utama di dunia, terhitung 8,2 juta angka kematian akibat kanker pada tahun 2012. Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan tahun 2012 terdapat 14,1 juta kasus kanker baru dan 32,6 juta orang yang hidup dengan kanker (dalam 5 tahun didiagnosa) di seluruh dunia dan 48% (15,6 juta) kasus kanker umumnya terjadi di negara berkembang (WHO, 2012). Kemenkes (2014) menyebutkan terdapat 70% penderita dalam kondisi stadium lanjut akibat berbagai masalah kesehatan dalam penanganannya. Kanker pada stadium lanjut dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang mengakibatkan diperlukannya perawatan intensif pada penderita tersebut. Jenis-jenis terapi yang dapat digunakan dalam penanganan kanker diantaranya adalah operasi, radiasi, dan kemoterapi. Penyakit Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Pengobatan kanker terdiri dari salah satu atau kombinasi dari beberapa prosedur berikut: ◦ Pembedahan (operasi) ◦ Penyinaran (Radio-terapi) ◦ Pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker (sitostatika/kemoterapi) ◦ Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi) ◦ Pengobatan dengan hormone ◦ Transplantasi organ. ◦ Stem Cell Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat keras (beracun/kimia) untuk merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi digunakan untuk mengobati penyakit kanker.
Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah
sel-sel kanker atau mengurangi ukuran tumor. Acupressure Acupressure adalah salah satu cara pengobatan tradisional Cina yang sudah lama dikenal keberadaannya. Di Barat cara pengobatan yang sama dengan acupressure adalah penekanan- penekanan pada titik triger, yang dalam hal nyeri titik triger adalah sama dengan titik akupunktur. Bila dilihat dari indikasi maka acupressure terutama untuk nyeri dan gangguan neuromuskuler. Pembahasan Ruang rawat inap Fresia 2 merupakan ruang rawat penyakit dalam yamg terdiri dari 12 kamar dan 72 tempat tidur. Dari jumlah tersebut terdapat 2 kamar yang terdiri dari 12 tempat tidur dan merupakan kamar khusus untuk pasien – pasien yang akan melakukan kemoterapi karena kanker. 12 tempat tidur tersebutpun selalu penuh oleh pasien yang akan melakukan kemoterapi. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2016 terkait keluhan yang sering dialami oleh pasien setelah melakukan kemoterapi diruangan Fresia 2 RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat diperoleh hasil bahwa dari 12 pasien yang menjalani kemoterapi mereka mengeluh terjadi mual bahkan sampai muntah. Berdasarkan hasil survei tersebut kamipun tertarik untuk menelaah jurnal – jurnal terkait terapi untuk mengurangi mual muntah setelah kemoterapi. Dalam hal ini, kami mengangkat terapi akupresur untuk mengurangi mual muntah akut pada pasien post kemoterapi. Literatur yang dipilih adalah Penelitian yang dilakukan oleh Syarif, Hilman dkk, pada jurnal yang berjudul “Terapi Akupresur dapat Menurunkan Mual Muntah Akut Akibat Kemoterapi pada Pasien Kanker: Randomized Clinical Trial” STIKES Cut Nyak Dhien Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Universitas Indonesia, Depok. Serta jurnal pendukung Pengaruh akupresur terhadap penurunan mual muntah yang telah diuji beberapa ahli melalui penelitian. Pada sampel penelitian yang berjumlah 44 responden dengan kelompok intervensi sebanyak 22 responden dan kelompok kontrol sebanyak 22 responden, didapatkan hasil rerata mual setelah dilkukan akupresur pada kelompok intervensi yaitu 3,55 (0-24) (SD = 1,471), sedangkan kelompok yang tidak dilakukan akupresur mualnya adalah 5,68 (SD = 2,009). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna rerata mual terhadap kelompok yang dilakukan akupresur dengan yang tidak dilakukan (p = 0,000 ; α = 0,05). Akupresur yang telah dilakukan pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa rerata muntah yaitu 2,09 (0-24) (SD = 1,716). Pada kelompok kontrol, rerata muntahnya adalah 4,05 (SD = 1,889). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rerata muntah pada kelompok yang dilakukan akupresur dengan yang tidak dilakukan akupresur (p = 0,001 ; α = 0,05). Dibble, et al. (2007) telah melakukan penelitian untuk membandingkan perbedaan mual muntah akibat kemoterapi pada 160 orang wanita. Responden dibagi ke dalam tiga kelompok yang terdiri dari kelompok yang mendapat akupresur, placebo akupresur dan mendapat perawatan yang biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensitas mual dan muntah yang signifikan pada kelompok yang mendapat akupresur bila dibandingkan dengan kelompok plasebo dan kelompok yang mendapatkan perawatan yang biasa, dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok plasebo akupresur dan kelompok yang mendapatkan perawatan yang biasa. Penelitian yang memberikan gambaran perbedaan keefektifan akupresur terhadap mual muntah akut dan delayed akibat kemoterapi dilakukan oleh Roscoe, Morrow, Bushunow, Tian., & Matteson. (2003). Penelitian dilakukan terhadap 739 pasien yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok akupresur, kelompok akustimulasi dan kelompok plasebo. Hasil akhir menunjukkan bahwa pasien yang dilakukan akupresur di titik P6 mengalami penurunan mual muntah akut yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan placebo. Kesimpulan Dari hasil telaah jurnal utama serta beberapa jurnal atau penelitian – penelitian terkait pengaruh terapi akupresur untuk menurunkan mual muntah setelah kemoterapi terdapat hasil yang signifikan untuk terapi tersebut dalam penanganan mual muntah pada pasien post kemoterapi Saran Bagi Keperawatan Berdasarkan temuan pada penelitian ini, maka rekomendasi dari penelitian adalah agar akupresur dapat diterapkan sebagai bagian dari intervensi keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami mual muntah akut akibat kemoterapi. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan Rumah Sakit dalam membuat kebijakan terkait diperbolehkannya penerapan terapi akupresur untuk pemberian intervensi kepada pasien, dengan tujuian akhirnya adalah peningkatan derajat kesehatan pada berbagai macam penyakit.