Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KARBOHIDRAT

Nama : MUHAMMAD YOGA GUSTI.K


Kelas : XI APL 1
No : 21
ANALISIS KARBOHIDRAT

Pengertian karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat organik utama yang terdapat
dalam tumbuh – tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai
75 persen dari jumlah bahan keringdalam bahan makanan
ternak. Karbohidrat atau arang adalah suatu zat gizi yang
fungsi utamanyas ebagai penghasil energi, dimana setiap
gramnya menghasilkan 4 kalori.
Analisis kualitatif karbohidrat
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg
dapat dgunakan untuk analisis kualitatif.

1.Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan

 
dehidrasi pentose menghasilkan senyawa fulfural.
KH (pentose) + pekat → furfural → + α-naftol → warna ungu
KH (heksosa) + pekat → HM-furfural → + α-naftol → warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).

2 Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi
semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan
maltosa.
3. Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan
jalan mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan
waktu pemanasan. Pada analisa ini, karbohidrat direduksi pada
suasana asam.

4. Uji Fehling
Pereaksi Fehling terdiriatas Fehling A (34,65 gram
kuprisulfatdalam 500 mL air) dan Fehling B (campuran 173 gram
natriumhidroksidadan 125 gram kaliumtetratdalam 500 mL air),
campuran larutan fehling A dan larutan fehling B merupakan
larutan berwarna biru
5 Uji Tollen
Pereaksi tollens dibuat dengan mereaksikan larutan perak
nitratdenganlarutan ammonium hidroksida secara perlahan
sehingga endapan yang mula-mula terbentuk larut.

Reaksi Karbohidrat Pereduksi Dan Pereaksi Tollens


Bila karbohidrat pereduksi dipanaskan dengan pereaksi tollens
dalam tabung reaksi bersih, terbentuk lapisan tipis
menyerupai cermin pada bagian bawah tabung percobaan.
6 Uji Asam Pikrat
Asam pikrat jenuh dalam suasana basa dapat digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat
pereduksi. Pada 5 mL larutan karbohidrat pereduksi ditambahkan 2-3 mL asam pikrat dan 1 mL natrium
karbonat 10%. Pada pemanasan, terjadi perubahan warna kuning menjadi merah .

7 Uji Saliwanof
Uji Saliwanoff dipakai untuk menunjukkan adanya ketoheksosa,
misalnya fruktosa. Pereaksi Saliwanoff adalah resorsinol dalam asam
klorida encer. Pendidihan fruktosa dengan pereaksi Saliwanoff
menghasilkan larutan berwara merah.
8. Uji Bial
Pereaksi Bial dapat dibuat dengan melarutkan 1,5 g orsinol dala 500 Ml
asam klorida pekat, kemudian ditambah dengan 20-3- tetes ferilklorida
10%. Pendidihan aldopentosa dengan pereaksi Bial akan menghasilkan
larutan berwarna hijau.

9.Uji Tauber
Pereaksi Tauber dapat diperoleh bila larutan benzidin 4% dicampur
dengan asam asetat glasial. Bila aldopentosa didihkan dengan
pereaks Tauber, dihasilkan warna pink sampai merah setelah
didinginkan
Metode Analisis Karbohidrat Kuantitatif
1 Metode Lane-Eynon
Penetapan gula pereduksi dengan metode ini dilakukan secara
volumetrik. Biasanya digunakan untuk penentuan laktosa (anhidrat
atau monohidrat) glukosa, fruktosa, maltosa (anhidrat atau
monohidrat) dan lainnya.
Penetapan gula pereduksi dengan metode ini didasarkan atas
pengukuran volume larutan gula pereduksi standar yang dibutuhkan
untuk mereduksi pereaksi tembaga basa yang diketahui volumenya.
2 Metode Shaffer-Somogyi
Metode ini dapat diterapkan untuk segala jenis bahan pangan.
Terutama berguna untuk menetapkan sampel yang mengandung sedikit
gula pereduksi. Gula pereduksi akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Cu+
akan dioksidasi oleh I2 menjadi Cu2+ kembali

3 Metode Anthrone
Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis bahan makanan.
Anthrone (9,10-dihidro-9-oxanthracena) merupakan hasil reduksi
anthraquinone. Anthrone bereaksi secara spesifik dengan karbohidrat
dalam asam sulfat pekat menghasilkan warna biru kehijauan yang khas
Metode Munson Walker
Penentuan gula reduksi berdasarkan atas banyaknya endapan Cu2O
yang terbentuk, kemudian dengan melihat tabel Hadmond dapat
diketahui jumlah gula pereduksinya.

Metode Nelson – Somogyi


Penentuan kadar gula reduksi dengan metode Nelson – Somogyi dibuat
larutan standar dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 mg/100ml, larutan
standar tersebut masing-masing ditambah reagen Nelson Somogyi yang
berwarna biru.
6 Metode Luff Schoorl

Pada penentuan gula cara Luff-Schrool yang ditentukan bukannya kupro


oksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida dalam
larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan
sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel).

Anda mungkin juga menyukai