Anda di halaman 1dari 13

ASMA PADA ANAK

Eryani Eka P 2720162900


Etik Sefti Fadila 2720162901
Pengertian

☉ Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas denganberbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,
mengakibatkan gejalaepisode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa tertekan, dan batuk
khususnya pada malam atau dinihari.

☉ Gejala ini berhubungan dengan obstruksi saluran napas yang luas dan bervariasi dengan sifat
sebagian reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi inijuga
berhubungan dengan hipereaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan.

☉  
. Faktor Presipitasi (faktor pencetus) menurut Zakiudin (2016) Faktor predisposisi menurut G. Harsono (2013)
๏ Infeksi : ๏ Faktor genetic
Virus
Sinusitis karenabakteri ๏ Dan faktor lain misalnya pemaparan dengan
๏ Zatallergen : virus-virus tertentu.Pemaparan allergen virus
Serbuk bunga, pepohonan, rumput
Bulu binatang jangka lama dapat menyebabkan eksem,
Jamur di udara dermatitis atopi, hay fever danasma.
Debu rumah
kecoa
๏ Zatiritan :
Asap rokok atau asap yang lain
Kabut
Bahan kimia
Manifestasi

☉ Batuk kering berulang dan mengi adalah gejala utama asma pada anak, pada anak yang lebih
besar dan dewasa, gejala juga dapat berupa sesak napas dada terasa berat. Gejala biasanya
akan memburuk pada malam hari yang dipicu dengan infeksi pernapasan dan inhalasi
alergen. Gejala lainnya dapat tersembunyi dan tidak spesifik seperti keterbatasan aktivitas
dan cepat lelah. Pada algoritme tampak bahwa batuk dan/atau mengi yang berulang
(episodik), nokturnal, musiman, setelah melakukan aktivitas dan adanya riwayat atopi pada
penderita maupun keluarganya merupakan gejala atau tanda yang patut diduga suatu asma.
(Widjaya, 2002)
Klasifikasi
Menurut Widjaya (2002) asma dibagi menjadi 3 :
1. Asma alergi/ekstrinsik;
2. Asma non-alergi/intrinsik;
3. Asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruksif kronik.
Menurut Global Initiative for Asthma(GINA) asma dibagi menjadi 4 :
1. Asma intermitten
2. Asma peristen ringan
3. Asma peristen sedang
4. Asma peristen berat
PATOFISIOLOGI
☉ Penyakit asma merupakan proses inflamasi dan hipereaktivitassaluran napas yang akan mempermudah terjadinya
obstruksi jalan napas. Kerusakan epitel saluran napas, gangguan saraf otonom, dan adanya perubahan pada otot
polos bronkus juga diduga berperan pada proses hipereaktivitas saluran napas. Peningkatan reaktivitas saluran nafas
terjadi karena adanya inflamasi kronik yang khas dan melibatkan dinding saluran nafas, sehingga aliran udara
menjadi sangat terbatas tetapi dapat kembali secara spontan atau setelahpengobatan. Hipereaktivitas tersebut terjadi
sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang.

☉ Dikenal dua jalur untuk bisa mencapai keadaan tersebut. Jalur imunologis yang terutama didominasi oleh IgE dan
jalur saraf otonom. Pada jalur yang didominasi oleh IgE, masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh APC
(Antigen Presenting Cells), kemudian hasil olahan alergen akandikomunikasikan kepada sel Th ( T penolong )
terutama Th2 .
☉ Sel T penolong inilah yang akan memberikan intruksi melalui interleukin atau sitokin agar sel-sel plasma
membentuk IgE, sel-sel radang lain seperti mastosit, makrofag, sel epitel, eosinofil, neutrofil, trombosit serta
limfosit untuk mengeluarkan mediator inflamasi seperti histamin, prostaglandin (PG), leukotrien (LT), platelet
activating factor (PAF), bradikinin, tromboksin (TX), dan lain-lain. Sel-sel ini bekerja dengan mempengaruhi organ
sasaran yang dapat menginduksikontraksi otot polos saluran pernapasan sehingga menyebabkan peningkatan
8permeabilitas dinding vaskular, edema saluran napas, infiltrasi sel-sel radang, hipersekresi mukus, keluarnya
plasma protein melalui mikrovaskuler bronkus dan fibrosis sub epitel sehingga menimbulkan hipereaktivitas
saluran napas. Faktor lainnya yang dapat menginduksi pelepasan mediator adalah obat-obatan,latihan, udara dingin,
dan stress.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

☉ Rontgen dada : hiper inflasi dan pendaftaran ☉ Fungsi Pulmonari :


diafragma
☉ Biasanya normal
☉ Pemeriksaan sputum dandarah :eosinofilia
☉ Serangan akut :peningkatan TLC dan
(kenaikan kadar eosinofil). Peningkatan kadar
FRV,FEV dan FVC agak menurun.(Widjaya,
serum ig E pada asma alergik
2002)
☉ AGD : hipoksi selama serangan akut
Penatalaksanaan
1. Edukasi terhadap pasien dan keluarga
2. Mengevaluasi klasifikasi/ keparahan asma :
a. Tidak ada gejala asma atau minimal
b. Tidak ada gejala asma malam
c. Tidak ada keterbatasan aktivitas
3. Menghindari pajanan terhadap faktor resiko
4. Tatalaksana asma jangka panjang :
☉ Pasien dapat menjalani aktivitas normalnya, termasuk bermain dan berolahraga
☉ Sesedikit mungkin angka absensi sekolah
☉ Gejala tidak timbul siang ataupun malam hari
☉ Uji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada variasi diurnal yang mencolok
☉ Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan
Pengkajian
☉ Pengkajian asma pada anak menurut Gordon: ☉ Pola tidur-istirahat

☉ Identitas klien ☉ Pola aktivitas

☉ Keluhan utama ☉ Pola kognitif

☉ Riwayat penyakit sekarang ☉ Pola persepsi diri

☉ Riwayat penyakit dahulu ☉ Pola seksualitas

☉ Pengkajian persepsi sehat ☉ Pola toleransi stress

☉ Pola metabolic nutrisi ☉ Pola nilai keyakinan

☉ Polaeliminasi
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen

Anda mungkin juga menyukai