Anda di halaman 1dari 35

TEKNOLOGI

IRIGASI TETES
Oleh AZIZAH NURROHMAH
A31180809 / PTH’18 A

azzhnrrhmh22@gmail.com
1. Pengantar

Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan


menggunakan alat aplikasi (applicator, emission device)
yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan
frekuensi yang tinggi (hampir terus-menerus) disekitar
perakaran tanaman.
Ciri-ciri :

1. Sering diklasifikasikan sebagai irigasi bertekanan rendah, karena Tekanan air yang
masuk ke alat aplikasi sekitar 1.0 bar dan dikeluarkan dengan tekanan mendekati
nol untuk mendapatkan tetesan yang terus menerus dan debit yang rendah.

2. Tingkat kelembaban tanah pada tingkat yang optimum dapat dipertahankan.

3. Sering didesain untuk dioperasikan secara harian (minimal 12 jam per hari).
Irigasi tetes dapat diterapkan pada daerah-daerah dimana:
a. Air tersedia sangat terbatas atau sangat mahal
b. Tanah berpasir, berbatu atau sukar didatarkan
c. Tanaman dengan nilai ekonomis tinggi
SEJARAH
Di Amerika, Penerapan irigasi
metoda irigasi ini tetes di lapangan
berkembang kemudian
dengan berkembang di
menggunakan Israel.
pipa berperforasi.

1869 1940 2019

1913 1960

Irigasi tetes pertama Irigasi tetes


kali diterapkan di banyak digunakan
Jerman dengan di rumah-rumah
menggunakan pipa kaca di Inggris.
tanah liat.
Kelebihan :
1. Meningkatkan nilai guna air
2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian pemberian pupuk atau bahan
kimia
4. Menekan resiko penumpukan garam
5. Menekan pertumbuhan gulma
6. Menghemat tenaga kerja
Kekurangan :
1. Memerlukan perawatan yang intensif
2. Penumpukan garam
3. Membatasi pertumbuhan tanaman
4. Keterbatasan biaya dan teknik
2. Metoda Pemberian Air Pada Irigasi Tetes
a. Irigasi tetes (drip irrigation)
=> Air irigasi diberikan dalam bentuk tetesan yang hampir terus menerus di permukaan tanah
sekitar daerah perakaran dengan menggunakan emitter. Debit pemberian sangat rendah, biasanya
kurang dari 12l/jam untuk point source emitter atau kurang dari 12l/jam per m untuk line source
emitter.
b. Irigasi bawah permukaan (sub-surface irrigation)
=> Air irigasi diberikan menggunakan emitter di bawah permukaan tanah. Debit pemberian
pada metoda irigasi ini sama dengan yang dilakukan pada irigasi tetes.
c. Bubbler irrigation
=> Air irigasi diberikan ke permukaan tanah seperti aliran kecil menggunakan pipa kecil
(small tube) dengan debit sampai dengan 225 l/jam. Untuk mengontrol aliran permukaan (run off)
dan erosi, seringkali dikombinasikan dengan cara penggenangan (basin) dan alur (furrow).
d. Irigasi percik (spray irrigation)
=> Air irigasi diberikan dengan menggunakan penyemprot kecil (micro sprinkler) ke
permukaan tanah. Debit pemberian irigasi percik sampai dengan 115 l/jam. Pada metoda ini,
kehilangan air karena evaporasi lebih besar dibandingkan dengan metoda irigasi tetes lainnya.
Berdasarkan jenis cucuran air :

1. Air merembes sepanjang pipa lateral (viaflo)


2. Air menetes atau memancar melalui alat aplikasi yang di pasang pada pipa
lateral
3. Air menetes atau memancar melalui lubang-lubang pada pipa lateral
A. Komponen Irigasi tetes
Terdiri dari pompa, tangki injeksi,
filter (saringan) utama dan
komponen pengendali (pengukur
tekanan, pengukur debit dan
katup).

Terdiri dari penetes (emitter), Umumnya terbuat dari pipa


pipa kecil (small tube, bubbler) Unit utama polyvinylchlorida (PVC),
dan penyemprot kecil (micro (head unit) galvanized steel atau besi cor
sprinkler) yang dipasang pada Alat dan berdiameter antara 7.5–25
pipa lateral Alat aplikasi terbuat aplikasi cm. Pipa utama dapat dipasang
Pipa utama
dari berbagai bahan seperti (applicator, di atas atau di bawah
(main line)
PVC, PE, keramik, kuningan dan emission permukaan tanah.
sebagainya. device)

Pipa tempat dipasangnya alat Dilengkapi dengan filter kedua


aplikasi, umumnya dari pipa yang lebih halus (80-100 μm),
Pipa
polyethylene (PE) seperti yang katup selenoid, regulator
Pipa Lateral pembagi
ditunjukkan pada Gambar 7, tekanan, pengukur tekanan dan
(sub-main,
berdiameter 8 – 20 mm dan katup pembuang. Pipa sub-
manifold)
dilengkapi dengan katup utama terbuat dari pipa PVC
pembuang. atau pipa HDPE (high density
polyethylene) dan berdiameter
antara 50 – 75 mm.
UNIT UTAMA
PENYAMBUNGAN PIPA PEMBAGI – PIPA UTAMA
PIPA POLYETHYLENE (PE)
BERBAGAI CARA PENYAMBUNGAN PIPA LATERAL – PIPA PEMBAGI
BERBAGAI JENIS EMITTER
BUBBLER
PENYEMPROT KECIL (MICRO SPRINKLER)
B. Kebutuhan Air Pada Irigasi Tetes

- Tanah Yang Terbasahkan, pergerakan air arah horizontal pada irigasi


tetes sangat terbatas. Umumnya daerah yang terbasahkan menyerupai bola
lampu (bulb).

Profil terbasahkan irigasi tetes


Persamaan empiris untuk menghitung kedalaman dan diameter
terbasahkan :

Keterangan : z = kedalaman terbasahkan (m)


w = diameter terbasahkan (m)
K1 = koefisien (29.2)
Vw = volume pemberian air (l)
Ks = konduktivitas jenuh (m/det)
K2 = koefisien (0.031)
Tabel perkiraan nilai Aw dari emitter dengan debit 4 l/jam

 Nilai Pw secara umum berkisar antara 1/3 (33 %) sampai 2/3 (67 %).
 Pw untuk daerah yang menerima banyak hujan dan tanah bertekstur sedang sampai berat dapat
lebih kecil dari 33 %.
 Pw untuk tanaman yang ditanam renggang diusahakan dibawah 67 % agar daerah antara
tanaman cukup kering dan memudahkan perawatan tanaman.
 Pw dapat mendekati 100 % untuk tanaman yang ditanam rapat dengan spasi lateral kurang dari
1.8 m.
NOTE : Jumlah emitter per tanaman tergantung kepada spasi tanaman dan tingkat area terbasahkan.
Berikut tabel spasi emitter yang disarankan :
Perhitungan Nilai Pw

a. Untuk sistem lateral tunggal b. Untuk sistem lateral ganda: c. Untuk spray emitter:
dan lurus:

Keterangan :
Keterangan : Keterangan :
Pw = persentase luas tanah
Pw = persentase luas tanah yang terbasahkan sepanjang Pw = persentase luas tanah
yang terbasahkan sepanjang bidang horizontal 30 cm yang terbasahkan sepanjang
bidang horizontal 30 cm dibawah permukaan tanah (%) bidang horizontal 30 cm
dibawah permukaan tanah (%) W = lebar terbasahkan yang dibawah permukaan tanah (%)
Np = jumlah emitter per sama dengan diameter As = luas permukaan tanah
tanaman lingkaran terbasahkan pada yang terbasahkan oleh sprayer,
Se = spasi emitter (m atau ft) emitter tunggal. (m2 atau ft2)
Sp = spasi tanaman (m atau ft) => Jika Se < Se’, maka Se’ Ps = keliling area terbasahkan,
Sr = spasi barisan tanaman (m pada persamaan di atas diganti (m atau ft)
atau ft) dengan Se
- Kebutuhan Air Irigasi Tetes, dimana evaporasi ditekan sekecil mungkin,
sehingga secara praktis, kebutuhan air tanaman hanya berupa transpirasi.
Penentuan persamaan transpirasi harian pada periode puncak :

Keterangan :
Td = transpirasi harian pada periode puncak (mm/hari)
Ud = kebutuhan air harian rata-rata pada bulan puncak dan pertumbuhan
tanaman maksimum dengan canopy sempurna (mm/hari)
Pd = persentase dari penutupan permukaan tanah oleh bayangan canopy
pada siang hari (%)
C. Emitter

Berdasarkan pemasangan di pipa lateral, emitter dibedakan menjadi


a. On-line emitter, di pasang pada lubang yang dibuat di pipa lateral.
b. In-line emitter, di pasang pada pipa lateral dengan cara memotong pipa
lateral.

Berdasarkan jarak spasi atau debitnya, yaitu:


c. Point source emitter, di pasang dengan spasi yang renggang dan
mempunyai debit yang relatif besar, dapat pula dipasang dengan
pengeluaran (outlet) tunggal, ganda maupun multi.
d. Line source emitter, dipasang dengan spasi yang lebih rapat dan
mempunyai debit yang kecil, pipa porous dan pipa berlubang juga
dimasukkan pada katagori ini.
In Line Emitter (a) dan On Line Emitter (b)
Gambar beberapa tipe emitter
Keterangan :
a) orifice emitter
b) orifice-vortex emitter
c) emitter using flexible orifice
in series
d) continuous flow principle for
multiple flexible orifice
e) ball and slotted seat
f) long-path emitter small tube
g) longpath emitter
h) compensating long-path
emitter
i) long-path multiple outlet
emitter
j) groove and flop short-path
emitter
k) groove and disc short-path
emitter
l) twin wall emitter lateral
- Penentuan Debit dan Tekanan Operasi

Keterangan :
Ta = lama pemberian air (jam/hari)
G = volume air irigasi (l) keseluruhan per tanaman per hari
Np = jumlah emitter per tanaman
Qa = debit emitter rata-rata (l/jam)

Note : Maximum lama pemberian air per hari haruslah < 90 % dari waktu
tersedia (24 jam) yaitu kurang dari 21.6 jam/hari. Selain itu, sistem haruslah
dioperasikan srcara hampir terus-menerus setidaknya 12 jam/hari.
Pengambilan keputusan penentuan qa dan Ta :

a. Jika Ta ≈ 21.6 jam/hari, gunakan satu stasiun operasi, Ns = 1, pilih Ta ≤


21.6 jam/hari, dan sesuaikan besar qa

b. Jika Ta ≈ 10.8 jam/hari, gunakan Ns = 2, pilih Ta ≤ 10.8 jam/hari, dan


sesuaikan besar qa

c. Jika 12 < Ta < 18 jam/hari, untuk mendapatkan Ta ≈ 90 %, pilih emitter lain


atau jumlah emitter per tanaman yang berbeda. Hal ini akan mengurangi
biaya investasi.
B. Pipa Lateral

- Pengalir air dari pipa utama dan pipa pembagi ke alat aplikasi

- Didesain untuk dapat memberikan variasi debit dari alat aplikasi sepanjang
pipa pada tingkat yang dapat diterima

- Umumnya mempunyai diameter yang constant

- Penggunaan beberapa diameter pipa (semakin mengecil ke arah ujung


lateral) dapat menekan biaya investasi, akan tetapi penggunaan lebih dari 2
diameter pipa menjadi tidak praktis
E. Pipa Pembagi (Manifold)

- Dapat terdiri dari satu, dua, tiga atau empat ukuran pipa

- Penggunaan beberapa ukuran pipa dilakukan untuk menekan biaya


investasi dan mengendalikan variasi tekanan

- Kecepatan aliran di pipa pembagi dibatasi sampai sekitar 2 m/detik

- Dapat dipasang kedua arah (pipa pembagi ganda) atau hanya kesatu arah
(pipa pembagi tunggal) dari pipa utama
Karakteristik Pipa Pembagi : Kehilangan tekanan pipa dihitung
dengan :

1. Variasi tekanan yang diijinkan


2. Panjang pipa
3. Lokasi pipa utama
Keterangan :
4. Tekanan pemasukan Hf = Kehilangan tekanan karena
gesekan untuk pipa PVC
J = gradien kehilangan tekanan
Fs = factor penyesuai
F = factor reduksi
L = panjang pipa pembagi

Secara umum, kehilangan tekanan di pipa pembagi sebesar 45 % dari kehilangan


tekanan total (Keller dan Karmeli, 1975).
F. Pipa Utama

- Umumnya pengendalian debit dan tekanan dilakukan di pemasukan pipa


pembagi, sehingga kehilangan tekanan di pipa utama tidak akan
mempengaruhi keseragaman dari sistem

- Penentuan pipa utama berdasarkan pertimbangan ekonomi (biaya) saja,


baik biaya untuk memberi tekanan pada aliran air maupun biaya untuk
investasi pipa

- Kehilangan tekanan karena gesekan pada pipa utama ditentukan dengan


menggunakan persamaan Hazen-William (persamaan 31) berdasarkan
debit total yang dibutuhkan
G. Desain Irigasi tetes

Þ Merupakan integrasi dari komponen - komponen (emitter, katup, filter, pipa


dsb.) menjadi satu susunan sistem, yang mampu memasok air kepada
tanaman sesuai dengan kebutuhan, pada kondisi tanah, air dan peralatan
yang terbatas.

- Untuk mendapatkan desain hidrolika dari jaringan, dilakukan serangkaian


perhitungan seperti penentuan spasi emitter, debit emitter rata-rata, tekanan
emitter rata-rata, variasi tekanan yang diijinkan dan lama operasi
Tekanan Dinamik Total (Tdh, Total Dynamic Head)

Merupakan tekanan pada titik pemasukan sistem dan merupakan total tekanan
yang dibutuhkan untuk :
a) Mengangkat air
b) Kehilangan tekanan pada sistem pemasok
c) Kehilangan tekanan untuk pengendalian sistem (filter, pengukur debit,
injektor, dll)
d) Tekanan yang dibutuhkan pada pemasukan pipa pembagi
e) Tekanan yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan dan perbedaan
elevasi antara unit utama dengan pipa pembagi
f) Kehilangan tekanan di sub unit (filter, regulator tekanan, dll)
g) Faktor keamanan kehilangan tekanan karena gesekan, umumnya sebesar
10 % dari total kehilangan tekanan
h) Tekanan yang dibutuhkan untuk mengatasi penurunan kualitas emitter
Thank you

Anda mungkin juga menyukai