Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK I

Ayu Dwi Lestari (1702012442)


Irma Ayu Fitria (1702012456)
Wiwin Sonia (1702012485)
DEFINISI

Stroke merupakan kelainan otak secara fungsional ataupun


struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari
pembuluh darah serebral dari seluruh sistem pembuluh darah
otak (Doenges 2000 dalam Digiulio dkk, 2016).

Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral, dan suatu


gangguan neurologis fokal yang timbul akibat sekunder dari
suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral (Price &
Wilson 2014 dalam Masriadi, 2016).
Menifestasi Klinis

Gangguan pembuluh darah Gangguan Pembuluh Darah Karotis  :


vertebrobasilaris
1. Gangguan rasa kelemahan pada
daerah wajah/muka salah satu sisi
a. Kehilangan keseimbangan
dan disertai dengan gangguan rasa
b. Nistagmus di lengan dan tungkai satu sisi
c. Vertigo 2. Gangguan gerak/lumpuh satu sisi
d. Gangguan menelan dari bagian tubuh
e. Gangguan gerak bola mata 3. Gangguan bicara (afasia)
hingga diplopia (dua tampilan dari 4. Mulut asimetris
satu objek) 5. Disatria (pelo)
6. Inkontinensia urine
7. Kesadaran menurun
Klasifikasi

Stroke Stroke Non


Hemoragik Hemoragik

Kesadaran pasien umumnya menurun. Stroke


hemoragik merupakan disfungsi neurologis fokal yang Merupakan yang terjadi saat setelah lama beristirahat,
akut dan biasanya disebabkan oleh pendarahan primer baru bangun tidur atau di pagi hari. Dalam hal tersebut
substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
karena trauma kapitis, tetapi disebabkan oleh karena menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul
pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Widjaja edema
2016 dalam Saferi, 2015).
Patofisiologi
1. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh
darah atau peradangan.
2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium
Ruptum vaskuler didalam jaringan otak atau ruang subarachnoid. (Price 2015 dalam Saferi dkk, ;2016)

Penatalaksanaan Medis
1. Terapi stroke hemoragik  
a. Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan
b. Masukkan klien ke unti perwatan saraf untuk dirwat di bagian bedah saraf
c. Neurologis
 Pengawasan tekanan darah dan konsentrasinya
 Kontrol adnaya edema yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak
2. Terapi stroke non hemoragik
a. Terapi Darurat Satu-satunya
b. Terapi Pemulihan Durasi pemulihan dan rehabilitasi
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian c. Riwayat Kesehatan Keluarga, adakah keluarga
pasien yang menderita penyakit stroke
1. Identitas pasien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, sebelumnya seperti penyakit keturunan yang
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, diperoleh dari beberapa mekanisme yaitu faktor
tanggal dan jam MRS, nomer register, diagnosa medis genetik, faktor kepekaan genetik, faktor
2. Riwayat kesehatan lingkungan, dan gaya hidup
a. Keluhan utama, keluhan pernyataan yang d. Riwayat psikosoial-spiritual, masalah-masalah
mengenai masalah atau penyakit yang psikologis yang dialami pasien yang
mendorong penderita melakukan pemeriksaan berhubungan dengan keluarga maupun
diri. masyarakat
b. Riwayat Penyakit Sekarang, Keluhan yang 3. Pola Fungsi Kesehatan
dirasakan pada pasien stroke saat ini seperti a. Pola nutrisi cairan/metabolisme, Nafsu makan
anggota badan yang lemas sampai-sampai tidak menurun, mual muntah pada fase akut,
dapat digerakan sama sekali, penampilan tidak kehilangan sensasi (rasa kecap, cabai, garam,
rapi dan bicara pelo sampai tidak bisa bicara cuka) pada lidah, tenggorokan, pipi, disfagia
sama sekali ditandai dengan kien kesulitan dalam menelan
c. Riwayat penyakit dahulu, apakah sebelumnya b. Pola eliminasi, Pada eliminasi alvi biasanya
pasien pernah menderita stroke, adanya riwayat terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik
berupa hipertensi, riwayat penyakit jantung usus. Sedangkan pada eliminasi urine terjadi
sebelumnya infeksi perkemihan, retensi urine, batu ginjal
c. Pola tidur dan istirahat, meliputi pola tidur, kebiasaan sebelum tidur dan masalah dalam tidur seperti terdapat nyeri,
sering terbangun karena mimpi buruk, sulit tidur, tidak merasa segar setelah bangun.
d. Pola aktivitas dan personal hygiene, Dalam beraktivitas klien mengalami kesulitan melakukan gerakan karena pada
pasien hemiplegia akan mengalami kelumpuhan pada salah satu anggota gerak
e. Pola seksualitas/ reproduksi, Pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui siklus haid, usia menarche, haid terakhir,
masalah dalam menstruasi, penggunaan kontrasepsi sebelumnya, pemeriksaan payudara mandiri dan masalah
seksual klien yang berhubungan dengan penyakit
3. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran, Tanda-Tanda Vital, Rambut, Wajah, Mata, Hidung, Mulut dan gigi, Telinga, Leher, Thorak, Abdomen,
Ekstremitas

B. Diagnosa

Diagnosis Keperawatan (SDKI)

1. Gangguan perfusi jaringan selebral b.d gangguan aliran darah sekunder akibat
peningkatan tekanan intra cranial
2. Gangguan komunikasi verbal b.d kehilangan kontrol otot facial atau oral
3. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuscular

C. SLKI, SIKI
No SDKI SLKI SIKI
Gangguan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1. selebral b.d gangguan 3X24 jam diharapkan perfusi jaringan otak O : Monitor TTV
aliran darah sekunder dapat tercapai secara optimal dengan KH :
T:
peningkatan tekanan intra - Gelisa menurun (5)
- Berikan klien bed rest total
cranial - Nyeri kepala menurun (5)
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
- GCS membaik (5)
E:
- TTV membaik (5)
- Berikan penjelasan pada keluarga tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya
K:
- Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat

Gangguan komunikasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan


2. verbal b.d kehilangan selama 3X24 jam diharapkan kerusakan O:
kontrol otot facial atau kominikasi verbal klien dapat teratasi - Monitor kecepatan tekanan, kuantitas volume dan diksi bicara
oral dengan KH: - Monitor proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis,
- Kemampuan berbicara meningkat (5) memori,pendengaran dan bahasa)
- Kemampuan mendengar meningkat (5) - Identifikasi perilaku emosional dan fisik sampai sebagai bentuk komunikasi
- Kesesuaian ekspresi wajah atau tubuh
T:
meningkat (5)
- Gunakan metode komunikasi alternatif (mis, menulis, mata berkedip, papan
- Pemahaman komunikasi membaik (5)
berkomunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan dan komputer)
- Berikan dukungan psikologis

E:
- Anjurkan berbicara perlahan
- Ajarkan px dan keluarga proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang berhubungan
dengan kemampuan berbicara

K:
- Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
3. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama O:
b.d kerusakan 3X24 jam diharapkan mobilisasi px - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya
neuromuscular mengalami peningkatan atau perbaikan - Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
dengan KH : - Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
- Pergerakan ekstremitas meningkat (5) T:
- Kekuatan otot meningkat (5) - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis : tongkat, kruck)
- Rentang gerak ROM meningkat (5) - Fasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
- Kelemahan fisik menurun (5) - Lakukan keluarga untuk membantu px dalam meningkatkan ambulasi
E:
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Anjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis : berjalan dari tempat tidur
ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)

D. Implementasi

No.DX Tgl Implementasi


1.   - Memonitor TTV
- Memberikan klien bed rest total
- Menciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung
- Memberikan penjelasan pada keluarga tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya
- Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat
- Memonitor kecepatan tekanan, kuantitas volume dan diksi bicara
2.  - Memonitor proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis, memori,pendengaran dan bahasa)
- Mengidentifikasi perilaku emosional dan fisik sampai sebagai bentuk komunikasi
- Menggunakan metode komunikasi alternatif (mis, menulis, mata berkedip, papan berkomunikasi dengan gambar dan huruf,
isyarat tangan dan komputer)
- Memberikan dukungan psikologis
- Menganjurkan berbicara perlahan
- Mengajarkan px dan keluarga proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan berbicara
- Merujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
 
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya
3.  - Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
- Memonitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi
- Memfasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis : tongkat, kruck)
- Memfasilitasi melakukan mobilitas fisik, jika perlu
- Melakukan keluarga untuk membantu px dalam meningkatkan ambulasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
- Menganjurkan melakukan ambulasi dini
- Mengnjurkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis : berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
 
E. Evaluasi

No DX Tgl Evaluasi Paraf Perawat

1.   - Px tidak gelisah  

- Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang

- GCS E: 4, M: 6, V: 5

- TTV normal

2.  - Memperlihatkan suatu peningkatan kemampuan berkomunikasi  

- Mampu berbicara dengan baik

- Mampu menyusun kata-kata

3.  - Mempertahankan posisi optimal  

- Mempertahankan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang mengalami hemiparese


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai