Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Menurut Yusmawan (2019) mengatakan Tumor hidung yang bersifat

kanker atau disebut juga kanker hidung merupakan pertumbuhan jaringan

abnormal yang bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Karsinoma sinonasal

adalah pertumbuhan jaringan abnormal didaerah hidung dan sinus.

B. Klasifikasi

Menurut Adrian (2018) klasifikasi pada tumor sinonasal dapat dibagi

menjadi non kanker dan kanker.

1. Non-kanker

a. Polip hidung

Polip hidung merupakan pertumbuhan jaringan pada lapisan

mukosa hidung atau pada sinus. Polip hidung dengan ukuran besar

bisa menyebabkan hidung tersumbat atau berair, sakit kepala,

kehilangan kemampuan mengecap dan mencium bau.

b. Inverted papilloma

Inverted papilloma adalah pertumbuhan sel jinak di lapisan

rongga hidung atau sinus. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa inverted papilloma terkait dengan infeksi human

papillomavirus (HPV). Kendati jenisnya non-kanker, tapi inverted

papilloma bisa berbahaya dan bisa menghancurkan tulang di

sekitarnya. Sel tumor juga dapat tumbuh jauh ke dalam jaringan di


dekat sinus, bahkan ke Sebagian kasus inverted papilloma dapat

berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.

2. Kanker

a. Karsinoma sel skuamosa.

b. Kanker kelenjar liur minor.

c. Adenokarsinoma.

d. Kanker neuroendokrin.

e. Esthesioneuroblastoma.

C. Etiologi

Menurut penelitian Shavilla, Aroeman, Dewi, & Permana (2016)

mengatakan kanker sinonasal dapat mengenai para pekerja yang sering

terpapar zat kimia dan bahan industri pada petani dan pekerja pabrik.

Menurut Adrian (2018) mengatakan Kendati sebagian tumor hidung atau

kanker hidung tidak memiliki faktor risiko yang jelas, namun Anda tetap

perlu mengenali beberapa faktor umum yang dapat meningkatkan risiko

terkena kanker. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:

1. Paparan debu kayu, debu tekstil, dan debu dari kulit

2. Paparan asap rokok atau tembakau.

3. Senyawa nikel.

4. Pembuatan alkohol isopropil.

5. Radium-226.

6. Virus Epstein-Barr (EBV).

7. Inverted papilloma.
8. Human papillomavirus (HPV).

9. Paparan formaldehida

10. Kromium.

11. Terapi radiasi untuk retinoblastoma.

12. Gas

D. Manifestasi klinis

Menurut Yusmawan (2019) Baik tumor hidung non-kanker, tumor

hidung ganas (kanker hidung), atau pun tumor sinonasal, memiliki banyak

kesamaan gejala, antara lain:

1. Hidung tersumbat dan meler.

2. Keluar cairan lendir atau darah dari hidung.

3. Sakit kepala.

4. Rasa nyeri di sekitar wajah seperti di dahi, hidung, pipi, serta sekitar

mata.

5. Pembengkakan di wajah.

E. Penanganan

Menurut Yusmawan (2019) penanganan dapat berupa prosedur oprasi,

terapi , dan kemotrapi :

1. Prosedur operasi untuk pengangkatan tumor atau kanker, bisa berupa

operasi terbuka maupun operasi bedah

2. Terapi radiasi menggunakan Rontgen atau terapi proton, untuk

membunuh sel kanker.


3. Kemoterapi yang dapat digunakan sebelum atau sesudah operasi.

Kemoterapi juga dapat digunakan bersamaan dengan terapi radiasi.

Prosedur ini bertujuan membunuh sel kanker.


Teori Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Menurut Nieeana (2011) pengkajian keperawatan yang dapat dilakukan

adalah :

1. Riwayat Keperawatan dan Pengkajian Fisik:

Gejala-gejala khas tergantung ukuran tumor, keganasan dan stadium

penyakit, antara lain:

Gejala hidung:

a. Sekret hidung bervariasi, purulen dan berbau bila ada infeksi.

b. Sekret yang tercampur darah atau adanya epistaksis (mimisan)

menunjukkan kemungkinan keganasan.

c. Pembengkakan pipi

d. Gangguan mata bila tumor mendesak rongga orbita.

e. Penurunan berat badan

f. Kelelahan/malaise umum

g. Napsu makan berkurang (anoreksia)

2. Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

a. Inspeksi didapatkan pembengkakan sesuai lokasi pertumbuhan

tumor

b. Palpasi, teraba pembengkakan

c. Rinoskopi anterior untuk menilai tumor dalam rongga hidung

d. Rinoskopi posterior untuk melihat ekstensi ke nasofaring


B. Diagnosa keperawatan

Menurut Nieeana (2011) diagnose keperawatan yang dapat muncul pada

pasien tumor sinonasal adalah:

1. Nyeri b/d kompresi/destruksi jaringan saraf dan proses inflamasi.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan status

metabolik akibat keganasan, efek radioterapi/kemoterapi dan distres

emosional.

3. Gangguan citra tubuh b/d kelainan bentuk bagian tubuh akibat

keganasan, efek-efek radioterapi/kemoterapi.

4. Kecemasan b/d krisis situasi (keganasan), ancaman perubahan status

kesehatan-sosial-ekonomik, perubahan fungsi-peran, perubahan interaksi

sosial, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.

C. Intervensi

Rencana keperawatan yang disusun berdasarkan diagnosa yang terdapat

pada pasien.

D. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan

yang telahg disusun.

E. Evaluasi

Hasil keperawatan yang didapatkan berdasarkan tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan pada pasien


Penyimpangan KDM

Etiologi

Pertumbuhan jaringan Abnormal dihidung dan sinus

Karsinoma Sinonasal Kecemasan


n

Kompresi Kemoterapi Pembengkakan


jaringan diarea sinus dan
saraf hidung

Penurunan Nutrisi
Nyeri Gangguan Citra
Tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Andrian, Kevin.(2018). Mengenal Tumor Hidung, Gejala dan Penanganannya.


https://www.alodokter.com/mengenal-tumor-hidung-gejala-dan-
penanganannya. 11 Maret 2019 (19:10).

Nieeana.(2011).Askep Tumor Sinonasal.


https://nieeana.wordpress.com/2011/03/09/askep-tuor-sinonasal/. 28
Februari 2019 (20:25)

Shavilla, E., Aroeman, N. A., Dewi, Y. A., & Permana, A. D. (2016). Prevelensi
Kanker Sinonasal di Poliklinik THT-KL RS Hasan Sadikin Bandung.
Padjajaran University/Dr.Hasan Sadikin General Hospital , 1-5.

Yusmawan, dr Willy.(2015).Kanker Sinonasal. http://yankes.kemkes.go.id/read-


apa-itu-kanker-sinonasal-6642.html. 28 Februari 2019 (20:19)

Anda mungkin juga menyukai