Anda di halaman 1dari 64

Pengambilan Spesimen

Muh Amin
PROSES ANALISIS
ANALISIS
LABORATORIUM
LABORATORIUM
PRA
PRAANALITIK
ANALITIK ANALITIK
ANALITIK PASCA
PASCAANALITIK
ANALITIK
PERSIAPAN PASIEN KALIBRASI ALAT PENULISAN HASIL
PERSIAPAN PASIEN KALIBRASI ALAT PENULISAN HASIL
SAMPLING QC INT-EKSTERNAL PENILAIAN-INTERPRETASI
SAMPLING QC INT-EKSTERNAL PENILAIAN-INTERPRETASI
PENAMPUNG PRESISI HASIL
PENAMPUNG PRESISI HASIL
ANTIKOAGULANSIA AKURASI PERSETUJUAN HASIL
ANTIKOAGULANSIA AKURASI PERSETUJUAN HASIL
PENYIMPANAN REAGENSIA PENGIRIMAN HASIL
PENYIMPANAN REAGENSIA PENGIRIMAN HASIL
PENGIRIMAN NLAI RUJUKAN
PENGIRIMAN NLAI RUJUKAN

HASIL RELIABEL

TATA
TATALAKSANA
LAKSANAPENDERITA
PENDERITA
Dx, MONITORING, PROGNOSIS
Dx, MONITORING, PROGNOSIS
PRA ANALITIK
• KLINISI / PARAMEDIS • PASIEN • FLEBOTOMI
– Persiapan pasien
– Keadaan klinis
– Tindakan
– Identifikasi pasien
– Komunikasi – Ketaatan
– Komunikasi
– Lingkungan – Identifikasi
– Kejujuran – Komunikasi
– Ketrampilan
– Peralatan
– Lokasi
– Penyimpanan
– Tranportasi
Hasil: teliti, tepat, cepat, & dapat dipercaya

B. Analitik C. Pascaanalitik
A. Pra analitik

Kesalahan 46% Kesalahan 7% Kesalahan 47%


PRINSIP PRAANALITIK

•• CONTOH
CONTOHBAHAN
BAHANYANG
YANGBENAR
BENAR
•• UNTUK
UNTUKPEMERIKSAAN
PEMERIKSAANYANG
YANGBENAR
BENAR
•• PADA
PADASAAT
SAATYANG
YANGBENAR
BENAR

•• ANALISIS
ANALISISTELITI
TELITIDAN
DANAKURAT
AKURAT

•• PENILAIAN
PENILAIAN&&INTERPRETASI
INTERPRETASICERMAT
CERMAT
PENGAMBILAN SPESIMEN
1. Jenis spesimen
2. Persiapan
3. Pengambilan
4. Pemberian Identitas
Jenis spesimen

Darah Urine Lain-lain

1.
1. Pagi,
Pagi, 1.
1. Feses
Feses
1. Serum
1. Serum 2.
2. Sewaktu,
Sewaktu, 2.
2. Sputum
Sputum
2. Plasma
2. Plasma 3.
3. Tampung
Tampung 2424
j j 3.
3. LCS
LCS
3. Wholeblood
3. Wholeblood 4.
4. Midstream
Midstream 4.
4. Pus
Pus
5.
5. Kateter,
Kateter, spp
spp 5.
5. dsb
dsb
Antikoagulan

Hematologi :
 EDTA : hematologi rutin,
 Sitrat : koagulasi, agregasi trombosit
 Perbandingan darah:antikoagulan harus tepat
Kimia :
 Heparin : AGD
 Lactat : Sodium Fluoride / Potassium oxalate
Ethylenediamine tetra-acetic acid
(EDTA)

– Natrium EDTA kuat


– Kalium EDTA
– terutama utk hematologi rutin
– titik tangkap: efek khelasi thd molekul
kalsium dalam darah.
– Utk mencapai efek tsb diperlukan 
1,2 mg/ml
Pemeriksaan kimia
• Trigliserid: puasa min 10 jam
• Kolesterol total, LDL, HDL: puasa min 10 jam
• Glukosa puasa: puasa min 10 jam
• Glukosa 2 j pp: 2jam setelah makan
• Glukosa ad random: sesaat
• Besi: puasa dan pagi hari
• Elektrolit: serum tanap puasa
• Gas darah: darah heparin, segera tak dpt ditunda (tanpa puasa)
• LCS: segera (tanpa puasa)
• LFT: darah beku atau serum (tanpa puasa)
• RFT: darah beku atau serum (tanpa puasa), diperhatikan adanya
intake protein berlebihan dpt mempengaruhi hasil ureum
(meningkat)
• Sitologi LCS:
– sel akan mati dlm 20 menit
– Kirim segera ke lab
– 3 tab: pem. mikrobiologi, sitologi, kimia
PERSIAPAN PASIEN
F. BIOLOGIK/EKSTERNAL
FAKTOR BIOLOGIK DPT DIKENDALIKAN
TAK DPT DIKENDALIKAN
MAKANAN/MINUMAN FASE
USIA OBAT PERJALANAN
JENIS KELAMIN ROKOK KLINIS
RAS VARIASI DIURNAL PENYAKIT
HORMONAL AKTIVITAS FISIK
KEHAMILAN STRES
TINDAKAN

• HEMATOLOGI
• KIMIA KLINIK
• INFEKSI
KEADAAN YG BERPENGARUH PADA
BEBERAPA PARAMETER PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
MKN/MNM VOL PLASMA  ; Hb 
ROKOK AE, AL, Hb  ; EOSINOFIL 
AKTIVITAS FISIK AE, Hb  ; AL, Hb PLASMA 
KORTIKOSTEROID NETROFIL  ; EOSINOFIL, LIMFOSIT 
ADRENALIN AL, AT 
TRANSFUSI DRH SUSUNAN DRH BERUBAH
PASCA DONASI SI 
KEHAMILAN DILUSI  Hb 
DIURNAL EOSINOFIL PAGI < SORE ; SI PAGI > SORE
VOL PLASMA   HSL PEMERIKSAAN DRH 
KEADAAN YG BERPENGARUH PADA BEBERAPA
PARAMETER PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK

MKN/MNM GLUKOSA, LIPID, Fe, UREUM, AS. URAT 

ROKOK GLUKOSA, LAKTAT  ; UREUM, CREAT 

AKTIVITAS FISIK SEDANG GLUKOSA, PIRUVAT, LAKTAT, AST, LDH,


CK, URAT, KREATININ 
BERAT  GLUKOSA, TG 
IRAMA SIRKADIAN Fe, KORTISOL, HR. PERUMBUHAN, GLUK, K

ALKOHOL LAKTAT, AS URAT, TG, GGT, SGOT 

SIKLUS HAID POLA HORMON

USIA AP, KLIRENS KREATININ

KEHAMILAN HEMODILUSI, AFP, AP, GLUKOSA

STRES KORTISOL, GH

HEMOLISIS K, Mg, FOSFAT, LDH, ASAT, ALAT


PRINSIP PRA-ANALITIK
PEMERIKSAAN INFEKSI

• sterilitas
• tempat penampung non-korosif
• ukuran tidak terlalu kecil
• tertutup rapat
• bahan tidak mudah pecah
• media transport
• suhu kamar / 370 C
IDENTITAS – FORM PERMINTAAN
• LABEL PENAMPUNG
SPESIMEN • FORM PERMINTAAN
PEMERIKSAAN
– nama pasien
– identitas pasien
– nomor CM
– usia
– ruang/poli
– jns spesimen
– tgl-jam sampling
– ket. klinik
– jns spesimen
– ket. Tindakan
JELAS
JELAS – tgl
INFORMATIF
INFORMATIF – parameter
pemeriksaan
– dokter
– informasi khusus
FLEBOTOMI

• PERSIAPAN
- Komunikasi
- Identifikasi
- Jenis pemeriksaan
- Volume yang dibutuhkan
- Puasa/tidak
- Botol/tabung penampung sesuai kebutuhan
- Labeling, Posisi, Waktu
 Kewaspadaan Universal
Teknik sampling (flebotomi) pd geriatri, pediatri,
AGD dan POCT  perlu perhatian khusus

Prosedur umum dalam memperoleh spesimen


darah :
Tusukan vena (venipuncture)
Tusukan arteri (arterial puncture)
Tusukan kulit (skin puncture)
Teknik sampling penting untuk memperta-hankan
integritas dan komposisi analitnya

Darah arteri :
- komposisi sama di seluruh tubuh
- tempat berbeda  tdk mempengaruhi hasil
Darah vena :
- komposisi bervariasi (tergantung pada
aktivitas metabolik organ/jaringan)
- tempat berbeda  mempengaruhi komposisi
Darah vena :
- Kandungan O2 relatif < arteri
- pH, CO2 & PCV, glukosa, as.laktat, Cl & amonia 
kadar berbeda (bervariasi)

Tusukan kulit :
- campuran darah arteriol , venul dan kapiler
- tekanan arteriol   spesimen mengandung >>
darah arteri
- cairan interstitial dan intraseluler
I. Pengambilan Spesimen pada Pediatri

 Bayi (infants & neonatus) dan anak2 (small


children)

 Anak > besar : vena relatif > besar & mudah


terlihat. Prosedur = orang dewasa
 Hal2 yg perlu diperhatikan

1. persiapan dini flebotomis


(pasien belum tentu kooperatif)
2. mempersiapkan anak & orang tua
3. prosedur flebotomi pediatrik 
tergantung pada usia dan besar-
kecilnya anak
 Ada 2 teknik :
- tusukan kulit (skin puncture)  bayi
(metode terpilih),
- tusukan vena dengan wing needle pada
anak/small children.

 Wing needle dipakai juga utk pasien gemuk


atau anak dg kecemasan/rasa takut ber>>
Teknik Tusukan Kulit

 Hangatkan tempat penusukan dengan


handuk atau tissue dengan suhu <42o C
 Desinfeksi dengan alkohol 70%
 Pilih tempat penusukan yang tepat
 Buat tusukan dengan lancet steril hampir
tegak lurus terhadap permukaan kulit
(kedalaman < 2,4 mm)
Pengambilan darah kapiler
 Buang tetesan pertama dengan melap menggunakan
kapas steril
 Kumpulkan spesimen dalam tabung yang sesuai
 Tutup spesimen kontainer
 Beri label tabung spesimen : tanggal & jam
pengambilan serta nama pasien
 Tuliskan pada laporan hasil bahwa spesimen diperoleh
dari tusukan kulit
Metode Wing Needle

 Prinsip = tusukan vena

 Lokasi : daerah antekubiti, dorsum dan kaki serta


vena2 di kepala

 Persiapan alat :
1. Wing needle dgn jarum 23 G
2. Luer adapter
3. Tabung2
Prosedur Kerja
1. Keluarkan wing needle dari kemasannya dan
selang diluruskan
2. Hubungkan ujung selang dgn luer adapter
3. Selanjutnya prinsip kerja sama ( teknik tusukan
vena)
Teknik Tusukan Vena

1. Buat label
2. Cocokkan identitas pasien dan label di formulir.
Jangan pernah mengambil spesimen apapun tanpa
identitas pasien yang jelas
3. Jika dibutuhkan spesimen dalam keadaan puasa,
tanyakan apakah pasien sudah puasa
4. informasikan pasien apa yang akan dilakukan dan
jangan sampai terlalu tegang
5. posisikan pasien (duduk atau baring) agar lebih
mudah mendapatkan fossa antekubiti
6. atur / persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
mulai dari tabung, torniket, dll
7. Pilih vena di fossa antekubiti yang besar
8. Pasien disuruh menggenggam agar vena lebih
mudah teraba
9. Bersihkan tempat penusukan dengan alcohol
70% atau betadin
10. Pasang torniket beberapa inci diatas tempat
penusukan, jangan biarkan terpasang lebih
dari 1 menit
11. Fiksasi vena di atas dan di bawah tempat
penusukan dengan ibu jari dan jari tengah
atau ibu jari dan telunjuk
12. Lakukan penusukan vena
13. Lepaskan torniket ketika darah mulai
mengalir, jangan mencabut jarum dalam
keadaan torniket masih terpasang
14. Setelah spesimen darah yang diperlukan
cukup, kepalan tangan dilepaskan
15. Letakkan kapas steril di atas tempat
penusukan, tarik jarum lalu kapas ditekan
16. pasang plester di atas kapas atau gauze tadi
untuk menghentikan perdarahan dan
mencegah hematom
17. Campur spesimen dan antikoagulan dengan
membalik tabung; jangan dikocok
18. Perhatikan kondisi pasien apakah pucat
atau perdarahan sudah terkontrol.
19. Buang bahan-bahan yang telah
terkontaminasi kedalam kontainer khusus
20. Label diparaf dan catat waktu pengambilan
sampel
Pengambilan darah vena
Jangan pernah: • Ketika mengangkut tabung
– Memberi label tabung melalui jalan koridor umum,
sebelum venipuncture. tempatkan mereka dalam wadah
sekunder untuk memperkecil
– Meninggalkan ruangan pasien resiko bocor dan tumpah.
rawat inap sebelum memberi
label pada tabung. • Wadah sekunder tersebut harus
– Menyuruh pasien luar pergi secara jelas diberi label
sebelum pemberian label “BIOHAZARD.“
selesai.
II. Pengambilan spesimen pada geriatri

 Tidak diperlukan teknik/metode khusus


 Pertimbangkan  fungsi organ 
 Metode tusukan kulit, wing needle atau
vacutainer  alternatif pilihan
 Tusukan kulit
- terutama pada pasien dgn penipisan dan
penurunan elastisitas / kelenturan kulit &
aterosklerotik  sampling lebih sulit  vena mobile
- Elastisitas kulit   mudah terjadi perdarahan atau
hematom
 Vena yang melebar (varises) tidak boleh
- tdk menggambarkan biokimiawi tubuh
- komplikasi perdarahan/infeksi
III. Analisis Gas Darah

 Tenaga harus terampil


 Diperoleh secara anaerobik dari arteri perifer
perkutaneus, kanula atau kateter arterial
 Tujuan :

1. Untuk mengukur tek 02 & CO2, status asam


basa, oksigenasi dan kemampuan darah
membawa oksigen

2. Menilai oksigenasi pada pasien2 dengan pneumonia


dan emboli paru

3. Monitoring pasien yang diberi O2 atau ventilator


dalam jangka panjang
 Teknik lebih sulit
 Lokasi : a.radialis, brakhialis, femoralis dan
dorsalis pedis
 Peningkatan tek arteri  sulit hentikan perdarahan
 mudah hematom
 Tdk boleh pd daerah iritasi, udem, dekat luka, AV
shunt atau fistel
 Khusus a.radialis  tes Allen hrs (+)
Teknik dan persiapan pasien untuk
pengambilan darah arteri

1. Arteri radialis, brachialis lebih dianjurkan untuk


tusukan arteri

2. Apabila memilih arteri radialis maka penting menilai


sirkulasi kolateral tangan (tes allen)

3. Arteri yang akan ditusuk diidentifikasi dari


denyutannya dan disterilkan dengan alkohol 70%
diikuti dengan yodium
4. Anestesi lokal bisa dilakukan tetapi biasanya tidak
diperlukan. Tidak dianjurkan menggunakan jarum
kupu-kupu (wing needle)

5. Persiapkan siring Arterial Blood Gas. Jarum yang


digunakan ukuran 18 -20 G.

6. Tusukkan jarum dgn posisi lubang jarum


berhadapan dgn aliran darah. Kemiringan jarum
pada saat menusuk 45o – 60o.
Kemiringan  a. Femoralis sudut 90o.
7. Pulsasi darah ke dalam siring menunjukkan bahwa
darah tersebut berasal dari arteri.

8. Biarkan siring terisi sendiri. Apabila udara ikut


teraspirasi, maka jarum harus segera dicabut, lalu
tusuk seperti dari awal
9. Setelah tusukan arteri dilakukan, pada tempat
tusukan harus ditekan dengan kasa steril minimal 2
menit (dianjurkan 5 menit)

10. Lepaskan jarum dan ganti dgn luer cap . Siring


dibolak-balik sehingga darah tercampur dengan
heparin. Letakkan di dalam kotak es atau pendingin
lain ( suhu 1oC - 5oC)
TEMPAT PENGAMBILAN DARAH ARTERI
ALLEN TES
TEHNIK PENGAMBILAN DARAH ARTERI
Komplikasi
1. Hematoma
2. Arteriospasme
3. Emboli (udara maupun bekuan)
4. Rx anafilaksis
5. Infeksi
6. Perdarahan
7. Respon Vasovagal
8. sakit
IV. Point of Care Testing (POCT)

• Dilakukan di luar laboratorium


• Alat mudah dibawa
• Hasil segera
• Teknik sama
• Persiapan pra analitik penting
• Kontrol kualitas  hsl cepat, akurasi 
• Keberhasilan POCT tergantung manajemen
Rumah Sakit.
• Di LN  koordinator dan komisi POCT  jamin
presisi dan akurasi
• Hasil : kualitas, semikuantitatif, kuantitatif

• Saat ini pemakaian POCT> luas


IV. Pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan biakan

• Media biakan cair :


1. Produk dari Biomerieux: BacT Alert FA
2. Produk dari BD: Bactec Plus

• Desinfeksi botol media biakan:


usapkan alkohol 70% pada tutup karet botol media
biakan cair, diamkan 1 mnt
• Desinfeksi lokasi tusukan 

– Bersihkan lokasi tusukan dengan alkohol 70%

– Usap dengan Iodine melingkar dari tengah


(lokasi tusukan) kearah luar
– Biarkan Iodine mengering, Jangan lakukan
palpasi lagi pada vena/lokasi tusukan
– Lakukan phlebotomi
– Setelah selesai, bersihkan Iodine dengan
alkohol 70%, Plester bekas tusukan
• Masukkan 5 – 10 ml darah ke dalam media cair
BacT Alert FA, atau Bactec Plus, campurkan
dengan baik, segera kirim ke Sub Bagian Infeksi
Instalasi Patologi Klinik dalam waktu ≤ 1 jam

• Sebaiknya lakukan 2 – 3 kali pemeriksaan


biakan dari tempat berbeda dengan selang
waktu 10 menit – 1 jam
Pengambilan sampel urine untuk
pemeriksaan biakan
• Urine Pancar Tengah (midstream)

a. Penderita cuci tangan dengan memakai sabun.


b. Bersihkan daerah urethra dengan air hangat
(aq. steril) dengan kasa steril (3)
c. Sambil membuka labia mayora, mulai buang
air kecil
d. Setelah dibuang beberapa ml, tampung
urine pancar tengah ke dalam wadah steril
• Urin kateter

Kateter langsung (straight catheter)


a. Bersihkan daerah urethra dengan air
dan sabun, Bilas dengan kasa basah
b. Masukkan kateter kedalam kandung kemih
secara aseptis
c. Buang 15 ml pertama urine, kemudian tampung urin
berikutnya kedlm wadah steril
Kateter menetap (indwelling catheter)

a. Desinfeksi kateter pada daerah


pengambilan urin dengan alkohol 70%
b. Gunakan spuit/semprit steril untuk
mengambil 10 – 15 ml urin
c. Masukkan sampel urin ke dalam wadah steril

Segera kirimkan sampel ke Sub Bagian Infeksi IPK


dalam waktu ≤ 2 jam pada suhu kamar, atau
Jika tidak segera dikirim simpan pada suhu 4°C dalam
waktu ≤ 24 jam
V. Lactat

Diagnosis & terapi asidosis laktat

 Di CSF : cidera kepala, perdarahan intrakranial,


meningitis bakterial, epilepsi.
Spesimen : - Plasma segar (heparin)
segera dibawa ke lab. dalam ice box,
(dalam 15 menit harus disentrifus)
- CSF : Sentrifus, refrigerator/ freezer ( 7-10 hari)

NR : Conventional units SI Units


Plasma ( vena ) 4,5 -19,8 mg/dl 0,5-5,5 mmol/L
Plasma (arterial) 4,5 – 14,4 mg/dL 0,5 – 1,6 mmol/L
CSF (Adult) < 25,2 mg/dL < 2,8 mmol/L

Anda mungkin juga menyukai