Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

‘H’ DENGAN INFEKSI


SALURAN KEMIH DI RUANG NUSA INDAH PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL

Disusun Oleh:
KELAS : 2B
Devita Elma Endarti (2720162893)
Rika Febriyanti Safitri (2720162923)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan pada pasien Tn. ‘H’ dengan diagnosa Infeksi Saluran Kemih
di bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul. Laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas individu Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II
pada semester IV, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 02 Juli 2018

Tempat : Bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul

Praktikan Praktikan

( Devita Elma Endarti ) ( Rika Febriyanti Safitri )

Pembimbing Lahan (CI) Pembimbing Akademik

( Aris Muriati, Amd.Kep ) ( Prima Daniati, M.Kep. )

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmat-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan lancar.

ii
Pada penyusunan tugas ini, penulis mendapat bantuan dari pihak secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Direktur Akper
Notokusumo atas pengarahan dan bimbingan yang diberikan.
2. Ibu Prima Daniati, M.Kep. selaku pembimbing akademik PKK KMB II di
bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul, atas segala
pengarahan dan bimbingan yang diberikan.
3. Ibu Aris Muriati, Amd.Kep selaku CI bangsal Nusa Indah RSUD
Panembahan Senopati Bantul, atas segala pengarahan dan bimbingan yang
diberikan.
4. Seluruh teman teman dari Akademi Keperwatan Notokusumo Yogyakarta

Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak


kekurangan dalam penyusunan tugas ini, sehingga kritik dan masukkan yang
konstruktif senantiasa penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, 02 Juni 2018

DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II KONSEP DASAR


A. Definisi Infeksi Saluran Kemih.......................................................... 3
B. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih..................................................... 3
C. Etiologi Pada Infeksi Saluran Kemih................................................. 4
D. Manifestasi Klinik Infeksi Saluran Kemih......................................... 5
E. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih.................................................. 5
F. Pathway Infeksi Saluran Kemih......................................................... 7
G. Pemeriksaan penunjang Infeksi Saluran Kemih................................. 7
H. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih............................................ 8
I. Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih.................................... 9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Smeltzer & Bare, 2005 dalam [ CITATION Mar13 \l 1033 ]
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi nosokomial yang biasa
terjadi pada saat organisme naik dari uretra ke kandung kemih. Sekali
organisme mencapai kandung kemih, organisme ini akan berkembang biak
dan meningkat sehingga menyebabkan infeksi pada ureter dan ginjal.
Infeksi nosokomial saluran kemih merupakan infeksi nosokomial
tersering yang mencapai 30–40% kejadian (WHO, 2002). Hasil penelitian di
beberapa negara Amerika dan Eropa melaporkan bahwa kejadian infeksi
nosokomial saluran kemih (urinary tract infection) menempati urutan pertama
yaitu sebesar 42%, infeksi daerah operasi sebesar 24%, dan ventilator
associated pneumonia (VAP) sebesar 11%. Berdasarkan laporan National
Healthcare Safety Network (NHSN) tahun 2008 menyebutkan bahwa angka
kematian akibat infeksi saluran kemih mencapai angka tertinggi yaitu lebih
dari 13.000 (2,3%) [ CITATION Ede15 \l 1033 ].
Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa. Infeksi saluran kemih di
Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut perkiraan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di
Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau
sekitar 180.000 kasus baru pertahun[ CITATION Dep14 \l 1033 ].
Dengan masih tingginya tingkat kejadian ISK yang membahayakan
bagi keselamatan pasien maka dari itu kami akan membuat asuhan
keperawatan pada Tn. ‘H’ dengan ISK di ruang Nusa Indah Panembahan
Senopati Bantul.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan ini yaitu untuk mendapatkan gambaran nyata
dalam melaksanakan Asuhan keperawatan pada pasien Tn. ‘H’ dengan
Infeksi Saluran Kemih di bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan
keperawatan pada pasien Tn. ‘H’ dengan Infeksi Saluran Kemih di
bangsal Nusa Indah RSUD Panembahan Senopati Bantul, yang meliputi:
a) Melaksanakan pengkajian
b) Merumuskan diagnosa keperawatan
c) Menyusun perencanaan keperawatan
d) Melaksanakan tindakan keperawatan
e) Melakukan evaluasi keperawatan
f) Mendokumentasikan Asuhan keperawatan pada pasien Tn. ‘H’
dengan Infeksi Saluran Kemih di bangsal Nusa Indah RSUD
Panembahan Senopati Bantul.

2
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi Infeksi Saluran Kemih


Menurut (Raju dan Tiwari, 2001) dalam [ CITATION Eko121 \l 1033 ],
Infeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan sebagai kondisi dimana saluran
kemih terinfeksi oleh patogen yang menyebabkan peradangan atau inflamasi.
Saluran kemih sendiri adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan
dan membuang urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari ginjal, ureter dan
kandung kemih serta uretra. Letak saluran kemih dan gastro intestinal sangat
berdekatan sehingga sangat besar kemungkinan terjadinya translokasi bakteri
dari saluran cerna menuju saluran kemih. Apabila bakteri berpindah dan
terditeksi dalam urin maka disebut sebagai bacteriuria.
Infeksi Saluran Kemih adalah penyakit infeksi nosocomial yang biasa
terjadi pada saat organisme naik dari uretra ke kandung kemih. Sekali
organisme mencapai kandung kemih, organisme ini akan berkembang baik
dan meningkat sehingga menyebabkan infeksi pada ureter dan ginjal (Smeltzer
& Bare, 2005) dalam [ CITATION Mar131 \l 1033 ].

B. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih


ISK diklasifikasikan berdasarkan [ CITATION Isr09 \l 1033 ] :
1) Anatomi:
ISK bawah, presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender.
a) Perempuan
Sistitis, adalah presentasi klinis infeksi saluran kemih disertai
bakteriuria bermakna Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi
klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril).
b) Laki-laki
Presentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis, prostatitis,
epidimidis, dan uretritis.

3
ISK atas:
a) Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
b) Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
Obstruksi saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau
tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat
parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.
2) Klinis
a) ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada
perempuan yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural
ataupun ginjal.
b) ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria,
ISK pada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.

C. Etiologi Pada Infeksi Saluran Kemih


Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram
negatif tersebut, ternyata Escherichia colimenduduki tempat teratas. Jenis
kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococci
dan Staphylococcus aureussering ditemukan pada pasien dengan batu saluran
kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang
menggunakan kateter urin. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran
kemih secara hematogen [ CITATION Isr09 \l 1033 ]. Faktor predisposisi yang
mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu :
1) Bendungan aliran urin
a) Anomali kongenital
b) Batu saluran kemih
c) Oklusi ureter (sebagian atau total)
2) Refluks vesikoureter
3) Urin sisa dalam buli-buli karena:

4
a) Neurogenic bladder
b) Striktura uretra
c) Hipertrofi prostat
4) Diabetes Melitus
5) Instrumentasi
a) Kateter
b) Dilatasi uretra
c) Sitoskopi
6) Kehamilan dan peserta KB
a) Faktor statis dan bendungan
b) PH urin yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.
7) Senggama

D. Manifestasi Klinik Infeksi Saluran Kemih


Tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada penyakit saluran kemih,
yaitu: rasa nyeri, perubahan eliminasi urin dan gejala gastrointestinal. Gejala
ISK bawah biasanya meliputi disuria, ada dorongan sering berkemih, nokturia,
atau nyeri pada pelvic atau suprapubis. Pasien ISK atas sering menunjukkan
gejala sistemik meliputi, demam, mual danmuntah, sakit kepala, dan lemah
sesuai dengan keluhan spesifik dari nyeri di daerah panggul, punggung bawah,
dan abdomen (Smeltzer & Bare, 2005).
Jika timbul infeksi saluran kemih meskipun sudah dilakukan berbagai
tindakan higiene, maka keluhan atau penyimpangan yang didengar dan terlihat
oleh perawat yaitu, pada wanita sakit yang membandel pada perut bagian
bawah, pada pria sakit disekitar muara uretra, urine yang baru dikeluarkan
berbau menyengat dan keruh, dan ada peningkatan suhu tubuh [ CITATION
Mar131 \l 1033 ].

E. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih


Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam
saluran kemih dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung

5
kemih, uretra dan dua ureter dan ginjal [ CITATION Pur14 \l 1033 ]. Kuman ini
biasanya memasuki saluran kemih melalui uretra, kateter, perjalanan sampai
ke kandung kemih dan dapat bergerak naik ke ginjal dan menyebabkan infeksi
yang disebut pielonefritis [ CITATION Kid12 \l 1033 ].
ISK terjadi karena gangguan keseimbangan antara mikroorganisme
penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai
host. Mikroorganisme penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan
hidup secara komensal dalam introitus vagina, preposium, penis, kulit
perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal dari feses atau dubur, masuk
ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian naik ke kandung
kemih dan dapat sampai ke ginjal [ CITATION Fit13 \l 1033 ].
Mikroorganisme tersebut dapat memasuki saluran kemih melalui 3
cara yaitu ascending, hematogen seperti penularan M.tuberculosis atau
S.aureus, limfogen dan langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah
mengalami infeksi [ CITATION Pur14 \l 1033 ]. Sebagian besar pasien ISK
mengalami penyakit komplikasi. ISK komplikasi adalah ISK yang diperburuk
dengan adanya penyakit lainya seperti lesi, obstruksi saluran kemih,
pembentukan batu, pemasangan kateter, kerusakan dan gangguan neurologi
serta menurunya sistem imun yang dapat mengganggu aliran yang normal dan
perlindungan saluran urin. Hal tersebut mengakibatkan ISK komplikasi
membutuhkan terapi yang lebih lama [CITATION Ari \l 1033 ].

6
F. Pathway Infeksi Saluran Kemih
Gb. Pathway ISK [ CITATION Mar131 \l 1033 ]

G. Pemeriksaan penunjang Infeksi Saluran Kemih


Menurut [ CITATION Won08 \l 1033 ], jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada
infeksi saluran kemih (ISK) yaitu :
1. Biopsi gijal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau
perkutan untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan
mikroskop cahaya, electron, atau imunofluresen.
2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang
ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di
daerah kandung kemih.
3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati
isi skrotum dan testis.
4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran
sempit dan analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang
tepat.
5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril.

7
6. Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria,
(Leukosit >5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).

H. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih


Menurut ikatan dokter Indonesia [ CITATION IDA11 \l 1033 ] , beberapa
penatalaksaan medis mengenai infeksi saluran kemih (ISK) antara lain :
1. Medikamentosa
Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil biakan
urin dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empiric selama 7-10 hari
untuk eradikasi infeksi akut. Jenis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada
lampiran. Anak yang mengalami dehidrasi, muntah, atau tidak dapat
minum oral, berusia satu bulan atau kurang, atau dicurigai mengalami
urosepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi dan terapi
antibiotik intravena.
2. Bedah
Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan.
3. Suportif
Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan cairan
yang cukup, perawatan hygiene daerah perineum dan periuretra, serta
pencegahan konstipasi.
4. Pemantauan Terapi Pengobatan fase akut di mulai, gejala ISK umumnya
menghilang. Bila belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti
antibiotik yang lain. Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang
dilakukan 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila
memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan
antibiotic sesuai hasil uji kepekaan.
5. Tumbuh kembang
ISK simpleks umumnya tidak mengganggu proses tumbuh kembang,
sedangkan ISK kompleks bila disertai dengan gagal ginjal kronik akan
mempengaruhi proses tumbuh kembang.

8
I. Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih
A. Diagnosa Keperawatan Menurut [ CITATION Aru091 \l 1033 ] , adapun
masalah keperawatan yang muncul pada ISK yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lain.
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik
pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
4. Defisiensi pengatahuan berhubungan dengan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya sumber
informasi.
B. Menurut [ CITATION NAN12 \l 1033 ], adapun rencana tindakan keperwatan
yang dilakukan yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lain.
Tujuan : Nyeri berkurang dengan:
Kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, mampu menggunakan
tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri)

Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
c. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam
d. Berikan analgesic
e. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman (batasi pengunjung,
ciptakan suasana yang tidak berisik).

9
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil :
a. Suhu dalam rentang normal (36-37oC)
b. Nadi dan RR dalam rentang normal (nadi 60-100) (RR 16-24).
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.

Intervensi :

a. Monitor suhu sesering mungkin


b. Monitor watna dan suhu kulit
c. Berikan kompre hangat
d. Berikn anti piretik
e. Kolaborasi pemberian cairan intravena
f. Tingkatkan sirkulasi udara

3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik


pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
Tujuan : Masalah disfungsi pada eliminasi urine teratasi dengan:
Kriteria hasil :
a. Kandung kemih kosong secara penuh
b. Bebas dari ISK
c. Tidak ada spasme bladder

Intervensi

a. Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus pada


inkontinensia (misalnya output urine, pola berkemih, fungsi
kognitif dan masalah kencing persisten)
b. Masukan kateter kemih, sesuai
c. Anjurkan pasien atau keluarga untuk merekam output urin, sesuai
d. Memantau asupan dan keluaran

10
e. Membantu dengan toilet secara berkala, sesuai

4. Defisiensi pengatahuan berhubungan dengan tentang kondisi,


prognosis, dan kebutuhan pengobatan b.d kurangnya sumber informasi
Tujuan : Keluarga dapat mengerti dan mengetahui tentang penyakit
yang diderita pasien dengan:
Kriteria hasil :
a. Pasien dan keluarga menyatakan pengetahua tentang penyakit
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan

Intervensi
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
b. Berikan demonstrasi tentang melakukan kompres hangat
c. Identifikasi kemungkinan penyebab
d. Dukung keluarga untuk mengeskplorasi

11
DAFTAR PUSTAKA

Aristanti, P.A., 2015. Efektivitas Terapi Antibiotik Pada Pasien Rawat Inap
Penderita Infeksi Saluran Kemih Di RSD Dr. Soebandi Jember Periode
Januari-Desember 2014. [Online] Available at: http://bit.ly/1sXcn39
[Accessed 2 Juli 2018].

DepkesRI, 2014. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta :Depkes


RI). Jakarta: Depkes RI.
Fitriani, 2013. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Kemih pada Pasien
yang Terpasang Kateter Menetap Di ruang Rawat Inap RSUD Tarakan.
[Online] Available at: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Hassanudin Makasar [Accessed 02 Juli 2018].
IDAI, 2011. Pedoman pelayanan medis. Jakarta : IDAI.
Israr, Y.A., 2009. Infeksi Saluran Kemih (ISK). Pekanbaru, Riau: Fakulty of
Medicine.
Marlin & Samad, R.A., 2013. Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian
Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam
RSUDZA Banda Aceh. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah , I(1), pp.35-
47.
Marlin & Samad, R.A., 2013. Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian
Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam
RSUDZA Banda Aceh. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, I(1), pp.35-
47.
NANDA, 2012. Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi. Yogyakarta:
Digna Pustaka.
National, K.a.U.D.I.C., 2012. Urinary Tract Infection In Adult. [Online] Available
at: http:kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/utiadult [Accessed 2 Juli
2018].
Pranoto, E., Kusumawati, A. & Hapsari, I., 2012. Infeksi Saluran kemih Rawat
Inap RSUD Banyumas Periode Agustus 2009-Juli 2010. Pharmacy, XI(2).
Purnomo, 2014. Dasar-dasar urologi. Edisi Ketiga. Malang: CV Sagung Seto.
Sari, E.W.P. & Satyabakti, P., 2015. Perbedaan Risiko Infeksi Nosokomial
Saluran Kemih Berdasarkan Kateterisasi Urin, Umur, dan Diabetes
Melitus. Jurnal Berkala Epidemiologi, III(2), pp.205-16.
Sudoyo, A.W., 2009. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis.
Yogyakarta: Digna Pustaka.
Wong, D.L., 2008. Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC.

12
13

Anda mungkin juga menyukai