Disusun Oleh:
KELAS : 2B
Devita Elma Endarti (2720162893)
Rika Febriyanti Safitri (2720162923)
Asuhan keperawatan pada pasien Tn. ‘H’ dengan diagnosa Infeksi Saluran Kemih
di bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas individu Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II
pada semester IV, pada :
Hari : Senin
Praktikan Praktikan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmat-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan lancar.
ii
Pada penyusunan tugas ini, penulis mendapat bantuan dari pihak secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Direktur Akper
Notokusumo atas pengarahan dan bimbingan yang diberikan.
2. Ibu Prima Daniati, M.Kep. selaku pembimbing akademik PKK KMB II di
bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul, atas segala
pengarahan dan bimbingan yang diberikan.
3. Ibu Aris Muriati, Amd.Kep selaku CI bangsal Nusa Indah RSUD
Panembahan Senopati Bantul, atas segala pengarahan dan bimbingan yang
diberikan.
4. Seluruh teman teman dari Akademi Keperwatan Notokusumo Yogyakarta
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Smeltzer & Bare, 2005 dalam [ CITATION Mar13 \l 1033 ]
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi nosokomial yang biasa
terjadi pada saat organisme naik dari uretra ke kandung kemih. Sekali
organisme mencapai kandung kemih, organisme ini akan berkembang biak
dan meningkat sehingga menyebabkan infeksi pada ureter dan ginjal.
Infeksi nosokomial saluran kemih merupakan infeksi nosokomial
tersering yang mencapai 30–40% kejadian (WHO, 2002). Hasil penelitian di
beberapa negara Amerika dan Eropa melaporkan bahwa kejadian infeksi
nosokomial saluran kemih (urinary tract infection) menempati urutan pertama
yaitu sebesar 42%, infeksi daerah operasi sebesar 24%, dan ventilator
associated pneumonia (VAP) sebesar 11%. Berdasarkan laporan National
Healthcare Safety Network (NHSN) tahun 2008 menyebutkan bahwa angka
kematian akibat infeksi saluran kemih mencapai angka tertinggi yaitu lebih
dari 13.000 (2,3%) [ CITATION Ede15 \l 1033 ].
Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa. Infeksi saluran kemih di
Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut perkiraan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di
Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau
sekitar 180.000 kasus baru pertahun[ CITATION Dep14 \l 1033 ].
Dengan masih tingginya tingkat kejadian ISK yang membahayakan
bagi keselamatan pasien maka dari itu kami akan membuat asuhan
keperawatan pada Tn. ‘H’ dengan ISK di ruang Nusa Indah Panembahan
Senopati Bantul.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan ini yaitu untuk mendapatkan gambaran nyata
dalam melaksanakan Asuhan keperawatan pada pasien Tn. ‘H’ dengan
Infeksi Saluran Kemih di bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
keperawatan pada pasien Tn. ‘H’ dengan Infeksi Saluran Kemih di
bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul, yang meliputi:
a) Melaksanakan pengkajian
b) Merumuskan diagnosa keperawatan
c) Menyusun perencanaan keperawatan
d) Melaksanakan tindakan keperawatan
e) Melakukan evaluasi keperawatan
f) Mendokumentasikan Asuhan keperawatan pada pasien Tn. ‘H’
dengan Infeksi Saluran Kemih di bangsal Nusa Indah RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
2
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
3
ISK atas:
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
b) Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
Obstruksi saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau
tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat
parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.
2) Klinis
a) ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada
perempuan yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural
ataupun ginjal.
b) ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria,
ISK pada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.
4
a) Neurogenic bladder
b) Striktura uretra
c) Hipertrofi prostat
4) Diabetes Melitus
5) Instrumentasi
a) Kateter
b) Dilatasi uretra
c) Sitoskopi
6) Kehamilan dan peserta KB
a) Faktor statis dan bendungan
b) PH urin yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.
7) Senggama
5
kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal [ CITATION Pur14 \l 1033 ]. Kuman ini
biasanya memasuki saluran kemih melalui uretra, kateter, perjalanan sampai
ke kandung kemih dan dapat bergerak naik ke ginjal dan menyebabkan infeksi
yang disebut pielonefritis [ CITATION Kid12 \l 1033 ].
ISK terjadi karena gangguan keseimbangan antara mikroorganisme
penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai
host. Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan
hidup secara komensal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit
perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk
ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung
kemih dan dapat sampai ke ginjal [ CITATION Fit13 \l 1033 ].
Mikroorganisme tersebut dapat memasuki saluran kemih melalui 3
cara yaitu ascending, hematogen seperti penularan M.tuberculosis atau
S.aureus, limfogen dan langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah
mengalami infeksi [ CITATION Pur14 \l 1033 ]. Sebagian besar pasien ISK
mengalami penyakit komplikasi. ISK komplikasi adalah ISK yang diperburuk
dengan adanya penyakit lainya seperti lesi, obstruksi saluran kemih,
pembentukan batu, pemasangan kateter, kerusakan dan gangguan neurologi
serta menurunya sistem imun yang dapat mengganggu aliran yang normal dan
perlindungan saluran urin. Hal tersebut mengakibatkan ISK komplikasi
membutuhkan terapi yang lebih lama [CITATION Ari \l 1033 ].
6
F. Pathway Infeksi Saluran Kemih
Gb. Pathway ISK [ CITATION Mar131 \l 1033 ]
7
6. Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria,
(Leukosit >5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).
8
I. Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih
A. Diagnosa Keperawatan Menurut [ CITATION Aru091 \l 1033 ] , adapun
masalah keperawatan yang muncul pada ISK yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lain.
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik
pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
4. Defisiensi pengatahuan berhubungan dengan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya sumber
informasi.
B. Menurut [ CITATION NAN12 \l 1033 ], adapun rencana tindakan keperwatan
yang dilakukan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lain.
Tujuan : Nyeri berkurang dengan:
Kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, mampu menggunakan
tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri)
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
c. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam
d. Berikan analgesic
e. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman (batasi pengunjung,
ciptakan suasana yang tidak berisik).
9
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil :
a. Suhu dalam rentang normal (36-37oC)
b. Nadi dan RR dalam rentang normal (nadi 60-100) (RR 16-24).
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.
Intervensi :
Intervensi
10
e. Membantu dengan toilet secara berkala, sesuai
Intervensi
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
b. Berikan demonstrasi tentang melakukan kompres hangat
c. Identifikasi kemungkinan penyebab
d. Dukung keluarga untuk mengeskplorasi
11
DAFTAR PUSTAKA
Aristanti, P.A., 2015. Efektivitas Terapi Antibiotik Pada Pasien Rawat Inap
Penderita Infeksi Saluran Kemih Di RSD Dr. Soebandi Jember Periode
Januari-Desember 2014. [Online] Available at: http://bit.ly/1sXcn39
[Accessed 2 Juli 2018].
12
13