Anda di halaman 1dari 17

Identifikasi enzim

Percobaan invertase, ptyalin, urease dan


diastase urin
Bahan-bahan
• Larutan sucrosa 1%, maltosa 1%
• Larutan ragi 5%

Cara melakukan
Ke dalam tabung-tabung dimasukkan:
1. 5 mL sucrosa 1% + 1 mL larutan ragi
2. 5 mL sucrosa 1% + 1 mL larutan ragi yang telah di didihkan 2 kali
3. 5 mL maltosa 1% + 1 mL larutan ragi
Ketiga tabung ini dimasukkan ke dalam penangas air dengan suhu 40ºC selama
10 menit. Kemudian dilakukan percobaan – percobaan Benedict dan seliwanoff

Uji invertase
Hasil
• Uji benedict
1. Tabung 1 (positif)
2. Tabung 2 (negatif)
3. Tabung 3 (positif)
• Uji seliwanoff
1. Tabung 1 (positif)
2. Tabung 2 (negatif)
3. Tabung 3 (negatif)

Hasil dan Keterangan


• Di dalam ragi didapatkan enzim “INVERTASE” yang mampu
menghidrolisis sucrosa menjadi monosakarida penyusunnya yaitu glukosa
dan fruktosa. Maltosa menjadi 2 molekul glukosa. Jika proses hidrolisis itu
berhasil maka hasil hidrolisis diuji dengan uji benedict dan seliwanoff
menunjukkan keterangan hasil sebagai berikut:
1. Oleh karena ada glukosa yang merupakan monosakarida yang
memiliki gugus aldehida bebas, maka jika diuji benedict akan positif.
2. Oleh karena ada fruktosa yang merupakan monosakarida yang
memiliki gugus ketosa bebas, maka jika diuji seliwanoff akan positif
3. Sedangkan maltosa karena tidak disusun oleh monosakarida dengan
gugus ketosa bebas, maka reaksi negatif pada uji seliwanoff
• Tabung 2, dimana ragi di didihkan 2 kali, akibat di didihkan/ dipanaskan,
enzim “invertase” di dalam larutan ragi menjadi tidak aktif, sehingga tidak
mampu menghidrolisis sukrosa maupun maltosa. Maka, disaat uji benedict
dan seliwanoff dilakukan hasilnya negatif.

Keterangan
Bahan-bahan
• Larutan amilum 1%; larutan iodium encer dan larutan air
liur

Cara mengumpulkan air liur


• Setelah berkumur dengan air, kunyahlah sedikit lilin
parafin untuk merangsang sekresi saliva. Tampunglah
saliva tersebut dalam bekerglass, cairkan sedikit dengan
aquades, kemudian disaring.

Uji aktifitas enzim ptyalin


Cara melakukan
1. 1 mL NaCl 1% + 3 mL larutan amilum + 1 tetes larutan iodium + 1 ml
larutan liur
2. 1 mL HCl 1% + 3 mL larutan amilum + 1 tetes larutan iodium + 1 ml
larutan liur
3. 1 mL Aquades + 3 mL larutan amilum + 1 tetes larutan iodium + 1 ml
larutan liur

Hasil
4. Setelah 5 menit tabung menjadi tidak berwarna
5. Tetap biru
6. Setelah 15 menit tabung menjadi tidak berwarna

Prosedur dan Hasil


• Air liur terdapat enzim ptyalin yang merupakan kelompok enzim
alfa-amilase. Enzim ptyalin mampu menghidrolisis amilum
menjadi amylodextrin, erythro dan achroodextrin kemudian
maltosa.
1. Amylodextrin dengan lar. Iodium memberi warna biru,
2. Erythrodextrin dengan lar. Iodium memberi warna merah,
3. Achroodextrin & maltosa dengan lar. Iodium tidak memberi
warna (warna sama dengan warna lar. Iodium)
• Ptyalin seperti enzim- enzim lain mempunyai pH optimum, inhibitor
dan aktivatornya sendiri-sendiri. pH optimum 6-7, aktivator Cl-

Keterangan
• NaCl menyebabkan suasana baik untuk bekerjanya ptyalin karena
adanya ion Cl tetapi pH netral. Terlihat di sini hilangnya warna
paling cepat
• HCl menyebabkan larutan terlalu asam dan menyebabkan ptyalin
tidak aktif. Terlihat pada percobaan warna tidak hilang (tetap biru)
• Aquadest tidak mengandung Cl-, pH aquadest netral. Oleh karena
hanya didapatkan sedikit Cl-, maka terlihat di sini waktu nya perlu
lebih lama.

NOTE: aquadest yang baru netral tetapi bila didiamkan pH akan


berubah.

Keterangan
Bahan – bahan
• Filtrat suspensi kedelai: 5 gram bubuk kedelai dihaluskan
dalam lumpang. Tambahkan sedikit demi sedikit aquades
sampai 100 mL lalu disaring
• NaOH 0,1 N
• HgCl2 1%
• Larutan phenolphtalein (PP) (pH 8,3 – 10)
• Ureum 1%

Uji aktifitas urease


• Cara melakukan
1. 3 ml lar. Ureum 1% + 1 mL filtrat kedelai + 2 tetes lar.
PP
2. 3 ml lar. Ureum 1% + 1 mL filtrat kedelai yang
dididihkan + 2 tetes lar. PP
3. 3 ml lar. Ureum 1% + 1 mL filtrat kedelai + 2 tetes lar.
PP + 1 mL HgCl2
Hasil
• Setelah ketiga tabung dimasukkan ke dalam penangas air 40ºC selama beberapa
waktu timbul hasil sebagai berikut:
1. Tabung pertama menjadi merah
2. Tabung kedua dan ketiga tetap putih

NOTE:
Filtrat suspensi kedelai bereaksi asam karena di dalam kedelai selain urease masih
didapatkan banyak zat-zat lain.
Agar tidak terlalu lama menunggu sebaiknya pada keempat tabung tersebut di
atas ditambahkan beberapa NaOH 0,1N sedemikian rupa sehingga terletak pada
suasana dimana larutan PP tepat akan berubah warnanya menjadi merah.
(diperiksa dengan kertas lakmus atau pH meter.

Hasil
• Oleh enzim urease yang ada di dalam larutan kedelai
ureum diubah menjadi CO2 dan NH3
• Dengan adanya NH3 yang bersifat sebagai basa lemah
maka pH akan naik dan menyebabkan PP berubah
menjadi merah
• Pada tabung 2, urease rusak oleh karena dipanaskan
• Pada tabung 3, adanya Hg merupakan inhibitor/racun
bagi urease menyebabkan enzim tersebut tidak dapat
bekerja

Keterangan
Bahan-bahan
• Larutan NaCl 0,9%
• Larutan amylum 1‰ dalam dapar phosphat pH 6,8
• Larutan iodium 0,1 N = 1,286 gram. Iodium dilarutkan
dalam 15 mL
• Larutan KJ (1,8 gr KJ dalam 15 mL aquadest) tambahkan
aquadest sampai 1 liter.

Penentuan kadar
diastase urine
• Ambil 12 tabung reaksi dan berilah nomor I, II, III dan seterusnya.
• Ke dalam tabung No 1 dan II masukkan dengan pipet volume masing-masing 1 mL urine
• Lalu ke dalam tabung reaksi No. II s.d XII masing-masing dimasukkan 1 mL lar. NaCl 0,9%
• Dari tabung No. II, yang isinya telah dihomogen kan, ambil larutan tabung No.II sebanyak 1
mL untuk dimasukkan ke dalam tabung No. III.
• Dari tabung No. III, yang isinya telah dihomogen kan, ambil larutan tabung No.III sebanyak
1 mL untuk dimasukkan ke dalam tabung No. IV
• Dan seterusnya, sampai dengan tabung XII. Tapi, 1 ml larutan tabung No.XII yang diambil
itu untuk dibuang
• Ke dalam tiap tabung (I – XII) dimasukkan dengan pipet volume masing-masing 2 mL
larutan 1‰ amylum dalam larutan dapar pH 6,8, lalu campurlah sampai isi tabung homogen.
• Semua tabung dimasukkan dalam penangas airdari 37ºC selama 30 menit dan setelah
didinginkan di bawah air ledeng, pada tabung I dan II tambahkan lar. 0,1 N Iodium sebanyak
3 tetes, sedangkan tabung lainnya sebanyak 2 tetes.
• Perhatikan warna yang terbentukpada tiap tabung

Cara melakukan
• Misalnya tabung V s.d XII berwarna biru dan tabung IV
berwarna merah (erythrodextrin)

Hasil
• Pada tabung IV jumlah urin ½ 3 = 1/8 mL
• Amilum yang ditambahkan pada tiap tabung reaksi = 2
ml dari 1‰ (=2 mg amilum), jadi tiap tabung
mengandung 2 U diastase.
•  
• Jadi kadar diastase pada tabung IV = = 24 U = 16 U
• Atau dapat dikatakan bahwa pada tabung x, kadar
diastasenya 2x U, dimana menyatakan nomor tabung
reaksiyang tidak berwarna biru/ ungu.

Perhitungan
• Diastase adalah suatu enzim yang dapat memecah amilum. Pertama-tama amilum
diubah menjadi erythrodextrin yang dengan iodium berwarna merah, kemudian
menjadi achroodextrin yang dengan iodium tidak memberikan warna lagi. Akhirnya
diubah menjadi maltosa yang tidak memberikan warna juga bila ditetesi iodium.
• Cara penentuan kadarnya kita lakukan dengan cara pengenceran, dimana dengan
penambahan amilum akan masih nyata diuraikan oleh diastase. Hasilnya selalu
dinyatakan dalam satuan (UNIT).
• 1 unit diartikan dengan banyaknya mg amylum yang dapat dipecah menjadi
erithrodextrin oleh 1 mL urin pada suhu 37ºC selama 30 menit.
• Kadar yang normal pada urin sampai dengan 32 U dan pada serum sampai 16 U.
• Dalam urin normal didapatkan diastase (amilase)
• Enzim ini berasal dari pancreas melalui sirkulasi, apabila ductus pancreaticus
tersumbat kadar diastase tinggi,
• Selain diastase dalam urin juga didapatkan enzim-enzim lain dalam kadar kecil
misalnya pepsin, trypsin, lipase
• Sebaliknyabila ada atropi dari pankreas kadar diastase dalam urin akan menurun.

Keterangan

Anda mungkin juga menyukai