SIROSIS HEPATIS
A. Definisi
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan
adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas. Pembentukan jaringan
ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan
perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan
jaringan ikat dan nodul tersebut.
B. Epidemiologi
Lebih dari 40 % pasien serosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis
ditemukan waktu pemeriksaan rutik kesehatan atau pada waktu autopsy.
Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000
penduduk. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun
infeksi virus kronik. Hasil penelitian lain menyebutkan perlemakan hati akan
mengakibatkan steatohepatitis nonalkoholik (NASH, pravalensi 4%) dan
berakhir dengan sirosis hepatis akibat steatohepatis alkoholik dilaporkan
di0,3% juga. Di Indonesia data pravalensi sirosis hati belum ada, hanya
laporan-laporan dari beberapa pusat pendidikan saja. Di RS Dr.Sardijito
Yogyakarta jumlah pasien sirosis hati bekisar 4,1% dari pasien yang dirawat
di bagian penyakit dalam pada kurun waktu 1 tahun. Di medan dalam kurun
waktu 4 tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 (4%) dari seluruh
pasien dibagian penyakit dalam. (Setiawati et al., 2013).
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari sirosis hati sampai sekarang belum jelas,tetapi
sering disebutkan antara lain
a. Faktor KekuranganNutrisi
Menurut Spellberg,Shiff bahwa dinegara Asia faktor gangguan
nutrisi memegang penting untuk timbulnya sirosis hati.Dari hasil laporan
Hadidi dalam simposium Patogenesis sirosis hati di Yogyakarta tanggal 22
Nopember 1975, ternyata dari hasil penelitian makanan terdapat 81,4
% penderita kekurangan protein hewani, dan ditemukan 85% penderita
sirosis hati yang berpenghasilan rendah, yang digolongkan ini
ialah:pegawai rendah, kuli-kuli, petani, buruh kasar,mereka yang tidak
bekerja, pensiunan pegawai rendah menengah.
b. Hepatitis Virus
Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu
penyebab sirosishati, apalagi setelah penemuan Australian Antigen oleh
Blumberg pada tahun 1965 dalam darah penderita dengan penyakit hati
kronis,maka diduga mempunyai peranan yang besar untuk terjadinya
nekrosa selhati sehingga terjadi sirosis.Secara klinik telah dikenal bahwa
hepatitis virus B lebih banyak mempunyai kecenderungan untuk lebih
menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukan perjalanan yang
kronis, bila dibandingkan dengan hepatitis virus A.
c. ZatHepatotoksik
Beberapa obat-obatan dan bahan kimia dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan pada sel hati secara akut dan kronis. Kerusakan hati
akut akan berakibat nekrosis atau degenerasi lemak, sedangkan kerusakan
kronisakan berupa sirosis hati. Zat hepatotoksik yang sering disebut-sebut
ialah alkohol.
d. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan ,biasanya terdapat pada
orang-orang muda dengan ditandai sirosis hati,degenerasi basal ganglia
dari otak,dan terdapatnya cincin pada kornea yang berwarna coklat
kehijauan disebut Kayser Fleischer Ring.Penyakit ini diduga disebabkan
defesiensi bawaan dari seruloplasmin. Penyebabnya belum diketahui
dengan pasti, mungkin ada hubungannya dengan penimbunan tembaga
dalam jaringan hati.
e. Hemokromatosis
Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipeportal. Ada dua
kemungkinan timbulnya hemokromatosis,yaitu:
- Sejak dilahirkan si penderita menghalami kenaikan absorpsi dari Fe.
- Kemungkinan didapat setelah lahir,misalnya dijumpai pada penderita
dengan penyakit hati alkoholik. Bertambahnya absorpsidari Fe,
kemungkinan menyebabkan timbulnya sirosis hati.
f. Sebab-SebabLain
- Kelemahan jantung yang lama dapat menyebabkan timbulnya sirosis
kardiak. Perubahan fibrotik dalam hati terjadi sekunder terhadap
reaksi dan nekrosis sentrilobuler
- Sebagai saluran empe dua kibat obstruksi yang lama pada
saluranempedu akan dapat menimbulkansirosis biliaris primer.
Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kaum wanita.
- Penyebab sirosis hati yang tidak diketahui dan digolongkan dalam
sirosis kriptogenik. Penyakit ini banyak ditemukan diInggris. Dari
data yang ada di Indonesia Virus Hepatitis B menyebabkan sirosis 40-
50% kasus, sedangkan hepatitis C dalam 30-40%. Sejumlah 10-
20% penyebabnya tidak diketahui dan termasuk disini kelompok virus
yang bukan Batau C.
D. Patofisiologi
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut adalah:
1. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup dilakukan
control yang teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggikalori
tinggi protein, lemak secukupnya.
2. Pasien sirosis dengan penyebab yang diketahui seperti :
a. Alkohol dan obat-obatan dianjurkan menghentikan
penggunaannya. Alkohol akan mengurangi pemasukan
proteinke dalam tubuh. Dengan diet tinggi kalori (300
kalori), kandungan protein makanan sekitar 70-90 gr sehari
untukmenghambat perkembangan kolagenik dapat dicoba
denganpemberian D penicilamine dan Cochicine.
b. Hemokromatis
Dihentikan pemakaian preparat yang mengandung
besi/ terapi kelasi (desferioxamine). Dilakukan vena seksi
2x seminggu sebanyak 500cc selama setahun.
c. Pada hepatitis kronik autoimun diberikan kortikosteroid.
3. Terapi terhadap komplikasi yang timbul
a. Asites
Tirah baring dan diawali diet rendah garam,
konsumsi garam sebanyak 5,2 gram/ hari. Diet rendah
garam dikombinasi dengan obat-obatan diuretik. Awalnya
dengan pemberian spironolakton dengan dosis 100-200 mg
sekali sehari. Respons diuretik bisa dimonitor dengan
penurunan berat badan 0,5 kg/hari, tanpa adanya edema
kaki atau 1 kg/ hari dengan adanya edema kaki. Bilamana
pemberian spironolakton tidak adekuat bisa dikombinasi
dengan furosemid dengan dosis 20-40 mg/hari. Pemberian
furosemid bisa ditambah dosisnya bila tidak ada respons,
maksimal dosisnya 160 mg/ hari. Parasentesis dilakukan
bila asites sangat besar. Pengeluaran asites bias hingga 4-6
liter dan dilindungi dengan pemberian albumin.
b. Perdarahan varises esofagus (hematemesis, hematemesis
dengan melena atau melena saja)
1. Lakukan aspirasi cairan lambung yang berisi darah untuk
mengetahui apakah perdarahan sudah berhenti atau
masih berlangsung.
2. Bila perdarahan banyak, tekanan sistolik dibawah 100
mmHg, nadi diatas 100 x/menit atau Hb dibawah 99%
dilakukan pemberian IVFD dengan pemberian
dextrose/salin dan tranfusi darah secukupnya.
3. Diberikan vasopresin 2 amp 0,1 gr dalam 500cc D5%
atau normal salin pemberian selama 4 jam dapat diulang
3 kali.
c. Ensefalopati
1. Dilakukan koreksi faktor pencetus seperti pemberian
KCL pada hipokalemia.
2. Mengurangi pemasukan protein makanan dengan
memberi diet sesuai.
3. Aspirasi cairan lambung bagi pasien yang mengalami
perdarahan pada varises.
4. Pemberian antibiotik campisilin/ sefalosporin pada
keadaaninfeksi sistemik.
5. Transplantasi hati.
d. Peritonitis bakterial spontan
Diberikan antibiotik pilihan seperti cefotaksim,
amoxicillin, aminoglikosida.
e. Sindrom hepatorenal/ nefropatik hepatic
Mengatur keseimbangan cairan dan garam.
I. Prognosis
Prognosis sirosis sangat bervariasi dipengaruhi sejumlah faktor,
meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati,komplikasi, dan penyakit lain
yang menyertai.Prognosis sirosis hati dapat diukur dengan kriteria Child-
Turcotte-Pugh. Kriteria Child-Turcotte-Pugh merupakan modifikasi dari
kriteria Child- Pugh, banyak digunakan oleh para ahli hepatologi saat ini.
Kriteria ini digunakan untuk mengukur derajat kerusakan hati dalam
menegakkan prognosis kasus-kasus kegagalan hatikronik.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdjanah S. 2009. Sirosis Hati dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , edisi IV
jilid II, Jakarta, Pusat penerbitan Departemen Ilmu penyakit dalam FK UI.,
hal 445-8
Setiawati, S., Alwin, I., Sudoyo, A.W., Simadibrata , M., Setiohadi, B.,
Syam, A.F. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta:
Interna Publishing.