Anda di halaman 1dari 17

Asuhan

Keperawatan Kritis
Gagal Napas
Oleh kelompok 6
Nama Kelompok
01 Ruhama Amirianty
02 Sari DanielaPayung
03 Sherly Veneranda
04 Siggi Irene Lewerissa
05 Tarsila Yunita
06 Terawani Rura
07 Valeriana Silitubun
08 Venny Florence Metekohy
Konsep Dasar Medis
Defenisi

Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak


adekuat sehingga terjadi hipoksia, hiperkapnia
(peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan
asidosis (Corwin, 2009).

Gagal napas adalah pertukaran gas yang tidak adekuat


sehingga terjadi hipoksia, hiperkapnia (peningkatan
konsentrasi karbondioksida arteri) dan asidosis.

Gagal napas akut adalah memburuknya proses


pertukaran gas paru yang mendadak dan mengancam
jiwa, menyebabkan retensi karbon dioksida dan oksigen
yang tidak adekuat (Morton, 2011).
Klasifikasi

Gagal nafas akut Gagal nafas kronis


Gagal nafas yang timbul pada Terjadi pada pasien dengan
pasien yang paru-parunya penyakit paru kronik sperti
normal secara struktural bronkiti kronikm emfisema dan
maupun fungsional sebelum penyakit paru hitam.
penyakit timbul.
Etiologi
Kelainan diluar paru-paru
- Penekanan pusat pernapasan
- Kelainan neuromuscular
- Kelainan plaura dan dinding dada

Kelainan Intrinsik paru-paru


.
- Kelainan Obstruksi difus
- Kelainan Restriktif Difus
- kelainan vaskuler paru-paru
Manifestasi Klinik
Gejala Umum Gejala klinis gagal nafas
Lelah 01 04
gejala klinis gagal napas adalah non spesifik
Berkeringat
dan mungkin minimal, walaupun terjadi
sulit tidur dan makan
hipoksemia, hiperkapnia, dan assdemia yang
sakit kepala
berat.

Gejala Kardiovaskuler Tanda utama dari gagal nafas

Takikardia dan vasodilatasi prifer 02 05 penggunaan otot bantu takipnea, takikardia,


menurunnya tidal volum, pola napas iregular atau
tengah- engah ( gasping) dan gerakan abdomen
yang paradoksal

Gangguan pernafasan
Takipnea, retraksi otot bantu pernafasan, 03
hipoventilasim apnea, suara napas tambahan Hiperkapnia yaitu penurunan kesdaran
seperti stidor, mengi, ronki basah (Boedi 06
Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringan atau
Swadarmoko, 2010) sianosis
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
• Analisis Gas Darah
• Pemeriksaan Darah Lengkap
• Serum Kreatinin Kinase dan
Troponin1
• Fungsi Ginjal dan Hati

Radiologi
• Rontgen Toraks
• EKG dan Ekokardiografi
• Uji faal paru
Penatalaksanaan Medis
• Pemberian O2 yang adekuat dengan meningkatkan fraksi O2 akan
memperbaiki PaO2, sampai sekitar 60-80 mmHg cukup untuk oksigenasi
jaringan dan pecegahan hipertensi pulmonal akibat hipoksemia yang terjadi.
Pemberian FiO2 <40% menggunakan kanul nasal atau masker. Pemberian
O2 yang berlebihan akan memperberat keadaan hiperkapnia. Menurunkan
kebutuhan oksigen dengan memperbaiki dan mengobati febris, agitasi,
infeksi, sepsis dll, usahakan Hb sekitar 10-12g/dl.
• Dapat digunakan tekanan positif seperti CPAP, BiPAP, dan PEEP. Perbaiki
elektrolit, balance pH, barotrauma, infeksi dan komplikasi iatrogenik.
Gangguan pH dikoreksi pada hiperkapnia akut dengan asidosis, perbaiki
ventilasi alveolar dengan memberikan bantuan ventilasi mekanis,
memasang dan mempertahankan jalan nafas yang adekuat, mengatasi
bronkospasme dan mengontrol gagal jantung, demam dan sepsis.
• Atasi atau cegah terjadinya atelektasis, overload cairan, bronkospasme,
secret trakeobronkial yang meningkat, dan infeksi.
Lanjutan ...

• Kortikosteroid jangan digunakan secara rutin. Kortikosteroid


Metilpretmisolon bisa digunakan bersamaan dengan bronkodilator ketika
terjadi bronkospasme dan inflamasi. Ketika penggunaan IV kortikoteroid
mempunyai reaksi onset cepat. Kortikosteroid dengan inhalasi memerlukan
4-5 hari untuk efek optimal terapy dan tidak digunakan untuk gagal napas
akut. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan IV kortikosteroid,
Monitor tingkat kalium yang memperburuk hipokalemia yang disebabkan
diuretik. Penggunaan jangka panjang menyebabkan insufisiensi adrenalin.
• Perubahan posisi dari posisi tiduran menjadi posisi tegak meningkatkan
volume paru yangekuivalan dengan 5-12 cm H2O PEEP.
• Drainase sekret trakeobronkial yang kental dilakukan dengan pemberian
mukolitik,hidrasi cukup, humidifikasi udara yang dihirup, perkusi, vibrasi
dada dan latihan batuk yangefektif.
• Pemberian antibiotika untuk mengatasi infeksi.
• Bronkodilator diberikan apabila timbul bronkospasme.
• Penggunaan intubasi dan ventilator apabila terjadi asidemia, ipoksemia dan
disfungsisirkulasi yang prospektif (Lewis, 2011).
Komplikasi

Ginjal
Paru-paru

Infeksi
Jantung nosocomial

Gastrointestinal Polisitemia
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
Pengkajian
B1 (Breathing)
Dilakukan Auskultasi, perkusi, palpasi dan Inspeksi
B2 (blood)
Monitor dampak gagak nafas pada status kardiovaskuler meliputi keadaan
hemodinamik seperti nadi, tekanan darah dan CRT.
B3 ( Brain)
Pengkajian perubahan status mental penting dilakukan perawat Karena
merupakan gejala sekunder yang terjadi akibat gangguan pertukaran gas.
Diperlukan pemeriksaan GCS untuk menentukan tingkat kesadaran
B4 (Bladder)
Pengukuran volume ouput dan urin perlu dilakukan karena berkaitan
dengan intake cairan. Leh karena itu, perlu memonitor adanya oliguria,
karena hal tersebut merupakan tanda awal dari syok
B5 (Boowel)
Pengkajian terhadap status nutrisi klien meliputi jumlah, frekuensi dan
kesulitan- kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Pada klien sesak
napas potensial terjadi kekurangan pemenuhan nutrisi, hal ini karena terjadi
dipsnea saat makan, laju metabolism, serta kecemasan yang dialami klien
B6 ( Bone)
Dikaji adanya edema ekstremitas, tremor, tanda-tanda infeksi pada
ekstremitas, turgor kulit, kelembaban, pengelupasan atau bersik pada
dermis / integument.
01
Pola napas tidak efektif

02 Gangguan pertukaran gas

03 Gangguan perfusi jaringan

Diagnosa 04 Ketidakefektifan jalan napas

Keperawatan 05
05 Intoleransi aktifitas
Intervensi keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
keperawatan
1 Pola napas tidak Status pernafasan: pertukaran gas Manajemen jalan
efektif nafas

2 Gangguan pertukaran Pertukaran gas Monitor pernafasan


gas

3 Gangguan perfusi Perfusi jaringan perifer Manajemen sensasi


jaringan perifer

4 Ketidakefektifan jalan Kepatenan jalan nafas Manajemen jalan


napas nafas

5 Intoleransi aktifitas Toleransi terhadap aktifitas Monitor pernapasan


Manajemen Jalan nafas
penatalaksanaan non spesifik adalah tindakan yang secara tidak langsung
di tujukan untuk memperbaiki pertukaran gas, seperti pada table berikut
penatalaksanaan gagal nafas secara suportif / non spesifik

1. Atasi hipoksemia : terapi oksigen


2. Atasi hiparkarbia :perbaiki ventilasi
a. Perbaiki jalan nafas
b. Bantuan ventilasi : face mask, ambu bag
c. Ventilasi mekanik
3. Fisio terapi dada

Indikasi intubasi dan ventilasi mekanik


Secara fisiologis
a. Hipoksemia menetap setelah pemberian oksigen
b. PaCO2> 55 mmHg dengan Ph <7,25
c. Kapasitas vital < 15 ml kg BB dengan penyakit neuromuscular
Secara klinis
d. Perubahan status mental dengan gangguan proteksi jalan napas
e. Gangguan respirasi dengan ketidak stabilan hemodinamik
Thank You

Anda mungkin juga menyukai