Anda di halaman 1dari 71

PENATALKSANAAN DIET

PADA DM DEWASA

FRETIKA UTAMI DEWI


INSIDEN DM
Definisi

• DM  suatu kelompok penyakit


metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya.
Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2
DIAGNOSIS
Diagnosis
MENENTUKAN TIPE DM
Symptoms ....????

1. Hyperglycemia
2. Polidipsi (excessive thirst)
3. Poliuria (frequent urination)
4. Polyphagia
5. BB menurun
HIGH RISK GROUP
• USIA > 45 TH
• OBESITAS
• RIWAYAT KELUARGA
• DM WAKTU HAMIL
• MELAHIRKAN BAYI > 4000 G
• HIPERTENSI
• DISLIPIDEMIA
KOMPLIKASI DM

• Komplikasi mendadak (akut)  m’bhykan


hidup
• Komplikasi menahun (khronik) 
menyengsarakan : kualitas hidup 
biaya 

Dengan pengendalian yang baik,


dpt dicegah atau ditunda kejadiannya
Komplikasi Akut
1. Ketoasidosis diabetik
Bila kadar insulin sangat menurun  hiperglikemia & glukosuria
berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis & peningkatan
oksidasi as. Lemak bebas disertai pembtkn benda2 keton
(asetoasetat, hidrosi butirat & aseton)

Hipotensi & syok

Koma & meninggal

2. Hipoglikemia
 Komplikasi akibat terapi insulin
Gejala hipoglikemia disebabkan o/ pelepasan epinefrin : b’keringat,
gemetar, sakit kepala, palpitasi.
Gejala hipoglikemia akibat kekurangan glukosa dlm otak : tingkah
laku yg aneh, sensorium yg tumpul & koma.
KOMPLIKASI MENAHUN
Penebalan dinding pembuluh darah

Penyempitan pembuluh darah

Pembuluh
Pembuluh darah
Pembuluh
Pembuluh darah besar
besar
kecil
kecil (Aterosklerosis)
(Aterosklerosis)

Retina Saraf
Saraf Ginjal Jantung
Jantung Otak
Otak Tungkai

Kebutaan • Kesemutan Cuci


Cuci darah
darah Serangan
Serangan “Stroke”
“Stroke” Borok
• Impotensi jantung
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Tujuan umum meningkatkan kualitas hidup
penyandang diabetes. Tujuan meliputi :
1. TJ pendek: menghilangkan keluhan DM,
memperbaiki kualitas hidup, dan mengurangi
risiko komplikasi akut.
2. TJ panjang : mencegah dan menghambat
progresivitas penyulit mikroangiopati dan
makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan  turunnya morbiditas
dan mortalitas DM.
Langkah2 Penatalaksanaan Khusus
• Penatalaksanaan DM dimulai dengan
menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi
medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan
intervensi farmakologis dengan obat anti
hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan.
• Obat anti hiperglikemia oral dapat diberikan
sebagai terapi tunggal atau kombinasi.
• Pada keadaan emergensi dengan dekompensasi
metabolik berat, misalnya: ketoasidosis, stress
berat, berat badan yang menurun dengan
cepat, atau adanya ketonuria, harus segera
dirujuk ke Pelayanan Kesehatan Sekunder atau
Tersier.
Langkah2 Penatalaksanaan Khusus

1. Edukasi
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
3. Latihan Jasmani
4. Terapi Farmakologis
Edukasi (1)
Terapi Nutrisi Medis (TNM)

1. Karbohidrat
• Dianjurkan 45-65% TE. Terutama karbohidrat yang
berserat tinggi.
• Pembatasan KH total <130 g/hr tidak dianjurkan.
• Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga
penyandang diabetes dapat makan sama dengan makanan
keluarga yang lain.
• Sukrosa < 5% TE
• Pemanis alternative dapat digunakan sebagai pengganti
glukosa, asal tidak melebihi batas aman konsumsi
harian (Accepted Daily Intake/ADI).
• Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat
diberikan makanan selingan seperti buah atau makanan
lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
2. Protein
• Kebutuhan protein 10 – 20% TE.
• Sumber protein yang baik  ikan, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu
rendah lemak, kacang2an, tahu dan tempe.
• Pada pasien dengan nefropati diabetic perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kgBB
perhari atau10% TE, dengan 65% diantaranya
bernilai biologik tinggi.
Kecuali pada penderita DM yang sudah
menjalani hemodialisis asupan protein menjadi
1-1,2 g/kgBB perhari.
3. Lemak
• Asupan lemak dianjurkan sekitar
20-25% TE, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% TE (LJ
< 7 % TE, LTJG < 10 %, sisanya
LTJT)
• BM yang perlu dibatasi  BM yg
tinggi LJ dan lemak trans : daging
berlemak dan susu full cream.
• Konsumsi kolesterol dianjurkan <
200 mg/hari.
4. Natrium
• Anjuran asupan natrium yaitu
<2300 mg perhari.
• PenyandangDM yang juga menderita
hipertensi perlu dilakukan
pengurangan natrium secara
individual.
• Sumber natrium  garam
dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat
dan natrium nitrit.
5. Serat
• Dianjurkan mengonsumsi serat dari
kacang kacangan, buah dan
sayuran serta sumber karbohidrat
yang tinggi serat.
• Anjuran konsumsi serat adalah
20-35 g/hr yang berasal dari
berbagai sumber BM.
6. PEMANIS
– PENGGUNAAN FRUKTOSA > 20%
ENERGI MENINGKATKAN LDL DAN
KHOLESTEROL
– TIDAK ADA ALASAN UNTUK
MENGHINDARI BUAH DAN SAYUR
– PEMANIS BUATAN (SAKARIN,
ASPARTAM, ASESULFAME K,
SUKROLOSE)  PEMANIS TANPA
KALORI YANG DAPAT DIGUNAKAN
PENDERITA DM
PETUNJUK UMUM DIABETISI DALAM MENGATUR DIETNYA

1. Tepat Waktu = Tepat Jadwal


(Insulin pd diabetisi = insulin eksogenterus menerus ada
dalam darah shg pengaturan waktu makan harus disesuaikan
dengan tepat)

2. Tepat Macam = Tepat Jenis


Memperhatikan jenis bahan makanan yang boleh dipilih Menghindari
Gunakan DBMP pengelompokan bahan makanan akan terjadinya
memudahkan diabetisi untuk memilih bahan makanan Hipo &
Hiperglikemia

3. Tepat Jumlah
Diabetisi harus mengkonsumsi makanan sesuai dengan
kebutuhan tubuhnya. Kebutuhan diabetisi per hari harus
dihitung dengan cermat oleh ahli gizi dan dr yang merawat
Menghitung Kebutuhan
KONDISI KOREKSI
40 – 59 TH -- 5 %

60 -- 69 TH -- 10%

> 70 TH -- 20%

BB Lebih - 20 – 30% (tgt derajat obesitas individu)

BB Kurang + 20 – 30% (tgt derajat kekurusan individu)

Stress & Infeksi + 10%/ 30 – 40% (tgt berat ringannya penyakit)


• Jumlah kalori min utk wanita  1000-
1200 kal/hr, laki2 : 1200-1600 kal/hr
• Pembagian : 3 x makan utama (pagi
(20%), siang (30%), sore (25%) serta
2-3 x selingan (10-15%).
• Tetapi pada kelompok tertentu perubahan
jadwal, jumlah dan jenis makanan
dilakukan sesuai dengan kebiasaan.
• Untuk penyandang DM yang mengidap
penyakit lain, pola pengaturan makan
disesuaikan dengan penyakit penyerta.
PERKEMBANGAN DIET

1. RS SUTOMO (Prof Askandar)


2. RS CIPTO M
3. DIET Gol Darah
• Dikembangkan oleh Dr. Peter J.
D’Adamo
• Dasar : Gol darah berpengaruh thp
GD
• Ada makanan tertentu yang sesuai
dgn gol darah shg efektif
penggunaannya dalam tubuh.
Standar diit DM di Indonesia
• Ada 2 macam:
– Diit A (Penuntun Diit/ RSCM)
Ada 8 jenis diet  1100 –
2500 kalori
– Diit B (RSUD Dr Sutomo
Surabaya).
– Komposisi zat gizi hampir
sama.
– Perbedaan pada frekuensi
makan (A 3x makan utama 2x
snack; B 3x makan utama 3x
snack).
Diit DM A
• Kebutuhan Energi : sesuai
perhitungan
• Kebutuhan Protein : 10 -15 %
• Kebutuhan Lemak : 20 -25 %
• Kebutuhan Karbohidrat : 60 -70 %
Pembagian Makan dalam
Sehari
• Makan Pagi : 20%
• Makan Siang : 30%
• Makan Sore : 25%
• Selingan : masing-masing 10 – 15%
Standar Diit DM A
Jenis Diet Energi Protein Lemak Karbohidrat
(Kkal) (gr) (gr) (gr)

I 1100 43 30 172

II 1300 45 35 192

III 1500 51.5 36.5 235

IV 1700 55.5 36.5 275

V 1900 60 48 299

VI 2100 62 53 319

VII 2300 73 59 369

VIII 2500 80 62 396


Diit DM B
• Penderita sosek rendah & sedang.
• Sosek baik tapi hiperkolesterolemia.
• Ada angiopati diabetika.
• Tidak tahan lapar dengan diitnya.
• Komplikasi ginjal (nefropati diabetika)
ringan.
• DM lama (> 15 tahun).
• Komposisi: prot 12%, lemak 20%, CHO
68%
Diit DM B
• Diit DM B2
– Untuk penderita nefropati diabetika
stadium 2 (GGK kronik).
• Diit DM B3
– Untuk penderita nefropati diabetika
stadium 3 (GGK berat).
• Diit DM Be
– Untuk penderita nefropati diabetika
stadium 4; diit bebas; es krim boleh +
suntik insulin.
Diit DM di Bulan Ramadhan
• Syarat penderita:
– Pengobatan tanpa injeksi insulin
– Gula darah 2jpp < 200mg/ dl
• Distribusi makanan:
– 30% energi untuk buka puasa
– 25% energi untuk makan sehabis
taraweh
– 25% untuk sahur
– 10% selingan sebelum tidur malam &
sesudah sahur
Diet Gol darah O
• Diet tinggi P, rendah KH
• Boleh menyantap daging >>> dan ikan, kec
daging olahan, olahan susu, gandum &
kac2an
• Imbangi dg sayuran >>>
• Hindari : kol, brokoli, kembang kol, sawi,
taoge, terong, jamur dan kentang
• Jika sensitif  hindari jeruk krn berisiko
keracunan usus
• Perlu OR yg >> mengeluarkan keringat
Diet Gol Darah A
• Diet vegetarian, tanpa produk olahan susu.
Susu yg dianjurkan : susu fermentasi, keju
alami
• Protein hewani  boleh ikan & ayam
kampung, telur ayam kampung
• Hindari  mkn yg mengandung lektin (mkn
yg merangsang tubuh utk memproduksi
lendir) Co : cumi-cumi, daging sapi, susu
murni, buah pir, dll
• Pilih OR yg bersifat menenangkan  yoga
Diet Gol Darah B

• Kebalikan dg gol darah A


• Perlu diimbangi dg >>> mkn sayur
• Hindari : ayam, kepiting, lobster,
udang, kerang, tiram, telur puyuh,
telur bebek, dll termasuk mkn yg
tinggi lektin
Diet Gol Darah AB

• Perpaduan pola makan gol darah A


&B
• Dianjurkan : seafood, semua telur
(kec telur bebek), susu fermentasi,
minyak nabati, semua jenis sayuran
dan buah kecuali jeruk
• Membatasi  dag sapi, lobster,
udang, cumi, kodok, belut dan teri,
terigu dan hasil olahnya.
STANDART DIET DM-
RSU DR SUTOMO SURABAYA

1. Diet B (68%, 20%,12%)


2. Diet B1 (60%, 20%,20%)
3. Diet B Puasa & B1 Puasa
4. Diet M (55%, 20%, 25%)
5. Diet M Puasa
6. Diet B2 : nefropati diabetik
7. Diet B3 : nefropati diabetik dg protein loss > 3 gr/hari
8. Diet Be : nefropati DM + HD
9. Diet G : DM + gangren ( Diet B1+ arginin, serat, rendah
kolesterol, asam folat, B6 & B12)
10. Diet KV : DM + gang. Kardiovaskuler (= Diet B + arginin,
serat, asam folat, vit B6 & B12)
11. Diet H : DM + kelainan fungsi hepar
12. Diet GL : DM + GGK stad.III-IV
3. Be Carb Smart
Contoh...
Penyelesaian...
Latihan Jasmani (3)
• Dilakukan secara secara teratur 3-5 x/mgg selama 30-45
menit = 150 menit/mgg dg jeda tdk lbh 2 hari berturut-turut
• Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan GD
sebelum latihan jasmani. Apabila KGD<100 mg/dL pasien
harus mengkonsumsi KH terlebih dahulu dan bila >250
mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani.
• Tujuan : menjaga kebugaran, menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin.
• Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani
yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-70%
denyut jantung maksimal) seperti: jalan cepat, bersepeda
santai, jogging, dan berenang.
• Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi
angka 220 dengan usia pasien.
• Pada penderita DM tanpa kontraindikasi (contoh:
osteoartritis, hipertensi yang tidak terkontrol,
retinopati, nefropati) dianjurkan juga melakukan
resistance training (latihan beban) 2-3 x/mgg
sesuai dengan petunjuk dokter.
• Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani.
• Intensitas latihan jasmani pada penyandang DM
yang relative sehat bisa ditingkatkan,
sedangkan pada penyandang DM yang disertai
komplikasi intesitas latihan perlu dikurangi dan
disesuaikan dengan masing-masing individu.
Terapi Farmakologis (4)

• Terapi farmakologis diberikan


bersama dengan pengaturan makan
dan latihan jasmani (gaya hidup
sehat).
• Terapi farmakologis terdiri dari obat
oral dan bentuk suntikan.
Kriteria Pengendalian DM
Diabetic Foot
• Jika pasien mengalami amputasi, keadaan
pasien tersebut dapat dihitung pada berat
bagian yg diamputasi. Persentase BB
dapat diketahui berdasarkan pd bagian
tubuh yang teramputasi.

• BB yang dicari =
BB Sekarang/100 - % amputasi (tabel persentase) X 100

• BB yang dicari =
100 /100 - % amputasi (tabel persentase) X BB Sekarang
Berdasarkan “Frances J Zeman & Denise M.Ney
Th 1988 “ Applications of Clinical Nutrition”

Bagian yang diamputasi Presentase

Tangan 0,3

Lengan bawah dan Tangan 2,6

Seluruh lengan 6,2

Kaki 1,7

Amputasi bawah lutut 7,0

Amputasi diatas lutut 11,0

Seluruh tungkai 18,6


Contoh kasus

• Berapa BB yang hilang atau berat


sesungguhnya sebelum diamputasi pada
seseorang laki-laki yang mempunyai BB
70 kg dan TB 170 cm.
• BB Sisa = 93,8% (70 kg)
Berat saat ditimbang sudah diamputasi
• BB sesungguhnya :
• 100/93,8 x 70 kg = 74,6 kg.
• Jd BB sebelum lengannya diamputasi 74,6. Jd
berat lengannya sekitar 4,6 kg.
Nutrition and diagnosis-related care
(Sylvia escott stump),2008

• Estimated Ideal Body Weight (IBW) =


(100-% amputation)/100 x IBW for
original height
Body part and % from amputation
Body part %
Below knee 6,5%
Bilateral below knee (BK) 13%
Bilateral above knee (AK) 16%
BK+AK 14,5%
foot 1,5%
Both feet 3%
Hand 0,7%
Forearm and hand 3%
Both forearm/hands 6%
Entire arm 5%
Both entire arms 10%
Entire leg 16%
Both entire legs 32%
Penderita DM yg gangren, & akhirnya di amputasi,
dalam Askandar diberikan diet G

Diet G

60% KH,20% lemak dan 20% protein

• Tinggi arginin, tinggi serat, rendah


kolesterol esktra asam folat, Vit B6
dan B12
Arginin ditemukan pada :
BACA.....!!!!

KONSESUS
PERKENI 2015
Tugas…
1. Hitung GL orang tua Anda masing-masing
kemudian interpretasikan hasilnya !
2. Coba anda hitung carbohydrate counting
(Carbing) Anda masing-masing !
3. Apa yang Anda ketahui tentang efek somogyi
dan dawn phenomenon terkait dengan DM ?
 Kumpul hari senin, 19 Agustus 2019 sd pukul

08.00 WIB
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai