Anda di halaman 1dari 29

Asuhan Keperawatan

Syndroma Steven
Johnson
Millenia Siska (G2A018138)
Kania Rizki (G2A018139)
Lidia Eka (G2A018140)
Siti Diana (G2A018141)
Ainun Fadzielah (G2A018142)
Khairunnisa Ridha (G2A018143)
Pengertian
Sindroma Stevens-Johnson (SSJ) merupakan kumpulan gejala klinis
yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit, mukosa orifisium (oral,
konjungtiva, dan anogenital) serta mata disertai oleh gejala umum yang
berat. SSJ pertama kali dikenal menurut deskripsi Stevens dan Johnson
tahun 1922. Dapat disimpulkan bahwa sindrom Steven Johnson yaitu
suatu sindrom yang terjadi pada kulit/intagumen, dimana seluruh
permukaan tubuh dipenuhi oleh eritema dan lepuh, yang kebanyakan
disebabkan oleh respon dari pengobatan, infeksi, dan terkadang
keganasan.
Etiologi
01 02 03
Efek samping
Infeksi Keganasan
Lanjutan dari infeksi seperti
obat
Allopurinol, diklofenak, Karsinoma dan limfoma
virus herpes simpleks, atau fluconazole, valdecoxib, dll
sejenisnya.

04 05 06
Faktor Penggunaan Penggunaan
idiopatik
Hingga 50%
Kokain antibiotik dan
sulfametoksazole
Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, diperkirakan karena reaksi alergi tipe III dan IV. Reaksi tipe
III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang membentuk
mikropresipitasi sehingga terjadi aktivasi sistem komplemen. Akibatnya terjadi
akumulasi netrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan
jaringan pada organ sasaran. Reaksi tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersensitisasi
berkontak kembali dengan antigen yang sama, kemudian limfokin dilepaskan sehingga
terjadi reaksi radang (Muttaqin, 2012).
Manifestasi
Klinik
1. Konjungtiva terasa panas atau 5. Batuk
gatal 6. Sakit tenggorokan
2. Nyeri tekan kutaneus 7. Malaise ekstrem
3. Demam 8. Mialgia (nyeri dan sakit)
4. Sakit kepala
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Histopatologi Imunologi


Biasanya dijumpai Kelainan berupa infiltrate Dijumpai deposis IgM dan C3 di
leukositosis atau sel mononuclear, oedema, pembuluh darah dermal
eosinofilia. dan ekstravasasi sel darah superficial serta terdapat komplek
merah imun yang mengandung IgG,
IgM, dan IgA.
Penatalaksanaan
01 Kortikosteroid 02 Antibiotika
Penggunaan antibiotika bertujuan
Penggunaan obat kortikosteroid untuk mencegah terjadinya infeksi
merupakan tindakan life-saving. Pada akibat efek imunosupresif
sindrom stevens johnson yang ringan kortikosteroid yang dipakai pada
cukup diobati dengan prednison dosis tinggi. Antibiotika yang
dengan dosis 30 - 40 mg/hari. Pada dipilih biasanya yang jarang
bentuk yang berat, ditandai dengan menyebabkan alergi, berspektrum
kesadaran yang menurun dan kelainan luas dan bersifat bakterisidal.
yang menyeluruh, digunakan
dexametason intravena dengan dosis
awal 4 – 6 x 5mg/hari
Penatalaksanaan
Menjaga Transfusi
03 Keseimbangan 04 Darah
Bila dengan terapi di atas belum
cairan, elektrolit, tampak tanda-tanda perbaikan
dalam 2-3 hari, maka dapat
dan
Hal ini perlu nutrisi
diperhatikan karena
diberikan transfusi darah sebanyak
300-500 cc setiap hari selama 2
penderita mengalami kesukaran atau hari berturut-turut.
bahkan tidak dapat menelan akibat lesi
di mulut dan ditenggorokan serta
kesadaran yang menurun. Untuk itu
dapat diberikan infus yang berupa
glukosa 5% atau larutan darrow
Penatalaksanaan
05 Perawatan Topikal
Untuk lesi kulit yang erosif dapat diberikan sofratulle yang bersifat sebagai
protektif dan antiseptic atau krem sulfadiazin perak. Sedangkan untuk lesi
dimulut/bibir dapat diolesi dengan kenalog in obrase. Selain pengobatan diatas,
perlu dilakukan konsultasi pada beberapa bagian yaitu ke bagian THT untuk
mengetahui apakah ada kelainan difaring, karena kadang-kadang terbentuk
pseudomembran yang dapat menyulitkan penderita untuk bernafas.
Konsep Asuhan
Keperawatan Steven
1. Pengkajian Johnson Syndrome
Kepada pasien diminta untuk menjelaskan keluhan rasa sakit dan tingkatan nyeri
yang sedang dirasakan, untuk mengevaluasi tingkat kecemasan pasien. Mekanisme
koping dasar pasien dinilai dan strategi koping yang efektif diidentifikasi (Smeltzer,
Suzanne C, 2010).
a. Identitas
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan nomor register.
Konsep Asuhan
Keperawatan Steven
b. Johnson Syndrome
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien dengan Steven
Johnson biasanya mengeluhkan demam, malaise, kulit merah dan gatal, nyeri
kepala, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat alergi makanan klien, riwayat konsumsi obat-obatan dahulu, riwayat
penyakit yang sebelumnya dialami klien
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang sama
Konsep Asuhan
Keperawatan Steven
c. Johnson Syndrome
Pola Fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan – manajemen kesehatan
2. Pola nutrisi-metabolic
3. Pola eliminasi
4. Pola istirahat – tidur
5. Pola kognitif – persepsi
6. Pola persepsi diri – konsep diri
7. Pola peran – hubungan
8. Pola reproduksi dan seksualitas
9. Pola koping dan toleransi stress
10. Pola nilai dan kepercayaan
d. Pemeriksaan Fisik
e. Pemeriksaan penunjang
Pathways Keperawatan
Diagnosa
1.
Keperawatan
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen
farmaseutikal ditandai dengan adanya lesi pada kulit,
mukosa, dan mata
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera ditandai
dengan kulit yang terkelupas dan adanya lesi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan makan ditandai
dengan demam, sakit tenggorokan, dan adanya gangguan
pada mukosa
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
factor yang mempengaruhi kebutuhan cairan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
primer tidak adekuat (gangguan integritas kulit)
Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen farmaseutikal
ditandai dengan adanya lesi pada kulit, mukosa, dan mata
Tujuan yang diharapkan (NOC) : integritas jaringan : kulit dan membrane
mukosa baik.
Kriteria hasil :
- Tidak ada lesi pada kulit dan mukosa membrane
- Tidak ada pengelupasan kulit
- Tidak ada eritema
INTERVENSI
• Pantau kulit dan membrane mukosa pada area yang mengalami perubahan
warna, memar, dan kerusakan
• Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi
• Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
• Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang longgar
• Berikan edukasi kepada keluarga tentang tanda dan kerusakan kulit
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet yang tepat
Intervensi Keperawatan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera ditandai dengan kulit yang
terkelupas dan adanya lesi
Tujuan yang diharapkan (NOC) : Kontrol nyeri dapat dilakukan dan tingkat nyeri
dapat berkurang.
Kriteria hasil :
- Secara konsisten menunjukkan dalam menggunakan tindakan pengurangan nyeri
tanpa analgesic.
- Nyeri yang dilaporkan : tidak ada
- Ekspresi nyeri wajah : tidak ada
INTERVENSI
• Kaji tingkat nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas, dan factor presipitasinya.
• Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan.
• Monitor ttv sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali.
• Tingkatkan istirahat yang cukup untuk mengurangi nyeri.
• Ajarkan penggunaan teknik relaksasi nonfarmakologi
• Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri (kolaborasi dengan dokter).
Intervensi Keperawatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan ditandai dengan demam, sakit tenggorokan, dan adanya
gangguan pada mukosa.
Tujuan yang diharapkan (NOC) : Status nutrisi klien baik
Kriteria hasil :
- Asupan makanan secara oral adekuat
- Tidak ada rasa tidak nyaman dengan menelan
- Keinginan untuk makan tidak terganggu
INTERVENSI
• Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
• Monitor kalori dan intake nutrisi.
• Lakukan perawatan mulut sebelum makan.
• Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang cocok
untuk dikonsumsi.
• Ajarkan dan dukung konsep nutrisi yang baik dengan klien dan orang terdekat
dengan klien.
• Kolaborasi dengan dengan ahli gizi.
Intervensi Keperawatan
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan factor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan (00028)
Tujuan yang diharapkan (NOC) : Keseimbangan cairan baik dengan indicator status
nutrisi : makanan & cairan dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Tidak ada kehausan
- Asupan makanan adekuat
- Asupan cairan adekuat
INTERVENSI
• Monitor status hidrasi jika diperlukan
• Kaji dan catat turgor kulit
• Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
• Kolaborasikan pemberian cairan IV
• Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT
(apabila di butuhkan)
Intervensi Keperawatan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak adekuat
(gangguan integritas kulit)
Tujuan yang diharapkan (NOC) : Kontrol resiko : proses infeksi dapat dilakukan dan
status imunitas baik.
Kriteria hasil :
- Mengidentifikasi factor resiko infeksi
- Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
- Memonitor perilaku diri yang berhubungan dengan resiko infeksi
INTERVENSI
• Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan dengan tepat
• Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna, ukuran, dan bau
• Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan kamar pasien.
• Berikan edukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi.
• Berikan terapi antibiotic yang sesuai.
Tinjauan Kasus
An. Dodo umur 10 tahun, dirawat di RS Kariyadi Semarang sejak 3 hari yang lalu dengan
diagnosa medis Sindroma Steven Johnson. Dari hasil anamnesa didapatkan data bahwa An.
Dodo merasakan sakit sejak 7 hari yang lalu, berawal dari ditemukannya vesikel yang berisi
cairan bening di sekitar mulut, hidung bahkan muara saluran kencing. Hasil pemeriksaan
fisik saat ini ditemukan adanya stomatitis dengan tampilan lesi erosi-ulseratif yang terlihat
hiperemesis dan banyak. Terbentuk krusta di sekitar lesi mulut dan hidung selain itu juga
mengalami konjungtivitis di kedua matanya. An. Dodo mengeluh nyeri pada area lesi,
anoreksia dan demam. Hasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan leukositosis,
peningkatan eosinofil. Pemeriksaan imunologi di dapatkan peningkatan IgG dan IgM.
Terapi yang didapat An. Dodo meliputi deksametason 1 mg/kgBB bolus, kemudian selama
sehari 0,2 – 0,5 mg/kgBB setiap 6 jam. Feniramin Hidrogen Maleat 5 – 10 mg/dosis, 1
kali/hari.
Pengkajian
1. Identitas
Nama : An. Dodo
Umur : 10th
2. Riwayat
Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien An. Dodo datang ke RS dr. Karyadi Semarang dan mengeluh nyeri pada area lesi,
anoreksia, dan demam
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien merasakan sakit sejak 7 hari yang lalu, berawal dari ditemukannya vesikel yang berisi
cairan bening di sekitar mulut, hidung bahkan di muara saluran kencing. Pasien juga
mengeluhkan nyeri pada area lesi, anoreksia, dan demam. Pada hasil pemeriksaan fisik saat ini
ditemukan adanya stomatis dengan tampilan lesi erosi-ulseratif yang terlihat hiperemesis dan
banyak. Terbentuk krusta di sekitar lesi mulut dan hidung selain itu juga mengalami
konjungtivitas di kedua matanya. Hasil pemeriksaan laboratorium didaptkan leukositosis,
peningkatan eosinofil. Pemeriksaan imunologi didapatkan data peningkatan IgG dan IgM.
Pengkajian
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
a. Mata : Mengalami konjungtivitis di kedua matanya
b. Mulut : Ditemukan vesikel yang berisi cairan bening, terdapat krusta di
sekitar lesi mulut, dan ditemukan adanya stomatitis dengan tampilan lesi
erosi-ulseratif
c. Hidung : Terbentuk krusta di sekitar hidung

3. Data Penunjang
a. Laboratorium : leukosit dan peningkatan eosinofil
b. Imunologi : peningkatan IgG dan IgM
Pengkajian
4. Data Fokus
DS : Pasien mengeluhkan nyeri pada area lesi, anoreksia, dan demam
DO :
• Ditemukannya vesikel yang berisi cairan bening di sekitar mulut, hidung
bahkan di muara saluran kencing
• Ditemukan adanya stomatis dengan tampilan lesi erosi-ulseratif yang
terlihat hiperemesis dan banyak
• Terbentuk krusta di sekitar lesi mulut dan hidung
• Konjungtivitas di kedua matanya
Diagnosa
Keperawatan
Kerusakan integritas kulit Ketidakseimbangan nutrisi
01 berhubungan dengan agen 03 kurang dari kebutuhan tubuh
farmaseutikal ditandai berhubungan dengan
dengan adanya lesi pada ketidakmampuan makan
kulit, mukosa, dan mata ditandai dengan demam, sakit
tenggorokan, dan adanya
gangguan pada mukosa
Nyeri akut berhubungan
02 dengan agen cedera 04
Resiko infeksi berhubungan
dengan pertahanan tubuh
ditandai dengan kulit yang primer tidak adekuat
terkelupas dan adanya lesi (gangguan integritas kulit)
Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen farmaseutikal
ditandai dengan adanya lesi pada kulit, mukosa, dan mata
Setelah dilakukan tindakan perawatan kerusakan integritas kulit pasien teratasi
dengan kriteria hasil :
• Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan pada luka
• Kulit terjaga kebersihannya
INTERVENSI
• Pantau kulit dan membrane mukosa pada area yang mengalami perubahan
warna, memar, dan kerusakan
• Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
• Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar
• Berikan edukasi pada pasien dan keluarga tentang luka dan perawatan luka
• Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan farmakologi
(antibiotik/antihistamin)
Intervensi Keperawatan
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera ditandai dengan kulit yang
terkelupas dan adanya lesi
Setelah dilakukan tindakan perawatan nyeri pasien teratasi dengan kriteria hasil
:
• Nyeri yang dilaporkan : berkurang
• Pasien dapat mengontrol nyerinya dengan tehnik non farmakologi
INTERVENSI
• Kaji tingkat nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas, dan factor presipitasinya
• Tingkatkan istirahat
• Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam, distraksi, kompres)
• Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan farmakologi (analgesik)
Intervensi Keperawatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan ditandai dengan adanya gangguan pada
mukosa.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pasien teratasi, dengan kriteria hasil :
• Asupan makanan secara oral adekuat
• Nutrisi pasien terpenuhi
• Pasien melaporkan adanya peningkatan nafsu makan
INTERVENSI
• Kaji adanya alergi makanan
• Monitor kalori dan intake nutrisi
• Buatlah tampilan makanan lebih menarik
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit yang tepat
Intervensi Keperawatan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak adekuat
(gangguan integritas kulit)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko infeksi pada pasien teratasi,
dengan kritria hasil :
• Jumlah leukosit dalam batas normal (5000-10.000/mm3)
• Keluarga mengetahui tentang tanda dan gejala infeksi
INTERVENSI
• Monitor TTV secara berkala
• Monitor karakteristik luka, termasuk drainase, warna, ukuran, dan bau.
• Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan kamar pasien.
• Berikan edukasi pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi.
• Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan farmakologi
(antibiotik/antihistamin)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai