MODERASI BERAGAMA
6 Official Religions
714 ethnics and local languages
(Ulama) Perempuan & Moderasi Beragama
■ Setiap orang, termasuk PEREMPUAN subjek, agent dan ‘’duty bearer’’
dari moderasi beragama & ‘defender’dari tantangan-tantangannya:
– Cultrual backlash: gagalnya proses ‘cultural engineering’ yang
membentuk ethno-religious sentiment menjadi ‘ rational civic
engagement --- cultural lag– menciptakan “mental discountent ‘’:
Situasi distruptif sebagai ekses dari Revolusi 4.0
– Religious backlash: bergesernya pandangan-pandangan progresif,
relevan-kontektual menjadi tektualis-a historis dan utopis.
– Ethno-religious revivalism: disebabkan oleh social distrust yang
munculnya gerakan-gerakan populis fanatis melawan ‘public order and
public governance’ : hukum dan aturan yang dibuat oleh lembaga
publik.
Perempuan & Manifestasi Moderasi Beragama
■ Menguatkan pengakuan publik terhadap eksistensi “ULAMA PEREMPUAN” moderat
yang menjadi ‘role model” perempuan BERMARTABAT (dignity) dalam relasi gender
bermitera-kesetaraan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, masyarakat dan
negara.
■ Mendorong kehidupan Pro-existence --- Saling terlibat dalam penghormatan, kesetaran,
toleransi dan berkeadilan dalam perbedaan: agama, ras, etnis, ekonomi, gender dan
difabilitas.
■ Aktif mencegah ‘’EKSTRIMISME-KEKERASAN’’ yang anti keberagaman &
perbedaan yang saat ini menyasar perempuan, baik sebagai individu maupun sebagai
keluarga dan komunitas.
■ Memperjuangkan perbaikan ‘HIDUP PEREMPUAN” sebagai äfirmasi keadilan :
mencegah perkawinan anak perempuan, KDRT, Kekerasan Seksual dan praktek-praktek
yang merendahkan harkat dan martabat perempuan.
■ (Ulama) Perempuan harus “DIGITALLY-NATIVE’’ membangun countra-narrative
secara online melawan intoleransi, ujaran kebencian, ketidak-setaraan gender dan
pengaruh ídeologi trans-nasional’ yang ekstrim, konservatif dan misoginis .
Terima Kasih