ANKILOSIS SENDI

TEMPOROMANDIBULA (TMJ)

Pembimbing:
dr. Wijana, Sp THT-KL

Conny Dianawati
PPDGS Bedah Mulut & Maksilofasial
UNPAD-RSHS
1
 Kelainan sendi temporomandibula/
temporomandibular joint (TMJ) atau TMJ
disorders  permasalahan yang sering terjadi

 Keluhan yang sering dialami:

sakit yang berhubungan dengan fungsi rahang,
terbatasnya gerakan mandibula dan otot-otot
pengunyahan, TMJ terasa nyeri pada palpasi,
dan adanya bunyi kliking pada TMJ

2
 60-70% populasi mempunyai setidaknya satu
dari keluhan-keluhan gangguan TMJ

15-20% yang menyadari keluhan tersebut.

5% yang berkonsultasi dengan dokter.

 Kelainan ini lebih sering dialami perempuan

(1:4) dan sering terjadi pada awal masa dewasa

3
 Kasus ini meliputi internal derangement dan
osteoarthritis, remathoid arthritis, chronic
recurrent dislocation, ankylosis, neoplasia dan
infeksi.

 Fraktur pada mandibula dapat menimbulkan

dislokasi, fraktur prosesus kondiloideus dan
subkondiloideus, serta hemartrosis 
ankilosis
4
ANATOMI TMJ

5
Potongan sagital TMJ

Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis: Mosby; 2001
6
Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis: Mosby; 2001
7
 8
Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis: Mosby; 2001
LIGAMEN TMJ

Tucker. Management of Temporamandibular Disorders. St Louis: Mosby; 2003 9

Arteri di sekitar TMJ

Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis:

Mosby; 2001 10
Persarafan TMJ

Tucker. Management of Temporamandibular Disorders. St Louis: Mosby; 2003

11
Gerakan membuka dan menutup
mulut

Pedersen GW. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa Purwanto, Basoeseno. Jakarta: EGC; 1996 12
definisi

 Pengertian ankilosis berasal dari kata Yunani

yaitu ankylos  menjadi kakunya sendi
 Ankilosis sendi temporomandibula
menurunnya kemampuan mandibula untuk
membuka mulut mulai dari sebagian sampai
terjadi imobilisasi total  karena pergerakan
sendi yang terbatas baik karena faktor sendi
itu sendiri maupun faktor di luar sendi .

Pedlar J . An Objective-Based TextBook : Surgery of the Temporomandibula Joint.,1 st. Edinburgh: Mosby; 2001
13
epidemiologi
2007 – 2011 didapatkan 12 kasus di RSHS

Holdcroft A. Management of pain. BMJ. 2003; 326:635-9.

14
 etiologi
 1. trauma
1.1 trauma kelahiran
1.2 hemarthrosis pada diskus artikularis
1.3 luka bakar

2. Infeksi
2.1 infeksi primer
2.2 infeksi sekunder

3. tumor

15
 Klasifikasi (Laskin, 2003)
 1. ankilosis intrakapsular / ankilosis intraartikuler / true ankylosis
1.1 ankilosis fibrosa

1.2 ankilosis tulang

16
 2. ankilosis ekstrakapsular (false ankylosis)
(Laskin, 2003) atau ankilosis ekstraartikuler
 menurunnya immobilitas mandibula bukan karena
faktor dari dalam sendi, melainkan faktor dari luar
sendi.
penyebab : hiperplasia prosesus koronoideus,
fraktur arkus zigomatikus dan infeksi sekitar otot
temporalis.

17
Diagnosa

 Anamnesa  faktor terpenting pada evaluasi

klinis.
 informasi mengenai sebab, waktu dan lama
terjadinya ankilosis  mempengaruhi
keparahan akibat suatu ankilosis.
 Bila terjadi pada usia pertumbuhan 
deformitas maksilofasial.

18
Kaplan AS. Temporomandibula Disorders, Diagnosis and Treatment. Philadelphia: WB Saunders Company; 2005
Gejala klinis
 pergerakan rahang terbatas
 fungsi pengunyahan berkurang
 pembukaan mulut terbatas,
 pertumbuhan wajah terhambat (pada masa
pertumbuhan)
 Artikulasi kurang jelas
 gigi berdesakan  kurangnya ruang untuk
erupsi komponen gigi yang normal.

19
Kaplan AS. Temporomandibula Disorders, Diagnosis and Treatment. Philadelphia: WB Saunders Company; 2005
 Gambaran intra oral
penderita ankilosis

Angular notch

20
McFadden, LR, Rishiraj, B. Treatment of Temporomandibula Joint Ankylosis: A Case Report. J Can Dent Assoc. 2001; 67(11): 659-63
Gambar profil penderita
ankilosis
Ankilosis unilateral Ankilosis bilateral

21
Van Der Wal, KGH. Ankilosis sendi rahang, alih bahasa Indonesia, Soelarko RM. Bandung: Bina Cipta; 2007
 22
McFadden, LR, Rishiraj, B. Treatment of Temporomandibula Joint Ankylosis: A Case Report. J Can Dent Assoc. 2001; 67(11): 659-63
Pemeriksaan radiologis

1. Transcranial
2. Submentovertex
3. Panoramik
4. Arthrography (dengan kontras)
5. CT Scan
6. MRI

23
transcranial

24
Peterson LJ., Ellis E., Hupp JR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th Ed. St. Louis Missouri: Mosby; 2003
submentovertex

25
Peterson LJ., Ellis E., Hupp JR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th Ed. St. Louis Missouri: Mosby; 2003
panoramik

26
Peterson LJ., Ellis E., Hupp JR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th Ed. St. Louis Missouri: Mosby; 2003
Panoramik tomogram

27
Peterson LJ., Ellis E., Hupp JR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th Ed. St. Louis Missouri: Mosby; 2003
arthrography

Cheung, LK, The Modern Management of Temporomandibula Joint Ankylosis in the Adult. Asian Journal of Oral Maxillofacial Surgery.
2001.3;75-80 28
CT Scan

Cheung, LK, The Modern Management of Temporomandibula Joint Ankylosis in the Adult. Asian Journal of Oral Maxillofacial
29
Surgery. 2001.3;75-80
Arthroskopi

Cheung, LK, The Modern Management of Temporomandibula Joint Ankylosis in the Adult. Asian Journal of Oral Maxillofacial
30
Surgery. 2001.3;75-80
terapi
 1. terapi konservatif (nonbedah)
 2. terapi bedah
2.1 kondilektomi
2.2 gap arthroplasty
2.3 osteoktomi
kemudian dilanjutkan dengan fisioterapi sendi
temporomandibula

31
Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis: Mosby; 2001
 Terapi konservatif
 hanya bisa dilakukan  ankilosis fibrosa
 Pembukaan mulut  spatel kayu / mouth spreader
 dipertahankan dengan blok akrilik

32
Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis: Mosby; 2001
 33
Okeson, JP. Management of Temporomandibula Disorders & Occlusion. 4thed. St.Louis: Mosby; 2001
INSISI PREAURIKULER

Tucker. Management of Temporamandibular Disorders. St Louis: Mosby; 2003

34
AUTOGENUS GRAF PASCA
KONDILEKTOMI

35
Kaplan AS. Temporomandibula Disorders, Diagnosis and Treatment. Philadelphia: WB Saunders Company; 2005
ALOPLASTIK GRAF PASCA
KONDILEKTOMI

36
Kaplan AS. Temporomandibula Disorders, Diagnosis and Treatment. Philadelphia: WB Saunders Company; 2005
GAP ARTHROPLASTY

McFadden, LR, Rishiraj, B. Treatment of Temporomandibula Joint Ankylosis: A Case Report. J Can Dent Assoc. 2001; 67(11): 659-
37
63
Lanjutan gap arthroplasty

McFadden, LR, Rishiraj, B. Treatment of Temporomandibula Joint Ankylosis: A Case Report. J Can Dent Assoc. 2001; 67(11): 659-
38
63
Osteoktomi (ramus mandibula)

39
Peterson LJ., Ellis E., Hupp JR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th Ed. St. Louis Missouri: Mosby; 2003
lanjutan osteoktomi

40
Peterson LJ., Ellis E., Hupp JR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4 th Ed. St. Louis Missouri: Mosby; 2003
Evaluasi pre dan post operasi

McFadden, LR, Rishiraj, B. Treatment of Temporomandibula Joint Ankylosis: A Case Report. J Can Dent Assoc. 2001; 67(11): 659-
41
63
Komplikasi pasca bedah
1. Perdarahan
2. Pembengkakan
3. Parese

4. Reankylosis
Cheung, LK, The Modern Management of Temporomandibula Joint Ankylosis in the Adult. Asian Journal of Oral Maxillofacial
Surgery. 2001.3;75-80
42
kesimpulan
 Ankilosis sendi temporomandibula 
menurunnya kemampuan mandibula untuk
membuka mulut mulai dari sebagian sampai
terjadi imobilisasi total yang disebabkan karena
pergerakan sendi yang terbatas baik karena faktor
sendi itu sendiri maupun faktor di luar sendi.
 DIAGNOSA  anamnesa , pemeriksaan klinis dan
ditunjang dengan pemeriksaan radiologis.
 TERAPI  konservatif dan bedah
 Follow up yang kontinyu dan sikap kooperatif
pasien sangat diperlukan.

43
TERIMA KASIH

44