KEPERAWATAN
PADA ANAK
DENGAN TB
PARU
KELOMPOK 3
Anggota
Rival Okta Wiranda (201801092)
Rizki Septianingrum (201801100)
Oktavia Dharma Suryani (201801118)
Vivin Affrilliana Handaya (201801132)
PENGERTIAN
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat
kuman Mycobakterium tuberkculosis sistemis
sehingga dapat mengenai semua organ tubuh
dengan lokasi terbanyak di paru paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif
Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang
terutama menyerang parenkim paru (Smeltzer,
2001).
Etiologi
Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah
batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan
sensitif terhadap panas dan sinar ultra violet, Yang tergolong
kuman mycobakterium tuberkulosis kompleks adalah:
Mycobakterium tuberculosis
Varian asian
Varian african I
Varian asfrican II
Mycobakterium bovis
Klasifikasi
Berdasarkan terapi WHO membagi tuberculosis
menjadi 4 kategori :
Kategori I : ditujukan terhadap kasus baru dengan
sputum positif dan kasus baru dengan batuk TB berat.
Kategori II : ditujukan terhadap kasus kamb uh dan
kasus gagal dengan sputum BTA positf.
Kategori III : ditujukan terhadap kasus BTA negatif
dengan kelainan paru yang tidak luas dan kasus TB
ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I.
Kategori IV : ditujukan terhadap TB kronik.
PATHWAY
Manifestasi Klinis
A. Gejala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut:
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,
biasanya dirasakan malam hari disertai keringat
malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
B. Gejala khusus, antara lain sebagai berikut:
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-
paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang
disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru),
dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus
otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran
dan kejang-kejang.
Komplikasi
Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :
Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah)
yang dapat mengakibatkan kematian karena syok
hipovolemik atau karena tersumbatnya jalan napas.
Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau
kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau
reaktif) pada paru.
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang,
persendian, dan ginjal.
Pemeriksaan Penunjang
Kultur sputum
Ziehl Neelsen
Test kulit
Elisa / Western Blot
Foto thorax
Histologi atau kultur jaringan
Biopsi jarum pada jarinagn paru
Elektrolit
Pemeriksaan fungsi pada paru
Penatalaksanaan
1. Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan
jangka waktu 1 – 3 bulan.
Streptomisin inj 750 mg.
Pas 10 mg.
Ethambutol 1000 mg.
Isoniazid 400 mg.
g. Interaksi Sosial
Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit
menular, perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/
perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
Diagnosa Keperawatan yang
Mungkin Muncul
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan
membran alveolar.
3. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan reaksi
inflamasi.
Intervensi
Intervensi
Intervensi
Evaluasi
1. Dx 1:Kebersihan jalan napas efektif, dengan kriteria evaluasi:
Mempertahankan jalan napas pasien.
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan.
Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas.
Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi.
Mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat.
b. Imunisasi
Klien telah mendapat imunisasi yang tidak lengkap
BCG : -
Campak : 1 kali
DPT : 3 kali
Polio : 4 kali
Hepatitis : 3 kali
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit yang di derita kelurga : Ibu mengungkapakan bahwa
sepupu klien menderita TBC sudah 2 bulan dan sudah mulai di
obati.
Lingkungan rumah dan komunitas : Ibu klien mengatakan bahwa
klien dan kelurganya tinggal yang tidak padat penduduknya. Rumah
klien tepat didalam gang kecil.
Prilaku yang mempengaruhi kesehatan : ibu klien mengatakan
anaknya hanya mau makan telur dan ayam tapi tidak mau makan
sayur.
Presepsi kelurga terhadap penyakit : Kelurga klien sangat khawatir
dengan kondisi yang di derita anaknya.
E. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Klien lahir dengan berat badan dan lahir 3000 gram, lahir langsung
dan menangis, menurut ibu klien selama hamil ibu sering periksa ke
dokter maupun bidan praktek. Klien juga di beri ASI selam 1 tahun
dan din berikan susu formula samapai sekarang.
F. Pola Akitivitas dan Istrahat
Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. Sesak (nafas
pendek), demam, menggigil.
Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap,
lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40
-410C) hilang timbul.
G. Pola Nutri-Metabolik
Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub
kutan.
H. Respirasi
Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.
Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent,
mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar
bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas
atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas, pengembangan
pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan
fremitus (cairan pleural).
I. Rasa nyaman dan nyeri
Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah,
nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga
timbul pleuritis.
J. Integritas ego
Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak
berdaya/tak ada harapan.
Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah
tersinggung.
K. Keamanan
Subyektif: adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker.
Obyektif: demam rendah atau sakit panas akut.
L. Interaksi sosial
Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular,
perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/ perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran.
M. Pemeriksaan fisisk
1. Keadaan Umum
Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk dan tampak
sesak.
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 4-5-6
BB SMRS : 30 Kg
BB MRS : 29 Kg
TB : 110 cm
2. Tanda-tanda vital
TD :110/70 mmHg
HR : 85 x/menit
RR : 37 x/menit
Suhu tubuh : 37,8°C
3. Integumen
Inspeksi :Kulit sianosis, lesi (-), edema (-), diaphoresis (-), inflamasi (-), kuku sianosis.
Palpasi :Akral kering, tekstur kasar, turgor > 2 detik, nyeritekan (-), tekstur kuku halus, capillary
refill time > 2 detik.
4. Kepala
Inspeksi :Posisi kepala tegak, proporsional, bentuk kepala sesuai, rambut lurus, tersebar merata dan
terpotong pendek.
Palpasi :tidak ada benjolan, tidak ada krepitasi dan deformitas, nyeri tekan tidak ada, kulit kepala
lembab.
5. Mata
Inspeksi : Posisi simetris, alis sejajar, daerah orbita normal, kelopak mata normal, bulu
mata normal, konjungtiva anemis -/-, ikterik -/-, perdarahan -/-, iris simetris, warna
hitam, reflex pupil (+), akomodasi normal ki/ka.
Palpasi : edema (-), nyeri (-).
6. Telinga
Inspeksi :posisi sejajar, proporsional, simetris, otorea (-), kemerahan (-), battle sign (-),
serumen (-), tidakkotor.
Palpasi :tekstur lembut, nyeri tekan (-), pembengkakan (-).
7. Hidung
Inspeksi :ukuran proporsional, secret (+), bulu hidung normal, rhinorea (-), perdarahan
(-), lesi (-), pernapasan cuping hidung (-).
Palpasi :nyeri tekan (-), krepitasi (-).
+ +
- -
Vokal fremitus- lemah
- ki/ka.
11. Abdomen
Inspeksi :Bentuk rata, penegangan abdomen (-), caput medusa (-), kulit pruritus, massa (-).
Palpasi : Massa (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, feses tidak teraba, VU tidak teraba, nyeritekan (-)
padasemuaregio.
- - -
- - -
Perkusi
- - : Timpani.
-
Auskultasi : Bising usus 3 x/menit
12. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada, tidak
ada hemoroid, warna feses kuning lembek, urine kuning bening.
13. Ekstremitas
Inspeksi :garis anatomi lurus, persendian normal, eritema (-).
Palpasi :kekuatan tendon (+), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deformitas (-).
Pergerakan normal, kekuatan otot 5/5.
5 5
5 5
14. Persyarafan
Pasien dalam keadaan compos mentis, kaku kuduk (-).
15. Refleks
Biceps :+, tricep : +, patella : +babinski : +
Prosedur Diagnostik dan Pengobatan
1. Labotorium
No. Hari/Tgl Jenis Pemriksaan Katrgori normal Hasil pemeriksaan