Anda di halaman 1dari 41

KELAINAN

HIDUNG 2
DR. DEVIANA
Polip
• Masa lunak, putih keabuan di dalam cavum nasi
• Alergi, infeksi kronis or radang, sumbatan mekanik,, perubadan
polisakarida pd mukosa hidung,
• Polip multiple (mostly) or soliter
• Polip antrochoanal – polip menggantung – soliter
gejala
• Hidung tersumbat, pilek, hiposmia (penciuman menurun)
• Kalau ngomong sengau (rhinolalia)
• Dorsum nasi melebar (frog face deformity)
Stadium polip
•0
• 1 – polip terbatas di meatus medius
• 2 – polip sdh keluar, memenuhi hidung tp sebagian kecil
• 3 – memenuhi rongga hidung.
DD
• Angiofibroma nasopharynx Juvenilis
• Usia muda 17 tahun, sering mimisan
• Inverted cell papiloma
• Lansia
• Unilateral
• Obstruktif dinding hidung
• Bedakan dg pem. Histopatologi
• Meningocele
Terapi
• Tergantung ferajat
• 1 dan 2  konservatif
• Kalau tdkbsa konservatif, 2, 3 dan 4  bedah
Rinitis
• Inflamasi mukosa hidung
• Infeksi, alergi, iritasi
• Akut or kronik <> 12 mngg
• Hipertrofi, atrofi, vasomoto dan alergi  jenis rinitis kronik
Rhinitis akut (rhinitis simpleks)
• Mirip influensa
• Definisi: radang akut di mukosa cavum nadi kaena infeksi virus yg
sering ikuti infeksi sekunder oleh bakteri
• Etiologi: rhinovirus, myxovirus, virus coxsackie, virus echp
• Caused by rhinovirus mostly
• Patofisiologi: droplet infection, sangat menular, karena daya tahan
tubuh <<
Stadium rhinitis akut
• Prodomal/ischemic • Demam dan nyeri kepala
• Bbrp jam setelah masa inkubasi (1- • Sekunder infeksi
3 hari) • Sekret menjadi kuning kental
• Rasa panas, kering dan gatal di • Sumbatan pada hidung meningkat
dalam hidung dan nasofaring
• Bersin2 • Resolusi/convalence
• Sembuh sesudah 5 – 10 hari
• Hiperemi/catharal
• Hidung tersumbat
• Rinore profus (mulai ada ingus
beining)
Pemeriksaan
• Cavum nasi kemerahan
• Concha inf tampak edem dan hiperemi dan banyak sekret di cavum
nasi
• Kalau sekret mukopurulen  infeksi sekunder dari bakteri
terapi
• Penggunaan dekongestan hidung (obat tetes hidung) tidak boleh 3 hari
berturut – turut  risiko rinitis medikamentosa
Rinitis difteri (rinitis akut spesifik)
• Khas pilek , ingus campur darah
• Pseudomembran putih keabuan dan kalo ditarik muda darah
• Ada lesi
• Demam
• Pembesaran KGB regional
• Swab cavum nasi  kuman penyebab difteri
Rinitis difteri
• Etiologi • Diagnosa
• Corynebactrium Diphteriae • Swab cavum nasi  tampak
• Bisa primer dari hidung or kuman bakteir
sekunder dari tenggorok • Terapi
• Gejala • Isolasi sampai swab negatif
• Pilek, ingus darah • Observasi perluasan ke
• pseudo membran putih keabuana faring/laring
(beslag), mudah berdarah • Serum ADS
• Maseasi ves. Nasi • Antibiotik  ampicilin
• Demam, toksemia, pembesaran
KGB
Rinitis atrofi (ozaena)
• cavum nasi lapang - konka2 mengecil
• Khas: hidung bau, krusta kehijauan, konka atrofi
• Etiologi:
• Infeksi kuman Klebsiella Ozaena
• Defisiensi Fe
• Defisiensi vit. A
• Kelainan hormonal: wanita muda
• Sinusitis kronis
• Penyakit kolagen/Autoimun
Terapi rinitis atrofi (ozaena)
• Antibiotik spektrum luas
• Hilangkan bau busuk/krusta  larutan isotonis hangat untk cuci
hidung
• Preparat esterogen lokal/sistemik  faktor hormonal
• Vitamin A  def Vit A
• Preparat Fe  def Fe
• Operatif: menyempitkan kavum nasi
• Penutub lubang hidung smntra
• Implan pada submukosa sptum nasi / submukosa konka nasi
Rinitis vasomotor
• Def: mukosa hidung yg hiperaktif
• Terjadi akbat gangguan keseimbangan fx vasomotor dg meningkatkan
aktivitas parasimpatis
Faktor predisposisi
• Obat2 yg kerja tekan saraf simpatis  kerja pasasimoatis >>
• Faktor fisik (mostly): asap rokok, udara dingin, kelembaban udara,
bau yg merangsang
• Faktor endokrin: hamil, pubertas, oral pil, hipotiroidisme
• Faktor psikis: cemas, tegang
Gejala klinis
• Khas: hidung tersumbat, • Tdk ada alergi
bergantian tergantung posisi • Rhinoscopy anterior
penderita. • Kavum nasi edema
• Conoth: tidur kanan, tersumbat • Sekret profuse
kanan
• Konka merah gelap, merah tua,
• Rhinorrhoe profuse: hidung atau bisa juga pucat
berair (bening2)
• Bersin (kadang2)
• Tidak ada gatal di mata or hidung
Terapi
• Hindari faktor predisposisi
• Tingkatkan imun tubuh
• Simptomatik (kalau sangat ganggu kualitias hidup ps)
• Dekongestan
• Oral:
• Topikal: kalau ps ada hipertensi (max 3 hari)
• Kortikosteroid topikal
• Tindakan medis (kl ada sumbatan)
• Cauterisasi konka inferior
• Conchotomi conca inferior
• Neurektomi N. Vidianus
• Kalau komplikasi  sinusitis PN ; otoitis media  atasi komplikasinya
Rinitis aleregi
• Kelainan hidung krn proses inflamasi mukosa hidung yg dimediasi
oleh hipersensitifitas tipe I (hipersensitifitas igE)
• Gejala
• Hidung gatal
• Bersin
• Rinore
• Hidung tersumbat (reversible) berulang
Bedakan rhinitis aleregi

Terjadinya serangan Patofisiologi


• Rhinitis alergi musiman • Immediate rhinitis symptomps
• Hanya ada di negara 4 musim • Chronic ongoing rhinitis
• Rhinitis alergi sepanjang tahun
Klasifikasi
• Intermittent • Mild
• <4hari / 1 minggu • Tidak ada gangguan tidur/aktivitas
• <4mngg
• Persistent • Moderate – severe
• >4 hari/mngg • Ada gangguan tiidur/aktivitas
• > 4 mgg
Diagnosis
Pemeriksaan fisik

Rhinoskopi anterior
• Mukosa edema konka inferior/media
• Sekret encer bening
• Mukosa pucat
Pemeriksaan Penunjang
• Skin test
• Skin prick test
• Pakai lanset, teteskan allergen, evaluasi dalam 15 menit, kalua ada ealrgi nanti
merah/benjol
• Blood test (spesifik igE)
• Pengukuran igE total tdk berguna untk diagnosis rhinitis alergi
• Pengukuran igE spesifik dalam darah untk periksa  RAST (Radio allegro
sorbent)
• Mahal
Radiologi
• Dilakukan kalau ada kecurigaan komplikasi
• Kecurigaan indikasi sinus paranasal (foto polos sinus paranasal)
• Sinus maksilaris  waters
• Sinus frontalis  Caldwell
• Sinus ethmoidalis  basal view
• Sinus sfenoidalis  lateral view
• CT-scan / MRI
• Cek sinusitis
• Tidak ada respon thp terapi
• Direncakan Tindakan operatif
Differential Diagnosis
Rinitis alergi VS rhinosinusitis kronis
Tatalaksana
• Hindari allergen penyebab
• Tingkatkan kondisi tubuh
• Terapi Simptomatik 
Komorbid rhinitis alergi

Heheheh …
Rinitis medikamentosa
• Kelainan hidung  gangguan respon normal vasomotor
• Akibat penggunaan obat tetes hidung (vasokonstrikor/dekongestan) yg
berlebihan dg jangka waktu lama

Anda mungkin juga menyukai