Anda di halaman 1dari 19

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Cara
Mengukur pH
Saliva
ROSITA PRATIWI INDAH ZENITA
P07125220006
STr. TERAPI GIGI
Daftar isi
• Potensial of hydrogen (pH) Saliva
• Derajat Keasaman Saliva (pH)
• Pengertian Saliva
• Fungsi Saliva
• Pengukuran pH Saliva
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pH
Saliva
Potensial of hydrogen (pH) Saliva

Potential of hydrogen (pH) adalah suatu ukuran yang


menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar
alkali dari suatu larutan, pH diukur pada skala 0- 14
(Nogroho, 2016).

Derajat keasaman atau biasa disebut pH saliva dalam


keadaan normal berkisar antara 6,8 - 7,2 sedangkan derajat
keasaman saliva dikatakan rendah apabila berkisar antara
5,2 - 5,5 kondisi pH saliva rendah tersebut akan
memudahkan pertumbuhan bakteri asedogenik.

Glosarium
• Bakteri Asedogenik: Bakteri penghasil asam
Potensial of hydrogen (pH) Saliva
• Mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat dapat
menyebabkan terjadinya proses fermentasi yang dilakukan oleh
bakteri atau mikroorganisme untuk membuat keadaan dirongga
mulut menjadi asam sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
pH < 5,5.
• Penurunan pH < 5 dapat terjadi dalam waktu 1-3 menit,
sedangkan untuk mengembalikan ke pH saliva normal sekitar 7
membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit. Penurunan pH saliva
yang terjadi berulang kali dalam waktu tertentu dapat memicu
proses demineralisasi gigi (Wiranata, 2017).

Glosarium
• Fermentasi: Proses pengawetan makanan alami, di mana mikroorganisme seperti ragi dan bakteri mengubah karbohidrat, seperti
pati dan gula menjadi alkohol atau asam.
• Demineralisasi: proses menghilangkan mineral, dalam bentuk ion mineral, dari enamel gigi atau istilah lainnya larutnya mineral dari
hidroxyapatite
Derajat Keasaman Saliva
(pH)
• Derajat keasaman pH saliva yang rendah akan dinetralisir oleh buffer agar tetap dalam
keadaan konstan, begitu juga sebaliknya. Derajat keasaman pH saliva berkisar antara 5,6-
7,0 dengan rata-rata 6,7 dalam keadaan normal. Laju sekresi saliva berbeda pada setiap
individu dan lebih bersifat kondisional sesuai dengan fungsi dan waktu.
• Laju sekresi saliva tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
1. Adanya bakteri pathogen di dalam rongga mulut,
2. Rangsangan olfaktorius atau psikis,
3. Rangsangan mekanik dan
4. Rangsangan biokimiawi berupa konsumsi obat-obatan serta penggunaan pasta gigi
(Rukmo, 2017).

Glosarium
• Pathogen: Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit.
• Olfaktorius: Sel reseptor utama bagi indera penciuman
Derajat Keasaman Saliva
(pH)
Pemeriksaan pH Saliva (Rukmo,2017)
Mengukur pH saliva, dapat digunakan alat pH meter atau
kertas lakmus dengan pH indikator. Cara mengukur pH
saliva dengan menggunakan kertas lakmus, Petunjuk intervensi hasil tes pH pada
1. Rendam lakmus selama 10 detik. pemeriksaan saliva dengan
2. Cocokkan warna yang terbentuk dengan menggunakan menggunakan kertas lakmus (Rukmo,
pH strip. 2017)
3. Lalu Kriteria bisa ditentukan dan skor akan muncul pada
Hasil Tes pH Skor
pH meter pH 5 Merah
pH 7,8 Hijau
Kriteria Skor
Asam 6,0 - 5,8
Netral 6,0 - 6,8
Basa 6,9 - 7,8
Pengertian Saliva
• Saliva adalah cairan oral yang diproduksi oleh kelenjar saliva
dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mempertahankan keseimbangan ekosistem di dalam rongga
mulut.
• Saliva merupakan hasil sekresi dari beberapa kelenjar saliva,
dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar
saliva mayor yang meliputi kelenjar parotid, submandibular
dan sublingual, sedangkan sisa 7% lainnya disekresikan oleh
kelenjar saliva minor yang terdiri dari kelenjar bukal, labial,
palatinal, glosso palatinal lingual. (Kasuma, 2015).

Glosarium
• Parotid: Kelenjar ludah terbesar yang terletak di bagian samping wajah
• Submandibular: Kelenjar yang terdapat di bawah tulang rahang ini, mengeluarkan air liur di bawah lidah
• Sublingual: Kelenjar yang berukuran paling kecil di antara kelenjar lainnya serta berada di setiap sisi lidah dan mulut.
• Glosso palatinal lingual: Kelenjar lidah diarea palatinal dan lingual
Pengertian Saliva
• Kelenjar saliva minor yang terdiri dari kelenjar bukal, labial,
palatinal, glosso palatinal lingual menunjukkan aktivitas sekretori
lambat yang berkelanjutan, dan juga mempunyai peranan yang
penting dalam melindungi dan melembabkan mukosa oral,
terutama pada waktu malam hari ketika kebanyakan kelenjar
saliva mayor bersifat inaktif (Kasuma, 2015).

• Selama 24 jam, air ludah yang dikeluarkan ketiga glandula


adalah 1000 – 2500 ml. Pada malam hari pengeluaran air ludah
lebih sedikit (Tarigan, 2016)

Glosarium
• Sekretori: Jaringan yang terdiri atas satu sel atau lebih yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran senyawa-senyawa
(sekret) dari dalam seperti air, mineral, lendir, getah minyak, dan lemak.
• Inaktif: Penurunan
• Glandula: Kelenjar
Fungsi Saliva
• Membentuk lapisan mukus pelindung pada membran
mukosa yang akan bertindak sebagai barier terhadap iritan
dan akan mencegah kekeringan, membantu membersihkan
mulut dari makanan, debris dan bakteri yang akhirnya akan
menghambat pembentukan plak.
• Mengatur pH rongga mulut karena mengandung
bikarbonat, fosfat dan protein.
• Peningkatan kecepatan sekresinya biasanya berakibat pada
peningkatan pH dan kapasitas buffernya.
(Menurut Rukmo,2017)
Glosarium
• Mukus: Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan kelenjar mukosa 
• Barier: Penghambat
• Bikarbonat: Bentuk dominan dari karbon anorganik terlarut ddan sebagai penyerap penting dalam siklus
karbon.
• Buffer: Larutan penyangga yang dapat mempertahankan nilai pH larutan agar tidak terjadi perubahan pH 
Fungsi umum saliva
Memiliki peran yang sangat besar dalam rongga mulut secara garis
besar fungsi saliva itu ada lima yaitu
1. Perlindungan permukaan mulut,
2. Pengaturan kandungan air,
3. Anti virus dan produk metabolism,
4. Pencernaan makanan dan
5. Pengecap serta saliva juga membantu mempertahankan
kestabilan sistem buffer dalam rongga mulut.

Fungsi
Fungsi khusus dari saliva
Saliva Pada zaman tradisional terdahulu hampir semua jenis penyakit
diobati dengan menggunakan saliva dan ludah.
Pengukuran pH Saliva

Kertas
Lakmus
Indikator
Universal

pH
Meter
• Kertas lakmus terbagi menjadi 2 jenis, yaitu lakmus
merah dan Biru.
Kertas Lakmus • Kertas lakmus adalah indikator asam basa yang paling
praktis, mudah dan murah, serta penggunaannya sangat
mudah.
• Kertas lakmus memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat
digunakan untuk mengukur secara teliti hal ini
dikarenakan perubahan warna yang ditujunjukan tidak
dapat menunjukan secara tepat tingkat pH larutan.
Perubahan warna kertas lakmus pada berbagai jenis
larutan (Surahman, 2018)

Perubahan Waran Kertas Lakmus

Jenis larutan Lamus Merah Lamus Biru


Kertas Lakmus (Surahman, 2018) Asam Merah Merah
Basa Biru Biru
Garam Merah Biru
Indikator Universal
• Indikator universal akan memberikan warna tertentu jika
diteteskan atau dicelupkan kedalam larutan asam atau
basa.
• Warna yang terbentuk kemudian dicocokkan dengan
warna standar yang sudah diketahui nilai pH nya.
• Nilai pH dapat ditentukan dengan indikator pH
(indikator universal), yang memperlihatkan warna
macam – macam untuk setiap nilai pH, sehingga kita
bisa menentukan nilai pH suatu cairan berdasarkan
warna – warna tersebut (Surahman, 2018)

Indikator Universal (Surahman, 2018)


pH Meter
• pH meter adalah salah satu peralatan untuk menetukan
pH suatu larutan.
• pH meter mempunyai elektroda yang dapat dicelupkan
ke dalam larutan yang akan diukur pH nya.
• Nilai pH dapat dengan mudah dilihat secara langsung
melalui angka yang tertera pada layar digital dari pH
meter (Surahman, 2018).

pH Meter (Surahman, 2018)


1. I r a m a s i a n g d a n

m a l a m

2. D i e t

3. P e r a n g s a n g a n

Faktor-faktor yang k e c e p a t a n s e k r e s i
mempengaruhi pH
saliva
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH saliva

1. Irama siang dan malam


pH saliva dan kapasitas buffer akan naik

setelah bangun (setelah istirahat), dan

akan cepat turun dengan sendirinya.

Ketika makan, pH saliva akan tinggi, dan

turun dalam waktu 30-60 menit. Pada

malam hari akan naik dan akan turun lagi

dengan sendirinya

(Puspasari, 2013)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH saliva

2. Diet
Diet sangat mempengaruhi pH saliva. Diet yang kaya

karbohidrat dapat menurunkan pH saliva karena dapat

meningkatkan metabolisme produksi asam oleh bakteri-

bakteri seperti Streptococcus mutans dan

Lactobacillus. Diet yang kaya akan sayur-sayuran akan

menaikkan pH saliva (Puspasari, 2013)


Glosarium
• Streptococcus mutans: Bakteri berbentuk kokus anaerob fakultatif gram-positif yang biasa ditemukan dalam rongga mulut
manusia dan merupakan kontributor yang signifikan untuk kerusakan gigi.
• Lactobacillus: Genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik. Membentuk sebagian besar dari
kelompok bakteri asam laktat, kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH saliva

3. Perangsangan kecepatan sekresi


Ini berkaitan dengan ion bikarbonat yang meningkat jika terjadi
peningkatan laju aliran saliva (Rukmo, 2017)
Waktu Pengukuran saliva sesuai dengan irama sirkardian yakni:
(a) Jam 07.00 WIB, Pada masa ini sekresi melatonin terhenti dan sistem
pencernaan belum aktif.
(b) Jam 10.00 WIB, Pada masa ini terjadi sekresi testosteron tertinggi.
(c) Jam 14.00 WIB, Pada masa ini kondisi tubuh dalam keadaan terbaik
Glosarium
• Irama sirkardian: Proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira setiap 24 jam.
• Melatonin: Hormon alami tubuh yang berperan penting dalam mengatur pola tidur
• Testosteron:  Hormon reproduksi yang penting dan umum ditemukan pada laki-laki. Wanita juga memiliki hormon ini,
namun jumlahnya tidak banyak.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai