegahan
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Tersier
Prognosis
Prognosis pada penderita diabetes tipe 2 bervariasi.
Namun pada pasien diatas prognosisnya dapat baik
apabila pasien bisa memodifikasi (meminimalkan)
risiko timbulnya komplikasi dengan baik. Serangan
jantung, stroke, dan kerusakan saraf dapat terjadi.
Beberapa orang dengan diabetes mellitus tipe 2
menjadi tergantung pada hemodialisa akibat
kompilkasi gagal ginjal.5
DAFTAR PUSTAKA
1. Purnamasari D. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI.
Jakarta: FKUI, 2015
2. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. Jakarta: PERKENI;2015.
3. Suyono, S. Diabetes Melitus di Indonesia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, et al (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Jakarta: FKUI, 2015.
4. Angky M. Medical Mini Notes: Interna Edition. Medical Mini Notes Production.
Makassar : 2015.
5. Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo DH. 19th
Edition Harrison’s Principles of Internal Medicine. United States: McGraw-Hill
Education, 2015.
6. Idrus A, Simon S, Rudi H, dkk. Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam: Panduan Praktis Klinis. Jakarta : InternaPublishing.
2015.
7. Soegindo S. Farmako Terapi pada Pengendalian Glikemi Diabetes
Melitus Tipe 2 Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al (eds).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Jakarta: FKUI, 2015.
8. Alwi, Idrus et all. 2015. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit
Dalam Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Interna Publishing.
9. Willian T, Bakris G, Blonde L, Andrew B, et al. Standards of medical
care in diabetes 2015. American Diabetes Association. Diabetes care;
January 2015; vol 38 (1); S70-S85
10. Soelistijo S, Novida H, Soewondo P, Suastika K, et al. Konsensus
pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia.
PERKENI; Juli 2015.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai