• Graduation :
3/9/21
o 1994-2000 Medical Student at Faculty of Medicine UNAIR
o 2003-2007 Residents of Otorhinolaryngology FM UNAIR
o 2009-2012 Consultan of Oncology-Head & Neck Surgeon
PP Perhati-KL Indonesia
o 2010-2013 Doctoral Program at Faculty of Medicine UNAIR
• Occupations :
o 2008-now Lecturer at Faculty of Medicine UNAIR
1
o 2010-now Researcher of Stem Cells & NPC at Institute of
Tropical Disease UNAIR
CHEMOTHERAPY
DRUGS PREPARATION
Achmad C. Romdhoni
Dept./SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok –
Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Pendahuluan
• Terapi tumor ganas kepala & leher:
• Operatif
• Radiasi
• Kemoterapi (obat sitostatika)
• Sitostatika
• Membunuh / menghambat pertumbuhan sel kanker
• Rute pemberian: oral, topikal, & parenteral (iv, im, sub cutan,
intraocular, intrathecal)
Pendahuluan
Obat kemoterapi berbahaya, mengapa???
• Obat bersifat karsinogenik, mutagenik, dan
teratogenik
• Sebagian obat tsb bersifat iritan / vesikan
• Ditemukan sejumlah dosis kemoterapi di urin
petugas medis
NHS Guidelines for Safe Handling and Administration of Cytotoxic Chemotherapy 2nd ed.2003
Handling Chemotherapy Drugs
PRE KEMOTERAPI
- Penyimpanan
- Identitas pasien dan status
- Peresepan dan perlengkapan obat kemoterapi
- Cek obat kemoterapi dan diluen (kejernihan/warna, kadaluarsa, volume, dsb)
- Persiapan obat kemoterapi Selalu menggunakan APD
“Manipulating and reconstituting cytotoxics poses the greatest risk”
PEMBERIAN KEMOTERAPI
- Evaluasi akses iv
- Flush antar pemberian obat kemoterapi
- Perhatikan urutan pemberian obat kemoterapi
- Pantau saat pemberian kemoterapi
Contoh : Contoh :
Docetaxel Bleomycin
Carboplatin
Doxorubicin
Cisplatin
Epirubicin Cyclophosphamide
Leucovorin Methotrexate
Vincristine Oxaliplatin
Vinorelbine Paclitaxel
5-FU
PERSIAPAN ADMINISTRASI
PERSIAPAN PASIEN
Identifikasi Pasien & Riwayat terapi
Informed Consent
Psikologis
ASCO/ONS standards for Safe Chemotherapy Administration: Public Comment Version, 2009.
PERSIAPAN ADMINISTRASI
Checklist Peralatan
infus set kontainer
syringe + needle wadah pemusnahan
10 mL ampul NaCl 0,9%/Dx5% kit ekstravasasi
lap klorhexidine
kemoset (apron, sarung tangan, sandal, goggle)
Pelarutan Obat
- Dilakukan di isolator khusus di farmasi
- Teknik aseptik
- Perhatikan obat kemoterapi yang tidak boleh dikocok
Vial
Aseptik bagian karet vial
Jika larutan yang diambil berlebih, masukkan kembali ke dalam vial
Usap ujung vial dengan bahan steril setelah rekonstitusi
Tips :
Gunakan teknik tekanan negatif dengan menarik sedikit udara dari vial
ketika jarum dimasukkan
Gunakan jarum berukuran cukup besar (19G atau lebih besar) untuk
menghindari terbentuknya aerosol
1.NHS Guidelines for Safe Handling and Administration of Cytotoxic Chemotherapy 2nd ed.20
2.Asia4sahehandling.org
RUANGAN UNTUK PENGOPLOSAN
KEMOTERAPI
Ruangan :
- Steril
- Hanya staff khusus
- Tidak boleh ada makanan / minuman
Mencakup tahapan :
Peresepan obat
Penyerahan obat
Pemberian obat
Kesalahan pemantauan
Miskomunikasi, termasuk kesalahan pelaporan
PENCAMPURAN OBAT SITOSTATIKA SECARA
TEKNIK ASEPTIS
Teknik Aseptis
Definisi :
Pelaksanaan suatu prosedur dibawah kondisi yg
terkontrol utk meminimalkan terjadinya
kontaminasi mikro organisme atau partikel
kontaminan (mempertahankan sterilitas
sediaan).
Faktor yg mempengaruhi kontaminasi
1. Lingkungan
2. Petugas / Personil
3. Alat Pelindung Diri
4. Peralatan / bahan
Lingkungan
Lingkungan untuk penanganan produk steril
secara teknik aseptis harus memenuhi
persyaratan.
• Jauh dari
keramaian
(pasien dan
lalu lalang
• Sentralisasi
RUANG BERSIH (CLEAN ROOM)
• Ruang dibuat terpisah / khusus
(obat sitostatika)
RUANG BERSIH (CLEAN ROOM)
Kondisi ruang terkontrol :
• suhu : 18 – 22 ° C
• kelembaban : 35 – 50%
• tekanan udara (-) (negatif
pressure)
• suplai udara ke dalam clean room
melalui HEPA filter
RUANG BERSIH (CLEAN ROOM)
Permukaan lantai dan dinding
dilapisi dari bahan yang mudah
dibersihkan (lapisan epoksi/ vinyl)
& sudut dibuat melengkung
RUANG BERSIH (CLEAN ROOM)
Monitoring :
• Fisik
(particle count)
• Mikrobiologi
(uji pertumbuhan
kuman)
RUANG BERSIH (CLEAN ROOM)
◊ cuci tangan
◊ memakai APD
RUANG BERSIH (CLEAN ROOM)
• Pass box : jendela
penghubung untuk
memasukkan dan
mengeluarkan obat
& peralatan ke ruang
bersih)
→ Interlock mencegah
aliran udara antara 2
ruang
BIOLOGICAL SAFETY CABINET (BSC)
Produk steril harus
disiapkan dalam
lingkungan yang
memenuhi persyaratan
class 100 → BSC
→ kalibrasi secara
berkala
Class II Cabinets
• Ventilated cabinet
• Provides personnel, product, and environmental
protection
• Open front with inward airflow for personnel
protection
• Downward HEPA filtered laminar airflow for product
protection
• HEPA filtered exhaust air for environmental protection
PETUGAS / PERSONIL
Persyaratan :
1. Terampil
2. Terlatih
3. Dalam keadaan sehat pada saat pengerjaan
4. Tidak dalam keadaan hamil / menyusui
Alat Pelindung Diri (APD)
• Petugas / personil → sumber kontaminasi terbesar →
memakai APD
• Melindungi paparan obat sitostatika terhadap petugas
• Terdiri dari :
coverall (baju pelindung)
masker
kaca mata
sarung tangan
sarung kaki
Alat Pelindung Diri (APD)
1. Baju (coverall)
terbuat dari bahan
yang bebas serat
lengan panjang
dengan ujung cuff
tertutup di bagian
depan
steril
Alat Pelindung Diri (APD)
2. Sarung Tangan
• powder free
• Rangkap 2 (dimasukkan
dalam cuff baju dan di luar
cuff baju)
• Steril dan disposable
3. Masker
• Steril
• Rangkap 2
4.Kacamata Pelindung
Mencegah paparan
terhadap membran
mukosa mata
5. Topi
menutup rambut kepala
steril
6. Sarung kaki
menutup ujung kaki
steril
Hal-hal yg perlu diperhatikan
1. Sebelum melakukan
pencampuran,
mencuci tangan
(hands scrub)
dengan sabun
antiseptis sesuai
prosedur.
2.Menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
3. Bicara dan bergerak
seminimal mungkin
pada saat pengerjaan
4. BS Cabinet harus didisinfeksi permukaan dalam dengan (alkohol
70%) sebelum dan sesudah pengerjaan
5. Non esensial material
( kalkulator,pensil, buku
catatan) tidak boleh
diletakkan dalam meja cabinet
6. Perhitungan matematik harus
dikerjakan sebelum
pengerjaan
7. Permukaan ampul, vial dan
botol infus di lap (swab)
dengan alkohol 70% terlebih
dulu sebelum digunakan
8. Semua prosedur teknik aseptik harus dikerjakan paling tidak 6
inch (15 cm) dari tepi cabinet
9. Menggunakan alas absorben
10. Menggunakan syringe type Luer-Lock
11. Pada saat membuka ampul, cairan harus diturunkan ke
bawah semua & mematahkan leher ampul dengan arah
menjauh
12. Pada saat memasukkan atau mengambil cairan dalam vial
harus diperhatikan teknik untuk menyeimbangkan tekanan di
dalam & diluar vial.
13. Pada saat mengeluarkan kelebihan udara dalam syringe tidak
boleh ke udara tetapi dgn sistem tertutup atau diserap pada
kassa
14. Sebelum, selama dan sesudah pengerjaan, petugas
mencek (identifikasi, jumlah dan kesesuaian
16. Sesudah pengerjaan, petugas mencek apakah ada
kebocoran, atau perubahan fisik (warna dan endapan)
17. Setelah selesai bekerja, segera menanggalkan sarung
tangan pada saat masih di BSC, selanjutnya APD yg
lain
Pemberian Label
1. Identitas Pasien (Nama, No RM, Ruangan)
2. Komposisi obat dan cairan (nama & dosis)
3. Waktu Pembuatan (pencampuran)
4. Waktu Kadaluwarsa (stabilitas)
5. Volume total/akhir
Box tempat sediaan sitostatika
Transportasi
• Pengiriman sediaan
sitostatika ke ruang
perawatan pasien
• Dikirim dalam tempat
yang tertutup &
meminimalkan
paparan
• Label tanda obat
sitostatika
Pembuangan (waste disposal)
• Semua alat
disposable (jarum,
spuit, ampul dan vial)
yang digunakan
selama pengerjaan
dibuang dalam wadah
khusus.
Pembuangan (waste disposal)
• Kantong sampah
(ungu) yang berisi
sampah sitostatika
dimusnahkan di
incenerator pada
suhu > 1100 C
Terima Kasih
EKSTRAVASASI OBAT SITOTOKSIK