Anda di halaman 1dari 24

PEMERIKSAAN FISIK, PENCEGAHAN INFEKSI,

KELAS BAYI BALITA / BINA KELUARGA, POLA


PENGASUHAN ANAK DAN PERAN AYAH DALAM
PENGASUHAN ANAK

KELOMPOK 2 KELAS VII B


Elfitriyah
Ellis Dwi Ratna Puri
Dian Antika
Nurmagustin
PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir Lengkap
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status
kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah
lahir dan pada waktu pulang dari rumah sakit atau faskes.
Umumnya pemeriksaan fisik bayi baru lahir dilakukan sebanyak 3
kali, yakni:
 Pemeriksaan awal yang dilakukan sesegera mungkin setelah bayi
dilahirkan
 Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan saat kondisi bayi sudah stabil,
sekitar 7-24 jam ketika bayi berada dalam kamar perawatan
 Pemeriksaan tahap akhir, dilakukan sebelum bayi pulang ke rumah
Tahap pemeriksaan fisik bayi baru lahir lengkap
1. Pemeriksaan Score APGAR : pemeriksaan yang meliputi
warna kulit, denyut jantung, kepekaan reflek bayi, tonus otot dan
sistem pernafasanny
Penilaian APGAR dilakukan secara berulang, pada 5 menit
pertama bayi dilahirkan, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 24
menit.
Cara menentukan nilai APGAR
a. Warna Kulit (Appearance)
 Nilai APGAR 0 : kulit bayi berwarna biru pucat (sianosis)

 Nilai APGAR 1 : kulit bayi kemerahan dengan tangan dan kaki


berwarna biru
 Nilai APGAR 2: kulit bayi berwarna kemerahan atau merah
muda
b. Denyut Jantung (Pulse)
 Nilai APGAR 0 : tidak ada denyut jantung

 Nilai APGAR 1 : denyut jantung kurang dari 100 per menit

 Nilai APGAR 2: denyut jantung lebih dari 100-120 per menit

c. Kepekaan Reflek (Gremace)


 Nilai APGAR 0 : tidak ada respon

 Nilai APGAR 1 : meringis atau menangis lemah

 Nilai APGAR 2: respon kuat

d. Tonus Otot (Pulse)


 Nilai APGAR 0 : tidak ada gerakan

 Nilai APGAR 1 : gerakan lemah pada tangan dan kaki

 Nilai APGAR 2: gerakan aktif

e. Pernafasan (Respiration)
 Nilai APGAR 0 : tidak ada nafas

 Nilai APGAR 1 : nafas tidak teratur

 Nilai APGAR 2: nafas normal dan teratur


2. Pemeriksaan Anamnesa pada bayi baru lahir
 Dengan cara pengumpulan data-data yang berkaitan
dengan kondisi bayi, seperti :
 Riwayat kehamilan : apakah ada penyakit yang
diidap, bagaimana kondisi psikis dan fisik ibu, obat-
obatan yang pernah dikonsumsi, dan sebagainya
 Riwayat persalinan : bagaimana proses persalinan,
adakah trauma dan gangguan selama persalinan,
tanggal lahir dan jam persalinan, dsb.
 Faktor genetik : meliputi riwayat penyakit pada
keluarga
3. Pemeriksaan Tali Pusat
4. Pemeriksan Cairan Ketuban (Amniom) : meliputi vomule dan warna
ketuban
5. Pemeriksaan Plasenta, Cara pemeriksaan plasenta ini meliputi beberap
hal, yakni:
 Pengukuran berat plasenta
 Pengukuran ketebalan plasenta

 Mengukur diameter dan melihat ukuran plasenta

 Menghitung jumlah kotiledon

 Pemeriksaan bagian martenal, fetal, selaput untuk


memastikan keutuhannya ataukah ada yang robek
 Pemeriksaan jumlah korion untuk bayi kembar

 Pemeriksaan trauma, kerusakan sel, perkapuran


6. Pemeriksaan Komponen Pertumbuhan (atropometrik). Antopometri
adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh manusia.
Pemeriksaan ini di antaranya berat badan, tinggi, lingkar dada dan lingkar
kepala. Berat badan normal: 2,5 – 4 kg. Tinggi badan normal: 48- 52 cm.
Lingkar dada normal: 32 – 35 cm. Lingkar kepala normal: 32 – 37 cm.
7. Pemeriksaan Bagian Kepala : memeriksa adanya cidera akibat tekanan
atau tidak seperti caput.
8. Pemeriksaan Mulut: memeriksa adanya kelainan pada mulut atau tidak
seperti palatoskisis (sumbing),hipersaliva, dll
9. Pemeriksaan Sistem Indera, Pemeriksaan ini meliputi:
 Indera pengelihatan (mata) – visual

 Indera pengecap (lidah) – gustatory

 Indera pendengaran (telinga) -auditori

 Indera penciuman (hidung) – okfaktori

 Indera peraba (kulit) – taktil


10. Pemeriksaan Organ Pada Bagian Dada, pemeriksaan pada
bagian dada dilakukan melalui pengukuran denyut jantung 120-
160 x/menit, pernafasan 60-40x/menit, dan payudara.
11. Pemeriksaan Organ Pada Bagian Perut (Abdomen)
12. Pemeriksaan Leher
13. Pemeriksaan Tulang Belakang
14. Pemeriksaan Panggul, Paha dan Betis
15. Pemeriksaan Genetelia (Alat Kelamin)
16. Pemeriksaan Anus
17. Pemeriksaan Suhu Tubuh : 36,5 0C– 37 0C.
18. Pemeriksaan Syaraf : Refleks menghisap (sucking), Refleks
moro(terkejut), Refleks rooting, reflek glabella
 Pemeriksaan Fisik Anak Balita
1. Pemeriksaan Kesadaran
 Kualitatif : Komposmetis, Apatis, Somnolen, Sopor, Koma, Delirium.

 kuantitatif : Penilaian diukur melalui penilaian skala koma ( glasgow ) yang dinyatakan

dengan GCS ( Glasgow koma scale)


2. Pemeriksaan Status Gizi:
- Berat Badan
- Tinggi badan
- Lingkar lengan atas
- Pemeriksaan klinis dan lab.
3. Pemeriksaan Pernapasan
4. Pemeriksaan Suhu
5. Pemeriksaan kulit, kuku, rambut, kelenjar getah bening
6. Pemeriksaan Kepala dan Leher
7. Pemeriksaan Dada
8. Pemeriksaan Abdomen
9. Pemeriksaan Genitalia
10. Pemeriksaan Tulang Belakang dan Ekstremitas
11. Pemeriksaan Neurologis : inspeksi, pemeriksaan reflek, memeriksa meningeal, Pemeriksaan
kekuatan dan tonus otot.
KONSEP DASAR PENCEGAHAN INFEKSI
PADA NEONATUS

 PENGERTIAN PENCEGAHAN INFEKSI


Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap
yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus
dilaksakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan
kelahiran bayi,saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan
antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat
menatalaksana penyulit.
 PRINSIP UMUM PENCEGAHAN INFEKSI
1) Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir
2) Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan
staf)berpotensi menularkan infeksi
3 Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan
4) Pakai –pakaian pelindung dan sarung tangan.
5) Gunakan teknik aseptik.
6) Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan bersihkan dan
jika perlu sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.
7) Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin
dan buang sampah.
8) Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi
nosokomial.
Tindakan pencegahan pada bayi baru lahir,
adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
2) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3) Memastikan semua peralatan, telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
4) Memastikan bahwa semua pakaian atau semua yang akan di kenakan bayi bersih
5) Memastikan bahwa semua alat pemeriksaan medis dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)
6) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi
setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
7) Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.
8) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang
yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
 JENIS-JENIS PENCEGAHAN INFEKSI PADA
NEONATUS
1. Pencegahan infeksi pada tali pusat
2. Pencegahan infeksi pada kulit
3. Pencegahan infeksi pada mata
4. Imunisasi
KELAS IBU BALITA DAN BINA KELUARGA BALITA

Pengertian
 Kelas Ibu Balita adalah kelas dimana para ibu yang
mempunyai anak berusia antara 0 sampai 5 tahun
secara bersama-sama berdiskusi, tukar pendapat, tukar
pengalaman akan pemenuhan pelayanan kesehatan,
gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannya
dibimbing oleh fasilitator, dalam hal ini digunakan
Buku KIA.
 Bina Keluarga Balita (BKB) bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan orangtua untuk
mengasuh serta membina tumbuh kembang anak.
 Tujuan Kelas Ibu Balita
1. Tujuan Umum , tujuan kelas ibu balita adalah meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan buku KIA dalam
mewujudkan tumbuh kembang Balita yang optimal

2. Tujuan Khusus yaitu :


1. Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan ibu pentingnya Imunisasi
3. Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi
seimbang kepada Balita
4. Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan
melaksanakan stimulasi perkembangan Balita
5. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan gigi Balita dan
mencuci tangan yang benar
6. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang suatu penyakit, cara pencegahan
dan perawatan balita.
 Kegiatan Kelas Ibu Balita
1. Persiapan kegiatan:
Memberikan informasi kepada tokoh masyarakat, co :
RT, RW
Menentukan sasaran

Mengumpulkan data

Fasilitator kelas ibu balita (informan), co : bidan,


dokter, dll
Waktu pelaksanaan

Tempat yang strategis


2. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu-balita sebaiknya membuat kesan
yang menyenangkan dengan tujuan agar informasi yang di
berikan dapat di terima dan di aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Pemberian materi dibolehkan dalam batas waktu
tertentu (tidak lebih 25% dari total waktu).
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah kegiatan pemantauan pelaksanaan Kelas Ibu
Balita. Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan berkenaan
dengan proses untuk menentukan nilai dari suatu hal.
 Indikator keberhasilan kelas ibu balita
1. Indikator input : sarana dan prasarana yang mendukung
2. Indikator proses : banyaknya peserta yang hadir, keaktifan
dari peserta
3. Indikator output meliputi pendataan dengan menggunakan
buku KIA
POLA PENGASUHAN ANAK
 Pola asuh menurut Diana Baumrind (1967) yaitu bagaimana
orangtua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-
anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya
menuju pada proses pendewasaan.
Diana Baumrind (1967, dalam Santrock, 2009) membagi pola
asuh ke dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:
a. Pola asuh otoriter (authoritarian parenting)
b. Pola asuh demokratis/otoritatif (authotitative parenting)
c. Pola asuh permisif (permissive parenting)
PERAN AYAH DALAM POLA ASUH ANAK
 Pengertian ayah
Fathering merupakan peran yang dimainkan seseorang yang berkaitan
dengan anak, bagian dari sistem keluarga, komunitas, dan budaya (Lynn,
dalam Frogman,dkk,2002). Lamb,dkk (dalam Palkovits,2002) membagi
keterlibatan ayah dalam 3 komponen yaitu:
a. Paternal engagement: pengasuhan yang melibatkan interaksi
langsung antara ayah dan anaknya
b. Aksesibiltas : ketersediaan berinteraksi dengan anak pada saat
dibutuhkan saja
c. Tanggung jawab
Manfaat Keterlibatan Pengasuhan Ayah:
d. mampu memahami diri dan berempati dengan orang lain
e. menciptakan kekerabatan
f. memberikan pengaruh terhadap kebahagiaan perkawinan
 Pola asuh anak disabilitas atau situasi khusus
Menurut Menurut Heward (2003) menyatakan bahwa
efektivitas berbagai program penanganan dan
peningkatan kemampuan hidup anak berkebutuhan
khusus akan sangat ditentukan oleh peran serta dan
dukungan penuh dari keluarga, sebab keluarga adalah
pihak yang mengenal dan memahami berbagai aspek
dalam diri seseorang dengan jauh lebih baik daripada
orang-orang yang lain.
 Adapun fungsi pokok keluarga menurut Allender (1998):
1. Affection (Afeksi) : menciptakan suasana
persaudaraan/menjaga perasaan
2. Security and Acceptance (Keamanan dan Penerimaan)
3. Identity and satisfaction (Identitas dan memuaskan): .
membantu anak dalam mengembangkan dirinya, co : mencari
dan memfasilitasi minat dan bakat anak.
4. Affiliation and companionship (Afiliasi dan pertemanan) :
mengembangkan pola komunikasi dan mempertahankan
hubungan yang harmonis
5. Socialization (Sosialisasi): tujuannya untuk mengenal kultur
(nilai dan perilaku) serta sebagai peraturan/pedoman
hubungan internal dan eksternal
6. Controls (Kontrol)
 Menurut Komnas Perlindungan Anak (2009), empat dasar hak
yang harus didapatkan oleh anak antara lain:
1. Hak hidup lebih layak : kasih sayang orang tua, ASI
eksklusif, akte kelahiran
2. Hak tumbuh dan berkembang : makanan yang bergizi,
mendapatkan pendidikan, mendapatkan rekreasi, bermain, dll
3. Hak perlindungan : dilindungi dari kekerasan dalam rumah
tangga, pelecehan seksual, tindak kriminal
4. Hak berpartisipasi: hak untuk menysmpsiksn pendapat
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai