Anda di halaman 1dari 13

INTERAKSI DAN EFEK SAMPING

OBAT
“RIFAMPISIN”
Hesti Nurlinda 1613015135
Maulidya 1613015141
Melinda 1613015114
Ulfah N. Fadillah 1613015111
Zayyin Wardiah 1613015093

Page 1
Pendahuluan
Interaksi obat merupakan salah satu permasalahan terkait
obat (DRPs) yang dapat menimbulkan efek menguntungkan dan
merugikan dari suatu penggunaan obat secara bersamaan
(Fauziah, 2018). Interaksi obat secara umum adalah efek dari satu
obat yang diubah oleh kehadiran obat lain, jamu, makanan,
minuman atau oleh bahan kimia.
Page 2
Tuberculosis atau TBC adalah suatu penyakit menular yang
paling sering (sekitar 80%) terjadi diparu-paru yang disebabkan
oleh suatu basil gram positif tahan asam (BTA) yakni basil
Mycobacterium tuberculosis. Umumnya dalam pengobatan TBC
obat yang digunakan pada tahap pertama adalah Rifampisin.

Page 3
Rifampisin adalah antibiotika semi sintetik golongan makrolida, dalam klinik
lebih banyak digunakan sebagai obat pilihan untuk antituberkulosis. Rifampisin telah
dikenal sebagai penginduksi enzim mikrosomal hepar kuat yang berperan dalam
metabolisme obat lain. Rifampisin telah terbukti sebagai senyawa penginduksi enzim
mikrosomal hepar yang poten, yang berperan dalam metabolisme obat lain. Sebagai
senyawa penginduksi, rifampisin meningkatkan pembentukan enzim dalam sistem
MFO, yang berperan dalam reaksi oksidasi fase pertama dalam metabolisme obat.

Page 4
Jenis-Jenis Interaksi Obat Rifampisin

1. Interaksi Rifampisin dengan Obat


a. Interaksi Rifampisin dengan Isoniazid
Saat penggunaan isoniazid secara bersamaan dengan rifampisin dapat
mengakibatkan terjadinya interaksi dimana rifampisin merupakan inducer yang
kuat dan dapat meningkatkan metabolisme dari isoniazid yang menghasilkan
formasi hidrazin yang merupakan pembawa hepatotoksik (Kurnianingsih, 2010).

Page 5
b. Interaksi Rifampisin dengan Pirazinamid
Pada penggunaan rifampisin dengan pirazinamid dapat menimbulkan interaksi dimana
pirazinamid dapat menurunkan kadar rifampisin dalam serum (Kunianingsih, 2010). Interaksi
secara farmakodinamik mengakibatkan hepatotoksik (Medscpe, 2018).

c. Interaksi Rifampisin dengan Kortikosteroid


Rifampisin dengan kortikosteroid apabila digunakan secara bersamaan dapat menurunkan
efek farmakologi dari kortikosteroid. Mekanisme yang terjadi akibat induksi dari sistem
sitokrom P-450 enzim mikrosomal hati. Tindakan yang dilakukan seharusnya dosis
kortikosteroid sekurang-kurangnya dua kali setelah penambahan rifampisin. 300 mg per hari,
jika mungkin hindari kombinasi ini.
Page 6
e. Interaksi Rifampisin dengan Ketokonazol
Interaksi antara rifampisin dengan ketokonazol dimana ketokonazol dapat menurunkan
kadar rifampisin dalam serum. Mekanisme yang terjadi ketokonazol dapat mengganggu
absorpsi dari rifampisin di gastrointestinal (Kurnianingsih, 2010). Selain itu rifampisin juga
dapat menurunkan kadar atau efek dari ketoconazol dengan mempengaruhi metabolisme enzim
CYP3A4 atau enzim hepatik (Medscape, 2018).
f. Interaksi Rifampisin dengan Diazepam
Interaksi antara rifampisin dengan diazepam mengakibatkan melemahnya atau menurunnya
efek dari diazepam yang digunakan bersamaan dengan rifampisin, disebabkan rifampisin
mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 atau enzim hepatik (Medscape, 2018).

Page 7
g. Interaksi Rifampisin dengan Glimepiride

Rifampisin apabila digunakan bersama dengan Glimepiride dapat meningkatkan


metabolisme hepatik dari glimepiride. Hal ini dapat mengakibatkan kadar gula darah
dapat tetap terlalu tinggi (Kurnianingsih, 2010). Efek rifampisin pada glimepiride
mengakibatkan rifampisin menginduksi metabolisme glimepiride yang dimediasi
CYP2C9 , akan meningkatkan klirens (Niemi, 2000).
h. Interaksi Rifampisin dengan Nateglinide
Rifampisin dapat menurunkan konsentrasi plasma nateglinide dengan cara
menginduksi biotransformasi oksidatifnya. Pada beberapa pasien, rifampisin dapat
mengurangi efek penurunan glukosa darah dari nateglinide (Niemi, 2003).

Page 8
i. Interaksi Rifampisin dengan Flukonazol

Interaksi antara rifampisin dengan flukonazol, dimana rifampisin dapat menginduksi sitokrom P-450
khususnya tipe 3 A (CYP 3A) yang mengakibatkan turunnya kosentrasi serum obat-obatan yang
dimetabolisme oleh isoenzim tersebut. Interaksi flukonazol dengan rifampisin dapat menurunkan kadar
plasma dari flukonazol sehingga mengurangi aktivitasnya sebagai antifungi. Dari data yang ada tidak
dilaporkan mengenai efek penurunan kadar flukonazol dalam darah (Lisiana, 2011).

j. Interaksi Rifampisin dengan Kotrimoksazol


Pemberian bersama kotrimoksazol (trimetoprim-sulfamethoxazole) dengan rifampisin dapat
meningkatkan kadar serum dan separuh dari yang terakhir dan ini dapat menyebabkan hepatotoksisitas.

Page 9
k. Interaksi Rifampisin dengan Levamisole

Levamisole ketika diberikan bersamaan dengan rifampisin dapat


meningkatkan 3 kali lipat fraksi bebas rifampicin dan menyebabkan
peningkatan pembersihan sehingga penurunan konsentrasi serum rifampisin.

l. Interaksi Rifampisin dengan Gentamisin

Interaksi antara rifampisin dengan gentamisin, rifampisin akan


menurunkan kadar atau efek dari gentamisin melalui P-gly glicoprotein
(MDR1) efluks transforter (Medscape, 2018).

Page 10
m. Interaksi Rifampisin dengan Verapamil
Rifampisin akan menurunkan efek dari verapamil dengan cara
mempengaruhi metabolisme enzim intestinal CYP3A4 (Medscape, 2018).
n. Interaksi Rifampisin dengan Glibenklamid
Rifampisin dapat meningkatkan metabolisme dari golongan
sulfonilurea dalam kasus ini adalah glibenkamid sehingga efektifitas
sulfonilurea dapat berkurang, hal ini menyebabkan kadar gula darah
pasien yang tetap tinggi ( Fauziah, 2014).

Page 11
2. Interaksi Rifampisin dengan Makanan

a. Interaksi Rifampisin dengan Brokoli


Pengaruh praperlakuan Brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) terhadap
farmakokinetika rifampisin menunjukkan pemberian brokoli, sebelum pemberian rifampisin
mampu meningkatkan ClT rifampisin Akibat kenaikan ClT rifampisin tersebut (Wahyono, 2005).
b. Interaksi Rifampisin dengan Madu

Pengaruh pra-perlakuan madu terhadap farmakokinetika eliminasi menunjukkan bahwa


pemberian pra perlakuan madu tidak mempengaruhi farmakokinetika fase eliminasi dari
rifampisin (Pradana, 2013).

Page 12
TERIMAKASIH

Page 13

Anda mungkin juga menyukai