Anda di halaman 1dari 40

INFEKSI GENITAL

Pembimbing :
dr. Ummu Hanik Sp.OG
Disusun oleh :
Iqbal Aziz Pamungkas/ 21904101034

LABORATORIUM ILMU OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO
EBU
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
MALANG
Slide Title
• Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)  masalah
kesehatan dunia. Dapat menurunkan fertilitas, pengaruhi
keadaan umum dan mengganggu kehidupan sex
• Gejala >>  leukore (keputihan/fluor albus) 
fisiologis dan patologis (warna kuning kehijauan, kental
dan berbau)  INFEKSI

Fluor albus fisiologis mengandung : flora bakteri, air, elektrolit, dan epitel vagina-
serviks.
karakteristik : warna putih, tidak berbau
Anatomi traktus Genitalis wanita
Faktor masuknya mikroorganisme ke
system reproduksi, antara lain :
1. Coitus
2. Trauma akibat perlukaan
3. Benda asing
4. Tindakan/ pemeriksaan tidak steril
5. Sewaktu atau setelah partus / abortus
6. Kondisi defisiensi imunitas
7. Penjalaran dari organ sekitar, hematogen, limfogen
Mekanisme Pertahanan :
1. Natural ( Native / Innate Immunity )
Barier fisik dan kimia (epitel, sekresi)
Sel fagosit ( netrofil, makrofag)
Protein darah (komplemen, mediator inflamasi)
Sitokin (regulasi / koordinasi sel-sel Inn. Imm)
Flora normal vagina, lendir serviks
2. Adaptive
KLASIFIKASI

• Akut
Berdasarkan Klinis
• kronis

• Infeksi endogen
• Infeksi Menular Seksual
Berdasarkan • Infeksi iatrogenik
penyebab

• Lower genital tracts


Berdasarkan letak • Upper genital tract
Berdasarkan organ yang terkena

• Vulva (Parasit : pedikulosis pubis, scabies. Virus :


moluskum kontagiosum, kondiloma akuminatum)
• Vagina (vaginosis bacterial, trikomoniasis, kandidiasis)
• Serviks uteri ( Chlamydia trakomatis, GO)
• Korpus uteri (Endometritis)
• Adneksa dan jaringan sekitarnya (PID)
• Kelainan lain : Ulkus genital (herpes genital,
granuloma inguinal, limfogranuloma venerum,
kankroid, sifilis)
Radang pada vulva
Vulva terdiri dari : kulit dengan epitel skuamosa
terstratifikasi mengandung kelenjar lemak, keringat dan apokrin, serta
kelenjar Bartolin
Gatal atau rasa panas 10% kasus
Vulvitis

Etiologi :
• Higiene yang kurang
• Gonococcus
• Candida albicans
• Trichomonas
• Diabetes

Gejala Klinis :
• Disuria
• Lekore dengan pruritus vulva
• Gangguan coitus
• Erythema pada labia dan introitus
vagina Definisi :
Radang Selaput Lendir labia dan
sekitarnya
Tatalaksana :
Terapi Kausal
PEDIKULOSIS PUBIS
Gejala Klinis :
• Gatal di daerah pubis dan sekitarnya
• Terdapat bercak abu-abu kebiruan “macula
serulae”
• Gejala patognomonik  black dot (bercak-bercak
hitam pada celana dalam, >> bangun tidur 
krusta. Kadang disertai infeksi sekunder dengan Definisi :
pembesaran KGB Infeksi rambut dan kulit pubis dan
Tatalaksana : sekitarnya

• Mencukur rambut kemaluan


• Pakaian dalam harus direbus dan disetrika Etiologi :
• Mitra seksual juga diperiksa Parasite phtirus pubis
• Tx khusus  krim permetrin 5% atau lotion
1%. Diaplikasikan seluruh tubuh, diamkan 10
menit, lalu cuci dengan air bersih. Pemakaian 2x
dengan jarak 10 hari u/ bunuh telur yang baru
menetas
SKABIES
Gejala klinis :
4 tanda cardinal : Definisi :
• Pruritus nokturna
• Keluhan serupa di keluarga/ kelompok
Infestasi pada kulit manusia oleh penetrasi
• Adanya terowongan (kunikulus) berwarna putih/ keabuan, rata2 1 cm parasite Sarcoptes scabiei varian hominis
• Ditemukan S.scabiei ke epidermis

Tatalaksana :
• Seluruh anggota keluarga harus diobati
• Jenis obat topical :
 Krim pemetrin 5% diaplikasikan ke seluruh permukaan
kulit, diamkan 10 menit, 2x sehari selama 2 hari
 Benzyl benzoate emulsi topical 25%, dipakai diseluruh
tubuh, ulang interval 2x sehari, 12 jam setelah
pemakaian terakhir cuci
 Asam salisilat 2% dan endapan belerang 4% dipakai
dibagian yang terkena
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Gejala Klinis :
• Papul kecil merah muda,
ukuran hingga 3 cm (giant
molluscum), permukaan
bentuk kubah dan ada
umblikasi

Tatalaksana :
• Dapat sembuh sendiri tanpa
Definisi : komplikasi (pasien
Karakteristik papul berbentuk kubah, imunokompeten)
biasanya disertai eritem (dermatitis • Pengeluaran material putih, eksisi
moluskum)
nodul dengan kuret dermal, dan
mengobati dasarnya dengan ferik
subsulfat (larutan Mosel) atau
Etiologi :
Poxvirus  Molluscum contagiosum
asam trikloroasetat 85%, atau
virus (MCV) 1-4. krioterapi dengan nitrogen cair
KONDILOMA
AKUMINATA
Gejala klinis :
• Benjolan seperti kutil/ jengger
ayam pada : Labia mayor et
mino, pubis, klitoris, orificium
uretra, perineum, daerah perianal,
anus, introitus vagina dan
ectocervix

Tatalaksana :
• Topikal
• Podofilin. Usap pada lesi tiap
minggu selama 4-6 minggu.
Cuci setelah 6 jam. KI pada ibu
Definisi :
hamil
Kelainan kulit berbentuk kutil (genital warts) • Asam trikloasetat, tiap 1-2
karena infeksi Human Papilloma Virus
minggu sampai lesi lepas
(HPV) • Krim imikuimod 5% dipake 3
Etiologi : kali seminggu sampai 16
minggu. Krim dibiarkan dikulit
 HPV tipe 6 dan 11. HPV tipe 16 dan 18  6-10 jam
cenderung onkogenik (potensial menjadi Ca) • Krio, elektrokauter atau laser u/ lesi
 Ditularkan melalui hubungan seksual, ibu-janin
yang lebih besar
Radang pada vagina
Vagina secara normal didiami oleh sejumlah
(normal flora) ex : Lactobacillus acidophilus, Candida dll.
pH normal 4  inh. pertumbuhan bakteri pathogen.
Manifestasi Klinis :
Pruritus, keputihan yang berbau, dyspareunia dan dysuria merupakan keluhan >>
BAKTERIAL
VAGINOSIS
Etiologi :
• BV  vaginitis non-spesifik, disebabkan o/
Gardnella vaginalis, Mobiluncus sp., Mycoplasma
hominis dan Peptostreptococcus sp.
• Pergeseran komposisi flora normal vagina
• FR : pemakaian IUD

Manifestasi klinis :
1. Keputihan tipis homogen warna putih abu-abu
berbau amis
2. Pruritus dan iritasi vulva

Diagnosis : Terapi :
 Usapan basah  clue cell, sel epitel vagina dengan  Metronidazol 500 mg, PO, 2x 1, 7 hari
kerumunan bakteri menempel pada membrane sel  Klindamicin 300 mg, PO, 2x 1, 7 hari
 pH secret > 4.5  Metronidazol suppose, pervaginal, 2x, 5 hari
 Uji whiff (+). Keluar bau anyir/amis saat ditetesi  Metronidazol gel 0.75%, intravaginal, 1x, 5 hari
KOH 10-20% pada cairan vagina  Clindamicyn cream 2%, intravaginal, 1x, 7 hari
TRIKOMONIASIS
Etiologi :
• Disebabkan protozoa Trichomonas vaginalis yang
ditularkan secara seksual
• Masa inkubasi 4-28 hari

Manifestasi klinis :
1. Sekret vagina berbuih, tipis, berbau tidak enak,
dan jumlah banyak, warna abu-abu/ putih/
kuning kehijauan
2. Kadang terdapat eritema atau edema pada vulva
dan vagina.

Diagnosis :
 Preparat kaca memperlihatkan protozoa fusiformis Terapi :
uniseluler yang sedikit lebih besar disbanding sel  Metronidazole 2 g PO (dosis tunggal)
darah putih, memiliki flagella. >> sel leukosit  Terapi pasangan
 pH secret vagina 5.0-7.0
 Pasien asimptomatik  terlihat saat tes PAP smear
KANDIDIASIS
Etiologi :
• Kandidosis vulvovaginalis (KVV)  infeksi mukosa vagina dan vulva
(epitel tidak berkeratin) ok candida sp.
• 80-90% Candida albicans, Candida glabrata (Torulopsisglabrata),
Candida tropicalis [jamur oportunistik]
Manifestasi klinis :
1. Pruritus akut dan keputihan (fluor albus)
2. Nyeri, iritasi, panas pada vagina, dispareuni dan nyeri BAK
3. Tampak mukosa vagina hiperemi dan edem pada labia, sering
disertai pustulopapular disekeliling lesi
4. Khas : vaginal trush (bercak putih yang terdiri atas gumpalan jamur,
jaringan nekrosis sel epitel yang menempel pada dinding vagina)
5. Sekret putih seperti krim susu/ keju/ kuning tebal, bau minimal.
Ekskoriasi atau ulkus, serviks biasanya normal, atau sedikit eritema
Diagnosis :
 Hapusan vagina dan serviks papaniculau  larutan KOH 10-20% dan/ dipulas dengan pewarnaan
Gram atau PAS  sel budding yg khas, pseudohifa dan kadang hifa sejati
 Biakan / kultur ( pada hasil pmx mikroskopis negatif/ false negatif  >> KVV kronis )
 pH cairan vagina
 Aglutinasi lateks
Radang pada serviks uteri
Servisitis ditandai o/ peradangan berat mukosa dan
submukosa serviks.
Histologik  infiltrasi sel radang akut (PMN) dan
kadang disertai nekrosis sel epitel

Patogen utama : Chlamydia trachomatis,


Neisseria gonorrhoeae
• Definisi :
• Chlamydia trachomatis adalah bakteri obligat
intraseluler yang mengifeksi uretra dan serviks  erosi
 keluarnya cairan mukopurulen
Manifestasi klinis :
• Sindroma uretral akut, urethritis, bartolinitis, servisitis, infeksi
saluran genital bagian atas (endometritis, salphingo-oophoritis,
PID).
• Gejala tergantung lokasi infeksinya  lower reproductive tracts
(dysuria, duh vagina abnormal, perdarahan post coital), upper
reproductive tracts (AUB, abdominal/ pelvic discomfort)
Diagnosis (pemeriksaan penunjang) :
1. Gold standar  kultur dari swab endoserviks
2. Pemeriksaan non cultured based  tes deteksi antigen dan nonamplified nucleic acid hybridization
3. Deteksi DNA atau RNA spesifik C.trachomatis (PCR, ligase chain reaction, dan RNA transcription- mediated amplification )

Tatalaksana :
1. Azitromisin 1 g PO (single dose)
2. Doksisiklin 10 mg PO 2xsehari, 7 hari
Alternatif :
Eritromisin 500 mg PO, 4x sehari, 7 hari atau Ofloxacin 30 mg
PO, 2x sehari, 7 hari
GONORE
Definisi :
Suatu IMS ok bakteri Neisseria gonorrhoeae
(diplococcus Gram neg.). >> usia 18-25 tahun
(50% <25 tahun). Masa inkubasi 3-5 hari.
Prevalensi GO pria > wanita (1.5 : 1)

Manifestasi klinis :
• >> asimptomatik
• Keputihan, dysuria atau perdarahan uterin abnormal
(PUA)
Diagnosis (pemeriksaan penunjang) :
1. Gold standar  biakan dengan medium selektif
2. Pewarnaan Gram (sensitivitas 60%)

Tatalaksana :
1. Seftriakson 125 mg i.m (dosis tunggal ) ATAU
2. Sefiksim 400 mg PO (dosis tunggal) ATAU
3. siprofloksasin 500 mg PO (dosis tunggal)
ATAU
4. Ofloksasin 400 mg PO (dosis tunggal) ATAU
5. Levofloksasin 250 mg PO (dosis tunggal)
Radang pada Korpus
uteri
ENDOMETRITIS
Diagnosis :
 Biopsy dan kultur endometrium. Gambaran histologic :
sel radang MN (kronik), sel radang PMN (akut) dan sel-sel
plasma di dalam stroma endometrium, kadang terjadi
nekrosis stroma

Tatalaksana :
1. Doksisiklin 100 mg PO, 2x sehari, 10 hari
2. Kultur  identifikasi bakteri etiologisnya apa
saja  terapi Ab tepat
Radang pada adnexa
dan jaringan sekitarnya
PID
Definisi :
Merupakan infeksi pada alat genital atas  proses dapat meliputi : endometrium,
tuba fallopii, ovarium, myometrium, parametria, dan peritoneum panggul

Manifestasi klinis :
>> nyeri abdominopelvik. Keluhan lain bervariasi :
keputihan atau perdarahan, demam (60-80% kasus), mual-
muntah dan dysuria
Komplikasi :
1. Infertilitas (20%)
2. Kehamilan ektopik di kemudian hari (resiko
6-10 kali lipat)
3. Nyeri panggul kronik dan dyspareunia
4. Sindroma Fitz-Hugh-Curtis  terjadinya
perlekatan fibrosa perihepatik akibat proses
peradangan PID  nyeri akut dan nyeri tekan
kuadran kanan atas
Kelainan lain :
Ulkus genital
Herpes Genitalis
Granuloma inguinal
Limfogranuloma venerum
Kankroid
sifilis
Herpes Genitalis
Infeksi Menular Seksual berulang o/ Herpes Simplex Virus (HSV), 80% tipe II. Keluhan  Ulkus
Genital.
Resiko meningkat pada wanita yang telah melakukan hubungan seksual (TU di usia muda).
Manifestasi klinis :
Masa inkubasi 3-7 hari
• Fase infeksi primer
o Berlangsung lebih lama dan berat (± 3 minggu)
o Disertai gejala sistemik (demam, malaise dan
anoreksia)
o Pembesaran KGB
o Eflourosensi  vesikel berkelompok di daerah
sembab dan eritematosa  isi vesikel menjadi
seropurulen  krusta dan kadang mengalami
ulserasi  jika tidak ada infeksi sekunder dapat
sembuh tanpa jaringan parut
• Fase laten  tidak ditemukan gejala klinis
• Fase rekurensi
o Jika ada trigger (fisik/psikis)  imun ↓ 
muncul manifestasi klinis kembali
o Seperti infeksi primer, namun cenderung lebih
ringan (± 7-10 hr). Didahului keluhan gatal dan Pemeriksaan penunjang :
panas, biasanya tanpa keluhan sistemik • Tzank test  sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear
o Anamnesa  terdapat riwayat berulang • Kultur jaringan
• Antibodi poliklonal HSV
Tatalaksana :
1. Tx pada fase infeksi primer)
• Simptomatis  Analgesik,
• Antiviral (pilih salah satu)
– Acyclovir 5x200 mg po (± 7-10 hari)
– Valacyclovir 2x500 mg po (± 7-10 hari)
– Famcyclovir 3x250 mgpo (± 7-10 hari)
Jika kasus berat / supresi imun IV Acyclovir 5 mg/kgBb
tiap 8 jam selama 5 hari
2. Tx pada fase infeksi rekurensi
– Simptomatis
– Acyclovir 5x200 mg (5 hari)
– Profilaksis : Acyclovir 2-5x200 mg atau 2x400 mg (5 hari)

KIE : pasien dianjurkan tidak melakukan hubungan seks sejak mulai


timbul keluhan sampai epitelisasi kembali lesi dengan lengkap.
Infeksi HSV dapat mempermudah infeksi HIV
GRANULOMA Infeksi kronik dan ulseratif pada vulva yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif

INGUINAL intraseluler Klebsiella granulomatis. masa inkubasi 1-12 minggu

Diagnosis :
• Pemeriksaan mikroskopis  benda-benda Donovan
intrasitoplasmik yang patognomonik, kerumunan bakteria tampak
seperti peniti (bipolar)

Tatalaksana :
1. Doksisiklin 2x100 mg, minimal 3 minggu s/d semua lesi sembuh
sempurna
2. Terapi alternative :
• Azitromisin 1 g po setiap minggu, min. selama 3 minggu atau
sampai semua lesi sembuh atau
• Siprofloksasin 2x750 mg po, min. selama 3 minggu atau
sampai semua lesi sembuh atau
Manifestasi klinis : • Eritromisin basa 4x500 mg po, min. selama 3 minggu atau
• Nodul tanpa keluhan  ulserasi membentuk banyak sampai semua lesi sembuh atau
ulkus berwarna merah daging, tidak terasa nyeri • Trimetoprim-sulfametoksazol kekuatan ganda (160 mg/800
dan bergabung menjadi satu mg) 2x1 tab po, min. selama 3 minggu atau sampai semua lesi
• Bisa terjadi kerusakan bentuk vulva sembuh
• Mungkin terjadi adenopati yang minimal
Limfogranuloma Venerum
Merupakan infeksi kronik jaringan limfe o/ Chlamydia trachomatis (serotip L1,L2 dan L3). > di daerah tropis,
lebih sering pada laki-laki (5:1). Dapat mengenai vulva, rectum, uretra, atau serviks. Masa inkubasi 4-21 hari

Manifestasi klinis :
• Infeksi primer berupa ulkus kecil (2-3 mm),
dangkal, tidak nyeri, dapat sembuh cepat dan
spontan
• Fase sekunder  mulai 1-4 minggu kemudian 
ditandai dengan adenopati yang terasa nyeri di daerah
inguinal dan perirectal, dapat bergabung menjadi satu
dan membesar  membentuk pembengkakan kelenjar
limfe. Dapat disertai keluhan sitemik
• Fase tersier  ditandai oleh rupture dan drainase
pembengkakan jaringan limfe membentuk sinus. Dapat
terjadi kerusakan jaringan yang luas

Tatalaksana :
Diagnosis :
1. Doksisiklin 2x100 mgsehari, selama minimal 21 hari
• Biakan pus atau aspirasi kelenjar limfe
2. Terapi alternative : Eritromisin basa 4x500 mg sehari po, selama 21
• Titer antibody Chlamydia > 1:64
hari atau Azitromisin 1 g 1x seminggu selama 3 minggu
KANKROID
Merupakan Infeksi Menular akut oleh Haemophillus ducreyi. > di Negara
berkembang. 5-10 kali lebih sering pada laki-laki, dapat mempermudah penularan
HIV. Kankroid sangat menular, penularan melalui kulit/jaringan yang terluka. Masa
inkubasi 3-6 hari

Manifestasi klinis :
• Awalnya berupa papula kecil  pustule  ulserasi.
Pada suatu waktu dapat terlihat banyak lesi dalam
tahapan perkembangan yang berbeda-beda. Ulkus
dangkal dengan tepi compang-camping dan terasa
nyeri
• Adenopati inguinal (>> unilateral)  50% kasus
• Angka rekurensi di tempat yang sama  10%
Tatalaksana :
1. Azitromisin 1 g po (dosis tinggal) atau Diagnosis :
2. Seftriakson 250 mg im (dosis tunggal) atau • Biakan dan pengecatan Gram eksudat purulent atau
3. Siprofloksasin 2x500 mg sehari, selama 3 hari atau aspirasi kelenjar limfe  gambaran seperti gerombolan
4. Eritromisin basa 500 mg tiap 6 jam, selama 7 hari ikan ekstraseluler
SIFILIS Merupakan Infeksi kronik oleh Treponema pallidum,
peniru akbar (the great imitator). Potensi penularan
Manifestasi klinis : melalui hubungan seksual dengan orang yang telah
1. Sifilis primer terinfeksi  10%/kali.
 Ditandai dengan ulkus keras, tidak nyeri, soliter. Dapat Masa inkubasi 10-90 hari
muncul di vulva, vagina ataupun serviks
 Dapat pula terjadi lesi ekstragenital, dapat terjadi adenopati
regional tanpa nyeri
 Ulkus dapat sembuh secara spontan
2. Sifilis sekunder
• Menyebar hematogen  6 minggu- 6 bulan setelah ulkus
primer. Manifes banyak ; ruam makulopapular di telapak
tangan-kaki, muncul bercak-bercak mukosa dan kondiloma
lata, lesi putih abu-abu yang meninggi dan besar, tidak nyeri,
dapat disertai adenopati yang juga tidak nyeri Diagnosis :
• Tidak diobati  stadium laten (2-20 th)  gejala2 sifilis • Pemeriksaan medan gelap dan uji antibody fluorescent
sekunder dapat muncul kembali langsung (DFA) eksudat lesi/ jaringan u/ identifikasi
3. Sifilis tersier spiroketa (mo tipis, memanjang, berbentuk spiral)
– Terjadi pada 1/3 pasien yang tidak terobati maksimal • Uji nontreponemal (VDRL dan RPR)
– Dapat mengenai system kardiovascular, ssp, dan • Uji treponemal (misal : fluorescent treponemal
musculoskeletal  gangguan bermacam- macam, ex : AA, antibody absorbed [FTA-ABS] dan T. pallidum
tabes dorsalis, paresis generalisata, atrofi optic, dll particle agglutination (TP-PA)
Tatalaksana :
1. Sifilis primer
 Ditandai dengan ulkus keras, tidak nyeri, soliter. Dapat
Tatalaksana :
muncul di vulva, vagina ataupun serviks
1. Sifilis primer
 Dapat pula terjadi lesi ekstragenital, dapat terjadi
 Ditandai dengan ulkus keras, tidak nyeri, soliter. Dapat
adenopati regional tanpa nyeri
muncul di vulva, vagina ataupun serviks
 Ulkus dapat sembuh secara spontan
 Dapat pula terjadi lesi ekstragenital, dapat terjadi
2. Sifilis sekunder
adenopati regional tanpa nyeri
• Menyebar hematogen  6 minggu- 6 bulan setelah ulkus
 Ulkus dapat sembuh secara spontan
primer. Manifes banyak ; ruam makulopapular di telapak
2. Sifilis sekunder
tangan-kaki, muncul bercak-bercak mukosa dan • Menyebar hematogen  6 minggu- 6 bulan setelah ulkus
kondiloma lata, lesi putih abu-abu yang meninggi dan
primer. Manifes banyak ; ruam makulopapular di telapak
besar, tidak nyeri, dapat disertai adenopati yang juga
tangan-kaki, muncul bercak-bercak mukosa dan
tidak nyeri
kondiloma lata, lesi putih abu-abu yang meninggi dan
• Tidak diobati  stadium laten (2-20 th)  gejala2 sifilis
besar, tidak nyeri, dapat dimacam, ex : AA, tabes
sekunder dapat muncul kembali
3. Sifilis tersier
– Terjadi pada 1/3 pasien yang tidak terobati maksimal
– Dapat mengenai system kardiovascular, ssp, dan Tindak lanjut post terapi sifilis awal –a. perlu
musculoskeletal  gangguan bermacam- macam, ex : diperiksa VDRL atau titer reagen plasma cepat tiap 3
AA, tabes bulan selama 1 tahun (sebaiknya dikerjakan di lab.
yang sama) Titer harus turun 4x dalam 1 tahun 
no  pengobatan kembali

Anda mungkin juga menyukai