Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN TERAPEUTIK

PERAWAT - KLIEN

Oleh Tim Kepwa


Pengertian
HUBUNGAN TERAPEUTIK P-K Adalah :
• Hubungan kerjasama yg ditandai dg tukar menukar
perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dlm
membina hub.yg terapeutik. (Helena,1996)
• Dalam hubungan ini perawat memakai diri sendiri dan
teknik pendekatan yang khusus dalam bekerja dengan
klien untuk memberi pengertian dan merubah perilaku
klien.
Secara umum tujuan hubungan terapeutik adalah untuk
perkembangan klien (Stuart dan Sundeen, 1987; 96)
• Di dalam hubungan terapeutik perawat-klien,
perawat memakai dirinya secara terapeutik
dalam membantu klien, perlu mengenal
dirinya, termasuk perilaku, perasaan, pikiran
dan nilai agar asuhan yang diberikan tetap
berkualitas dan menguntungkan klien.
• Pertolongan yang diberikan harus bersifat
terapeutik. Instrumen utama yang dipakai
adalah diri perawat sendiri. Jadi analisa diri
sendiri merupakan dasar utama untuk
memberikan askep yang berkualitas.
Fokus analisa diri yang penting

• Kesadaran diri,
• Klarifikasi nilai,
• Eksplorasi perasaan,
• Kemampuan menjadi model dan
• Rasa tanggung jawab.
KESADARAN DIRI
• Banyak pendapat mengatakan bahwa perawat perlu
menjawab pertanyaan “siapa saya?”.
• Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan
perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi
asuhan keperawatan.
• Kesadaran diri akan membuat perawat menerima
perbedaan dan keunikan klien.
• Kesadaran diri dan perkembangan diri perawat perlu
ditingkatkan agar penggunaan diri secara terapeutik dapat lebih
efektif.
• Johari Window (Stuart dan Sundeen, 1987; 98)
menggambarkan tentang perilaku, pikiran dan perasaan
seseorang melalui gambar berikut.
Johari Window (Stuart dan Sundeen, 1987;
98)
1 2
Diketahui diri sendiri & Hanya Diketahui oleh
Orang lain orang lain

3 4
Hanya diketahui oleh diri Tidak diketahui oleh
sendiri siapapun
• Kuadran 1 adalah kuadran yang terdiri dari
perilaku, pikiran dan perasaan yang diketahui
oleh individu dan orang lain di sekitarnya.
• Kuadran 2 sering disebut kuadran buta
karena hanya diketahui oleh orang lain.
• Kuadran 3 disebut kuadran rahasia karena
hanya diketahui oleh individu.
• Kuadran 4 adalah kuadran yg tdk diketahui
krn aspek diri tdk diketahui oleh individu
sendiri atau orang lain.
Ada 3 prinsip yang dapat diambil dari Johari
Window, yaitu:

1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi


kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti
komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya
kurang.
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang
mempunyai kesadaran diri yang tinggi.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui 3 cara
1. Mempelajari diri sendiri
Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk
pengalaman yang menyenangkan, hubungan interpersonal dan keb.
pribadi.
2. Belajar dari orang lain
Kesediaan dan keterbukaan menerima umpan balik dari orang lain akan
meningkatkan pengetahuan tentang diri sendiri. Aspek yang negatif
memberi kesadaran bagi individu untuk memperbaikinya sehingga
individu akan selalu berkembang setiap menerima umpan balik.
3. Membuka diri.
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat. Untuk
ini harus ada teman intim yang dapat dipercaya untuk menceritakan hal
yang meupakan rahasia.
Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah
khususnya jika ditemukan konflik dengan ideal diri tetapi hal ini
merupakan tantangan untuk berubah dan tumbuh.
KLARIFIKASI NILAI
• Hubungan P-K merupakan hubungan timbal balik tetapi
kebutuhan klien selalu diutamakan.
• Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman
yang cukup sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan
dan keamanannya.
• Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya
perawat menyadari dan mengklarifikasi agar tidak
mempengaruhi hubungan perawat-klien.
• Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat, misalnya
kepercayaan, seksual, ikatan keluarga, perawat akan siap
mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan sistem nilai
yang dimiliki.
EKSPLORASI PERASAAN
• Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya
dan mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya
secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987; 102).
• Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia
mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana
responnya terhadap klien dan bagaimana penampilannya
terhadap klien.
• Sewaktu berbicara dengan klien, perawat harus
menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
KEMAMPUAN MENJADI MODEL
• Perawat yg mempunyai masalah pribadi seperti
ketergantungan obat, hubungan interpersonal yang
terganggu akan mempengaruhi hubungannya dengan
klien.
• Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat
memuaskan kehidupan pribadi serta tidak didominasi
oleh konflik, distres atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang
sehat.
• Perawat diharapkan bertanggung jawab atas
perilakunya, sadar akan kelemahan dan
kekurangannya.
HUBUNGAN TERAPEUTIK
• Hubungan terapeutik antara perawat-klien
adalah hubungan kerjasama yang ditandai
dengan tukar-menukar perilaku, perasaan,
pikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim yang terapeutik (Stuart dan
Sundeen, 1987; 103)
Proses berhubungan perawat-klien
dapat dibagi dalam 4 fase
• Fase pra interaksi,
• Fase perkenalan atau orientasi,
• Fase kerja dan
• Fase terminasi

Setiap fase ditandai dengan serangkaian tugas yang


perlu dilaksanakan.
Tahapan Hubungan Terapeutik
Prainteraksi
• Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
• Analisa kekuatan-kelemahan profesional
• Dapatkan data tentang klien jika mungkin
• Rencanakan pertemuan pertama

Orientasi
• Tentukan alasan klien minta pertolongan
• Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
• Rumuskan kontrak pertama
• Eksplorasi pikiran, perasaan dan perilaku klien
• Identifikasi masalah klien
• Rumuskan tujuan dengan klien
lnjutan

Kerja
• Eksplorasi stressor yang tepat
• Dorong perkembangan kesadaran diri klien dan
pemakaian mekanisme koping yang konstruktif.
• Atasi penolakan perilaku adaptif

Terminasi
• Ciptakan realitas perpisahan
• Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
• Saling mengeksplorasi perasaan penolakan dan
kehilangan, sedih, marah dan perilaku klien
Elemen Kontrak Perawat-Klien

• Nama individu (perawat dan klien)


• Peran perawat dan klien
• Tanggung jawab perawat dan klien
• Tujuan hubungan
• Tempat pertemuan
• Waktu pertemuan
• Situasi terminasi
• Kerahasiaan
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
• Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan
terapeutik. Dalam proses komunikasi terjadi
penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran.
• Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku
orang lain. Berarti keberhasilan intervensi keperawatan
tergantung pada komunikasi karena proses keperawatan
ditujukan untuk merubah perilaku dalam mencapai
tingkat kesehatan yang optimal.
• Komunikasi adalah hubungan. Hubungan perawat-klien
yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa
komunikasi.
Perawat dapat menyampaikan atau mengkaji pesan secara
non verbal antara lain:

• Vokal: nada, kualitas, keras atau lembut, kecepatan yang


semuanya menggambarkan suasana emosi.
• Gerakan: refleks, postur, ekspresi muka, gerakan yang
berulang atau gerakan-gerakan yang lain. Khusus gerakan
dan ekspresi muka dapat diartikan sebagai suasana hati.
• Jarak (space): jarak dalam berkomunikasi dengan orang
lain menggambarkan tingkat keintiman hubungan.
• Sentuhan: dikatakan sangat penting tetapi perlu
mempertimbangkan aspek budaya dan kebiasaan
setempat.
SIKAP PERAWAT DALAM
BERKOMUNIKASI
• Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologis)
pada waktu berkomunikasi dengan klien.
• Perawat tidak cukup hanya mengetahui teknik
komunikasi dan isi komunikasi tetapi yang
sangat penting adalah sikap atau penampilan
dalam berkomunikasi.
KEHADIRAN DIRI SECARA
FISIK
Egan (1975, dikutip oleh Kozier dan Erb, 1983; 372)
Mengidentifikasi 5 sikap/cara utk menghadirkan diri secara fisik :
1. Berhadapan. Arti dari posisi ini adalah ”saya siap untuk anda”.
2. Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama
berarti menghargai klien & menyatakan keinginan utk tetap
berkomunikasi.
3. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan
untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4. Mempertahankan sikap terbuka. Tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5. Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon terhadap klien.
KEHADIRAN DIRI SECARA PSIKOLOGIS

Kehadiran diri secara psikologis dapat dibagi


dalam 2 dimensi yanitu:
• Dimensi respon dan
• Dimensi tindakan
(Truax, Carkhoff dan Benerson, dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1987; 126).
Dimensi Respon
Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang :
• Ikhlas,
• Menghargai,
• Empati dan
• Konkrit.
Dimensi respon sangat penting pada awal berhubungan
dengan klien untuk membina hubungan saling percaya dan
komunikasi yang terbuka. Respon ini harus terus
dipertahankan sampai pada akhir hubungan.
Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan tidak dapat dipisahkan dengan
dimensi respon. Tindakan yang dilaksanakan harus
dalam konteks kehangatan dan pengertian.
Dimensi tindakan terdiri dari :
• Konfrontasi,
• Kesegeraan,
• Keterbukaan,
• Emotional chatarsis dan
• Bermain peran
(Stuart dan Sundeen, 1987; 131)
Terima Kasih

Selamat Belajar Sukses Selalu

Anda mungkin juga menyukai