Anda di halaman 1dari 30

Manajemen Kasus

“Hordeolum Interna Eksterna OD +


Blefaritis OD + Kalazion OS”
KELOMPOK B

Amalia Widya Larasati


Celine Grace Sita
Danang HafizfadilLah
Melati Indah Jelita
Zihan Zetira

PERCEPTOR
dr. Rani Himayani, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK SMF BAGIAN MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
Identitas
Pasien
 Nama : Tn. D
 Umur : 36 tahun
 Alamat : Bandar Jaya
 Pekerjaan : Pegawai Swasta

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara
autoanamnesis pada tanggal 22
Februari 2021
Keluhan utama; Benjolan pada kelopak atas
dan bawah mata kanan dan benjolan di
kelopak bawah mata kiri yang tidak disertai
penurunan penglihatan

Keluhan tambahan; Pasien mengeluhkan


gatal pada mata kanan
Anamnesis
Pasien datang ke poli mata LEC pada tanggal 22 Februari 2021 dengan keluhan timbul benjolan pada mata
kanan dan kiri yang tidak disertai penurunan pengelihatan. Benjolan pada mata kanan timbul kurang lebih
3 hari SMRS, keluhan disertai gatal. Benjolan pada mata kiri timbul sejak 4 bulan yang lalu. Benjolan
tampak kemerahan. Keluhan mata merah disangkal oleh pasien. Benjolan dirasa tidak menganggu
penglihatan sehingga pasien hanya mengobati dengan obat tetes mata yang dibeli sendiri di apotek.

Pasien mengatakan awal muncul keluhan di kelopak bawah kiri berwarna kemerahan dan nyeri yang saat
ini kemerahan dan nyeri sudah tidak dirasakan. Ukuran benjolan tidak mengalami perubahan. Saat ini,
benjolan tidak tampak merah, tidak sakit, dan tidak nyeri saat ditekan. Benjolan dirasa mengganjal. Pasien
juga terkadang merasakan gatal pada kedua matanya. Mata merah, nyeri dan adanya sekret pada mata
disangkal oleh pasien, Gangguan penglihatan disangkal. Lalu 3 hari yang lalu timbul benjolan di kelopak
mata atas dan bawah bagian kanan disertai gatal. Riwayat trauma kelopak mata disangkal oleh pasien.
Riwayat operasi kelopak mata disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat infeksi pada kelopak mata
sebelumnya disangkal. Tidak terdapat riwayat konsumsi obat-obatan tertentu. Riwayat hipertensi,
kolesterol, dan diabetes melitus disangkal. Tidak ada yang mengalami hal serupa pada keluarga pasien.
Riwayat Penyakit

Riwayat
Penyakit Riwayat
Dahulu Penyakit
Keluarga
 Tidak pernah memiliki
keluhan serupa  Tidak ada
anggota
keluarga yang
mengalami
keluhan serupa.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis Kepala
Tekanan Darah : 120/70 mmHg Bentuk : Normocepal
Frekuensi Nadi : 82 x/menit Rambut : Hitam, tersebar merata
Frekuensi Napas : 18 x/menit Mata : Lihat status Oftalmologis
Suhu : 36.50C Telinga : Simetris, secret (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Kesan : Dalam batas normal
Leher
Trakea : Deviasi trachea (-), letak
normal
KGB : Tidak ada pembesaran pada KGB
leher
Kesan : Dalam batas normal

Jantung
Paru Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Inspeksi : Normochest, simetris Palpasi : Systolic thrill tidak teraba
Palpasi : Ekspansi dada simetris Perkusi : Batas jantung normal
Perkusi : Sonor Auskultasi : SI/SII reguler, murmur (-), gallop (-)
Auskultasi : VBS (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) Kesan : Pemeriksaan jantung dalam
batas normal
Kesan : Pemeriksaan paru dalam
batas normal
Abdomen
Inspeks : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Teraba lembut, nyeri (-), hepar & lien dalam batas normal
Kesan : Pemeriksaan abdomen dalam batas normal

Ekstremitas
Superior : Akral dingin (-/-), oedem (-/-)
Infrerior : Akral dingin (-/-), oedem (-/-)
Pemeriksaan Oftalmologis
Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)

6/6 VISUS 6/6

ph (tidak ada data) KOREKSI Ph( tidak ada data)

Tidak dilakukan skiaskopi SKIASKOPI Tidak dilakukan skiaskopi

Orthoforia, Eksoftalmus (-), Strabismus (-) BULBUS OCULI Orthoforia, Eksoftalmus (-), Strabismus (-)
Madarosis (-), Berminyak (+), Sisik di pangkal bulu
mata (+), Bulu mata tampak lengket dan menempel SILIA Dalam batas normal
satu sama lain
Parese (-), Paralise (-) PARESE/PARALISE Parese (-), paralise (-)

Nodul (+), Hiperemis (+) PALPEBRA SUPERIOR Edem (-), Hiperemis (-)

Nodul (+), Hiperemis (+) PALPEBRA INFERIOR Nodul (+), Hiperemis (-)

Injeksi (+), Sekret (-) KONJUNGTIVA PALPEBRA Injeksi (-), Sekret (-)

Injeksi (-) KONJUNGTIVA FORNIX Injeksi (-)

Injeksi Konjungtiva (-) KONJUNGTIVA BULBI Injeksi (-)

Siliar Injeksi (-) SKLERA Siliar Injeksi (-)

Iskemik (-) LIMBUS Iskemik (-)


Pemeriksaan Oftalmologis
Oculus Dextra (OD) Oculus Sinistra (OS)
Jernih KORNEA Jernih

Kedalaman cukup, Bening CAMERA OCULI ANTERIOR Kedalaman cukup, Bening

Kripta (+), Warna : Coklat IRIS Kripta (+), Warna : Coklat


Bulat, Regular, Sentral, D : 3 mm, Reflek cahaya Bulat, Regular, Sentral, D : 3 mm, Reflek cahaya
(+) PUPIL (+)
Jernih LENSA Jernih

Tidak dilakukan OFTALMOSKOP INDIRECT Tidak dilakukan

Tidak dilakukan CORPUS VITREUM Tidak dilakukan

Tidak dilakukan TENSIO OCULI Tidak dilakukan

Dalam batas normal SISTEM CANALIS LAKRIMALIS Dalam batas normal


Pemeriksaan Oftalmologis

Tampak massa padat di daerah


konjungtiva tarsus inferior
dengan diameter ± 1 cm, batas
tegas, immobile, nyeri tekan (-),
pada perabaan hangat (-).

OCULI SINISTRA
Pemeriksaan Oftalmologis
Tampak gambaran sisik
berkrusta di pangkal bulu mata
sampai ke bulu mata, bulu mata
tidak tampak berminyak
namun saling menempel satu
sama lain.

Palpebra superior tampak


edem dengan batas tidak jelas,
saat perabaan tidak ditemukan
nyeri tekan. Saat dilakukan
eversi palpebral superior
terdapat injeksi konjungtiva
tarsal dan nodul (+). Pada
palpebral inferior tampak
nodul dengan batas jelas ke
arah luar berukuran ± 0,5 cm.

OCULI DEKSTRA
RESUME
Pasien laki laki usia 36 tahun datang dengan keluhan timbul benjolan pada
kelopak atas dan bawah mata kanan sejak 3 hari yang lalu dan benjolan pada
kelopak bawah mata kiri tanpa disertai penurunan pengelihatan sejak 4
bulan yang lalu. Selain itu pasien mengeluhkan mata kanan terasa gatal.
Riwayat penyakit sebelumnya disangkal, riwayat penyakit keluarga
disangkal. Riwayat sosial sehari hari pasien mengatakan sering terpapar
dengan debu pada saat perjalanan ke kantor.

Pada pemeriksaan fisik oftalmologi didapatkan visus ODS 6/6. Pada oculi
sinistra ditemukan massa padat di daerah konjungtiva tarsus inferior dengan
diameter ± 1 cm, batas tegas, immobile, nyeri tekan (-), pada perabaan hangat
(-). Pada oculi dekstra Tampak gambaran sisik di pangkal bulu mata, bulu
mata tampak berminyak, dan saling menempel satu sama lain. Palpebra
superior tampak edem dengan batas tidak jelas, saat perabaan tidak
ditemukan nyeri tekan. Saat dilakukan eversi palpebral superior terdapat
injeksi konjungtiva tarsal dan nodul (+). Pada palpebral inferior tampak
nodul dengan batas jelas ke arah luar berukuran ± 0,5 cm.
Diagnosis Tatalaksana
Kerja Non medikamentosa
• Kompres hangat selama 5-10
Hordeolum menit
Prognosis
Eksterna Interna • Ekskokleasi (???) Kalazion Quo ad Vitam: ad bonam
OD + Blefaritis
ODS + Kalazion OS Medikamentosa
• Chloramfenicol eye drop OD Quo ad Functionam: ad bonam
• Artificial tears eye drop ODS
Quo ad Sanationam: ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra adalah modifikasi lipatan
kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian
anterior.

Palpebra terdiri atas lima bidang


jaringan utama.
1. Kulit
2. Jaringan Otot
3. Jaringan Alveolar
4. Tarsus
5. Konjungtiva Palpebra
ANATOMI PALPEBRA
Kelenjar pada palpebra
1. Kelenjar Zeis
2. Kelenjar Moll
3. Kelenjar Meibom
Hordeolum

 Peradangan supuratif kel Zeis, kel Moll, atau


kel Meibom
 Infeksi staphylococcus pada kelenjar
sebasea
 Biasanya sembuh sendiri dengan pemberian
kompres hangat.
 Diberikan antibiotik lokal.

Membentuk
Edema Mengganjal Nyeri
Hiperemi abses dan
palpebra + Nyeri tekan
pecah sendiri
Blefaritis

 Blefaritis adalah peradangan kronis pada


kelopak dan tepi kelopak mata.

 Keadaan ini juga erat kaitannya dengan


beberapa penyakit mata seperti: dry eye,
khalazion, trikhiasis, konjungtivitis, dan
keratitis.
 Blefaritis dapat dikelompokkan menjadi
blefaritis anterior dan blefaritis posterior
KALAZION
Kalazion adalah peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat,
sehingga mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit pada mata. Pada
kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang
mengakibatkan peradangan kronis.
Gejala Subjektif Gejala Objektif
● Pembengkakan pada palpebra tanpa ● Kelopak mata tampak tebal dan edema.
gejala peradangan atau peradangan ● Teraba benjolan pada kelopak mata
ringan, tidak nyeri dengan konsistensi agak keras dan tidak
● Apabila bengkak cukup besar dapat disertai tanda radang akut.
menekan bola mata dan menimbulkan ● Pada ujung kelenjar Meibom terdapat
gangguan refraksi astigmatisma. masa kuning dari sekresi kelenjar yang
tertahan.
● Benjolan mengarah ke konjungtiva, sedikit
memerah atau meninggi
TATALAKSANA
1. Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat 15 menit (4
kali sehari). Lebih dari 50% kalazion sembuh dengan pengobatan konservatif.
2. Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai penyebabnya.
3. Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak ada bukti
infeksi
4. Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan regresi dari kalazion
dalam beberapa minggu kemudian.
5. Tindakan (eksisi dan ekskokleasi kalazion)
 
 
 
TATALAKSANA
Eksisi kalazion
Insisi vertikal pada permukaan konjungtiva palpebra.
Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma inflamasi pada kelopak mata.
Untuk kalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang seluruhnya
Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa dilakukan)

Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit secara horizontal lebih sering
dilakukan daripada lewat konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami
inflamasi.
TATALAKSANA
Ekskokleasi Kalazion
Mata ditetes dengan anestesi topikal pentokain. Obat anestesia infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion.
Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan kemudian klem dibalik sehingga konjungitva tarsal dan kalazion terlihat.
Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas
dan diberi salep mata.
ANALISIS
KASUS
Tn. D usia 36 tahun
Keluhan utama:
Benjolan pada kelopak mata kiri bagian bawah sejak 4 Kalazion merupakan lesi inflamasi
bulan yang lalu. Awalnya benjolan muncul disertai pada kelopak mata yang paling sering
kemerahan dan nyeri namun gejala tersebut sudah disebabkan oleh sumbatan kelenjar
berangsur-angsur menghilang namun benjolan masih Meibom yang berlangsung kronik,
ada. berulang, dan tidak resposif terhadap
pengobatan. Kalazion dapat disertai
tanda peradangan yang jelas dan
dapat pula hanya berupa benjolan
kecil berbatas tegas tanpa disertai
nyeri. Penyakit ini dapat terjadi pada
segala usia, tanpa kecenderungan
jenis kelamin tertentu. Kondisi ini
biasanya diawali dengan gejala akut
inflamasi. Jika inflamasi mereda,
OCULI SINISTRA terbentuk lesi seperti kista berbatas
tegas yang tidak nyeri.
Tampak massa padat di daerah konjungtiva tarsus inferior
dengan diameter ± 1 cm, batas tegas, immobile, nyeri tekan (-),
pada perabaan hangat (-). Tanda inflamasi (-).
Tn. D usia 36 tahun
Keluhan utama:
Benjolan pada kelopak mata kanan bagian bawah dan
atas sejak 3 hari yang lalu disertai rasa gatal dan
kemerahan. Nyeri ringan dirasakan.
Blefaritis adalah inflamasi kronis
kelopak mata yang umumnya terjadi
secara bilateral. Blefaritis merupakan
kasus infeksi dan inflamasi mata
bagian luar yang paling sering
dijumpai di klinik.

Pasien dengan blefaritis umumnya


mengeluhkan nyeri, perasaan mata
berpasir, gatal, dan kemerahan di tepi
kelopak mata terutama di pagi hari.

SILIA OCULI DEKSTRA

Tampak gambaran sisik kasar berkrusta di pangkal bulu mata


dan sepanjang bulu mata, bulu mata tidak tampak berminyak,
namun bulu mata saling menempel satu sama lain.
Blefaritis anterior Blefaritis posterior
Stafilokokal Seboroik

Sisik (scales) Kasar berkrusta Halus Tidak khas


Menempel di pangkal Menempel di
bulu mata sepanjang tepi
kelopak dan bulu
mata
Bulu mata Dapat tejadi madarosis, Berminyak, bulu mata Madarosis parsial pada
trichiasis, atau poliosis saling menempel kasus kronik
Kelopak Dapa terjadi parut pada Tepi kelopak hiperemis Tampak penonjolan dan
tepi kelopak sumbatan kelenjar Meibom
Sekresi meibom berlebihan
tampak seperti tetes
minyak dan pasta gigi

Konjungtiva Hiperemis Tidak khas Konjungtivitis papilar


Konjungtivitiis papiler Dapat terjadi erosi epitel di
inferior kornea
Lain-lain Dapat disertai dry eye Disertai seboroik di Dapat disertai
syndrome, hordeolum, lokasi lain hordeolum, kalazion, atau
dan keratitis marginalis keratitis marginalis
Tn. D usia 36 tahun
Pada hordeolum, umumnya pasien
Keluhan utama:
mengalami keluhan nyeri,
Benjolan pada kelopak mata kanan bagian bawah dan
kemerahan, dan pembengkakan
atas sejak 3 hari yang lalu disertai rasa gatal dan
bola mata.
kemerahan. Nyeri ringan dirasakan.

Pada pemeriksaan fisik, hordeolum


eksterna biasanya menonjol kearah
luar dengan batas tegas. Sedangkan,
hordeolum interna dapat menonjol
kearah konjungtiva (dalam) atau kulit
OCULI DEKSTRA
dengan gambaran palpebral edem dan
Palpebra superior tampak edem dengan batas tidak jelas, saat benjolan tidak berbatas tegas.
perabaan tidak ditemukan nyeri tekan. Saat dilakukan eversi
palpebral superior terdapat injeksi konjungtiva tarsal dan nodul
(+). Pada palpebral inferior tampak nodul dengan batas jelas ke
arah luar berukuran ± 0,5 cm.
THANKYOU
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai