Anda di halaman 1dari 49

TB PARU DENGAN EFUSI PLEURA

EC SUSPEK MALIGNANSI

NP AYU OKA SHINTA


IDENTITAS PASIEN
Nama : Kodiyani bin Sidik
Usia : 01 Juli 1961 / 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Dusun Upang Ceria, Kab. Banyuasin
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan Terakhir : SLTA
MRS : 07 September 2019
Nomor rekam medik : 1139303
ANAMNESIS
AUTOANAMNESIS

KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN


Sesak yang bertambah hebat Batuk dan nyeri dada kiri.
sejak ±3 hari SMRS
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak ± 4 bulan SMRS pasien mengeluh batuk. Batuk disertai dahak warna putih
encer banyaknya sekitar ½ sendok makan sekali batuk, batuk berdarah ada,
demam ada, hilang timbul, tidak terlalu tinggi, berkurang dengan minum obat
penurun panas di warung, mual dan muntah tidak ada, nafsu makan menurun ada,
badan terasa lemas dan lesu ada, pusing tidak ada, mimisan tidak ada, gusi
berdarah tidak ada, muntah darah tidak ada, bintik-bintik di kulit tidak ada,
keringat malam tanpa aktivitas ada, penurunan berat badan ada ± 2 kg, BAB dan
BAK tidak ada keluhan. Pasien belum berobat hanya membeli obat penurun
panas di warung.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak ± 3 bulan SMRS pasien mengeluh sesak nafas. Sesak dirasakan hilang
timbul, sesak terutama saat beraktivitas (misal dari kamar ke WC) namun sesak
sedikit berkurang bila beristirahat. Pasien nyaman berbaring dengan posisi miring
ke kiri. Pasien terbangun di malam hari karena sesak tidak ada, sesak tidak
disertai mengi, tidak dipengaruhi emosi dan cuaca. Batuk masih ada dirasakan
semakin sering, dahak bertambah banyak, nyeri dada tidak ada, demam tidak ada.
Pasien masih belum berobat.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak ± 2 minggu SMRS sesak dirasakan terus-menerus, sesak tidak berkurang
dengan istirahat, pasien merasa nyaman bila berbaring ke posisi kiri. Pasien lalu
berobat ke puskesmas di periksa dan dikatakan ada sakit paru kemudian dirujuk
ke IGD RS AK Gani, dilakukan pemeriksaan rotgen, dikatakan terdapat cairan
pada paru, kemudian diambil cairan paru didapatkan cairan warna merah. Hasil
di periksa dahak dan cairan paru didaptkan hasil sakit TBC , pasien kemudian di
berikan obat 6 bulan. Pasien pulang dengan perbaikan.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Sejak ± 3 hari SMRS pasien merasakan sesak hebat. Sesak dirasakan terus-
menerus, sesak disertai dengan nyeri dada kiri dan tidak menjalar ke bahu. Sesak
tidak dipengaruhi emosi dan cuaca. Sesak dipengaruhi aktifitas dan sesak sedikit
berkurang saat pasien memiringkan badan ke arah kiri, namun tidak hilang
sepenuhnya. Nyeri dada kiri ada seperti ditusuk dan tidak menjalar. Nafsu makan
pasien menurun, demam tidak ada, keringat saat malam hari ada, pasien juga
masih mengeluhkan batuk berdahak warna putih encer dan banyaknya sekitar ½
sendok makan sekali batuk. Pasien lalu datang ke IGD RSMH
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat penyakit kencing manis(-)
• Riwayat penyakit TB sejak 2 minggu yang lalu sedang minum OAT
• Riwayat minum pro TB 4 1x3 tab
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat sakit jantung disangkal
• Riwayat penyakit tumor dan keganasan disangkal
RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
• Riwayat penyakit kencing manis disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat TB disangkal
• Riwayat sakit jantung disangkal
• Riwayat keganasan disangkal
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI, PEKERJAAN DAN KEBIASAAN

Pasien adalah seorang buruh harian lepas. Pasien tidak memiliki riwayat kontak
dengan orang yang batuk lama.
RIWAYAT GIZI
Sebelum sakit, pasien makan teratur sebanyak tiga hari sehari dengan porsi cukup
dan makanan yang bervariasi. Namun setelah sakit, nafsu makan menurun dan
hanya makan kurang dari seperempat dari porsi biasa.
PEMERIKSAAN FISIK (08/03/2018)
Keadaan umum : sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg (lengan kanan, posisi tidur)
Nadi : 96 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 28 x/menit, regular, abdominotorakal
Suhu : 36,6o C (aksila)
Berat Badan : 48kg
Tinggi Badan : 160cm
IMT : 18,75 (Berat Badan Ideal)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Kepala
Bentuk : Normocephali
Ekspresi : Wajar
Rambut : putih, lurus, pendek dan tidak mudah dicabut
Alopesia : (-)
Deformitas : (-)
Perdarahan temporal : (-)
Nyeri tekan : (-)
Wajah sembab : (-)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Mata
Eksoftalmus : (-)
Endoftalmus : (-)
Palpebral : edema (-)
Konjungtiva palpebra : pucat (-)
Sklera : ikterik (-)
Kornea : jernih, cincin senilis (-)
Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya
(+/+)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Hidung
Sekret : (-)
Epistaksis : (-)
Septum : deviasi (-)
 
