Anda di halaman 1dari 48

p e r e n c a n a a n k o t a.

PERENCANAAN
PERUMAHAN / HOUSING
KELOMPOK 4
CHELSYA STEFEN

Anggota Je vais me lifðu með


Kelompok tuer valdi

Chelsya Yvanka Wijaya


1
180406100

Stefen Putra Yap


2 JUSTIN
180406101 PUTRI

Justin Tjindra
3
180406102
maapallo on Urip mili
4
Putri Wulandari
olemassa
180406111
Today's Agenda

Teori dan Prinsip Perencanaan Perencanaan Perumahan / Housing


1 Perumahan (Housing)
3 di Kota Tokyo

Perencanaan Perumahan / Housing Perencanaan Perumahan / Housing


2 di Kota Singapura 4 di Kota Medan
p e r e n c a n a a n k o t a.

Let's begin!
Teori dan Prinsip Perencanaan Perumahan
Definisi Perumahan

Menurut Budiharjo (1998:148), perumahan adalah suatu bangunan


dimana manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya, juga
tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada seorang individu
diperkenalkan norma dan adat kebiasaan yang berlaku dalam suatu
masyarakat.

Menurut UU Nomor 4 Tahun 1992 Pasal 1, perumahan adalah


kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan.
pentingnya perumahan

Tanpa ada tempat yang layak untuk ditinggali,


manusia tidak dapat menjadi produktif dalam
kehidupan sosialnya, anak-anak tidak dapat
belajar dan suatu keluarga tidak dapat
berkembang.

Kaufman, 2003
Mengapa penting untuk 1 Semakin banyaknya populasi dikarenakan
urbanisasi yang semakin marak dan berkembang.
merencanakan perumahan
Agar kesehatan, kenyamanan dan keamanan dari
2
masyarakat terjamin
Klasifikasi Rumah Masa
Pre- Urban
1 Ephemeral Dwellings

Pre-urban Housing 2 Episodic Dwellings

3 Periodic Dwellings
1 Pada masa pra-kota, gua dimanfaatkan sebagai
tempat tinggal.
4 Seasonal Dwellings
Gua menjadi pilihan yang tepat pada masa itu
2 5 Semi Permanent Dwellings
dikarenakan hanya membutuhkan sedikit
konstruksi atau bahkan tidak membutuhkan
konstruksi sama sekali 6 Permanent Dwellings
Ephemeral Dwellings Episodic Dwellings Periodic Dwellings

Dapat ditemukan oleh suku Saan dari Umumnya ditempati dalam waktu Contoh: Yurt digunakan oleh orang
Afrika dan suku Aborigine dari beberapa minggu. Monggol dan komunitas di Kyrgyzstan
Australia. dan The Bedouins di Afrika Utara dan
Umumnya digunakan dalam hitungan contoh: Inuit Asia Barat.
igloo
hari.
Memiliki dampak lingkungan yang
lebih besar ketimbang dwellings
biasanya
nomaden.
sebelumnya dikarenakan lebih
bergantung kepada bertani ketimbang
beternak.
Seasonal Dwellings Semipermanent Dwellings

Digunakan masyarakat yang bersifat seminomad untuk beberapa Masyarakat mempraktikkan Saat suatu lahan mulai tidak
bulan atau satu musim. pertanian subsisten dengan subur, mereka pindah ke lahan
menanam tanaman pokok. yang lebih subur
Dapat ditemukan di Hogans (suku Navajo di Amerika Utara,
Barabaig di Tanzania, dan Masai di Kenya dan Tanzania) Biasanya ditempati sampai Ditemukan di Oval House dan
bertahun-tahun tergantung Pueblo (suku Hopi, Zuni, dan
Adanya konsep
dengan hasil tanaman mereka Acoma Indians di barat daya
cummunal
property.
Amerika Serikat)
Permanent Dwellings

Di sini, masyarakat mulai mengenal kegiatan lain


selain dari produksi pangan.

Tempat tinggal mulai menetap

Contoh : Pondok di Suffolk, Cornwall dan Kent


Pengaruh urbanisasi hingga mengusung konsep
perencanaan perumahan

1 Penyebab utama terjadinya urbanisasi adalah


revolusi industri. Edwin Chadwick di Inggris mengusulkan bahwa
6
Mulainya dibangun pabrik dan lowongan hal ini dapat diselesaikan dengan pembersihan
2
pekerjaan meningkat. jalan, drainage, ventilasi udara, penyediaan air.

3 Masyarakat pinggir kota (rural) mencari lowongan


pekerjaan sehingga berpindah ke kota. Populasi 7 Shattuck et al di Amerika Serikat
meningkat
merekomendasikan untuk melindungi muridmurid
sekolah dengan memaksimalkan
4 Kurangnya transportasi memadai, para pekerja
ventilasi dan sanitasi di gedung sekolah,
tinggal di sekitar pabrik untuk menghemat waktu
menekankan perencanaan kota dan mengatur
perjalanan.
rumah petak yang tidak teratur dan tempat tinggal
5 Kebutuhan air minum tidak cukup & drainase tidak bawah tanah.
teratur dan tidak cukup Terjadi wabah
kolera
Persyaratan Dasar 1 Lokasi tidak terganggu kegiatan lain seperti
pabrik, yang umumnya berdampak pada
Perumahan pencemaran udara atau pencemaran lingkungan.

2 Mempunyai akses ke pusat pelayanan.


penyediaan air
bersuh dan
pembuangan ait=r 3 Mempunyai fasilitas drainase
kotor

4 Mempunyai fasilitas pembuangan sampah.

5 Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon.


p e r e n c a n a a n k o t a.

Studi Kasus
Kota Singapura
Singapura
negara kota kecil dan padat penduduk-penduduk di
persimpangan Asia Tenggara, menang berbagai penghargaan
uuntuk perumahan publiknya, yang merupakan salah satu yang
terbaik di dunia.
Timeline

Tahun 1947 - 1959


1 SIT membangun 20.907 unit public housing flat

Tahun 1959
2 Populasi meningkat pesat dan kekurangan perumahan sanitasi

Tahun 1960 ( Februari )


3 Pemerintahan baru terpilih dan membentuk otoritas perumahan baru, HDB

Tahun 1960 ( pertengahan ) - 2010 an


4 HDB mulai merencanakan kota satelit baru
Timeline

Tahun 1947 - 1959


1 SIT membangun 20.907 unit public housing flat

Tahun 1959
2 Populasi meningkat pesat dan kekurangan perumahan sanitasi

Tahun 1960 ( Februari )


3 Pemerintahan baru terpilih dan membentuk otoritas perumahan baru, HDB

Tahun 1960 ( pertengahan ) - 2010 an


4 HDB mulai merencanakan kota satelit baru
Housing and Development Board Ac

Singapore Improvement Trust


1 Pada Februari 1960, pemerintah baru terpilih dan
membentuk otoritas perumahan baru, yaitu HDB
1 Didirikan pada tahun 1927. Membangun sekitar
20.907 unit rumah susun dalam kurun waktu 12
tahun (1947 - 1959). o HDB adalah dewan hukum yang dibentuk
2
dibawah Undang-undang Dewan Perumahan dan
Namun tidak cukup untuk menampung 1,6 juta Pembangunan menggantikan SIT. Ditugaskan
2
penduduk Singapura pada waktu itu dan sekitar untuk membangunsejumlah besar perumahan
750.000 masih tanpa rumah yang layak. murah (flat / apartemen) dengan sanitasi dan
fasilitas modern
H D B ' S N e w T o w n.

Tahun 1960an Tahun 1970an Tahun 1980an

HDB mulai merencanakan dan Perkembangan kota-kota baru Bishan, Woodlands, dan Jurong West
mengerjakan kota satelit baru, dimulai meningkat pesat di seluruh Singapura. diperluas menjadi Kota Baru. Bukit
pertama dengan Toa Payoh. Kota-kota Kotakota baru dikembangkan di Ang Panjang, Choa Chu Kang, Geylang,
satelit ini dibayangkan sebagai kota Mo Kio, Bedok, Bukit Batok, Pasir Ris Park, Serangoon sedang
yang mandiri, masyarakat dengan Clementi, Hougang, Jurong East and proses dibangun
perumahan, kantor, sekolah, pusat West, Tampines, Kallang , Buona Vista,
jajanan dan fasilitas transportasi dan Holland Village
mereka sendiri
Tahun 1990an Tahun 2010an

Model rumah baru abad ke-21 dilaksanakan pertama kali di Kota Baru Tengah diumumkan pada tahun 2016 dengan klaster
Punggol. Model baru ini mengadopsi konsep perencanaan berbeda rumah susun pertama diharapkan selesai pada tahun 2023.
dari kawasan hunian yang lebih kecil dan lebih intim. Untuk
membuat perkebunan lebih dapat dilalui dengan berjalan kaki dan
membantu mendorong interaksi komunitas, perkebunan dikurangi
menjadi 2.000 hingga 3.000 unit tempat tinggal yang berbagi
fasilitas dan fasilitas umum.

Pada tahun 2000an hanya


dilaksanakan konstruksi
perkebunan
SIT'S Flat

Trengganu Street Kim Keat


Albert Street
HDB'S Flat

Ten Storey HDB Flats


Tangin Halt, Queenstown
Construction of Bukit Ho Swee Flats Clementi Classic Flats
Bukit Ho Swee Ang Mo Kio
p e r e n c a n a a n k o t a.

Studi Kasus
Kota Tokyo, Jepang
Overview

1 1910 – 1945 Periode Taisho Menuju Masa Pra-Perang Dunia dan Masa Perang Dunia

2 1945 - 1954 Periode Rehabilitasi Pasca-Perang

3 1955 - 1964 Periode Awal Pertumbuhan Ekonomi Cepat

4 1965 - 1974 Periode Akhir Pertumbuhan Ekonomi Cepat

5 1975 - 1990 Periode Pertumbuhan Ekonomi Stabil

6 1990 – Sekarang, Periode Ekonomi Maju


PETA JEPANG DAN SUASANA LINGKUNGAN
SEKITAR TOKYO 2010
Jepang merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari
tiga pulau besar dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Lingkungan perkotaan di Jepang berada di lingkungan
rawan gempa.

Pendahuluan

Studi tentang perkembangan perumahan publik di


Jepang dan mengapa masyarakat Jepang dapat menerima
rancangan perumahan vertikal yang dibangun oleh
pemerintah Jepang dilakukan dengan pendekatan
deskriptif.
1910 – 1945 Periode Taisho Menuju Masa Pra- 1945 - 1954 Periode Rehabilitasi
Perang Dunia dan Masa Perang Dunia Pasca-Perang

Pada tahun 1910, Perang Dunia I mendorong industrialisasi Perang menyebabkan jutaan rumah terbakar
yang menyebabkan urbanisasi
para pekerja ke kota. Tujuh
Pemerintah akhirnya Strategi Dasar
mengembangkan tempat tinggal darurat
1 dengan tipe standar (6,25 subo / 20,63 m2). Pada tahun 1947-
Pada tahun 1930, Jepang kembali memasuki masa perang yang
1949 kehidupan masyarakat mulai meningkat, pernikahan
menyebabkan perumahan berada di bawah standar kelayakan
banyak terjadi yang berakibat tingginya angka kelahiran di
(Tokyo Metropolitan Government, 1987).
Jepang (sering disebut "generasi baby boom").

Tipe rumah yang banyak berkembang di kota-kota di Jepang


adalah tipe rumah machiya dan nagaya.
1965 - 1974 Periode Akhir Pertumbuhan Ekonomi
Cepat
1955 - 1964 Periode Awal Pertumbuhan Ekonomi
Cepat Pada periode ini, lompatan harga tanah di daerah perkotaan
membuat perumahan dibangun vertikal dengan harga tinggi dan
Revolusi Konsumsi (consumer goods: peralatan rumah tangga kepadatan tinggi. Ini memberikan pengaruh negatif terhadap
listrik) menyebar dengan cepat dan meluas. lingkungan
6 sekitarnya; memicu timbulnya masalah sosial dan
tindakan protes dari masyarakat
The Japan Housing Corporation (JHC) didirikan untuk
membangun kompleks perumahan dengan tujuan memenuhi
kekurangan perumahan akibat urbanisasi yang meningkat yaitu
Apartemen sewa dari kayu.
1975 - 1990 Periode Pertumbuhan
Ekonomi Stabil

Ekonomi Jepang telah berada di jalan yang stabil. Perhatian


masyarakat atas standar hidup mulai beralih dari kuantitas HUNIAN DI JEPANG
menjadi pada kualitas.
1
Peningkatan populasi lanjut usia dan keluarga inti telah
meningkatkan jumlah rumah tangga lanjut usia, yang Hunian vertikal modern di Roka Terrace Gated Community – Tokyo,
menyebabkan kekurangan perumahan bagi mereka. Tama Town House – Kanagawa, manshon di Kawasaki – Tokyo, dan
Chigusadai Danchi – Chiba. Keempat hunian modern ini terpilih untuk
mewakili jenis hunian vertikal modern yang berkembang di Jepang
1990 – Sekarang, Periode Ekonomi Maju saat ini. Masyarakat atas menggemari hunian dengan rancangan tipe
manshon dan gated community. Sedangkan masyarakat menengah ke
bawah (di Jepang hanya sedikit masyarakat golongan bawah) lebih
Ekonomi Jepang telah berada dalam kondisi stabil dan maju. menyenangi town house dan apato atau danchi. Apato, manshon, dan
Perhatian masyarakat fokus pada standar kualitas kehidupan
gated community berada dekat pusat kota seperti di Tokyo. Sedangkan
yang tinggi, khususnya dalam penggunaan material bangunan,
town house dan danchi berada di pinggir kota Tokyo seperti di Chiba
penyelesaian pekerjaan material pada unit hunian dan
bangunan. Masyarakat juga peduli terhadap konsep eco-living dan Kanagawa.
untuk lingkungan yang berkelanjutan.

Saat ini di Jepang banyak mengembangkan proyek mix used


redevelopment, terutama di kota Tokyo dan kota besar
lainnya di Jepang.
Rancangan fasade hunian modern Jepang yang memperhatikan kondisi
iklim dan lingkungan
setempat (Sumber: Kobayashi, 2008).
DANCHI

Sebuah Gedung Apartemen Sewa


di Karatsu, Saga
KESIMPULAN

Jepang telah berhasil menyediakan perumahan untuk masyarakat Washitsu, Genkan, fusuma, shoji dan tatami adalah
berpenghasilan rendah hingga tinggi di wilayah perkotaan, seiring sejarah bagian-bagian dari bentuk arsitektur tradisional Jepang
perkembangan hunian di Jepang. Hampir semua orang di Jepang dapat yang masih diterapkan dalam rancangan hunian modern
mengakses ke rumah mereka, baik perumahan umum dan perumahan untuk hampir semua lapisan masyarakat di Jepang saat
swasta tergantung pada tingkat kesejahteraan mereka. Keberhasilan ini baik masyarakat menengah ke bawah maupun
penyediaan perumahan di Jepang didukung oleh program yang jelas, masyarakat menengah ke atas, yang diterapkan pada
peraturan yang ketat untuk pembangunan perumahan, dan dukungan hunian horisontal maupun hunian vertikal. Dengan
finansial dari pemerintah nasional. Pembangunan perumahan di Jepang kondisi demikian masyarakat Jepang lebih mudah
juga menyesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi penduduk di Jepang, melalui masa transisi berhuni dari hunian horisontal ke
keterbatasan lahan kota di Jepang, dan konsep berkelanjutan dalam hunian vertikal
penggunaan bahan bangunan pada pembangunan perumahan.
p e r e n c a n a a n k o t a.

Studi Kasus
Kota Medan
Medan
Kota Medan adalah kota multietnis dengan populasi sebanyak
2.2 juta jiwa, menjadikannya sebagai kota terpadat ketiga di
Indonesia, dan yang terpadat diluar pulau Jawa.
Perumahan pada Masa
Kolonial

Permasalahan Kebijakan dan Upaya Perbaikan

1 Masalah Ekonomi dan Pertumbuhan Penduduk 1 Perencanaan dan Dana

2 Daerah Kumuh 2 Harga Sewa


Mendirikan blic Housing
Pu

di Kampung Kota

Kampung Sekip adalah proyek pembangunan perumahan


rakyat pertama di Medan. Proyek ini diawali dengan
contoh peruahan di Desa Sekip yaitu 4 rumah permanen
dan 17 rumah semi permanen.

Lalu disusul oleh Djati Hulu, Padang Loemba, dan


Sidodadi.

Pembangunan difokuskan di area yang jauh dari pusat kota


agar dapat menghidupkan kembali daerah pinggiran kota
yang sudah ada
Perumahan dan Permukiman di
Kota Medan

Permukiman Perumahan

Pola permukiman Kota Medan didasarkan pada Teori Berdasarkan RDTR Kota Medan, area perumahan harus
Konsentris yang berbentuk memanjang mengikuti aliran memiliki sarana dan prasarana yang mendukungnya.
sungai. Dimulai dari pusat lingkaran maka lapisanlapiran Prasarana perumahan meliputi jaringan jalan, jaringan air
tersebut adalah: bersih, jaringan listrik, jaringan persampahan, jaringan
• Lingkaran Pusat drainase, jaringan gas, jaringan telekomunikasi.
• Lingkaran Transisi Sarana/ fasilitas perumahan meliputi fasilitas peribadatan,
• Lingkaran Perumahan kaum buruh fasilitas perdagangan, fasilitas pendidikan, fasilitas
• Lingkaran Perumahan menengah keatas kesehatan, fasilitas olahraga, dan RTH.
Sebagian besar lahan hunian di kota lebih mengutamakan unsur bisnis

Analisis dibandingkan unsur kenyaman sebagai hunian perumahan bagi


permukiman, hanya sekedar sebagai tempat tinggal saja, bukan sebagai
tempat melakukan proses kehidupan yang layak sebagai manusia, dimana
Masalah sosialisasi antar manusia diperlukan di suatu kawasan permukiman.
Gated Community

Tempat di mana penduduk mengambil alih untuk Karakteristik Gated housing di Medan dapat diklasifikasi
mengendalikan lingkungan sosial mereka dan menciptakan menjadi 3 kelompok.
lingkungan yang terdiri dari penduduk dalam kelompok usia
yang sama, jenis pekerjaan, agama dan kelompok etnis gated housing berskala besar
tertentu. gated housing berskala menengah
gated housing berskala kecil
Gated Community disebabkan oleh berkembangnya gaya
hidup individualis, yang didesak oleh kebutuhan manusia
akan privasi setelah melakukan berbagai aktivitas pekerjaan
yang padat.
Preferensi Bermukim Kepuasan Penghuni

Atribut Perumahan/ Permukiman (housing attributes) Kriteria kepuasan hunian yang meliputi aspek fisik adalah
Lokasi perumahan , ketersediaan fasilitas sosial, pelayanan lokasi hunian, fasilitas desekitarnya, dan layout dari hunian.
infrastruktur kota, pola fisik lingkungan, orientasi
bangunan, kondisi fisik rumah, status kepemilikan rumah Kriteria kepuasan hunian yang meliputi aspek non-fisik
adalah interaksi sosial, keamanan hunian, dan status
Atribut Rumah Tangga (household attributes) kepemilikan.
Aspek sosial, Aspek ekonomi dan Aspek budaya terdiri
atas kesukuan dan kekerabatan
Gated Community di
Medan

Gated housing difokuskan pada bagian selatan


Kota Medan, karena perkembangan ekonomi,
sosial, dan infrastruktur di daerah ini lebih baik
bila dibandingkan dengan daerah lainnya
p e r e n c a n a a n k o t a.

Thank you! Have a great day


ahead.

<3

Anda mungkin juga menyukai