Anda di halaman 1dari 40

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN,

STATUS GIZI, BALITA BB


KURANG dan SANGAT KURANG
(BB/U), GIZI KURANG Dan GIZI
BURUK (BB/PB,TB)
DALAM PROSES ASUHAN GIZI
PROSES ASUHAN GIZI PADA :

Balita BB Kurang,
Sangat Kurang
(BB/U), Gizi Tingkat
Kurang dan Gizi Individu
Buruk (BB/TB, (UKP)

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


2
PTM dalam PAG
1.Balita BB Kurang
dan Sangat Kurang
(BB/U), Gizi Kurang
dan Gz Buruk
(BB/PB,TB)

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


3
PTM dalam PAG
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN BALITA

Defini
si

Tujuan

Cara

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


4
PTM dalam PAG
Grafik Berat Badan
Mengikuti Garis
Pertumbuhan
Tidak
Naik

Naik Naik

Tidak
Naik

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


5
PTM dalam PAG
Kurva Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Laki-laki
Berat badan (kg) Dengan Panjang Badan 65 – 120 cm (Berdasarkan Z_Score)

Panjang atau Tinggi Badan (cm)


Kurva Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak Perempuan
Dengan Panjang Badan 45 – 110 cm (Berdasarkan Z_Score)
Berat badan (kg)

Panjang Badan (cm)


Kurva Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Anak Perempuan
Dengan Panjang Badan 65 – 120 cm (Berdasarkan Z_Score)
Berat badan (kg)

Tinggi Badan (cm)


STATUS GIZI BALITA
Status gizi adalah keadaan yang Kaitan
diakibatkan oleh keseimbangan Pemantau
antara jumlah asupan zat gizi dengan an
kebutuhan tubuh. Pertumbu
Status gizi merupakan salah satu han dan
indikator kualitas sumber daya Status
manusia yang menentukan tingkat PemantauGizi

K
on
kesehatan masyarakat an

fir
m
Penilaian status gizi pada balita Pertumbu

as
dilakukan dengan cara han

i
Status
membandingkan hasil
Gizi
penimbangan dengan standar
antropometri berdasrkan indeks
BB/U, TB/U,Pemantauan
BB/TB. Pertumbuhan, Status Gizi dan
9
PTM dalam PAG
INDEKS ANTROPOMETRI BALITA
(PERMENKES RI NO 2 TAHUN 2020

Ambang BB/U TB/U BB/TB IMT/U


Batas
< - 3 SD BB Sangat Sangat Gizi Buruk Gizi
Kurang Pendek Buruk
- 3 SD sd < - BB Kurang Pendek Gizi Gizi
2 SD Kurang Kurang
- 2 SD sd + 2 Gizi Baik Normal Normal Normal
SD (Gizi Baik) (Gizi Baik)
> + 2ditemukan
Bila SD Gizibalita
LebihBB kurang, Tinggi Gizi Kurang Gemuk dan Gemuk
Gizi
Buruk yang dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses
Asuhan
PemantauanGizi perorangan
Pertumbuhan, Status Gizi dan
10
PTM dalam PAG
Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita BB Kurang dan
Sangat Kurang ( Berdasarkan Indikator BB/U

Nilai batas prevalensi Kategori


untuk signifikansi masalah
kesehatan masyarakat
< 10 % Prevalensi rendah
10 - 19 % Prevalensi sedang
20 - 29 % Prevalensi tinggi
> 30 % Prevalensi sangat tinggi
Sumber : WHO, 1995

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


11
PTM dalam PAG
Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang
dan Gizi Buruk (Wasting)
Berdasarkan Indikator BB/TB

Nilai batas prevalensi Kategori


untuk signifikansi masalah
kesehatan masyarakat
<5% Dapat diterima (Acceptable)
5-9 % Buruk (Poor)
10-14 % Serius (Serious)
> 15 % Bahaya/kritis (Critical)
Sumber : WHO, 1995

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


12
PTM dalam PAG
Balita Pendek /
Stunting
• Balita dengan status gizi berdasarkan
indikator TB/U dengan kategori pendek
dan sangat pendek merupakan salah satu
prioritas masalah gizi untuk diatasi di
Indonesia.
• Penanggulangan stunting melalui
pendekatan sensitif dan spesifik sesuai
dengan Konsep Rencana Aksi Menangani
Masalah Stunting (Sumber: Ratas Menteri
yang dipimpin oleh Wapres, 9 Agustus
2017)

Balita
Gemuk / Obes 13
RENCANA INTERVENSI STUNTING
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD
•PAUD dengan muatan
pendidikan gizi dan KEMENKEU
kesehatan •Dana Insentif Daerah
•Pendidikan Kesehatan
Reproduksi dan
gizi untuk anak sekolah KEMENTAN
dan Remaja •Ketahanan pangan
KEMENPUPR
•Sarana air bersih dan •Pemanfaatan Pekarangan Rumah
sanitasi Tangga

KEMEN. PERINDUSTRIAN KEMENAG


• Pemberian Tablet •Pembinaan iodidasi •Pendidikan gizi dan kesehatan
Tambah Darah untuk industri garam rakyat kepada calon pengantin melalui
remaja putri, calon •Pengawasan fortifikasi KUA
pengantin, ibu hamil garam beryodium •Pendidikan Kesehatan  dan
• Promosi ASI Eksklusif gizi untukdi madrasah dan pondok
• Promosi Makanan pesantren
KEMENSOS •Mendorong peran serta ulama
Pendamping-ASI •Bantuan Pangan Non-
• Promosi makanan untuk pendidikan gizi dan
Tunai dengan sumber kesehatan
berfortifikasi termasuk protein (telur) BPOM
garam beryodium •PKH, pemanfaatan •Keamanan pangan
• Promosi dan kampanye fasilitator untuk •Monitoring pangan terfortifikasi di
Tablet Tambah Darah pendidikan gizi dan lapangan secara berkala
• Suplemen gizi mikro pemantauan kepatuhan
(Taburia) layanan kesehatan
KEMENDAGRI BKKBN
• Suplemen gizi makro •Nomor Induk •Pendidikan Kesehatan Reproduksi
(PMT) Kependudukan untuk Remaja termasuk madrasah
• Kelas Ibu Hamil •Akta kelahiran dan pondok pesantren
• Promosi dan kampanye •Fasilitasi program dan •Bina Keluarga Balita untuk
gizi seimbang dan kegiatan gizi dalam APBD peningkatan pengetahuan dan
perubahan perilaku keterampilan orang tua dan
KEMENDESPDTT anggota kelurga lain dalam
• Pemberian obat cacing
•Pengangaran Dana Desa pembinaan tumbuh kembang anak
• Tata Laksana Gizi untuk kegiatan gizi sejak dalam kandungan
Kurang/Buruk
• Suplementasi vitamin A 14
• Jaminan Kesehatan
Untuk melihat besaran
Proses Asuhan Gizi pada Balita BB Kurang dan Sangat
masalah Kurang,
kesehatanGizi
dapat
Kurang dan Gizi Buruk di Tingkat Masyarakat merujuk pada cut off point
masalah kesmas
Prevalensi/ proporsi Balita BB Kurang, Balita
Antropomet Gizi Kurang,Gizi Buruk , BGM, 2T, N/D
ri Sumber data: laporan rutin dan data indikator
keluarga sehat Bila setelah dikonfirmasi
didapatkan hasil status gizinya
normal, maka intervensi 
promotif preventif  berfokus pada

P edukasi dan konseling.

15
Proses Asuhan Gizi pada Balita BB Kurang, Gizi Kurang
dan Gizi Buruk di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita Gizi Kurang, Gizi
Problem Buruk, di wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun
2017
 Kurangnya pengetahuan ibu ttg pemberian makan anak
 Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk
keterbatasan PMT
Etiologi  Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
 Kurangnya penerapan PHBS

D
 Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat
Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA
tidak sesuai, Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya
Sign/ angka kesakitan pada balita, Rendahnya cakupan pemberian
Symptom Vitamin A dan Imunisasi, Tidak ada sumber air bersih /
sanitasi buruk terkait pengolahan makanan
Contoh diagnosis gizi:
Tingginya proporsi balita Gizi Kurang di wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya
Tahun 2017 (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pemberian makan anak dan rendahnya daya beli (E) ditandai dengan
16
asupan energi pada balita <70% AKG sebesar 60 % (S).
Proses Asuhan Gizi pada Balita BB Kurang dan Balita
Gizi Kurang, Gizi Buruk di Tingkat Masyarakat

 Menurunkan proporsi balita gizi kurang


Tujuan
dari 21 % menjadi 16 % selama 1 tahun
 Balita Gizi Kurang : Pemberian PMT
pemulihan selama 90 hari (pangan

I
lokal/pabrikan), pemberian
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
 Balita Gizi Buruk dengan komplikasi,
Pemberia rawat inap di TFC pemberian F75, F100
n Makan sesuai TAGB
 Balita Gizi Buruk tanpa komplikasi,
rawat jalan di Pos PGBM, pemberian
RUTF (jika tersedia)
 Pemberian kapsul
Pemantauan Pertumbuhan, vitamin A bagi kasus
Status Gizi dan
17
gizi buruk PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi pada Balita BB Kurang, dan Balita Gizi
Kurang , Balita Gizi Buruk di Tingkat Masyarakat
 Penyuluhan kepada ibu balita tentang
PMBA, manfaat PMT, vitamin A, PHBS,
Edukasi Pemantauan pertumbuhan balita secara
rutin di Posyandu, PAUD/TK (diusulkan
Gizi dalam RPK)
 Penyediaan sarana dan media KIE

I Melakukan koordinasi:
Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi,
Pengelola Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinas 
Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK,
i Asuhan Kemendes, Pertanian, Perindustrian,
Gizi Perikanan, Perternakan, dll)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan
18
PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi pada Balita BB Kurang, dan Balita Gizi
Kurang , Balita Gizi Buruk di Tingkat Masyarakat
Monitoring dan Evaluasi secara berkala
untuk memantau:
 Terselenggaranya penyuluhan PMBA, dll
 Tersedianya PMT, Vitamin A, sarana dan
media KIE
Pemantauan kenaikan berat badan selama

M diberikan PMT, laporan asupan makan


Cakupan balita kurus yang mendapat PMT
(lokal/pabrikan)

E Cakupan balita sangat kurus dengan


komplikasi mendapat perawatan TAGB
Cakupan balita sangat kurus tanpa
Jika setelah intervensi tidak terjadi perbaikan status gizi, dilakukan
komplikasi mendapat perawatan di Pos
pengkajian ulang dan bila perlu balita dirujuk kembali ke
PGBM 19
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan
20
PTM dalam PAG
Bila ditemukan balita BB Sangat Kurang dan Balita
Gizi Kurang dan buruk yang dirujuk ke puskesmas,
maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perseorangan
sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Balita BB Sangat Kurang (BB/U) dan Balita Gizi Kurang
(BB/TB) di Tingkat Individu

Hasil pengukuran Berat Badan dan Tinggi


Antropom
Badan dan Lingkar Lengan Atas merujuk
etri
pada Standar Antropometri yang berlaku

P
21
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat
Individu

P
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat
dilihat pada Lampiran 3.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


22
PTM dalam PAG
Latihan
• Diketahui .. Balita Laki2 dengan atropometri
- Umur 12 bulan
- BB 6.5 kg
- PB 70.5 Cm
petanyaan ? BB Ideal: ………kg
? H A : …..thn… bulan
Proses Asuhan Gizi
pada Balita BB Sangat Kurang (BB/U) dan Gizi
Kurang (BB/TB) di Tingkat Individu
Proble Balita BB Sangat Kurang
m Balita Gizi Kurang
 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan
keluarga
 Pemberian makan yang kurang tepat,

D
 Pola asuh kurang optimal : orangtua tunggal,
ibu bekerja,
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya akses terhadap fasyankes
Etiologi  Keterbatasan akses pemenuhan makanan
(termasuk PMT)
 Kurangnya dukungan nakes, keluarga,
Sign/ Sesuai data dari
kebijakan pengkajian yang menjadi
pemerintah
Sympto  tanda dan gejala
Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat
24
CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA
No. Problem Etiologi (E) Sign/Symptom (S)
(P)
1. Balita berkaitan dengan yang ditandai oleh
Gizi kurangnya BB/TB < - 2 SD,
Kurang pengetahuan ibu asupan makanan
tentang pola asuh hanya 50% dari
yang baik serta kebutuhan, variasi
keterbatasan daya beli makanan kurang,
makanan anak terlihat lesu
2. Balita BB berkaitan dengan yang ditandai oleh
Sangat kurangnya BB/U < - 3 SD,
Kurang pengetahuan ibu kurang mendapat
tentang pola asuh yang asupan makanan
baik serta keterbatasan dengan frekuensi dan
dayaPemantauan
beli makanan
Pertumbuhan, Status Gizi danjumlah yang adekuat
PTM dalam PAG
25
CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA

No Problem Etiologi (E) Sign/Symptom (S)


. (P)
3. Pertumbuh berkaitan dengan yang ditandai oleh
an yang peningkatan BB/TB atau BB/U - 2
kurang kebutuhan gizi SD sampai dengan
optimal karena gangguan - 3 SD, kurang
pencernaan mendapat asupan
(malabsorbsi) makanan dengan
frekuensi dan jumlah
yang adekuat

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


26
PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Balita BB Kurang (BB/U) dan Gizi Kurang
(BB/TB) di Tingkat Individu
Memberikan asupan zat gizi sesuai kebutuhan
Tujuan
untuk meningkatkan BB sesuai BB Ideal
 Preskripsi Gizi
BBI = BB berdasarkan PB/TB aktual pada median WHO
2005
Kebutuhan energi anak (kkal) berdasarkan rumus:

I
•Usia 0-12 bulan = BBI x 110 sampai 120 kkal
•Usia 1-3 tahun = BBI x 100 kkal
•Usia 4-5 tahun = BBI x 90 kkal

Pemberia Kebutuhan energi tersebut dijabarkan :


n Makan • Karbohidrat (55-65%),
• Protein (10-15%),
• Lemak: bayi (45-50% mengacu pada ASI), batita
(30-35%), dan > 3 tahun (25-30%).
 PMT bagi balita kurus minimal 90 hari (PMT
pemulihan), berupa PMT lokal padat kalori yang
diolah di rumah tangga atau pabrikan 27
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan
28
PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Balita BB Kurang (BB/U) dan Gizi Kurang
(BB/TB) di Tingkat Individu

I
Meningkatkan motivasi dan
Konselin kepatuhan terhadap anjuran
g Gizi pemberian makan bayi dan anak
sertaPemantauan
konsumsi PTM dalam PAGPMT
Pertumbuhan, Status Gizi dan
29
Proses Asuhan Gizi
pada Balita BB Kurang (BB/U) dan Gizi Kurang
(BB/TB) di Tingkat Individu

I
Kunjungan rumah 1 bulan setelah balita ke

M Puskesmas untuk:
Melihat perubahan pengetahuan dan perilaku
ibu balita
Melihat perubahan jumlah asupan makanan

E
balita
Melihat kenaikan berat badan balita
30
Bila ditemukan kasus balita gizi buruk (sangat kurus)
maka penanganan Proses Asuhan Gizi perseorangan di
puskesmas adalah sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu

Hasil pengukuran Berat Badan dan Tinggi


Antropome
Badan (BB/TB < -3 SD) dan LiLA < 11,5 cm,
tri
disertai dengan atau tanpa gejala klinis

P
31
Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman TAGB.
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat
Individu

P
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat
dilihat pada Lampiran 3.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan


32
PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat
Individu
Problem Balita Gizi Buruk (BB/TB)
 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan keluarga
 Pemberian makan yang kurang tepat,
 Pola asuh kurang optimal : orang tua tunggal, ibu
bekerja,

D
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya akses terhadap fasyankes
Etiologi  Keterbatasan akses pemenuhan makanan
(termasuk PMT)
 Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan
pemerintah
 Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat
penyakit balita 33

Proses Asuhan Gizi pada
Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Sesuai data dari pengkajian yang menjadi
tanda dan gejala
Contoh :
Sign/ •BB/TB <-3 SD, LiLA < 11,5 cm
Sympto •Asupan energi pada balita (recall ) < 60%
m kebutuhan

D •Praktek PMBA tidak sesuai (jumlah, porsi,


frekuensi, tekstur, variasi)
•Riwayat penyakit berulang pada balita
Contoh diagnosis
Contoh diagnosisgizi gizi
(1) : (2) :
•• Kasus
Kasus Balita
Balita Gizi
Gizi Buruk
Buruk(P)(P)berkaitan
berkaitandengan kurangnya
dengan riwayat asupan
berat
makanan,
badan rendahnya
lahir rendah tingkat ekonomiTBdan
dan penyakit (E)pengetahuan ibu dengan
yang ditandai (E) yang
ditandai BB/TB < - 3 SD, LiLA < 11,5 cm, jarang mengonsumsi sumber
BB/TB-PB < -3 SD, asupan hanya 40% dari kebutuhan, adanya
protein hewani (kurang dari 1 x/minggu), serta lebih sering memberi34
gangguan pertumbuhan dan batuk lama (S).
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat
Individu
Memberikan asupan makanan yang adekuat
Tujuan secara bertahap untuk mencapai Berat Badan
Ideal.
 Kasus Balita Gizi Buruk Tanpa
Komplikasi (Rawat Jalan)
Mendapat formula 100, Ready to Use Therapeutic

I
Food (RUTF) (jika tersedia) atau berbasis
pangan lokal hingga status gizinya menjadi gizi
kurang (BB/TB antara -3 SD s.d. < -2 SD).
Pemberi 1)F100 diberikan bertahap : fase rehab awal(150
an kkal/kgBB/hari), fase rehab lanjutan 200-220
Makan kkal/kgBB/hari Jika tanpa
tanda klinis langsung fase rehab lanjutan
2) Makanan Lokal : 200 kkal/kgBB/hari dikombinasikan
dengan formula
35
F100/RUTF : Setelah ASI, sebelum makanan keluarga
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat
Individu
 Kasus Balita Gizi Buruk dengan Komplikasi
(Rawat Inap)
Perlu mendapatkan perawatan sesuai TAGB baik di
Puskesmas rawat inap maupun Rumah Sakit.
Tahapan pemberian makan kasus gizi buruk:
Fase stabilisasi : F 75 (80-100 kkal/kgBB/hari, protein

I
Pemberi 1-1,5 g/kgBB/hr
an
Fase transisi : F 100 (100-150 kkal/kgBB/har, protein
Makan
2-3 g/kgBB/hari
Fase rehabilitasi : F100 + makanan. Asupan 150-220
kkal/kgBB/hari, protein 4-6 g/kgBB/hari
Fase tindak lanjut
 Memberi : pemulihan
pengetahuan dan dirumah, kontrol
keterampilan ortu
teratur
tentang :
Edukasi
Cara membuat F100, PMBA, memantau berat
Gizi
badan, manfaat
Pemantauan vitamin
Pertumbuhan, Status GiziA,
dan makanan tinggi kalori
36
PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat
Individu
Meningkatkan motivasi kepada
Konselin orangtua/pengasuh untuk pemberian
g Gizi makanan (formula 75, 100, dan gizi
seimbang).

I
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan
37
PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat
Individu
Monitoring dan evaluasi dilakukan
dengan melihat:

M
•Ada atau tidak adanya tanda-tanda
komplikasi
•Kenaikan berat badan balita dengan
target sekitar 50 gram/kgBB/minggu

E selama 2 minggu berturut-turut


•Kesehatan anak (keaktifan, selera
makan anak serta apakah makanan yang
diberikan dapat dihabiskan)
Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman
TAGB. Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan 38
PTM dalam PAG
Alur
penapi
san
balita
gizi
buruk/
Gz
kurang

Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk 39


pada Balita
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai