Anda di halaman 1dari 32

PERTEMUAN KE 6

DAN 7
METODE PELAYANAN ASUHAN KESGILUT
PENGANTAR

• Metode dan Strategi Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut dan Tim
Kesehatan Gigi (Dental Auxiliary).
• Tim pelayanan keperawatan gigi memberikan pelayanan kepada klien
sesuai metode dan strategi.
• Agar dapat melaksanakan pelayanan keperawatan yang diberikan
senantiasa merupakan pelayanan yang terencana, aman serta dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
• tim kesehatan gigi memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan
kepada klien, keluarga dan komunitas, menggunakan metode dan strategi yang tepat dan
efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun
potensial dalam mempertahankan kesehatan.

• Tim kesehatan gigi terdiri dari dokter gigi, dental hygienist, dental assistant, dental therapist,

dan dental technicians (tekniker gigi).


• dental hygiene, dental asisstant, dan dental therapist, karena
dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
seorang yang berprofesi perawat gigi dihadapkan pada
kompetensi sebagai dental hygienist/dental assistant atau
berperan sebagai dental therapist
• bagaimana suatu asuhan keperawatan gigi dan mulut
dilaksanakan oleh dental hygienist, dental assistant,
dan dental therapist, dengan menggunakan metode
dan strategi asuhan.
• Metode dan Strategi Asuhan
Keperawatan
• 
• Strategi intervensi merupakan strategi yang digunakan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan yang ditetapkan perawat
untuk mencapai tujuan perawatan klien dan kriteria hasil.
Intervensi keperawatan yang spesifik harus berfokus pada
masalah yang dihadapi oleh klien baik secara individu,
kelompok, maupun dalam kelompok masyarakat
• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi asuhan keperawatan adalah:
a. Mengidentifikasi alternatif tindakan.
b. Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan dilakukan.
c. Melibatkan klien dan keluarganya.
d. Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
e. Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
f. Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
g. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat menjamin rasa aman klien.
h. Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
i. Bersifat realistik dan rasional.
j. Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.
•  
• Strategi yang dijalankan dalam melaksanakan program
pelayanan asuhan keperawatan agar dapat berhasil
guna dan berdaya guna dilakukan dengan pendekatan
promotif, preventif.
• pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan
yang dilakukan secara terencana yang mempunyai hasil
tertentu pada suatu kelompok tertentu. Pelayanan asuhan
diberikan secara langsung kepada klien/pasien untuk
memenuhi kebutuhan klien/pasien, sehingga dapat mengatasi
masalah yang sedang dihadapinya.
• pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut,
asuhan dilaksanakan secara paripurna, artinya
semua masalah kesehatan gigi dan mulut yang
dialami klien/pasien dapat diselesaikan dengan
tuntas.
• Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah
pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditujukan
kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun
waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan
dengan penekanan dalam bidang promotif, preventif, yang
diberikan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.
•pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat 3 pendekatan yang dapat di
laksanakan yaitu :
1. Pendekatan Keluarga (family approach)
Adalah pendekatan melalui pembinaan keluarga binaan dengan menentukan
prioritas masalah yang akan di selesaikan.
2. Pendekatan melalui tindak lanjut kasus (case approach)
Adalah pendekatan keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang sudah
terpilih dari puskesmas, yang dinilai memerlukan tindak lanjut.
3. Pendekatan masyarakat (community approach)
Merupakan pendekatan kepada masyarakat secara keseluruhan dan
kelompok – kelompok khusus dalam masyarakat.
•memecahkan masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
secara paripurna, perawat gigi dapat menggunakan pendekatan pemecahan
masalah (problem solving approach).
•Dalam problem solving, banyak peranan yang dilakukan perawat gigi
dalam kegiatan asuhan keperawatan gigi dan mulut,
1. Pemberi pelayanan kesehatan (provider of nursing care)
Memberikan asuhan preventif dan kuratif sederhana kepada individu,
keluarga yang sakit atau mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut
baik di puskesmas, sekolah, lingkungan masyarakat.
2. Sebagai pendidik (health educator)
• Memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada
individu, keluarga, dan masyarakat secara terorganisasi dalam
rangka menanamkan perilaku kesehatan gigi dan mulut,
sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal
3. Sebagai pengamat kesehatan (health
monitor)
Melakukan monitoring terhadap perubahan – perubahan
yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok masyarakat
yang menyangkut masalah – masalah kesehatan gigi dan
mulut yang berdampak terhadap status kesehatan.
4. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan (coordinator of services)
Mengkoordinasikan kegiatan promotif bersama dengan tim kesehatan
lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem asuhan kesehatan.
Dengan demikian pelayanan asuhan kesehatan yang diberikan
merupakan suatu kesehatan yang menyeluruh dan secara paripurna.
5. Sebagai pembaharu (innovator)
• Dapat berperan sebagai pembawa pembaharuan berfokus
bidang promotif terhadap individu, keluarga, masyarakat
terutama dalam merubah perilaku kesehatan gigi dan mulut.
• Berperan serta dalam memberikan motivasi untuk
meningkatkan partisipasi individu, keluarga dan masyarakat
dalam setiap upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut, misalnya aktif di posyandu, UKGM/UKGMD.
6. Sebagai panutan (role model)
• Dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut kepada individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
7. Sebagai tempat bertanya ( fasilitator)
• Perawat gigi dapat dijadikan sebagai tempat bertanya dan
memberikan konseling dalam memecahkan masalah
kesehatan gigi dan mulut yang dihadapi sehari hari, yang
memberikan jalan ke luar dalam mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut yang dihadapi.
8. Sebagai pengelola
• Perawat gigi dapat diharapkan dapat dapat mengelola
kegiatan – kegiatan promotif di puskesmas maupun di
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang diembankan kepadanya.
METODE

• Terdapat beberapa metode pemberian asuhan


keperawatan yaitu metode kasus, metode
fungsional, metode tim, metode keperawatan
primer, metode modular, dan manajemen kasus
METODE KASUS: (SITORUS, 2006).

Dalam metode ini, satu perawat gigi akan memberikan


asuhan keperawatan kepada seorang klien secara
paripurna dalam satu periode melalui pelayanan
asuhan individu.
Jumlah klien yang diasuh oleh satu perawat gigi
bergantung pada kemampuan perawat gigi tersebut
dan kompleksnya kebutuhan klien.
METODE FUNGSIONAL: (ARWANI & SUPRIYATNO, 2005)

• Metode fungsional ini efisien, namun asuhan seperti ini tidak dapat
memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat gigi.
• Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa dicapai
dengan metode ini, karena asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien/pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada
masing-masing perawat gigi tersebut.
• Di samping itu, asuhan keperawatan yang diberikan tidak profesional
berdasarkan masalah pasien.
• Perawat gigi senior cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas administrasi
dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan
kepada perawat gigi junior.
METODE TIM:

Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan, yaitu


seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Namun dengan metode ini, kesinambungan asuhan keperawatan
belum optimal sehingga para pakar mengembangkan metode
keperawatan primer (Douglas,1992).
TUJUAN PEMBERIAN METODE TIM DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN MENURUT ARWANI & SUPRIYATNO (2005),

• Adalah untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan


objektif pasien sehingga pasien merasa puas.
• Selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi antar
sesama perawat gigi dalam melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer
pengetahuan dan pengalaman di antara perawat gigi dalam memberikan asuhan
keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi
perawat gigi dalam memberikan asuhan keperawatan secara paripurna.
METODE KEPERAWATAN PRIMER: (NURSALAM, 2007).

Metode asuhan ini di mana satu orang perawat gigi bertanggung jawab
terhadap asuhan keperawatan klien/pasien secara paripurna kesehatan gigi
dan mulutnya.
Metode keperawatan primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus-menerus antara klien/pasien dan perawat gigi yang ditugaskan untuk
merencanakan, melaksanakan asuhan dan koordinasi asuhan keperawatan.

Tahapan dalam asuhan keperawatan dimulai dari tahap Pengkajian, Diagnosa


keperawatan, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi, dan Dokumentasi.
• Keuntungan yang dirasakan klien ialah mereka
merasa lebih dihargai sebagai manusia karena
terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Metode itu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan karena:
1. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan
koordinasi asuhan keperawatan
2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
3. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel
METODE MODULAR: (GILLIES, 1994).

Metode modular merupakan bentuk variasi dari metode asuhan


keperawatan primer, dimana perawat gigi – perawat gigi saling
bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan, di
samping itu karena dua atau tiga orang perawat gigi bertanggung
jawab atas sekelompok kecil klien/pasien, keluarga, kelompok,
masyarakat.
•Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode
moduler ini, satu tim terdiri dari 2 hingga 3 perawat gigi memiliki tanggung
jawab penuh pada sekelompok pasien berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani &
Supriyatno, 2005)
•Berbagai keuntungan metode modular menurut Sumijatun (2008),
diantaranya dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan gigi yang
komprehensif dan holistik dengan
• pertanggungjawaban yang jelas, konflik atau perbedaan pendapat antarstaf
dapat ditekan melalui rapat tim yang juga efektif untuk pembelajaran,
memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
dengan efektif dan aman serta produktif karena adanya kerja sama dan
komunikasi.
• Metode ini dapat dimungkinkan dalam satu wilayah kerja dimana dalam satu
wilayah tertentu terdapat beberapa puskemas dengan beberapa perawat gigi.
Kegiatan asuhan dapat dilakukan secara terintegrasi dan memberikan hasil
yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai