Anda di halaman 1dari 14

RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Yusniarita S.kep ,M.Kes
NAMA KELOMPOK :

1 SEPTA NUR CAHYANI (P00340219035)

SERA DESPA INDAH (P00340219036)


2

SETRI VIONA ALHIDA (P00340219037)


3

4 SINTIA (P00340219038)

5 SRI ANISA NUR SAFITRI (P00340219040)


Pengertian Resusitasi
• Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian
oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-
alat vital lainnya. Resusitasi digunakan untuk manajemen asfiksia pada bayi baru lahir

• Adapun pengertian resusitasi menurut para ahli:


a. Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan pernafasan buatan.(Kamus
Kedokteran, Edisi 2000).
b. Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian
oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital
lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).
c. Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali kesadaran seseorang
yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi pada otak
(Tjokronegoro, 1998).
d. menurut Rilantono, dkk (1999) resusitasi mengandung arti harfiah “menghidupkan kembali”, yaitu
dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti jantung berlanjut
menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup
dasar (BHD) dan bantuan hidup lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi.
Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir

• Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan


resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan
kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun
hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami
kerusakan otak yang berat atau meninggal
1. Persiapan Keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh
penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
2. Persiapan Tempat Resusitasi
Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan ruangan
1. yang hangat dan terang
3. Persiapan Alat Resusitasi
Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi
dalam keadaan siap pakai, yaitu:
• 2 helai kain/handuk.
• Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil,
digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
• Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet.
• Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.
• Kotak alat resusitasi.
• Jam atau pencatat waktu
• Sarung tangan
4. Persiapan Penolong
Mengenakan alat pelindung diri pada persalinan.
Mencuci kedua tangan dengan air mengalir dan sabun.
Mengenakan kedua sarung tangan menjelang kelahiran.
Tanda-tanda dan Kondisi yang memerlukan Resusitasi

Tanda-tanda resusitasi perlu dilakukan:


1. Pernafasan
2. Denyut jantung frekuensi
3. Warna kulit
Kondisi Yang Memerlukan Resusitasi
a) Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah /
mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke posterior.
b) Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang
diberikan kepada ibu misalnya obat anestetik, analgetik
lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan
sebagainya.
c) Kerusakan neurologis.
d) Bayi kurang bulan.
e) Kelainan / kerusakan saluran napas Syok hipovolemik
misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan 
Resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit
pertama kehidupan..
Langkah-langkah Resusitasi BBL
• Resusitasi BBL Langkah Awal • 3. hisap lendir
a. Jaga bayi tetap hangat Gunakan alat penghidap DeLee dengan cara sebagai
berikut.
1. Letakkan bayi di atas kainn ke-1 yang ada di atas
perut ibu atau sekitar 45 cm dari perineum. Isap lendir mulai dari mulut dahulu, kemudian hidung.
Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar,
2. Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada
tidak pada waktu dimasukkan.
dan perut tetap terbuka, potong tali pusat.
Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam yaitu jangan
3. Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke-1 lebih dari 5 cm ke dalam mulut karena dapat
ke atas kain ke-2 yang telah digelar di tempat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat
resusitasi. atau bayi tiba-tiba berhenti bernapas. Untuk hidung
4. Jaga bayi tetap diselimuti wajah dan dada jangan melewati cuping hidung.
terbuka di bawah pemancar panas. Jika dengan balon karet penghisap lakukan dengan
b. Atur posisi bayi cara sebagai berikut:
Tekan bola di luar mulut dan hidung.
• Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada di atas
ibu atau sekitar 45 cm dari perineum. Masukkan ujung pengisap di mulut dan lepaskan
tekanan pada bola (lendir akan terisap).
• Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu
Untuk hidung, masukkan di lubang hidup sampai
kepala sedikit ekstensi dengan mengganjal bahu.
cuping hidung dan lepaskan.
Lanjutan

d. Keringkan dan rangsang bayi


Keringkan bayi dengan kain ke-1 mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit
tekanan. Tekanan ini dapat merangsang BBL mulai menangis.
Rangsangan taktil berikut dapat juga dilakukan untuk merangsang BBL mulai bernapas: Menepuk/
menyentil telapak kaki; atau Menggosok punggung/ perut/ dada/ tungkai bayi dengan telapak tangan.
Ganti kain ke-1 yang telah basah dengan kain ke-2 yang kering dibawahnya.
Seimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau
pernapasan bayi.
e. Atur kembali posisi kepala bayi
Atur kembali posisi bayi menjadi posisi menghidup.
f. Langkah penilaian bayi
• Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau megap-megap.
• Bila bayi bernapas normal: lakukan asuhan pasca resusitasi.
• Bila bayi megap-megap atau tidak bernapas: mulai lakukan ventilasi bayi.
2. Resusitasi BBL Ventilasi
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume
udara ke dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa
bernapas spontan dan teratur.
a. Pasang sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
b. Ventilasi 2 kali.
C. Lakukan tiupan atau remasan dengan tekanan 30 cm air

Tiupan awal tabung-sungkup atau remasan awal balon-sungkup sangat penting


untuk menguji apakah jalan napas bayi terbuka dan membuka alveoli paru agar bayi
bisa mulai bernapas.
d. Lihat apakah dada bayi mengembang
Saat melakukan tiupan atau remasan perhatikan apakah dada bayi mengembang. 
e. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
Resusitasi BBL bila Ketuban Bercampur Mekonium

• Mekonium merupakan tinja pertama dari BBL. Mekonium


kental pekat dan berwarna hijau tua atau kehitaman.
Biasanya BBL mengeluarkan mekonium pertama kali pada 12-
24 jam pertama. Kira-kira pada 15% kasus, mekonium
dikeluarkan bersamaan dengan cairan ketuban beberapa saat
sebelum persalinan. Hal ini menyebabkan warna kehijauan
pada cairan ketuban. Mekonium jarang dikeluarkan sebelum
34 minggu kehamilan. Bila mekonium terlihat sebelum
persalinan bayi dengan presentasi kepala, lakukan
pemantauan ketat karena hal ini merupakan tanda bahaya.

Keterangan: Pemotongan tali pusat dapat merangsang


pernapasan bayi, apabila masih ada air ketuban dan
mekonium di jalan napas, bayi bisa tersedak (aspirasi).
Asuhan pasca resutasi
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan 2. Bayi Perlu Rujukan
kaadaan bayi setelah menerima tindakan resusitasi.
Asuhan pascaresusitasi dilakukan pada keadaan: • Bila bayi pascaresusitasi kondisinya
memburuk, segera rujuk kepasilitas rujukan.
1. Resusitasi Berhasil
• Resusitasi berhasil bila pernafasan bayi teratur, • Jelaskan pada ibu bahwa bayi nya perlu dirujuk,
warna kulitnya kembali normal yang kemudian bayi dirujuk bersama ibunya.
diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak • Mintak keluarga untuk menyiapkan sarana
aktif lanjutkan dengan asuhan berikutnya.
• Jelaskan pada ibu tentang hasil resusitasi yang telah trasportasi secepatnya.
dilakukan. • Bawa peralatan resusitasi selama perjalanan
• Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayi nya.
ketempat rujukan.
• Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi.
• Jelaskan pada ibu untuk mengenali tanda-tanda • Periksa keadaan bayi selama perjalanan.
bahaya bayi baru lahir dan minta pertolongan segera • Lindungi bayi dari sinar matahari.
bila terlihat tanda-tanda tersebut pada bayi.
• Lakukan asuhan BBL normal. • Jelaskan pada ibu bahwa sebaiknya memberi ASI
segera kepada bayi nya kecuali pada keadaan
gangguan nafas.
lanjutan
c. Resusitasi Tidak Berhasil
• Bila bayi gagal bernafas setelah 20
menit tindakan resusitasi dilakukan
maka hentikan upaya tersebut.
Biasanya bayi akan mengalami
gangguan yang berat pada susunan
syaraf pusat dan kemudian meninggal.
• Ibu dan keluarga memerlukan
dukungan moral secara hati-hati dan
bijaksana , ajak ibu dan keluarga untuk
memahami masalah dan musibah yang
terjadi serta berikan dukungan moral
sesuai adat dan budaya setempat.
Kesimpulan

Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat-alat vital lainnya. Resusitasi digunakan untuk manajemen asfiksia pada bayi
baru lahir. Persiapan resusitasi BBL meliputi, persiapan keluarga, persiapan tempat resusitasi,
persiapan alat resusitasi, persiapan penolong. Langkah resusitasi BBL meliputi, resusitasi BBL
langkah awal, resusitasi BBL ventilasi, resusitasi BBL bila ketuban bercampur mekonium.
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan kaadaan bayi setelah menerima tindakan
resusitasi. Asuhan pasca resusitasi dilakukan pada keadaan, resusitasi berhasil, bayi perlu
rujukan dan resusitasi tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai