Pembimbing :
dr. Ika Marlia, M.Sc, Sp.S
01
BAHAN DAN
METODE
BAHAN & METODE
Subjek
02
BAHAN & METODE
Karakteristik Klinis
• Karakteristik klinis meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, faktor risiko utama
vaskularisasi (hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, penyakit jantung iskemik, dan
fibrilasi atrium), riwayat stroke sebelumnya, klasifikasi TOAST (Trial of ORG 10172 in Acute
Stroke Treatment), dan skor NIHSS.
• Status fungsional dinilai menggunakan skor mRS. Status fungsional tak terganggu
didefinisikan sebagai skor mRS 0-2, dan status fungsional terganggu didefinisikan sebagai
skor mRS 3-5 atau kematian pasien (skor mRS 6).
• MoCA-versi Jepang dilakukan dalam 5 hari setelah serangan stroke oleh psikolog klinis yang
tidak mengetahui informasi klinis pasien selama fase akut stroke.
• Peneliti menambahkan 1 poin pada skor MoCA untuk pasien dengan pendidikan kurang dari
12 tahun.
• MoCA-versi Jepang memiliki keandalan dan validitas yang baik untuk memprediksi
gangguan kognitif dibandingkan dengan tes kognitif konvensional. Nilai batas kurang dari 24
pada MoCA mengindikasikan adanya gangguan kognitif.
03
BAHAN & METODE
Penilaian Magnetic Resonance Imaging (MRI)
04
BAHAN & METODE
Analisa Statistik
• Analisis awal yaitu membandingkan karakteristik demografi, klinis, dan radiologis antara 2
kelompok : pasien dengan skor MoCA ≥ 24 dan pasien dengan skor < 24.
• Karakteristik klinis dan radiologis serta subskor MoCA dibandingkan dengan status fungsional di
akhir penelitian.
• Perbedaan antarkelompok dinilai dengan menggunakan uji chi-square atau uji Wilcoxon rank-sum.
Variabel dengan nilai P kurang dari 0,05 pada analisis univariat dimasukkan ke dalam model regresi
logistik multivariat untuk mengidentifikasi variabel independen terkait dengan gangguan kognitif
dan status fungsional terganggu diakhir penelitian.
• Dari 7 subskor, peneliti memilih 4 subskor yang berbeda secara signifikan menggunakan analisis
univariat antara status fungsional terganggu dan dan tak terganggu. Nilai batas optimal untuk
membedakan status fungsional terganggu dan dan tak terganggu pada skor total MoCA serta jumlah
dari 4 subskor MoCA ditentukan dengan menggunakan Receiver Operating Characteristic (ROC).
Semua analisis dilakukan dengan menggunakan software statistik JMP versi 13 (SAS Institute Inc.,
Cary, North Carolina). Nilai P kurang dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
05
HASIL
HASIL
Karakteristik Pasien
06
HASIL
Status Kognitif pasca Stroke
07
HASIL
Status Kognitif pasca Stroke
• Pasien dengan gangguan kognitif memiliki tingkat pendidikan rata-rata yang lebih
rendah daripada pasien tanpa gangguan kognitif (P = .0010), tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok hipertensi (P = .1415), penyakit jantung iskemik (P
= .7299) , fibrilasi atrium (P = 0,2533), stroke sebelumnya (P = 0,0781), atau lamanya
rawat inap (P = 0,1414).
• Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara gangguan kognitif dan
kelompok gangguan nonkognitif dalam NIHSS, klasifikasi TOAST, berbagai marker
SVD selain PVH, atau berbagai skala atrofi otak kecuali atrofi lobus temporal dan
skala atrofi parietooksipital.
08
HASIL
Status Kognitif pasca Stroke
Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa pendidikan (OR, .79; 95% CI, .63-.99; P = .0350)
dan merokok (OR .26; 95% CI .073-.89; P = .0324) secara independen dan negatif berhubungan dengan
gangguan kognitif, dan atrofi lobus temporal sisi kiri (OR, 4.73; 95% CI, 1.66-13.49, P = .0008) secara
independen dan positif terkait dengan gangguan kognitif (Tabel 2).
09
HASIL
Hubungan antara Gangguan Kognitif Dini dan
Status Fungsional
10
HASIL
Hubungan antara Gangguan Kognitif Dini dan
Status Fungsional
Analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa skor NIHSS secara independen
dan positif berhubungan dengan status fungsional terganggu dan skor total MoCA secara
independen dan negatif berhubungan dengan status fungsional terganggu.
11
HASIL
Hubungan antara Gangguan Kognitif Dini dan
Status Fungsional
12
HASIL
Hubungan antara Gangguan Kognitif Dini dan
Status Fungsional
13
HASIL
Hubungan antara Gangguan Kognitif Dini dan
Status Fungsional
• Jumlah dari 4 subskor MoCA secara independen dan negatif terkait dengan status
fungsional terganggu.
• Nilai batas dari jumlah 4 subskor MoCA untuk memprediksi status fungsional
terganggu adalah 13 poin dengan sensitivitas 76,5%, spesifisitas 81,1%, dan AUC
0,830 menggunakan kurva ROC.
14
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, gangguan kognitif dini diamati pada 63% pasien dengan stroke iskemik
ringan. Total skor MoCA, serta jumlah dari 4 subskor MoCA (visuospasial/eksekutif, atensi, bahasa,
dan orientasi) dikaitkan dengan status fungsional, bahkan setelah disesuaikan dengan tingkat
keparahan stroke, berbagai faktor risiko, dan komorbiditas.
Tingkat gangguan kognitif yang dilaporkan sebelumnya pada pasien stroke yang dievaluasi
dengan MoCA adalah antara 10% dan 40%. Sebuah studi observasi prospektif baru-baru ini
melaporkan bahwa skor rata-rata MoCA 26 dan gangguan kognitif terdeteksi pada hari ke-7 pada 54
dari 100 pasien (54%) dengan TIA dan stroke ringan. Dalam penelitian ini, median skor MoCA 22 dan
gangguan kognitif yang didefinisikan sebagai skor batas MoCA kurang dari 24 diamati pada 71 dari
112 pasien (63%) dengan stroke iskemik ringan dalam waktu 5 hari setelah onset.
15
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa atrofi lobus temporal (bukan tingkat keparahan stroke
dan beban SVD) merupakan faktor terkait untuk gangguan kognitif dini pada pasien
dengan stroke iskemik ringan. Atrofi lobus temporal medial merupakan faktor klinis
penting terkait dengan perkembangan penyakit Alzheimer. Studi terbaru menunjukkan
bahwa atrofi lobus temporal medial adalah temuan radiologis pada pasien dengan
gangguan kognitif dalam jangka waktu 14 hari hingga 1 tahun setelah onset stroke.
16
PEMBAHASAN
Studi kohort berbasis rumah sakit prospektif baru-baru ini menunjukkan bahwa skor total
MoCA memprediksi status kognitif jangka panjang, status fungsional, dan mortalitas.
Dalam penelitian ini, jumlah dari 4 subskor MoCA, yaitu visuospasial/eksekutif, atensi,
bahasa, dan orientasi secara bebas dikaitkan dengan status fungsional, bahkan setelah
disesuaikan dengan tingkat keparahan stroke, berbagai faktor risiko, komorbiditas, dan
marker MRI. Selain itu, nilai batas dari jumlah 4 subskor MoCA untuk memprediksi status
fungsional terganggu adalah 13 poin dengan sensitivitas 76,5%, spesifisitas 81,1%, dan
AUC 0,830 dengan menggunakan kurva ROC.
17
PEMBAHASAN
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, skor mRS pada saat
keluar dari rumah sakit tidak selalu mencerminkan prognosis jangka panjang. Kedua,
infeksi, demam, atau obat penenang, serta gangguan mood dan kecemasan depresi,
mungkin telah mempengaruhi gambaran kognitif. Ketiga, adaptasi lintas budaya dan
lintas bahasa tampaknya masuk kedalam hitungan selama proses perkembangan MoCA-
versi jepang.
Kelebihan penelitian ini meliputi desain prospektif, penggunaan pasien berturut-
turut, penggunaan kriteria inklusi yang ketat, dan investigasi neuroimaging secara rinci,
status kognitif premorbid, dan kecacatan.
18
Penelitian ini menunjukkan bahwa kerusakan
kognitif dini setelah stroke iskemik sering terjadi
dan dikaitkan dengan keparahan atrofi lobus
19
TERIMA KASIH