dan balita
Kelompok 7
OUR TEAM
1. Septa nur cahyani
2. Sera despa indah
3. Setri viona alhida
4. Sintia
5. Sri anisa nur savitri
6. Yolanda maya sari
Dosen pembimbing
Yenni puspita,SKM.MPH
A. Prematuritas dan BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama
kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada
berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3, yaitu :
• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai
dengan 2500 gram.
• Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1000
gram sampai kurang dari 1500 gram.
• Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:
1. Prematuritas Murni
• Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat
badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan-
sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
• Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
Etiologi BBLR
FAKTOR IBU FAKTOR JANIN
• Kehamilan ganda.
• Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar
eklampsia) tidak sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1.000
Pre-eklampsia/Eklampsia dapat mengakibatkan gram, karena pembagian darah pada placenta untuk
keterlambatan pertumbuhan janin dalam kedua janin tidak sama
kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. • Hidramnion.
• Riwayat kelahiran premature sebelumnya, Hidramnion yang kadang-kadang disebut
perdarahan antepartum dan malnutrisi, anemia sel polihidramnion merupakan keadaan cairan amnion
sabit. yang berlebihan.
• Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, • Ketuban pecah dini.
inkompeten serviks). Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila
• Tumor (misal : mioma uteri, eistoma). terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
• Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh • Cacat bawaan, kelainan kromosom.
• Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam
rokok dan alkohol) pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak
• Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 kehidupan hasil konsepsi sel telur.
tahun atau lebih dari 35 tahun.
FAKTOR PLASENTA Keadaan sosial ekonomi yang rendah
Faktor Ibu
a. Hipoksia ibu Terjadi karena Faktor plasenta
hipoventilasi akibat Pertukaran gas antara ibu
pemberian obat analgetika dan janin dipengaruhi oleh
atau anestesia dalam. Hal ini luas dan kondisi plasenta.
akan menimbulkan hipoksia
Asfiksia janin akan terjadi
janin.
b. Gangguan aliran darah uterus bila terdapat gangguan
Mengurangnya aliran darah mendadak pada plasenta,
pada uterus akan misalnya solusio plasenta,
menyebabkan berkurangnya perdarahan plasenta dan
pengaliran oksigen ke lain-lain.
plasenta dan kejanin.
Lanjutan
Faktor fetus
Faktor Neonatus
Kompresi umbilikus akan
Depresi pusat pernapasan pada
mengakibatkan terganggunya
bayi baun lahir dapat terjadi
aliran darah dalam pcmbuluh
karena pemakaian obat
darah umbilikus dan menghambat
anestesia/analgetika yang
pertukaran gas antara ibu dan
berlebihan pada ibu secara
janin. Gangguan aliran darah ini
langsung dapat menimbulkan
dapat ditemukan pada keadaan :
depresi pusat pernafasan janin.
tali pusat menumbung, tali pusat
Trauma yang terjadi pada
melilit leher kompresi tali pusat
persalinan, misalnya perdarah
antar janin dan jalan lahir dan lain-
intrakranial
lain.
Kejang
Kejang pada BBL secara klinis adalah perubahan proksimal dari fungsi
neurologik (misalnya perilaku, sensorik, motorik, dan fungsi autonom
sistem syaraf yang terjadi pada bayi berumur sampai dengan 28 hari.
(Kosim, Soleh:2008). Kejang dapat timbul sebagai gerakan involunter
klonik atau tonik pada satu atau lebih anggota gerak.
(Lissauer,Tom:2006).
Etiologi kejang pada BBL
1. Tremor/gemetar
2. Hiperaktif
3. Kejang-kejang
4. Tiba-tiba menangis melengking
5. Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan hilangnya kesadaran
6. Pergerakan tidak terkendali
7. Nistagmus atau mata mengedip ngedip paroksismal
Ikterus
Ikterus adalah warna kuning yang dapat terlihat pada seklera, selaput
lendir, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin. Ikterus adalah
pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa yang terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.
Klasifikasi ikterus
Patofisiologi
Pigmen kuning ditemukan dalam empedu yang terbentuk dari pemecahan hemoglobin oleh
kerja heme oksigenase, biliverdin reduktase, dan agen pereduuksi nonenzimatik dalam system
retikuloendotelial. Setelah pemecahan hemoglobin, bilirubin tak terkonjugasi diambil oleh
protein intraselular “Y protein” dalam hati. Pengambilan tergantung pada aliran darah hepatic
dan adanya ikatan protein. Bilirubin yang tak terkonjugasi dalam hati diubah atau terkonjugasi
oleh enzim asam uridin difosfoglukuronat uridin diphosphoglucuronic acid (UPGA) glukuronil
transferase menjadi bilirubin mono dan diglucuronida yang polar, larut dalam air (bereaksi direk).
TERIMAKASIH