Anda di halaman 1dari 15

(1822028) – Anatasia Claudia

Fernatubun

(1722013) – Bernadeta Eka A. Heatubun

(1822006) – Sri Della Lusia Siburian KELOMPOK 6

(1722029) – Selpince Sance Aroi

(1722006) – Alriana S. Yapen


PENGAWASAN
DAN
PEMERIKSAAN
• Pengawasan atau controlling sangat
penting untuk eveluasi pengelolaan
keuangan daerah dan pendapatan asli
daerah. Dengan sistem pengelolaan
yang baik maka suatu organisasi atau
pemerintah bisa terukur dan
LATAR berorientasi pada kinerja.

BELAKANG • Dalam memberantas budaya korupsi di


Indonesia, pemerintah juga telah
membuat lembaga-lembaga, badan-
badan, atau komisi-komisi yang
tupoksinya terkait dengan usaha-usaha
pemberantasan korupsi.
PEMBAHASAN
1. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
Pengawasan dan pemeriksaan adalah kegiatan pengamatan, pemeriksaan, penilaian
danpengoreksian serta pembinaaan terhadap tugas dan fungsi kementrian dalam negeri.
Yang berujuan penyelenggaraan tugas dan fungsinya berjalan secara efektif dan efisien
sesuai rencana dan ketentuan peratuan perundang-undangan.

2. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PEMERINTAH OLEH BPKP


BPKP ( Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) adalah aparat pengawasan
intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. Sebagai mana
diamanatkan dalam peraturan pemerintah nomer 60 tahun 2008 tentang sistem
pengendalian intern pemerintah ( SPIP ), BPKP melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan Negara
2.1 TUGAS DAN FUNGSI BPKP
1) Pelaksanan audit, preview, evaluasi, 4) Pengawasan terhadap perencanan dan
pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya pelaksanaan program dan kegiatan yang dapat
terhadap perencanaan, pelaksanan dan menghambat kelancaran pembangunan, audit
pertanggung jawaban akuntabilitas serta penyesuaian harga, audit klaim, audit
pembiayaan keuangan Negara atau daerah. investigative terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan Negara atau daerah, audit
2) Pengawasan intern terhadap perencanaan
perhitungan kerugian keuangan Negara atau
dan pelaksanaan pemanfaatan asset Negara atau daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya
daerah. pencegahan korupsi

3) Pemberian konsultansi terkait dengan 5) Pengorganisasian dan sinergi


manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
kelola terhadap instansi atau badan usaha dan akuntabilitas keuangan Negara atau daerah dan
badan lainnya dan program atau kebijakan pembangunan nsaional bersama-sama dengan
pemerintah yang strategis aparat pengawasan intern pemerintah lainnya
6) Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan 11) Pembangunan dan pengembangan,serta
kinerja pemerintah pusat pengolahan data dan infomasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan
7) Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan akuntanbilitas keuangan Negara kementerian
konsultansi penyelengaraan sistem pengendalian intern atau Lembaga dan Pemerintah Daerah
kepada instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah

8) Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan 12) Pelaksanaan pengawasan intern terhadap


penugasan pemerintah sesuai peraturan perundang- pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP
undangan.

13) Pembinaan dan pelayanan administrasi


9) Pembinaan kapabilitas pengawasan intern peramintah umum di bidang perencanaan umum,
dan sertifikat jabatan fungsional auditor
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
10) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan kehumasan, persendian, perlengkapan dan
pengembangan dibidang pengawasan dan sistem
rumah tangga.
pengendalian intern pemerintah
2.2 KEWENANGAN BPKP
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidanganya
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan surpevisi di bidangnya
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertfikasi tenaga prifesional atau ahli
serta persyaratan jabatan dibidangnya
6. Kewengangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti
memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan, dan sebagainya
7. meneliti semua catatan, data elektronik, dokume, buku perhitungan, surat-surat bukti, notulen
rapat panitia dan sejenisnya, hasil survey laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya
yang diperlukan dalam pengawasan
8. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain
9. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP sendiri
maupun hasil Pengawasan Badan Pemeriksaan Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.
2.3 KEGIATAN BPKP
1. Pembinaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada instansi pemerintah baik
Kementerian atau LPNK maupun Pemerintah Daerah serta lembaga lainnya
2. Audit atas berbagai kegiatan unit kerja di lingkungan Departement atau LPND maupun
Pemerintah Daerah
3. Policy Evaluation
4. Fraud Control Plan
5. Optimalisasi penerimaan Negara
6. Asistensi Penerapan Sistem Akuntabilitas Pemerintahan Pusat dan Daerah
7. Asistensi Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah
8. Risk Management Based Audit
9. Audit Investigatife atas kasus berindikasi korupsi
10. Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dari Inspektorat Daerah maupun Inspektorat Jenderal
11. Review Laporan Keungan Pemerintah Pusat
3. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN EKSTERNAL OLEH
BPK
3.1 Tugas dan Wewenang BPK
• Pemeriksaa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan oleh BPK terbatas pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara lainnya, BUMN, Badan
Layanan Umum, BUMD, dan semua lembaga lainnya yang mengelola keuangan Negara.
• Pelaksaan pemeriksaan BPK tersebut dilakakukan atas dasar undang-undang tentang pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
• Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan, dan pemeriksaan
denga adanya maksud tertentu.
• Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus dibahas sesuai dengan standar
pemeriksaan keuangan Negara yang berlaku.
• Hasi pemriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara diserahkan kepada DPD,
DPR, dan DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulisa kepada Presiden,
Gubernur, dan Bupati atau Walikota.
• Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib melapor pada instansi yang berwenang
paling kambat 1bulan sejak diketahui adaya tindakan pidana tersebut
3.2 Opini BPK
Setiap laporan hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD sesuai
dengan kewenangannya ditindak lanjuti, antara lain dengan membahasnya bersama pihak
terkait.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 terdapat 4 (empat) jenis Opini yang
diberikan oleh BPK RI atas Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah:
1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
2. WTP dengan Paragraf Penjelas
3. Wajar dengan Pengecualian
4. Tidak Wajar
5. Tidak Menyatakan Pendapat
4. STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA ATAU
DAERAH

Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 5 ayat (2) Undang Undang Nomor 15 tahun
2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dan pasal 9
ayat 1 huruf e dan pasal 32 ayat (2) Undang Undang nomor 15 tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan bahwa standar pemeriksaan keuangan disusun
oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Bahwa standar pemeriksaan keuangan negara merupakan patokan yang wajib


dipedomani dalam melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
4.1 STANDAR UMUM

Standar umum memberikan kerangka dasar untuk dapat menerapkan standar pelaksanaan
dan standar pelaporan secara efektif yang dijelaskan pada pernyataan standar berikutnya.
• Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk
melaksanakan tugas pemeriksaan
• Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa
dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi,
ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya
• Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan,
pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama
• Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan SPKN harus
memiliki sistem pengendalian mutu yang memadai, dan sistem pengendalian mutu
tersebut harus direviu oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern).
4.2 STANDAR PELAKSANAAN KEUANGAN NEGARA

• Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, asas


lingkup pengujian, pelaporan yang direncanakan, dan tingkat keyakinan kepada
manajemen entitas yang diperiksa dan pihak yang meminta pemeriksaan
• Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut
atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang
sedang dilaksanakan
• Pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai
guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidak patuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan
• Pemeriksa harus merencanakan dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk
mengembangkan unsur-unsur temuan pemeriksaan
• Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaan dalam
bentuk kertas kerja pemeriksaan.
4.3 STANDAR PELAPORAN

1. Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan SPKN
2. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan bahwa pemeriksaan telah
melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Laporan atas pengendalian intern harus mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian intern atas
pelaporan keuangan yang dianggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
4. Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern,
kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan,
harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab
5. Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk diungkapkan
kepada umum tidak diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan.
6. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang diperiksa, pihak
yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang bertanggung
jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi
wewenang untuk menerima
SLIDE TITE
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai