Anda di halaman 1dari 11

JAMUR ENTOMOPATOGEN

METARHIZHUM
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK A2
INDAH PUSPITA SARI A31180560
ISYRAFIL ARBI JULIANTORO A31180769
NUR HIDAYAH A31180794
AZIZAH NURROHMAH A31180809
PENGERTIAN

Jamur Metarhizium anisopliae ialah satu diantara jamur yang bersifat


entomopatogen.
Menurut Gopalakrishnan (2001) jamur ini dapat dijadikan sebagai salah
satu agen hayati pengendalian serangga.
Jamur ini dapat menyebabkan penyakit bila menginfeksi serangga, S. litura
Fabricus, Spodoptera exigua Hubner, dan Coptotermes gestroi
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Mengendalikan berbagai tingkat perkembangan


serangga mulai dari telur, larva, pupa dan imago.
2. Dapat mengendalikan hama ordo Coleoptera,
Lepidoptera, Homoptera, Hemiptera, dan Isoptera.
KELEBIHAN 3. Mempunyai kapasitas produksi yang tinggi
4. Siklus hidup relatif pendek dan mampu membentuk
spora yang tahan terhadap pengaruh lingkungan,
5. Cepat membunuh serangga hama dan mampu bertahan
di ekosistem pertanian.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Aplikasi jamur M. anisopliae secara tunggal di lapangan


tidak memberikan hasil yang memuaskan dibandingkan
dengan insektisida sintetik.
KEKURANGAN
2. Usaha untuk meningkatkan keberhasilan penggunaan
Metarhizium spp. sebagai agen hayati di lapangan
memerlukan isolat atau strain yang virulensinya tinggi.
PERLAKUAN

Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL).


Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yaitu lima serial konsentrasi
setengah batas atas LC50 M. anisopliae dengan setengah dari LC50
insektisida kimia terpilih, serta kontrol masing-masing diulang empat kali.
Konsentrasi yang diuji untuk mencari LC50 M. anisopliae yaitu 2.500,
2.000, 1.500, 1.000, dan 500 ppm, sedangkan konsentrasi yang digunakan
untuk insektisida klorpirifos, abamektin, sipermetrin, dan metomil, yaitu
4.000, 2.000, 1.000, 500, dan 250 ppm.
MEKANISME KERJA

1. Jamur M. anisopliae melakukan penetrasi ke dalam tubuh inang,


2. Jamur menginfeksi konidia melalui kutikula, atau melalui celah di antara
segmen-segmen tubuhnya,
3. Jamur berkecambah dengan membentuk tabung kecambah,
4. Jamur masuk ke tubuh inang dan menyebar ke jaringan haemocoel.
5. Jamur menginfeksi saluran makanan dan sistem pernafasan,
6. Konidia jamur yang infektif segera terbentuk pada bagian luar tubuh inang
dan,
7. Siap untuk disebarkan oleh angin, air dan bahkan serangga.
MEKANISME KERJA

1. Serangga tidak mau makan, tubuh menjadi lemah dan kurang orientasi,
lama kelamaan diam, dan mati.
2. Serangga berubah warna dan pada kutikula terlihat becak hitam sebagai
bekas penetrasi jamur.
3. Muncul miselia putih pada permukaan tubuhnya.
4. Larva mengeluarkan cairan kemerahan dari mulutnya secara terus
menerus.
5. Setelah mati, mulamula tubuhnya lunak dan dalam waktu 5 jam menjadi
kaku (mummi), dan sehari kemudian tubuhnya ditutupi miselia.
HASIL PENGAMATAN
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pengamatan 96 JSP pada perlakuan A1 persentase mortalitas sudah


mencapai 52,50%. Hal ini menunjukkan perlakuan ini lebih cepat mematikan
larva dibandingkan perlakuan yang lain.
Pada pengamatan 168 JSP pada pelakuan A5 hanya menyebabkan
mortalitas larva S. exigua sebesar 47.5%, sehingga tidak banyak mematikan
larva dan larva dapat membentuk pupa.
KESIMPULAN

1. Mortalitas larva S. exigua yang disebabkan oleh M.anisopliae dapat


ditingkatkan bila dicampur dengan insektisida kimia.
2. Waktu kematian 50% (LT50) hama S. exigua yang paling cepat diperoleh
dari perlakuan A1 (600 ppm M. anisopliae+250 ppm abamektin)
3. Perlakuan A1 m enunjukkan efek sinergis dengan nisbah sinergistik
sebesar 24.45 kali.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai