Anda di halaman 1dari 14

Distribusi Teoritis

Oleh :
CHRISE PUTRINING GALIH, M.Pd
DISTRIBUSI TEORITIS

 Distribusi teoritis adalah distribusi yang frekuensinya


diturunkan secara matematis.

 Macam dari Distribusi Teoritis


Ada 3 macam dari distribusi teoritis yaitu:
a. Distribusi Binomial (percobaan Bernoulli)
b. Distribusi Poisson
c. Distribusi Normal
a. Distribusi Binomial  
Distribusi binomial adalah distribusi probabilitas dari suatu
variabel random yang bersifat diskrit

Syarat eksperimen(percobaan) Binomial:


1. Banyaknya eksperimen merupakan bilangan tetap
2. Setiap eksperimen mempunyai 2 hasil yang dikategorikan
menjadi “sukses” dan gagal.
3. Probabilitas sukses nilainya sama pada setiap eksperimen
(percobaan). Probabilitas gagal dirumuskan dengan q atau
(1p)
4. Eksperimen harus bebas (independent), artinya hasil
eksperimen yang satu tidak mempengaruhi hasil eksperimen
lainnya
b. Distribusi Poisson
Distribusi poisson adalah distribusi probabilitas yang
digunakan untuk menghitung probabilitas terjadinya
kejadian menurut satuan waktu atau ruang.
Contoh
 Banyaknya dering telepon dalam satu jam di suatu
kantor
 Banyaknya kesalahan ketik dalam satu halaman
laporan
 Banyaknya bakteri dalam air yang bersih

Distribusi poisson digunakan untuk menghitung


probabilitas suatu kejadian yang jarang terjadi.
c. Distribusi Normal  
Karakteristik distribusi normal :

1. Distribusi normal memiliki dua parameter, yaitu yang masing


masing menentukan lokasi dan bentuk distribusi.
2. Titik tertinggi kurva normal berada pada rata-rata
3. Distribusi normal adalah distribusi yang simetris

4. Simpangan baku (standar deviasi) , menentukan lebarnya kurva.


Makin kecil bentuk kurva semakin runcing
5. Total luas dibawah kurva normal adalah 1
Rumus ordinat:  

Keterangan:
= ordinat pada mean
N= jumlah frekuensi
= interval kelas
= deviasi standar
z: jarak deviasi x terhadap nilai rata-rata
x: variabel x
: mean(rata-rata)
: deviasi standar
 
1. Menghitung daerah kurva normal
antara z = 0 dan z = +1,25
Menurut tabel daerah kurva normal z = +1,25 adalah 0,3944. Apabila
seluruh daerah kurva normal dinyatakan 100% maka luas daerah
kurva normal antara z = 0 dan z = +1,25 adalah seluas = 39,44%.
2. Menghitung luas daerah kurva normal
antara z = 0 dan z = -1,25
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kurva normal simetris
bentuknya, maka tabel z = 1,25 berlaku untuk nilai z positif
dan negatif, sehingga z = -1,25 tabel z = 0,3944. Luas daerah
kurva normal antara z = 0 dan z = -1,25 seluas 39,44%
3. Menghitung luas daerah kurva normal
sebelah kanan z = +0,35 (z ≥ +0,35)
Menurut tabel daerah kurva normal z = +0,35 adalah 0,1368.
Nilai ini merupakan luas daerah kurva normal di sebalah kiri z
= 0,35 sampai z = 0. Jadi luas daerah kurva normal sebelah
kanan z = 0,50 – 0,1368 = 0,3632 atau 36,32%.
4. Menghitung luas daerah kurva normal
sebelah kiri z = +0,35 (z ≤ +0,35)

• Menurut tabel daerah normal z = 0,35 adalah 0,1368.


Luas daerah kurva normal di sebelah kiri z=0,35 adalah
0,50 + 0,1368 = 0,6368 atau 63,68%.
5. Menghitung luas daerah kurva normal
antara z = 0,73 dan z = 1,64

Tabel daerah kurva normal untuk:


z = 1,64 adalah 0,4495
z = 0,73 adalah 0,2673
Selisihnya adalah 0,1822 atau 18,22% merupakan luas
daerah kurva normal antara z = 0,73 dan z = 1,64
6. Menghitung luas daerah kurva normal antara z = -0,50 dan z
= +0,75 (antara z yang negatif dan z yang positif)

Tabel daerah normal untuk:


z = -0,50 adalah 0,1915
z = +0,75 adalah 0,2734
Dijumlahkan merupakan luas daerah kurva normal antara z
= -0,50 dan z = +0,75 yakni 0,1915 + 0,2734 = 0,4649 atau
46,49%.

Anda mungkin juga menyukai