Anda di halaman 1dari 36

MAKSILEKTOMI TOTAL DENGAN

EKSENTERASI ORBITA

Yunia chairunnisa Abdullah


Pembimbing:
Dr. dr .Nova. A.L. Pieter, Sp.THT BKL (K) FICS
DEFINISI

Karsinoma sinonasal merupakan penyebab kesakitan dan


kematian di bidang otolaringologi. Kebanyakan karsinoma ini
berkembang di sinus maksilaris dan tipe histologi yang paling
sering ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa.

(VJ Lund et al, Nose and Paranasal sinus tumours: United Kingdom National Multidisciplinary Guidelines Journal of Laryngeal and Otology, May 2016. p:111-118)
Anatomi Hidung
EPIDEMIOLOGI
KARSINOMA SINONASAL

• 3% dari keganasan kepala dan leher

• 1% dari keganasan seluruh tubuh.

• Di Asia, peringkat kedua tersering keganasan di kepala dan leher.

• Departemen Otolaringologi Universitas Indonesia, 10 – 15%


dari seluruh kanker pada otolaringologi.

• Sekitar 80% ditemukan pada usia 45-85 tahun

• insiden ♂:♀ = 2:1

Shavilla E, Aroeman N, Afriani Y. 2015. Prevalensi Kanker Sinonasal di Poliklinik THT-KL RS.Hasan Sadikin Bandung, Januari 2013 – Juli 2015.Padjajaran
University/Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, Indonesia.
ETIOLOGI

nikel debu kayu tekstil Isopropyl oil

kromium asap rokok formaldehid

Shavilla E, Aroeman N, Afriani Y. 2015. Prevalensi Kanker Sinonasal di Poliklinik THT-KL RS.Hasan Sadikin Bandung, Januari 2013 – Juli 2015.Padjajaran University/Dr. Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, Indonesia.
Fadly F, Farhat, Arwinati R. 2018. Profile of sinonasal malignant tumor patients in Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia. Bali Medical Journal (Bali Med J) 2018, Volume 7, Number 1: 137-140
PATOFISIOLOGI
Diferensiasi
Sel Normal Sel Kanker

Onkogen
Etiologi - Faktor Transformasi
Resiko - Karsinogen Gen

Proto
Onkogen

Induksi
Inisiasi In Situ
Promosi Invasi
Progresi Diseminas
i
ANAMNESIS

Gejala Nasal ( Obstruksi Hidung, Epistaksis, Deformitas)

Gejala Orbital (Diplopia, Proptosis, Eksoftalmus, gangguan Visus, Epifora

Gejala Oral ( Ulkus Palatum, Nyeri gigi, Penonjolan Tumor)

Gejala Fasial ( Penonjolan pipi, Nyeri wajah, Parestesia)

Gejala Intrakranial ( Sakit kepala hebat, Trismus)

Riwayat Pekerjaan / Lingkungan

Riwayat Lifestyle
PEMERIKSAAN FISIK
A. Inspeksi B. Palpasi

• Asimetri atau distorsi. • Gusi rahang atas dan palatum, apakah


ada nyeri tekan
• Proptosis
• Penonjolan atau gigi goyah.
Mata terdorong ke atas berarti tumor
berasal dari sinus maksila, jika ke bawah
dan lateral berarti tumor berasal dari sinus C. Rinoskopi anterior dan posterior
frontal atau etmoid. D. Nasoendoskopi
E. Pembesaran kelenjar leher

Soepardi E. A, Iskandar N, Bashiruddin J, Dwi Restuti R. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Hlm 154.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Biopsi/PA Endoskopi X-Ray

CT-Scan MRI PET Scan

Soepardi E. A, Iskandar N, Bashiruddin J, Dwi Restuti R. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Hlm 154.
HISTOPATOLOGI

PL Dhingra, Diseases Of Ear,Nose And Throat & Head And Neck Surgery, Benign and Malignant Neoplasms
of Nasal Cavity,Elsevier,2014. p:202-205
TATALAKSANA
PROGNOSIS

• Kualitas hidup yang rendah disebabkan oleh progresifitas tumor


dan anatomi yang kompleks pada area tersebut.

• Perkiraan jangka hidup 5 tahun pada karsinoma adenoid berkista


dan adenokarsinoma adalah 40-60%, sementara karsinoma sel
skuamosa adalah 25-50%.

• Rekurensi banyak ditemukan pada karsinoma sel skuamosa


dibandingkan jenis tumor lain.
(M Kazi et al, Management of Sinonasal Tumor : Prognostic Factors and Outcomes : A 10 year experience at a
Tertiary Care Hospital , Indian Journal Otololaryngology Head Neck Surgery. 2013 ;65:155)
EDUKASI

• Hindari faktor resiko karsinoma sinonasal :


 Paparan bahan ditempat kerja seperti debu kayu, debu
nikel, kromium, dan lain-lain.
 Merokok

• Follow up jangka panjang


MACAM PEMBEDAHAN

1. Rinotomi Lateral

- Teknik Degloving

2. Maksilektomi

2.1 Maksilektomi medial

2.2 Maksilektomi parsial

2.2.1 Maksilektomi infrastruktur (inferior)

2.2.2 Maksilektomi suprastruktur (superior)

2.3 Maksilektomi total

2.4 Maksilektomi radikal dengan eksenterasi orbita

2.5 Maksilektomi luas dengan reseksi basis kranii

(reseksi kraniofasial anterior)


Macam2 insisi
Maksilektomi
• Maksilektomi adalah prosedur bedah untuk menghilangkan sebagian atau seluruh
tulang maksila

• Prosedur ini dilakukan jika terdapat tumor wajah yang merusak tulang maksila atau
struktur disekitarnys termasuk palatum, sinus maksilaris, hidung

• Contoh dari jenis tumor ini adalah: karsinoma maksilaris, osteoblastoma maksilary,
tumor odontogenic pada maksilla ( kisra radikuler, tumor ganas sinonasal,
kondroblastoma, kondroma, hemangioma intraosseous, osteosarcoma, tumor tulang
maksilofacial
Maksilektomi Terbatas

• Dilakukan tindakan
pengangkatan satu
dinding maksila
• Mereseksi dinding
medial atau dasar
sinus maksilaris
• Indikasi: Tumor ganas
sinus maksila /
procesus alveolaris
yang kecil
Maksilektomi Medial

Di indikasikan untuk tumor


jinak sinonasal , tumor ganas
sinus ethmoid yang tidak
perluasan ke lamina kribrosa,
tumor ganas rongga hidung
yang telah melewati dinding
medial sinus maksila,tetapi
belum mengenai dasar
cavum nasi
Maksilektomi Infrastruktur

• Mereseksi tumor pada


dasar sinus maksila yang
meluas ke rongga mulut
• Indikasi untuk tumor
ganas yang terletak
dibagian bawah maksila
dengan
mempertahanakan dasar
orbita
Maksilektomi Suprastruktur

• Indikasi untuk tumor


ganas sinus maksila yang
letaknya postero superior,
dimana dasar sinus
maksila intak
• Dilakukan pengangkatan
bagian atas maksila
dengan
mempertahanakan
palatum durum dan orbita
Maksilektomi Total

• Mengeluarkan seluruh maksila


(termasuk tulang dasar orbita)
• Indikasi untuk tumor ganas sinus
maksila yang sudah ekstensi
dinding superior sinus ( tulang
dasar orbita), tetapi belum
menginvasi ke periorbita
MAKSILEKTOMI RADIKAL +
EKSENTERASI ORBITA
 Mengeluarkan seluruh maksila dan struktur rongga orbita
MAKSILEKTOMI DIPERLUAS
MIS : MAKSILEKTOMI DENGAN RESEKSI BASIS KRANII
(RESEKSI KRANIOFASIAL ANTERIOR)

Indikasi :
 Tumor ganas etmoid atau sinus maksila yang telah mengenai (infiltrasi/invasi)
lamina kribrosa, meluas ke intrakranial mendesak dura mater
Laporan kasus
Identitas pasien
Nama: Tn K
Tanggal lahir : 1-7-1953 (67 tahun)
RM: 742276
Keluhan utama Riwayat penyakit Riwayat penyakit dahulu
Radioterapi (2018) 35
Benjolan pada mata kiri
kali
dirasakan semakin
Benjolan pada mata Radioterapi (2019) 30 kali
membesar sejak 2 minggu,
kiri sejak 1 bulan lalu disertai nyeri, mata beair, Kemoterapi 6 siklus 2016
penglihatan berkurang,
rinore ada, blood stained Kemoterapi 6 siklus 2018
rinore ada,obstruksi nasi regimen brexel
ada, gangguan penghidu carboplatin
ada , facial pain ada
Pemeriksaan fisik

Massa pada mata kiri 3x2x1, Rinoskopi anterior: massa pada Faringoskopi: mukosa faring
disertai pus dan ulkus cavum nasi dextra, normal, Tonsil T1-T1

Otoskopi: membrane
Kelenjar limfe: tidak ada
timpani intak/intak,
pembesaran
pantulan cahaya suram
Pemeriksaan penunjang

Tampak massa heterogen (23- 46 HU) berbatas


tidak tegas non kalsifikasi yang menyangat post
kontras (56-7- HU) kesan berasal dari sinus
ethmoid kiri yang meluas ke cavum orbita kiri,
sinus sphenoid , sinus frontal, sinus maxilaris kiri
dan sisi kontralateral : mendestruksi sel ethmoid
kiri, dinding medial orbita kiri, dinding lateral sinus
maxilaris kiri, sinus frontal kiri

Kesan: Massa sinonasal sinistra yang


meluas ke cavum orbita sinistra (T4aN0M0)
Konsul TS Mata
Visus OD : 20/20,
Visus OS : NLP
Oculus sinistra : palpebra edema,
Hasil pemeriksaan histopatologi terdapat massa pada palpebra
superior dan inferior hingga bulbus
Squamous cell carcinoma
oculi bagian nasal hingga medial
keratinizing (diferensiasi sedang)
berukuran 5x3x3 cm (+), ulkus (+),
Diagnosis: Karsinoma Sinonasal pus (+), krusta (+), tampak massa
Stadium IVA (T4aN0M0) tumor menutupi seluruh oculus
surface, kornea terdorong ke
temporal

Oculus sinistra metastase


carcinoma sinonasal
ACC Join Operasi rencana
eksenterasi orbita sinistra
Penatalaksanaan

• Maksilektomi total
dengan eksenterasi
orbita
• Pemasangan obturator
Follow up 1 minggu post operasi
Luka operasi ada pus, foetor,
perdarahan tidak ada. Dilakukan
perawatan luka operasi, aff
hecting, perawatan obsturator
dan oral hygiene. Konsul ke TS
mata untuk perawatan luka pada
cavum orbita
No Journal Writer Population/Patient /Problem Intervention/ Index/ Compara Results
Indicatorr tor

1 Farhat dkk 2013 Laki-laki 58 tahun obstruksi nasi sinistra, edema pipi Total maxilectomi tanpa Pemasan
selama 6 eksenterasi orbita karena gan
bulan. ,blood stained rinore, hidung terasa bau. Pada pasien menolak obturator
pemeriksaan fisik , edema pada wajah kiri. rinoskopi radiothera
anterior py
massa hiperemis, mudah berdarah, secret
mukopurulen ,gigi goyang dan bengkak
ginggiva kiri atas dengan destruksi palatum durum. Orbita
kiri edema
CT scan: massa cavum nasi sinistra extensi sampai ke
cavum nasi dextra
, sinus maksilaris sinistra dan orbita sinistra. Destruksi
dinding maksilaris sinistra, dinding orbita sinistra, dinding
ethmoid
Histopatologi: squamois cel carcinoma no keratinizing

2 Hemant dkk, 2012 Wanita 40 tahun dengan pembengkakan progresif pada pipi Total maxillectomy and - Radiother
kiri sejak 8 bulan, epistaksis ada, trismus ada, tidak ada orbital clearance api,
gejala gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan massa pemasang
yang timbul dari rahang atas kiri dengan keterlibatan dasar an
orbital. protesa
Ct scan menunjukkan lesi berukuran 6x5x4 cm dari rahang bola mata
atas kiri dengan erosi seluruh dinding rahang atas dan Kontrol 6
infiltrasi dasar orbita bulan
Histophatology: squamous cell carcinoma tidak ada
rekurensi
No Journal Population/Patient /Problem Intervention/ Index/ Compa Results
Writer Indicatorr rator
3 Burak dkk, Pria 55 tahun bengkak pipi kiri. Pada (MRI), proses Eksenterasi orbital, Pasien menjalani
2021 neoplastik yang berasal dari sinus maxilaris menginvasi maxillectomy subtotal, kemoterapi dan
dinding anterior sinus dan extensi ke jaringan subkutan pipi parotidektomi radikal, dan radioterapi
dan orbit kiri. Histopatologis carcinoma diferensiasi. Di diseksi leher selektif (level bersamaan.
diagnosis T4aN0M0. kemoterapi neoadjuvant ,docetaxel, I-III). Kemoterapi 5 siklus,
cisplatin, 5-fluorouracil .Tidak ada respons dan tumor dan radioterapi 50
meluas. kali. 2 bulan pasca
operasi hasil MRI
tidak ada rekurensi

4 Bestari dkk, Pasien laki-laki 33 tahun, nyeri pada mata kanan sejak 2 Maxilektomi total dengan - Rencan
2012 minggu, diplopia, exopthalmus, pipi kanan bengkak dan eksenterasi orbita a :Kemoterapi
kebas. Riwayat blood stained rinore, gusi kanan terasa adjuvant,
goyang, disfagia kontrol 2 bulan post
Rinoskopi: dextra massa berbenjol, hiperemis,mudah operasi: luka
berdarah, secret mukopurulen operasi baik, tidak
CT Scan: massa pada sinus maxilla dextra, mendestruksi ada keluhan
dinding medial dan inferior antrum serta palatum durum.,
mendestruski dasar orbita sampai periorbita
Histopatologi: karsinoma mucoepidermoid sinonasal dextra

5 Lorea Pasien laki-laki, 13 tahun, tumor wajah kiri dan nyeri pada Pasien menjalani 3 siklus Kemoterapi 9 siklus
agutina , gingiva rahang atas, wajah asimetri , palatum bombans kemoterapi untuk post operasi
2021 (CT) sinus paranasal, tumor menempati sinus maksilaris kiri mengecilkn ukuran tumor 10 bulan kemudian
mengikis dasar orbita dan tulang dasar sinus dengan Tindakan: maksilektomi rekurensi
perluasan ke fosa pterigomaksila total + rekosntruksi dasar direncanakan
MRI dengan kontras tumor pada sinus maksilaris kiri, orbita. Penutupan dasar radioterapi dan
mengikis semua dinding sinus maksilaris, orbita dengan titanium operasi
Hasil PA: undiferensiasi round cell carcinoma micromesh , defek pada
palatum dari flap
fasciocutaneus
Diskusi
Kasus Literatur
Pada kasus kami laki-laki 67 tahun Menurut mostafa dkk , Tumor ini pada
laki-laki dan wanita 2:1. mengenai usia
terutama antara 50 dan 70 tahun,

Perubahan visus menjadi no light Menurut castelnuovo dkk, gejala


perception dan proptosis bola mata yang dapat terjadi akibat kompresi
orbita yaitu diplopia, epifora, kemosis,
perubahan visus dan proptosis pada
sekitar 50% kasus
Diskusi
Kasus Literatur
Pada kasus kami hasil histopatologik Menurut mostafa dkk, histopatologik yang
squamous cell carcinoma paling sering pada karsinoma sinonasal
adalah squamous cell carcinoma (43,3%)

Berdasarkan hasil CT scan massa Menurut mostafa dkk, indikasi dilakukan


sinonasal yang meluas ke cavum orbita eksenterasi orbita jika massa tumor invasi
sinistra sehingga join TS mata untuk ke lemak orbita, otot orbita, apex orbita.
eksenterasi orbita

Menurut Fagan dkk pendekatan untuk


Pendekatan operasi yang kami gunakan maxilektomi total yaitu dengan pendekatan
untuk maxilektomi total dengan weber ferguson, rinotomi lateral dan
menggunakan pendekatan weber ferguson midfacial degloving
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai