Anda di halaman 1dari 45

Desain Penelitian Kualitatif

Kritik terhadap positivistik

1. Kurang mengindahkan kemanusiaan sehingga kurang


berimplikasi etis
2. Kurang berhasil menggarap formulasi empiris dan konseptual
3. Asumsinya sulit dipertahankan:
 Asumsi ontologis tentang realitas tunggal yang dapat
dipecah-pecah untuk diteliti secara terpisah
 Asumsi etimologis tentang terpisahnya peneliti dari
yang diteliti
 Asumsi tentang keterpisahan pengamatan secara
temporal dan kontekstual
 Asumsi axiologis tentang bebas nilai yakni jaminan
metologi secara esensial bebas dari pengaruh suatu sistem nilai
Karakteristik

1. Setting alami atau wajar: pemahaman dilakukan


dalam konteks yang sesungguhnya secara apa
adanya
2. Instrumen manusis; penelitian kualitatif
menggunakan diri peneliti sebagai instrumen
utama dalam pengumpulan data
3. Pemanfaatan pengetahuan intuitif
4. Analisis data secara induktif
5. Laporan bernada studi kasus
6. Interpretasi bersifat ideografis (kekhususan
secara khusus)
Pendekatan
 Secara umum penelitian kualitatif
menggunakan pendekatan fenomenologis,
yaitu memahami makna kejadian/kegiatan dan
interaksi dalam situasi tertentu.
 Aspek-aspek subyektif tingkah laku menjadi
hal yang penting dan berdasarkan aspek
subyektif tersebut peneliti memahami dan
memaknainya.
 Berbagai dasar konseptual yang dipergunakan
sebagai dasar pemaknaan meliputi :
1. Interaksi simbolik; makna yang diberikan oleh manusia
pada pengalamannya dan proses interpretasi yang
dilakukan bersifat esensial. Pemahaman tindakan
didasarkan pada pendeffinisian dan pembuatannya.
Manusia bertindak berdasarkan deffinisi dan interpretasi
yang dibuatnya mengenai simbol-simbol

2. Etnografik; mendeskripsikan tindakan manusia berdasarkan


hal-hal yang diketahui yang memungkinkan terdapatnya
tindakan yang sesuai dan dikehendaki oraganisasinya.
Intrepretasi silakukan secara menyeluruh pada semua
aspek.

3. Etnometodologi; merupakan cara anggota suatu kelompok


memahami, menggunakan dan menyususn secara urut
aspek-aspek lingkungannya. Memfokuskan pada cara-cara
anggota kelompok menciptakan dan memahami kehidupan
dan metode yang digunakan untuk mmelaksanakan
kehidupannya.
Obyektivitas Penelitian Kualitatif
 Kebenaran dalam penelitian kuantitatif didasarkan
pada HYPOTHETICO-DEDUCTIVE.
 Kebenaran dalam penelitian kualitatif adalah
kebenaran yang yang secara filosofis dianggap
benar. Kebenaran ini didasarkan pada realita
empiris tetapi sekaligus juga didasarkan pada
konsensus masyarakat ilmiah, sehingga
kebenarannya adalah kebenaran antarsubyektivitas.
 Obyektivitas penelitian kualitatif dinilai dari
reliabilitas dan validitasnya.
 Validitas (penilaian kebenaran-truth value)
didasarkan pada:
1. inkuiri dilakukan dengan benar
sehingga penemuan dan
penafsirannya sesuai dengan hal
yang sebenarnya
2. Triangulasi; mengecek kebenaran
interpretasi dari berbagai aspek.
Reliabilitas penelitian kualitatif
Kirk & Miller membedakan menjadi tiga
1. Reliabilitas kuisoktik; keadaan dimana
suatu metode dapot menghasilkan data
yang sama
2. Reliabilitas diakronik; stabilitas
observasi/wawancara dari waktu ke waktu
(test-retest reability)
3. Reliabilitas sinkronik; persamaan hasil
pengamatan dalam kurun waktu yang
sama
Metode
1. Grounded theory; (Straus) penggalian yang
mendalam dengan menganalisis data secara
sistematis dan intensif dengan tujuan untuk
menemukan teori, konsep, hipotesis dan
proposisi secara langsung dari data.
Penyusunan didasarkan pada model
“konsep-indikator” yang menunjuk pada
pengkodean seperangkat indikator empiris.
2. Induktif analitik; penelitian untuk
mengembangkan atau menguji teori yang
dipakai sebagai dasar penjelasan masalah

3. Etnografi; metode untuk menggambarkan


suatu masalah tertentu pada kasus tertentu
secara mendalam dan komprehgensif.
Pengumpulan Data :
Pengamatan

1. Pengamatan sebagai sumber pengetahuan:


catatan ttg apa yang dilihat
2. Pengamatan terjadi secara alamiah: kegiatan
sehari-hari
3. Pengamatan sebagai dasar penentuan sikap,
tindakan, dan reaksi thd orang lain
4. Common sense/cultural knowledge

10
Apa yang dicari dalam pengamatan?

 Hakekat tindakan manusia, interaksi, dan


hakekat masyarakat
◦ pola-pola perilaku dan basis nilai/ideologi
◦ bentuk2 interaksi dan prinsip2 yang
melatarbelakangi
◦ sistem nilai/normatif dan ideologi
◦ struktur sosial

11
Cara kerja pengamatan

 Observasi: “the act of noting a phenomenon,


often with instruments, and recording it for
scientific or other purposes” (Morris, cf. Denzin
& Lincoln, 1994: 378).
 Menangkap kesan tentang dunia sekitar
melalui semua aktivitas manusia yg relevan,
dilakukan melalui: penciuman, pendengaran,
sentuhan, dan rasa

12
Sifat natural dari observasi

 Sesuatu berlangsung dalam konteks kejadian yang


alamiah
 Peneliti secara alamiah terlibat dalam interaksi dan
peristiwa
 Peneliti mengikuti gerak alami dari kehidupan
sehari-hari

13
Memilih objek observasi

 Individu
 Kelompok
 Ruang: pasar, jalan raya, tempat perayaan,

upacara
 Institusi/organisasi
 Kejadian/peristiwa

14
Peran peneliti dalam observasi
(dari total ke instrumental)
 Partisipan total
 Partisipan-sebagai peneliti
 Peneliti-sebagai partisipan
 peneliti total

15
Tahapan observasi
 Memilih seting penelitia
 Mencari jalan untuk masuk ke dalam seting:

ijin dll
 Melakukan pengamatan: mengamati,

membuat catatan
 Apa yang diamati? Denzin: identitas jelas

partisipan, interaksi, rutinitas, unsur-unsur


temporer, ritual, interpretasi dan organisasi
sosial, dll.

16
Tipe informasi yang dapat digali
 Seting: lingkungan fisik
 Lingkungan manusia dan sosial: cara

interaksi antar manusia


 Tingkah laku manusia dalam hubungannya

dengan lingkungan eksternal


 Lembaga dan organisasi
 Fasilitas yang tersedia

17
Persoalan validitas dlm observasi
 Multiple observers: kerja kelompok untuk
cross-check data (usia, gender, class, status)
 Metode induktif-analitis dengan pengujian

proposisi
 Presentasi data dg cara verisimilitude
(membawa subjek sedekat mungkin dg objek
studi): menjadi bagian dari pengalaman
subjek?

18
Keuntungan observasi
 observasi akan memberikan informasi
langsung tentang tingkah laku individu dan
kelompok
 memungkinkan peneliti memasuki dan
memahami suatu situasi dan konteks situasi
secara lebih baik
 memberikan kemungkinan yang baik untuk
mengidentifikasi hal-hal yang tidak
diperhitungkan sebelumnya
 Dapat dilakukan secara alami/bebas, tidak
terstruktur, dan fleksibel

19
Kelemahan observasi
 Mahal diongkos dan membutuhkan waktu
 Membutuhkan peneliti yang ahli dan
berpengalaman
 Dapat mempengaruhi tingkah laku orang/
kelompok yang diteliti
 Memiliki kemungkinan distorsi data akibat
seleksi peneliti
 Tingkah laku yang diteliti bisa jadi tidak
bersifat tipikal (kasus)

20
Pengumpulan Data :
Wawancara & wawancara mendalam
 Wawancara sebagai proses interaksi antar
orang yang bertindak dalam status yang
sama!
 Kemampuan mengungkapkan sisi-sisi yang

dalam dan unik


 Mengendalikan suasana dalam wawancara
 Etika wawancara: adaptasi dg informan

21
Elemen dasar wawancara
 Mengakses Seting: dengan rokok, ikut terlibat,
menyesuaikan diri dg lingkungan
 Memahami “bahasa” dan “budaya” orang atau
kelompok yang diteliti
 Masalah bagaimana menjelaskan kehadiran peneliti:
sebagai apa?
 Mendefinisikan dan menyeleksi informanMendapatkan
kepercayaan responden/ informan: untuk
mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam
 Mengembangkan rapport (pendalaman): dengan
pertanyaan strategis (observasi)
 Mengumpulkan data empiris: mencatat, merekam,
mengumpulkan bahan yang relevan

22
Kapan wawancara dilakukan?
 Topik penelitian bersifat sensitif
 Topik yang kompleks dan membutuhkan

pemahaman yang mendalam


 Menyangkut pengalaman individual, bukan

kelompok
 Menggali pengetahuan yang luas dari

informan

23
Keuntungan wawancara mendalam
 Menghasilkan data yang kaya, rinci, penuh
hal-hal baru
 Memungkinkan tatap muka langsung
dengan informan
 Memungkinkan dilakukan eksplorasi topik
secara mendalam
 Dapat mengalami langsung aspek afektif
dan kognitif dari informan
 Memungkinkan klarifikasi atas jawaban
yang kurang/tidak jelas

24
Kelemahan wawancara mendalam
 Membutuhkan biaya besar dan waktu yang
lama
 Membutuhkan peneliti yang lihai dan
berpengalaman
 Data bisa bias karena mengalami seleksi yang
dilakukan oleh informan
 Volume informasi terlalu banyak sehingga
sulit untuk ditranskrip dan direduksi

25
Pra Analisis Data
 Reduksi Data dan Koding
 Menentukan kategori untuk mengorganisasi
data
 Membuat kategori yang dapat ditandai dengan
kode untuk analisis lanjutan
 Kode sebaiknya membantu pemahaman
kategori
 Kode seting/konteks, tingkah laku, persepsi
personal, proses suatu peristiwa, dll

26
Tahapan Analisis Data :
1. Mengklasifikasikan fenomena dalam kategori
masing-masing, hal ini dilakukan untuk dapat
memahami nilai dari masing-masing fenomena;
2. Melakukan interpolasi dalam kehidupan pribadi
peneliti, dalam arti seorang peneliti dituntut
untuk ikut membaur dan berpartisipasi dalam
sebuah keberagamaan yang diteliti untuk
memperoleh pengalaman dan pemahaman
dalam dirinya sendiri;
3. Melakukan “epochè” atau menunda penilaian
dengan cara pandang yang netral;
Tahapan Analisis Data :
3. Mengklasifikasikan fenomena dalam kategori
masing-masing, hal ini dilakukan untuk dapat
memahami nilai dari masing-masing fenomena;
4. Melakukan interpolasi dalam kehidupan pribadi
Mencari hubungan struktural dari informasi yang
dikumpulkan untuk memperoleh pemahaman yang
holistik tentang berbagai aspek;
5. Tahapan-tahapan tersebut menurut Van der Leeuw
secara alami akan menghasilkan pemahaman yang
asli berdasarkan “realitas” atau manifestasi;
6. Fenomenologi tidak berdiri sendiri (operate in
isolation) akan tetapi berhubungan dengan
pendekatan-pendekatan yang lain untuk tetap
menjaga objektivitas.
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
1. Listing and Preliminary Grouping : Mendaftar semua
ekspresi yang relevan dengan pengalaman yaitu
daftar jawaban partisipan atau responden penelitian
(horizonalization);
2. Reduction and Elimination : Menguji setiap ekspresi
yang ada dengan dua persyaratan berikut : (a)
Apakah ekspresi tersebut mengandung momen
pengalaman yang penting   dan mengandung unsur
pokok yang cukup baik untuk memahami fenomena
? (b) Apakah ekspresi tersebut memungkinkan
untuk dikelompokkan dalam suatu kelompok besar 
dan diberi label ?
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
3. Clustering and Thematizing the Invariant
Constituents (Thematic potrayal):
Mengelompokkan data berdasarkan tema, yaitu
mengelompokkan pengalaman responden
penelitian yang berkaitan kedalam label-label
tematik. Constituent (unsur pokok) yang
dikelompokkan dan diberi label ini adalah tema
inti dari pengalaman. Jadi tema-tema yang ada
pada thematic potrayal adalah benang merah dari
jawaban-jawaban semua responden;
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
4. Final Identification of the Invariant Constituents and
Themes by Application: mengidentifikasi data dengan
cara mengecek ulang kelengkapan transkrip
wawancara dan catatan lapangan mengenai ekspresi
aktor. Hal ini merupakan proses memvalidkan
Invariant Constituent.
 Apakah diekspresikan secara eksplisit dalam trasnkripsi
utuh ?
 Apakah sesuai atau cocok dengan konteks dalam
transkrip ? (jika tidak diekspresikan secara eksplisit);
 Apabila tidak dinyatakan secara eksplisit dan tidak
cocok, maka hal itu tidak relevan terhadap pengalaman
responden penelitian dan harus dihapuskan;
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
4. Final Identification of the Invariant Constituents
and Themes by Application: mengidentifikasi data
dengan cara mengecek ulang kelengkapan
transkrip wawancara dan catatan lapangan
mengenai ekspresi aktor. Hal ini merupakan
proses memvalidkan Invariant Constituent. Yang
dilakukan dalam tahap ini adalah mencek
invariant constituent dan tema yang menyertainya
terhadap rekaman utuh pernyataan responden
penelitian: (a) Apakah diekspresikan secara
eksplisit dalam trasnkripsi utuh ? (b) Apakah
sesuai atau cocok dengan konteks dalam
transkrip ? (jika tidak diekspresikan secara
eksplisit); (c) Apabila tidak dinyatakan secara
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
5. Individual Textural Description: Menggunakan data yang
benar-benar valid dan relevan. Dengan menggunakan
invariant constituent dan tema  yang valid dan relevan
dari tahap sebelumnya, dapat disusun Individual Textural
Description dari pengalaman setiap responden penelitian.
Termasuk didalamnya adalah ekspresi harfiah (kata per
kata) dari catatan wawancara yang ada;
6. Individual Structural Description : Menyusun variasi
imagionatif masing-masing co-reseacher. Hasil dari
penyusunan Individual Textural Description dan
Imaginative Variation akan membangun Individual
Structural Description dari pengalaman setiap responden
penelitian;
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
7. Textural-Structural Description: Tahap ini
merupakan proses penggabungan antara Textural
Description dan Structural Description dari
pengalaman masing-masing setiap responden
penelitian. Setelah Individual Textural – Structural
Description tersusun maka dibuat suatu
Composite Description dari makna dan esensi
pengalaman sehingga menampilkan gambaran
pengalaman kelompok secara satu kesatuan.
Metode Analisis Data :
Teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam
 Hasil interpretasi kemudian dikaitkan dengan teori
yang ada sehingga interpretrasi tidak bersifat bias
tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut.
 Perlu diingat bahwa dalam melakukan interpretasi,
peneliti tidak boleh lepas dari kejadian yang ada
pada setting penelitian.
 Di samping itu, peneliti harus mampu mengkaitkan
temuan penelitian dengan berbagai teori karena
penelitian kualitatif berpegang pada konsep
triangulation.
Strategi Analisis :
 Narrative (ceritakan secara detail kejadian dalam setting)
 Ideal types (Bandingkan data kualitatif dengan model
kehidupan sosial yang ideal)
 Success approximation (Kaitkan data dengan teori secara
berulang-ulang, sampai perbedaannya hilang)
 Illustrative method (Isi “kotak kosong” dalam teori dengan
data kualitatif)
 Path Dependency and Contingency (Mulai dengan hasil
kemudian lacak balik urutan kejadian untuk melihat jalur
yang menjelaskan kejadian tersebut)
 Domain analysis (masukkan istilah-istilah asli yang
menunjukkan ciri khas obyek yang diteliti)
 Analytical Comparison (identifikasi berbagai karakter dan
temuan kunci diperoleh, bandingkan persamaan dan
perbedaan karakter tersebut untuk menentukan mana yang
sesuai dengan temuan kunci
Hal yang harus diamati :
 Kondisi penyebab; adalah faktor yang menyebabkan
adanya fenomena yang menjadi obyek penelitian;
 Fenomena; adalah keadaan/fakta yang menjadi obyek
penelitian;
 Konteks; adalah peristiwa yang menyertai
keadaan/fakta yang terjadi dalam aktivitas obyek;
 Kondisi Intervening; adalah faktor pengganggu dalam
aktivitas obyek;
 Strategi Aksi-Interaksi; adalah kemampuan interaksi
dalam obyek;
 Konsekuensi; merupakan dampak atau hasil dari
proses yang terjadi pada obyek.
Proses Analisis Data

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan / Verifikasi
Data
Pengabsahan Data:
 Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan
atas kriteria yang digunakan yaitu :
 Derajat kepercayaan (credibility),
 Keteralihan (transferability),
 Ketergantungan (Idependability), dan
 Kepastian (confirmability).
Derajat kepercayaan (credibility)

 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini


harus dapat dipercaya kebenarannya.
 Beberapa cara menentukan derajat
kepercayaan (credibility), tetapi dalam
penelitian ini digunakan tiga cara yaitu :
◦ Membicarakannya dengan orang lain (peer-
debriefing) ;
◦ Triangulasi;
◦ Negative evidence.
Keteralihan (transferability)
 Keteralihan (transferability). Data dan hasil penelitian ini
seyogyanya dapat diaplikasikan kepada situasi lain yang relatif
sama, paling tidak pada konteks yang sama.
 Untuk melakukan peralihan tersebut, peneliti berusaha mencari dan
mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama.
 Keteralihan hasil penelitian biasanya berkenaan dengan pertanyaan
: sejauh manakah hasil penelitian dapat dipublikasikan atau
digunakan dalam situasi lain.
 Dengan demikian peneliti diharapkan dapat menyediakan data
deskriptif secukupnya.
 Data itu antara lain berupa catatan-catatan lapangan, adat istiadat,
dan hasil wawancara dengan beberapa stakeholders/informan
dengan berpedoman pada instrumen penelitian, wawancara dan
observasi.
Ketergantungan (Idependability)
 Ketergantungan (dependability). Ketergantungan identik
dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif.
 Alat utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri,
oleh karena itu untuk menjamin ketergantungan dan
kepastian hasil penelitian dilakukan dengan cara membuat
replikasi studi. Dalam penelitian kualitatif, hal ini agak sulit
karena situasi tidak dapat direplikasi secara sempurna
karena pasti akan terjadi perubahan terutama dalam ilmu-
ilmu sosial.
 Oleh karena itu dependabilitas dapat dipertahankan melalui
ketelitian dan rincian obyek penelitian, waktu yang cukup
dan juga dapat dilakukan (audit trail). Cara melacak
kebenaran yang dimaksud adalah mempertanyakan kembali
masalah yang dipertanyakan kepada orang lain yang
dianggap ahli, dan dengan mengulangi beberapa pertanyaan
penting pada kesempatan yang berbeda.
Kepastian (confirmability)
 Kepastian (confirmability). Kriteria kepastian berasal
dari konsep objektivitas dalam penelitian kuantitatif.
Data dan hasil penelitian ini harus dapat atau
sedapat mungklin tidak mengubah atau relatif tetap.
 Dalam penelitian kualitatif agak sulit untuk
memenuhi syarat kepastian secara penuh.
 Tetapi jika penelitian ini diulang-ulang dengan
cermat, ika hasilnya terus sama atau menghasilkan
tipologi yang sama maka penelitian tersebut
dianggap jenuh (saturated) sehingga dapat
menjamin keabsahan dan objektivitas penelitian ini.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil
penelitian ini telah memenuhi kriteria.
Analisis Data:
Membandingkan Data dengan Teori Hipotesis Kerja

 Membangun teori
 Didasarkan pada teori dan hipotesis
 Mengembangkan hipotesis tentang hubungan
berbagai variabel
 Dukung hipotesis dengan data
 Kembangkan pertanyaan penelitian yang belum
terjawab
 Menolak Teori
 Penemuan dapat berbeda dengan pemahaman
umum
 Data harus dapat digunakan untuk
mempresentasikan kasus yang bertentangan
dengan pemahaman teoritis yang ada

44
 Arah Studi Lanjutan
 Penelitian kualitatif harus memunculkan lebih
banyak pertanyaan daripada jawaban
 Hubungan yang tidak diharapkan harus
dilaporkan untuk ditindaklanjuti
 Penelitian dapat saja tidak menjawab sejumlah
pertanyaan sehingga dibutuhkan studi
lanjutan

45

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelembagaan 05
    Kelembagaan 05
    Dokumen19 halaman
    Kelembagaan 05
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Kelembagaan 04
    Kelembagaan 04
    Dokumen32 halaman
    Kelembagaan 04
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Kelembagaan 06
    Kelembagaan 06
    Dokumen25 halaman
    Kelembagaan 06
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Kelembagaan 03
    Kelembagaan 03
    Dokumen36 halaman
    Kelembagaan 03
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Kelembagaan 02
    Kelembagaan 02
    Dokumen21 halaman
    Kelembagaan 02
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • PPT-01 Umkm
    PPT-01 Umkm
    Dokumen23 halaman
    PPT-01 Umkm
    SiswHsoyo
    100% (1)
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Bab 2
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen18 halaman
    Bab 4
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen8 halaman
    Bab 1
    SiswHsoyo
    Belum ada peringkat