Telinga
Meatus akustikus eks. : lapang
Nyeri tekan : processus mastoideus (-/-), tragus (-/-)
Nyeri tarik : aurikula (-/-)
Sekret : (-)
Pendengaran : baik
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Mulut
Higiene : baik
Bibir : cheilitis (-), rhagaden (-), sianosis (-),
Lidah : kotor (-), atrofi papil (-), pucat (-)
Tonsil : T1-T1
Mukosa : basah, stomatitis (-), ulkus (-)
Gusi : hipertrofi (-), berdarah (-), stomatitis (-)
Faring hiperemis : (-)
Gigi : (-)
Bau Pernapasan : tidak ada bau pernapasan
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Hidung
Sekret : (-)
Epistaksis : (-)
Septum : deviasi (-)
 
Telinga
Meatus akustikus eks. : lapang
Nyeri tekan : processus mastoideus (-/-), tragus (-/-)
Nyeri tarik : aurikula (-/-)
Sekret : (-)
Pendengaran : baik
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Leher
Inspeksi : benjolan (-)
Palpasi : pembesaran kelenjar tiroid/struma (-)
Auskultasi : bruit (-)
Tekanan vena jugularis : (5-2) cmH2O

Dada
Inspeksi : simetris, sela iga melebar (-), retraksi dinding dada (-), spider nevi
(-), venektasi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi (-)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Paru-paru (anterior)
Inspeksi:
Statis : retraksi iga (-)
Dinamis : hemithoraks kiri tertinggal
Palpasi:
nyeri tekan (-), sela iga (-), stem fremitus kiri menurun dibandingkan kanan
Perkusi :
kanan : nyeri ketok (-), sonor pada lapang paru kanan
kiri : nyeri ketok (-), redup pada paru kiri dari ICS II sampai ke bawah, batas paru hepar tidak
dapat dinilai
Auskultasi :
kanan : vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
kiri : vesikuler menurun, ronkhi (-), wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Paru-paru (posterior)
Inspeksi :
Statis : kanan = kiri
Dinamis : kanan = kiri
Palpasi:
stem fremitus kiri menurun dibandingkan kanan
Perkusi :
kanan : nyeri ketok (-), sonor pada lapang paru kanan
kiri : nyeri ketok (-), redup pada paru kiri dari ICS II sampai ke bawah
Auskultasi:
kanan : vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)
kiri : vesikuler menurun, ronkhi (-), wheezing (-)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat, venektasi (-)
Palpasi : ictus cordis tidak teraba, thrill (-), tidak ada nyeri tekan
Perkusi : batas atas ICS II linea parasternalis sinistra
batas kiri sulit dinilai
Auskultasi : HR 96x/menit, reguler, BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), scar (+), caput medusae (-)
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), defans muskuler (-), ballotement ginjal (-)
hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi : bising usus normal
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Ekstremitas
Inspeksi:
Superior : deformitas (-), kemerahan (-), edema (-/-), koilonikia (-), sianosis (-), jari tabuh (-),
palmar eritem (-), kulit lembab, flapping tremor (-), onikomikosis (-)
Inferior : deformitas (-), kemerahan (-), edema pretibial (-/-), koilonikia (-), sianosis (-),
jari tabuh (-), onikomikosis (-)
Palpasi:
Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-), krepitasi (-/-)
Inferior : akral hangat (+/+), edema pretibial (-/-), krepitasi (-/-)
ROM:
Superior : kekuatan 5, rom aktif pasif luas
Inferior : kekuatan 5, rom aktif pasif luas
Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Kulit
Kulit : sawo matang
Efloresensi : (-)
Pigmentasi : (-)
Jaringan parut : (-)
Turgor : baik
Keringat : cukup
Pertumbuhan rambut : dalam batas normal
Lapisan lemak : kurang
Ikterus : (-)
Lembab/kering : kering
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Kelenjar getah bening (KGB)
Tidak terdapat pembesaran KGB pada regio periauricular, submandibula, cervical
anterior dan posterior, supraclavicula, infraclaviculla, axilla, dan inguinal
PEMERIKSAAN FISIK/ KEADAAN SPESIFIK
Pembuluh darah
a.temporalis, a.carotis, a.brakhialis, a.femoralis, a.poplitea, a.tibialis posterior,
a.dorsalis pedis: teraba
 
Status neurologis
Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium darah
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 11,4 g/dL 13,48-17,40 g/dL
RBC 3.94 x106/mm3 4,40-6,30x106/mm3
Leukosit 3
/mm3 4.73-10.89x103/mm3
Hematokrit 34% 41-51%
Trombosit 542x103/ µL 170-396x103/µL
Diff. count 0/4/67/17/12 0-1/1-6/50-70/20-40/2-8
Kimia Klinik Hati
LDH 717 mg/dL 240-480 U/L
Ginjal
Ureum 28 mg/dL 16,6-48,5 mg/dL
Asam Urat 20,6 mg/dL <8,4 mg/dL
Kreatinin 1,04 mg/dL 0.50-0.90 mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Cairan Pleura
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Makroskopi
Volume 12 ml -
Warna Merah Transudat: KekuninganEksudat: Kuning s/d merah

Kejernihan Keruh Transudat: JernihEksudat: Keruh


Bau Tidak Berbau Transudat: Tidak berbauEksudat: Berbau busuk

Berat Jenis 1,005 Transudat: <1,016Eksudat: >1,016


Bekuan Positif Transudat: NegatifEksudat: Positif
pH 8,0 Transudat: 7,4-7,6Eksudat: <7,3
Mikroskopi
Jumlah leukosit 80,0 sel/µl Transudat: <500Eksudat: >500
Sel PMN 15% Transudat: lebih sedikitEksudat: lebih banyak

Sel MN 85% Transudat: lebih sedikitEksudat: lebih banyak

Kimia
Rivalta Positif Transudat: NegatifEksudat: Positif
Protein 2,7 g/dL Transudat: <2,5Eksudat: >3
LDH 2699 U/L Transudat: <200Eksudat: >200
Glukosa 52,0 mg/dL Transudat: = kadar di serumEksudat: < kadar di
serum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Kultur

• Hasil Mikroskopis : gram (+) coccus (+)


Leukosit 0-1/lp
Epitel 0-1/lp
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Kultur
Nama Antibiotik Interpretasi MIC
Bemzylpenicillin R >=0,5
Cefoxitin Screen + Pos
Ciprofloxacin R >=8
Clindamycin R >=8
Erythromycin R >=8
Gentamicin I 8
Levofloxacin R >=8
Linezolid S 2
Trimetrohoprim/ sulfamethoxazole R >=320
Vancomycin S 1
Inducible Clindamycin Resistance - Neg
Moxifloxacin R 4
Nitrofurantoin S <=16
Oxacillin R >=4
Rifampicin R >=32
Tigecycline S 0,5
Quinupristin/ Dalfopristin S 0,5
Tetracycline S 2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 15-8-2019
Kesan :
Suspek massa paru kiri
Efusi pleura kiri
Bayangan opak noduler di lapang
bawah paru kanan solitari nodule
DD/ nodul metastasis, tub
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 7-9-2019

Kesan : Efusi pleura masif


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 12-9-
2019

Kesan :
Suspek massa hilus kiri
dengan efusi pleura
masif
DIAGNOSIS

• Kasus baru TB paru on DIAGNOSIS BANDING

therapy OAT kategori I fase • Efusi pleura sinistra e.c.


intensif malignansi
• Efusi pleura masif sinistra et • Efusi pleura sinistra e.c.
causa susp malignansi pleuropneumoni
PENATALAKSANAAN

NON FARMAKOLOGIS FARMAKOLOGIS

• Istirahat • IVFD NaCl gtt XX/m


• Diet nasi biasa • Asam mefenamat
• Edukasi • Neurodex 1xtab / 24 jam Po
• O2 2-3 l/menit • OAT 4 FDC 3 tab
• Pemasangan WSD • Allopurinol 1x300 mg
• Paracetamol 3x500 mg
RENCANA PEMERIKSAAN

• Sitologi cairan pleura


• Sitologi sputum
• CT scan thoraks dengan kontras
• TTB (Trans Thorakal Biopsi)
• Bronkoskopi
PROGNOSIS

• Quo ad vitam: dubia ad bonam


• Quo ad functionam: dubia ad malam
• Quo ad sanationam: dubia ad malam
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS

• Pasien datang dengan keluhan utama sesak bertambah hebat sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit.
• Keluhan sesak sebenarnya sudah dirasakan pasien mulai dari 1 minggu SMRS.
• Pada kasus sesak, harus ditentukan etiologi dari sesak pada pasien.
• Sesak dapat berhbungan dengan gangguan jantung, ginjal, paru-paru, saluran napas, darah,
dan metabolik
ANALISIS KASUS

• Pasien (55 tahun) merupakan supir angkot.


• Memiliki kebiasaan merokok sebelum akhirnya berhenti pada tahun 1996
• Supir  paparan polutan udara  pasien juga memiliki faktor risiko untuk menderita PPOK
dan keganasan pada paru.
• Pasien pernah didiagnosis TB 1,5 tahun yang lalu, namun pengobatan yang diberikan tidak
diterapkan dengan baik oleh pasien.
ANALISIS KASUS

• Pasien (55 tahun) merupakan supir angkot.


• Memiliki kebiasaan merokok sebelum akhirnya berhenti pada tahun 1996
• Supir  paparan polutan udara  pasien juga memiliki faktor risiko untuk menderita PPOK
dan keganasan pada paru.
• Pasien pernah didiagnosis TB 1,5 tahun yang lalu, namun pengobatan yang diberikan tidak
diterapkan dengan baik oleh pasien.
ANALISIS KASUS

• Pemeriksaan fisik tidak didapatkan barrel chest, tidak ada suara ekspirasi memanjang, tidak
ada wheezing, namun terdapat kelainan dimana dinding dada kanan tertinggal saat diinspeksi
secara statis dan dinamis
• Sesak pada pasien tidak disebabkan oleh PPOK dan asma.
• Keluhan pasien 1,5 bulan yang lalu  demam, keringat malam tanpa aktivitas, batuk berdahak
kuning yang encer, lesu, nafsu makan menurun, dan berat badan yang menurun, gejala-gejala
ini merupakan gejala klasik dari penyakit TB paru.
ANALISIS KASUS

• Seorang pasien TB dapat terdiagnosis secara klinis apabila hasil sputum BTA negatif, namum
hasil foto thorax menunjang diagnosis TB
• Akan tetapi, dalam kasus ini dapat ditegakkan diagnosis TB paru karena pasien sudah memiliki
riwayat mengkonsumsi obat TB dimulai dari 1 minggu SMRS sehingga dapat dikatakan bahwa
diagnosis pasien adalah kasus baru TB paru on therapy OAT kategori I fase intensif.
• Kategori I maksudnya obat disediakan dalam satu paket kobinasi dosis tetap (KDT) yang
terdiri dari paduan 2HRZE/ 4R3H3.
ANALISIS KASUS

• TB paru umumnya dihubungkan dengan faktor kebiasaan, tempat tinggal yang overcrowded,
sanitasi lingkungan yang buruk, ventilasi rumah yang tidak baik, dan yang terutama adalah
seringnya terapapar dengan penderita TB.
• Pekerjaan sebagai supir angkot dan kebiasaan merokok dapat menunjang terjadinya penurunan
fungsi makrofag alveolar dalam melakukan fagositosis kuman M. Tuberculosis sehingga
mendukung kejadian TB paru.
ANALISIS KASUS

• Efusi pleura pada kasus TB paru dapat terjadi karena adanya peradangan yang membuat
permeabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga terjadi pengeluaran cairan ke
rongga pleura.
• Penyebab pleuritis eksudativa tersering adalah infeksi M. tuberculosis yang dikenal sebagai
pleuritis tuberkulosa eksudativa.
• Analisis cairan pleura baik secara maksroskopi maupun mikroskopi diperoleh hasil bahwa
cairan pleura adalah eksudat.
• Konfirmasi dari hasil pemeriksaan rӧntgen dada  ditemukan hidropneumothorax pada paru
kanan.
ANALISIS KASUS

• TB paru umumnya dihubungkan dengan faktor kebiasaan, tempat tinggal yang overcrowded,
sanitasi lingkungan yang buruk, ventilasi rumah yang tidak baik, dan yang terutama adalah
seringnya terapapar dengan penderita TB.
• Pekerjaan sebagai supir angkot dan kebiasaan merokok dapat menunjang terjadinya penurunan
fungsi makrofag alveolar dalam melakukan fagositosis kuman M. Tuberculosis sehingga
mendukung kejadian TB paru.
ANALISIS KASUS

• WSD yang fungsinya untuk drainase cairan eksudat dan juga udara pada cavum pleura dextra.
• OAT terus dilanjutkan sesuai dengan berat badan pasien (54 kg)  OAT KDT kategori I tahap
intensif dengan 3 tablet 4KDT dan tahap lanjutan 3 tablet 2KDT.
• Pasien menderita penyakit DM tipe-2, maka diberikan juga terapi insulin pada pasien 
Novorapid 3 x 6 unit dan Levemir 1 x 10 unit
• Prognosis pada kasus yaitu quo ad vitam dubia ad bonam, quo ad functionam dubia ad malam,
serta quo ad sanationam dubia ad malam.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai