PERENCANAAN
PERUMAHAN / HOUSING
KELOMPOK 4
CHELSYA STEFEN
Justin Tjindra
3
180406102
maapallo on Urip mili
4
Putri Wulandari
olemassa
180406111
Today's Agenda
Let's begin!
Teori dan Prinsip Perencanaan Perumahan
Definisi Perumahan
Kaufman, 2003
Mengapa penting untuk 1 Semakin banyaknya populasi dikarenakan
urbanisasi yang semakin marak dan berkembang.
merencanakan perumahan
Agar kesehatan, kenyamanan dan keamanan dari
2
masyarakat terjamin
Klasifikasi Rumah Masa
Pre- Urban
1 Ephemeral Dwellings
3 Periodic Dwellings
1 Pada masa pra-kota, gua dimanfaatkan sebagai
tempat tinggal.
4 Seasonal Dwellings
Gua menjadi pilihan yang tepat pada masa itu
2 5 Semi Permanent Dwellings
dikarenakan hanya membutuhkan sedikit
konstruksi atau bahkan tidak membutuhkan
konstruksi sama sekali 6 Permanent Dwellings
Ephemeral Dwellings Episodic Dwellings Periodic Dwellings
Dapat ditemukan oleh suku Saan dari Umumnya ditempati dalam waktu Contoh: Yurt digunakan oleh orang
Afrika dan suku Aborigine dari beberapa minggu. Monggol dan komunitas di Kyrgyzstan
Australia. dan The Bedouins di Afrika Utara dan
Umumnya digunakan dalam hitungan contoh: Inuit Asia Barat.
igloo
hari.
Memiliki dampak lingkungan yang
lebih besar ketimbang dwellings
biasanya
nomaden.
sebelumnya dikarenakan lebih
bergantung kepada bertani ketimbang
beternak.
Seasonal Dwellings Semipermanent Dwellings
Digunakan masyarakat yang bersifat seminomad untuk beberapa Masyarakat mempraktikkan Saat suatu lahan mulai tidak
bulan atau satu musim. pertanian subsisten dengan subur, mereka pindah ke lahan
menanam tanaman pokok. yang lebih subur
Dapat ditemukan di Hogans (suku Navajo di Amerika Utara,
Barabaig di Tanzania, dan Masai di Kenya dan Tanzania) Biasanya ditempati sampai Ditemukan di Oval House dan
bertahun-tahun tergantung Pueblo (suku Hopi, Zuni, dan
Adanya konsep
dengan hasil tanaman mereka Acoma Indians di barat daya
cummunal
property.
Amerika Serikat)
Permanent Dwellings
Studi Kasus
Kota Singapura
Singapura
negara kota kecil dan padat penduduk-penduduk di
persimpangan Asia Tenggara, menang berbagai penghargaan
uuntuk perumahan publiknya, yang merupakan salah satu yang
terbaik di dunia.
Timeline
Tahun 1959
2 Populasi meningkat pesat dan kekurangan perumahan sanitasi
Tahun 1959
2 Populasi meningkat pesat dan kekurangan perumahan sanitasi
HDB mulai merencanakan dan Perkembangan kota-kota baru Bishan, Woodlands, dan Jurong West
mengerjakan kota satelit baru, dimulai meningkat pesat di seluruh Singapura. diperluas menjadi Kota Baru. Bukit
pertama dengan Toa Payoh. Kota-kota Kotakota baru dikembangkan di Ang Panjang, Choa Chu Kang, Geylang,
satelit ini dibayangkan sebagai kota Mo Kio, Bedok, Bukit Batok, Pasir Ris Park, Serangoon sedang
yang mandiri, masyarakat dengan Clementi, Hougang, Jurong East and proses dibangun
perumahan, kantor, sekolah, pusat West, Tampines, Kallang , Buona Vista,
jajanan dan fasilitas transportasi dan Holland Village
mereka sendiri
Tahun 1990an Tahun 2010an
Model rumah baru abad ke-21 dilaksanakan pertama kali di Kota Baru Tengah diumumkan pada tahun 2016 dengan klaster
Punggol. Model baru ini mengadopsi konsep perencanaan berbeda rumah susun pertama diharapkan selesai pada tahun 2023.
dari kawasan hunian yang lebih kecil dan lebih intim. Untuk
membuat perkebunan lebih dapat dilalui dengan berjalan kaki dan
membantu mendorong interaksi komunitas, perkebunan dikurangi
menjadi 2.000 hingga 3.000 unit tempat tinggal yang berbagi
fasilitas dan fasilitas umum.
Studi Kasus
Kota Tokyo, Jepang
Overview
1 1910 – 1945 Periode Taisho Menuju Masa Pra-Perang Dunia dan Masa Perang Dunia
Pendahuluan
Pada tahun 1910, Perang Dunia I mendorong industrialisasi Perang menyebabkan jutaan rumah terbakar
yang menyebabkan urbanisasi
para pekerja ke kota. Tujuh
Pemerintah akhirnya Strategi Dasar
mengembangkan tempat tinggal darurat
1 dengan tipe standar (6,25 subo / 20,63 m2). Pada tahun 1947-
Pada tahun 1930, Jepang kembali memasuki masa perang yang
1949 kehidupan masyarakat mulai meningkat, pernikahan
menyebabkan perumahan berada di bawah standar kelayakan
banyak terjadi yang berakibat tingginya angka kelahiran di
(Tokyo Metropolitan Government, 1987).
Jepang (sering disebut "generasi baby boom").
Jepang telah berhasil menyediakan perumahan untuk masyarakat Washitsu, Genkan, fusuma, shoji dan tatami adalah
berpenghasilan rendah hingga tinggi di wilayah perkotaan, seiring sejarah bagian-bagian dari bentuk arsitektur tradisional Jepang
perkembangan hunian di Jepang. Hampir semua orang di Jepang dapat yang masih diterapkan dalam rancangan hunian modern
mengakses ke rumah mereka, baik perumahan umum dan perumahan untuk hampir semua lapisan masyarakat di Jepang saat
swasta tergantung pada tingkat kesejahteraan mereka. Keberhasilan ini baik masyarakat menengah ke bawah maupun
penyediaan perumahan di Jepang didukung oleh program yang jelas, masyarakat menengah ke atas, yang diterapkan pada
peraturan yang ketat untuk pembangunan perumahan, dan dukungan hunian horisontal maupun hunian vertikal. Dengan
finansial dari pemerintah nasional. Pembangunan perumahan di Jepang kondisi demikian masyarakat Jepang lebih mudah
juga menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi penduduk di Jepang, melalui masa transisi berhuni dari hunian horisontal ke
keterbatasan lahan kota di Jepang, dan konsep berkelanjutan dalam hunian vertikal
penggunaan bahan bangunan pada pembangunan perumahan.
p e r e n c a n a a n k o t a.
Studi Kasus
Kota Medan
Medan
Kota Medan adalah kota multietnis dengan populasi sebanyak
2.2 juta jiwa, menjadikannya sebagai kota terpadat ketiga di
Indonesia, dan yang terpadat diluar pulau Jawa.
Perumahan pada Masa
Kolonial
di Kampung Kota
Permukiman Perumahan
Pola permukiman Kota Medan didasarkan pada Teori Berdasarkan RDTR Kota Medan, area perumahan harus
Konsentris yang berbentuk memanjang mengikuti aliran memiliki sarana dan prasarana yang mendukungnya.
sungai. Dimulai dari pusat lingkaran maka lapisanlapiran Prasarana perumahan meliputi jaringan jalan, jaringan air
tersebut adalah: bersih, jaringan listrik, jaringan persampahan, jaringan
• Lingkaran Pusat drainase, jaringan gas, jaringan telekomunikasi.
• Lingkaran Transisi Sarana/ fasilitas perumahan meliputi fasilitas peribadatan,
• Lingkaran Perumahan kaum buruh fasilitas perdagangan, fasilitas pendidikan, fasilitas
• Lingkaran Perumahan menengah keatas kesehatan, fasilitas olahraga, dan RTH.
Sebagian besar lahan hunian di kota lebih mengutamakan unsur bisnis
Tempat di mana penduduk mengambil alih untuk Karakteristik Gated housing di Medan dapat diklasifikasi
mengendalikan lingkungan sosial mereka dan menciptakan menjadi 3 kelompok.
lingkungan yang terdiri dari penduduk dalam kelompok usia
yang sama, jenis pekerjaan, agama dan kelompok etnis gated housing berskala besar
tertentu. gated housing berskala menengah
gated housing berskala kecil
Gated Community disebabkan oleh berkembangnya gaya
hidup individualis, yang didesak oleh kebutuhan manusia
akan privasi setelah melakukan berbagai aktivitas pekerjaan
yang padat.
Preferensi Bermukim Kepuasan Penghuni
Atribut Perumahan/ Permukiman (housing attributes) Kriteria kepuasan hunian yang meliputi aspek fisik adalah
Lokasi perumahan , ketersediaan fasilitas sosial, pelayanan lokasi hunian, fasilitas desekitarnya, dan layout dari hunian.
infrastruktur kota, pola fisik lingkungan, orientasi
bangunan, kondisi fisik rumah, status kepemilikan rumah Kriteria kepuasan hunian yang meliputi aspek non-fisik
adalah interaksi sosial, keamanan hunian, dan status
Atribut Rumah Tangga (household attributes) kepemilikan.
Aspek sosial, Aspek ekonomi dan Aspek budaya terdiri
atas kesukuan dan kekerabatan
Gated Community di
Medan
<3