Anda di halaman 1dari 32

Teknologi Irigasi

Curah
Oleh
Azizah Nurrohmah
A31180809 / PTH’18 / A

Politeknik Negeri Jember


Pokok Bahasan
Pendahuluan
01
Sistem Irigasi Curah
02
Komponen Irigasi Curah
03
Sprinkler Berputar
04
Hidrolika dalam Irigasi Curah
05
Rancang Bangun Irigasi Curah
06
1. Pendahuluan

Air irigasi curah diberikan dengan cara menyemprotkan air ke


udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan.
Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan dari
pompa melalui nozzle. Untuk mendapatkan penyebaran air
yang seragam diperlukan pemilihan ukuran nozzle, tekanan
operasional, spasing sprinkler dan laju infiltrasi tanah yang
sesuai.
ra ng
ka
- Se
lu
Du
Kesesuaian Irigasi curah

Dapat digunakan untuk hampir semua


tanaman kecuali padi dan yute.

Dapat digunakan pada hampir


semua jenis tanah.

Tidak cocok untuk tanah bertekstur liat halus,


dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam
dan kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam.
Keuntungan Irigasi Curah
1 • Efisiensi pemakaian air cukup tinggi

• Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah yang
2 dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan

3 • Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi

4 • Aliran permukaan dapat dihindari sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya erosi

5 • Pemupukan terlarut, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersama-sama dengan air irigasi

6 • Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil daripada irigasi permukaan

• Dengan tidak diperlukannya saluran terbuka, maka tidak banyak lahan yang tidak dapat
7 ditanami

8 • Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian


Faktor Pembatas Penggunaan Irigasi Curah

Kecepatan dan arah Air irigasi harus cukup


angin berpengaruh bersih bebas dari pasir
terhadap pola dan kotoran lainnya
penyebaran air

Investasi awal cukup Diperlukan tenaga


tinggi penggerak di mana
tekanan air berkisar
antara 0,5 - 10 kg/cm2
2. Sistem Irigasi Curah
Berdasarkan penyusunan alat penyemprot :
Sistem berputar (rotating head system)
• Terdiri dari satu atau dua buah nozzle miring yang berputar dengan sumbu vertikal akibat adanya gerakan
memukul dari alat pemukul (hammer blade).
• Sprinkler ini umumnya disambung dengan suatu pipa peninggi (riser) berdiameter 25 mm yang disambungkan
dengan pipa lateral.
• Alat pemukul sprinkler bergerak karena adanya gaya impulse dari aliran jet semprotan air, kemudian berbalik
kembali karena adanya regangan pegas.

Sistem pipa berlubang (perforated pipe system)


• Terdiri dari pipa berlubang-lubang, biasanya dirancang untuk tekanan rendah antara 0,5 -2,5 kg/cm2.
• Sumber tekanan cukup diperoleh dari tangki air yang ditempatkan pada ketinggian tertentu .
• Semprotan dapat meliput selebar 6 - 15 meter.
• Cocok untuk tanaman yang tingginya tidak lebih dari 40 - 60 cm.
Sistim Sprinkler Konvensional

Mampu mengairi suatu areal


lahan lebar 9 ~ 24 m dan
panjang sampai 300 m untuk
Mulai populer tahun 1930-an setiap settingnya (0,3 ~ 0,7
dan masih digunakan sampai ha).
sekarang.

Laju aplikasi bervariasi dari


5 ~ 35 mm/jam.
Sprinkler bekerja dengan
Sistim sprinkler yang paling tekanan rendah sampai
awal dirancang adalah medium (2 ~ 4 bar).
sprinkler putar kecil yang
beroperasi simultan.
Tipe utama system sprinkler :

1. Sistem berpindah (portable system)


a. Sistem berpindah manual
• Memindahkannya dengan tenaga manusia secara manual.
• Terdiri dari sebuah pompa, pipa utama, lateral dan sprinkler putar.
• Lateral tetap di suatu posisi sampai irigasi selesai, namun kebanyakan juga dipindah (semi portable).
• Pompa dihentikan dan lateral dilepaskan dari pipa utama dan dipindahkan ke posisi lateral
berikutnya.
• Hanya cocok untuk daerah dimana tenaga kerja manusia tersedia banyak dan tak mahal.
Tipe utama system sprinkler :

1. Sistem berpindah (portable system)


b. Sistem berpindah dengan mesin
• Pipa lateral selain untuk mengalirkan air digunakan juga sebagai poros roda berdiameter 1,5 ~ 2,0 m.
• Roda ditempatkan pada jarak 9 ~ 12 m sehingga lateral mudah didorong dari satu setting irigasi ke
setting lainnya dengan menggunakan tenaga gerak motor bakar (internal combustion engine).
• Sistim ini cocok digunakan di lahan datar, luas, berbentuk segi empat dengan tanaman rendah dalam
barisan.

Sistem berpindah dengan roda


Example :
Sistem sprinkler center pivot

Hose-pull system

Mobile rain-gun system


yang dipasang pada traveller
Sistim
Lateral
fleksibel
Tipe utama system sprinkler :

2. Solid-set atau Sistim Permanen


Þ Apabila jumlah lateral dan sprinkler cukup meliput seluruh lahan, sehingga tak diperlukan peralatan
untuk berpindah.
• Untuk tanaman semusim, pipa dan sprinkler dipasang setelah tanam dan tetap di tempat selama
musim pertumbuhan dan irigasi. Sesudah panen perlengkapan dibongkar dan disimpan untuk
digunakan pada musim berikutnya.
• Untuk tanaman tahunan (buah), jaringan pipa dan sprinkler seringkali tetap di tempat dari musim ke
musim. Penempatan jaringan perpipaan ditanam di bawah tanah untuk menghindari kerusakan dari
kendaraan pertanian yang lewat, atau dipasang permanen di atas tanaman.
• Memerlukan tenaga kerja jauh lebih sedikit daripada sistim bergerak dan memerlukan tenaga trampil
lebih sedikit. Akan tetapi investasi awalnya lebih besar karena memerlukan peralatan lebih banyak.
Tipe utama system sprinkler :

3. Sistim Semi Permanen


Þ memiliki banguan irigasi yang sudah bangunan semi permanen dilengkapi dengan bangunan pengambil dan
pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan permanen namun sistem pembagian belum
sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur dikarenakan sistem pengorganisasiannya yang masih rumit
(Firmansyah, 2002).
Example :

Sprinkler-Hop System
Menyerupai sistim berpindah (portable), tetapi
sprinkler ditempatkan pada posisi selang-
seling sepanjang lateral.

Sistem hose-move sprinkler


Menggunakan lateral fleksibel yang merupakan
gabungan dari sistem perpindahan manual, sistem
semi permanen dan sistem permanen.
Example :

Pipe-Grid System :
• Hampir sama dengan solid-set system, pipa lateral diameter kecil sekitar 25 mm digunakan supaya
biaya investasi rendah.
• Pipa lateral dipasang di seluruh lahan dan tetap berada di lokasi selama periode irigasi, sehingga
perpindahan pipa lateral antar irigasi dapat dihindarkan.

Hose-Pull System :
• Awalnya diciptakan untuk mengairi tanaman di bawah pohon (under-tree) pada perkebunan jeruk.
• Pipa utama dan lateral dipasang permanen baik di permukaan atau di bawah permukaan tanah.
• Slang plastik berdiameter kecil digunakan untuk memasok air dari lateral ke satu atau dua buah
sprinkler putar.
3. Komponen Irigasi Curah

Pompa Pipa Utama Pipa Lateral

Kepala Sprinkler Pipa Peninggi


(sprinkler head) (riser)
• Tenaga Penggerak

Motor listrik

Motor bakar
• Pipa Utama

Pipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa lateral.
Pipa utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah, dapat pula
berpindah (portable) dari satu lahan ke lahan yang lain.
• Pipa Lateral

A. Pipa Fleksibel B. Pipa kaku berpindah dengan C. Pipa sambungan


sambungan pipa cepat (quick permanen
coupler)

Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler. Pipa lateral
ini berdiameter lebih kecil dari pipa utama, umumnya lateral berdiameter 50 – 125
mm, dapat bersifat permanen atau berpindah.
• Kepala Sprinkler (sprinkler head)

B. Pipa dengan lubang-lubang sepanjang


atas dan sampingnya (sprayline).

A. Kepala sprinkler berputar (Rotating head sprinkler).


Kepala sprinkler berputar mempunyai satu atau dua
nozzle dengan berbagai ukuran tergantung pada debit dan
diameter lingkaran basah yang diinginkan.
Saringan

Kolam
Tangki
pengendapa
injeksi
n

KOMPONE
N LAIN
Katup Pompa
pengaman buster

Katup
pengontrol Katup sadap
aliran
4. Sprinkler Berputar

Sprinkler berputar
Tipikal sprinkler kecil akan Kecepatan putar
horizontal dan menghasilkan
membasahi lahan dengan dikendalikan oleh tegang
pola pembasahan berbentuk
diameter basah 36 m. pegas.
lingkaran.

Sprinkler bekerja dengan Sprinkler berputar


Jarak dari sprinkler ke
cara menyemprotkan air disebabkan oleh adanya
lingkaran terluar disebut
bertekanan lewat suatu aliran jet air dan beban
jarak lemparan (throw) atau
lubang kecil atau nozzle ke pegas pada lengan ayun
radius pembasahan.
udara. (swing arm).
Sistim Injeksi
Kriteria utama untuk pemilihan sprinkler :

(1) Laju penyiraman, sebagai fungsi dari debit, diameter basah,


dan spasing

(2) Keseragaman pemakaian air

(3) Ukuran butiran air sebagai fungsi dari diameter nozzle dan
tekanan operasional

(4) Biaya
JUST
TO
KNOW
Kecepatan aliran dalam pipa
Laju siraman dari sekelompok sprinkler
diukur dalam satuan m/det.
disebut laju aplikasi (application rate),
Sedangkan debit aliran
dinyatakan dengan satuan mm/jam. Laju
(m3/det) merupakan luas LAJU aplikasi tergantung pada ukuran nozzle,
penampang aliran (m2) DEBIT APLIKASI
tekanan operasional, spasi antar sprinkler,
dikalikan dengan kecepatan
dan arah serta kecepatan angin.
(m/det). Untuk sistim sprinkler
yang kecil, angka dalam
satuan ini sangat kecil UKURAN
Suatu sprinkler umumnya
sehingga seringkali digunakan TEKANAN BUTIR
OPERASI AIR
menghasilkan ukuran diameter
satuan m3/jam.
butiran air dari 0,5 mm sampai
4,0 mm. Butiran yang lebih
kecil umumnya jatuh dekat
Jika tekanan operasi lebih kecil sprinkler sedangkan yang
atau lebih besar dari yang lebih besar jatuh lebih jauh.
direkomendasikan maka akan
terjadi penyimpangan kinerja.
Jika tekanan terlalu rendah maka
jet air tak mudah pecah sehingga
sebagain besar air jatuh jauh dari
sprinkler.
SEBARAN AIR
Umumnya sebaran air terbanyak berada di dekat sprinkler dan berkurang ke arah ujung. Untuk membuat sebaran
lebih seragam beberapa sprinkler diletakkan secara overlap.Pada kondisi tidak ada angin, jarak spasi antar sprinkler
dibuat sekitar 65% dari diameter basah.

KEBUTUHAN AIR
Banyaknya air irigasi yang diberikan ditentukan berdasarkan kapasitas memegang air dari tanah yang menunjukkan
jumlah air tanah tersedia serta penyerapan air oleh tanaman.

KAPASITAS SISTEM SPRINKLER


Kapasitas sistem sprinkler tergantung pada luas areal lahan yang akan diairi (design area), kedalaman irigasi kotor
(gross) setiap pemberian air dan waktu operasional yang diijinkan untuk pemberian air tersebut.
5. Hidrolika Sistim Irigasi Curah
 Dalam sistim irigasi curah, air dipompakan dari sumbernya (sumur, sungai, atau bendungan) melalui pipa ke
sprinkler, dan kemudian menyemprotkannya seseragam mungkin ke tanaman.

Aliran dalam pipa

Hidrolika nozel 2 4 Palu air (water hammer)

PENGARUH

Tekanan (head) 1 5 Penggunaan pupuk


Tekanan yang diperlukan pada
pemompaan sistim sprinkler harus
mempertimbangkan:
(a) Tekanan yang disarankan pada
sprinkler
(b) Kehilangan tekanan di pipa utama
dan lateral
(c) Perubahan elevasi lahan.

 Kesalahan yang sering terjadi pada


instalasi sistim sprinkler adalah pipa
yang digunakan terlalu kecil. Hal ini
sering kali dilakukan karena pipa
diameter kecil lebih murah daripada
diameter besar.
5. Rancang Bangun Irigasi Curah
Mengumpulkan informasi/data
mengenai tanah, topografi, sumber air,
sumber tenaga, jenis tanaman yang
akan di tanam dan rencana jadwal
tanam.
Menentukan kebutuhan air irigasi
1
meliputi : Desain sistem :
a. Prediksi jumlah atau kedalaman air a. Menentukan spasing, debit, ukuran
irigasi yang diperlukan pada setiap nozle dan tekanan operasi dari
2
pemberian air sprinkler pada kondisi laju
b. Menentukan kebutuhan air irigasi: pemberian air yang optimal serta
puncak, harian, musiman atau jumlah sprinkler yang dioperasikan
tahunan 3 secara bersamaan
c. Menentukan frekuensi atau interval b. Mendesain tata-letak dari sistem
irigasi, kapasitas sistem yang yang terbaik memenuhi (a)
diperlukan dan laju pemberian air 4 c. Bila diperlukan lakukan
yang optimal penyesuaian (adjusment) dari (2)
dan (3a)
Penentuan pompa : d. Menentukan ukuran (diameter) dan
a. Menentukan total tenaga dinamik tekanan pipa lateral
(TDH) yang diperlukan e. Menentukan ukuran (diameter) dan
b. Mentukan pompa yang sesuai tekanan pipa utama
dengan debit dan TDH yang
diperlukan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai