Khilafiyah/ikhtilaf merupakan istilah yang diambil dari bahasa arab yang berarti berselisih, tidak sepaham.
Sedangkan secara terminologis khilafiyah adalah perselisihan paham atau pendapat di kalangan para ulama fiqih
sebagai hasil ijtihad untuk mendapatkan dan menetapkan suatu ketentuan hukum tertentu.
Meskipun Allah menghendaki agar kita tidak berselisih (iradah syar’iyah) tetapi Allah juga menghendaki (iradah
kauniyah) sesuai dengan hikmah-Nya bahwa perselisihan itu akan selalu ada dan tidak bisa dihilangkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
َّين إِاَّل َمن َّر ِح َم َربُّكَ ۚ َولِ ٰ َذلِكَ َخلَقَهُ ْم ۗ َوتَ َّمتْ َكلِ َمةُ َربِّكَ أَل َ ْمأَل َن َ ُاس أُ َّمةً َوا ِح َدةً ۖ َواَل يَ َزال
َ ِون ُم ْختَلِف َ ََّولَ ْو شَا َء َربُّ َك لَ َج َع َل الن
َ س أَ ْج َم ِع
ين ِ َج َهنَّ َم ِم َن ا ْل ِجنَّ ِة َوالنَّا
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih
pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka.
kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam
dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya”. [Hud/11 : 118-119]
SEBAB- SEBAB KHILAFIYAH
1. Al-Isytirak Fi al-Ma’na; (لمعنىGGىاGGGك فGالشتراGG)ا
Perbedaan Penafsiran Lafadz di Dalam Al-Qur’an karena Adanya Kata-Kata Musytarak
Kita mengenal kata yang disebut musytarok. Yaitu kata yang mengandung lebih dari satu makna.
Contoh, kata quru’ dalam firman Allah swt
ِ ُص َن بِأَ ْنف
س ِهنَّ ثَاَل ثَةَ قُ ُرو ٍء ْ ََّوا ْل ُمطَلَّقَاتُ يَت ََرب
“Wanita-wanita yang dicerai handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’.” (Qs. Al-
Baqarah/2: 228).
Kata quru’ adalah bentuk jama’ dari qor’ un yang memiliki dua makna, yaitu suci dan haid. Lalu
apa makna yang dimaksud di dalam ayat? Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad
berpendapat dengan makna yang pertama (suci). Sehingga wanita yang dicerai wajib menunggu
selama tiga kali suci dari haid. Masa tunggu itu disebut iddah, dan tidak boleh menikah selagi
masih dalam masa iddah. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad dalam satu
riwayat bahwa maknanya adalah haid. Sehingga masa iddah wanita yang dicerai adalah tiga kali
haid.
SEBAB- SEBAB KHILAFIYAH
2. Perbedaan mereka di dalam memahami arti amar ( perintah ) dan nahi (larangan)
baik dari Al Qur’an maupun Sunnah
ِ إِنَّ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ا ْل َم ْيتَةَ َوال َّد َم َولَ ْح َم ا ْل ِخ ْن ِزي ِر َو َما أُ ِه َّل بِ ِه لِ َغ ْي ِر هَّللا
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.(Al baqoroh ayat 173)”
Sebagian ulama seperti golongan hanafiah mengatakan bahwa khinzir yang
dimaksud disini umum, mereka berpegang kepada dhohir lafadz. Karenanya haramlah
babi darat dan laut. Dan sebagian ulama mema’nakannya dengan babi darat saja dan
menghalalkan babi laut, karena mengingat firman Allah:
ُص ْي ُد ا ْلبَ ْح ِر َوطَ َعا ُمه َ أُ ِح َّل لَ ُك ْم
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut.”
(QS. Al Maidah: 96)
SEBAB- SEBAB KHILAFIYAH
3. Ikhtilaf al-Qira-at; ( تGلقراءاGGختالفاG)ا
Ikhtilaf al-Qira-at adalah perbedaan dalam cara membaca nash al-Qur’an. Sebagai contoh pada bacaan ayat
al-Qur’an yang menjelaskan tentang cara berwudu, khususnya dalam membasuh kaki; apakah kaki itu wajib
dibasuh atau cukup diusap saja. Adanya perbedaan hukum mengenai wajib tidaknya membasuh kaki ini
disebabkan adanya perbedaan dalam membaca nash al-Qur’an al maidah:6 berikut ini: