Anda di halaman 1dari 10

(ULAMA) PEREMPUAN &

MODERASI BERAGAMA

Siti Ruhaini Dzuhayatin

Kantor Staf Presiden RI


Dasar Moderasi Beragama di Indonesia
■ Tawassuth, posisi di jalan tengah dan
lurus
■ I’tidal, bertindak proporsional dan adil
■ Tasamuh, saling menghargai dan
toleran
■ Syura, musyawarah menyelesaikan
masalah
■ Ishlah, bersikap reformatif dan
konstruktif
■ Qudwah, inisiatif mulia untuk
kesejahteraan
■ Muwathanah, pengakuan atas identitas
kebangsaan dan kewargaan
Toleransi sebagai “Titik Temu” Moderasi
■ Prasyarat ‘titik temu’:
– persamaan-persamaan (fakta & rasa)
sebagai KEKUATAN Menghargai
– Menghormati perbedaan-perbedaan
sebagai KEKAYAAN
– Menjamin KESETARAAN:
kesamaan akses, partisipasi, kontrol
dan manfaat pada perbedaan agama,
ras, suku, klas, gender dan kategori
sosial lainnya sebagai KEWAJIBAN
Toleransi dalam moderasi Beragama
■ Mono-existence: ethno-religious communality
■ Co-Existence: inklusifitas-menghindar (avoidant-
inclusivity): SARA – Masa Orba: kerukunan
formal, kaku, berjarak & tidak saling menyapa –
mengandalkan ‘retorika elit’ agama – menyisakan
‘monokulture’ & menyisakan “prasangka” –
menyuut konflik jika ditunggangi isu-isu tertentu
■ Pro-excistence: inklusifitas-terlibat (enggaged-
Inclucivity): civil initiative : “Saling menghidupi”
– Perpijak pada keyakinan yang sama bahwa
setiap mahluk membutuhkan hidup yang
aman, nyaman, pangan, sandang dan
‘papan’.
Agama, Moderasi & Modalitas Kebangsaan
■ Indonesia: ‘negara’ yang didirikan diatas berbagai ‘suku-
bangsa’ yang bersifat ethno-religious centrism– Adat bersendi
Syara’-- Syara’ Bersendi Kitabullah– “Syayiddin Panotogomo”
■ Indonesia: transformasi “ethno-religious centrism” menuju
Negara Bangsa “nation-state”
■ Tranformaasi Bangsa dan Negara mengharuskan transformasi
Ethno-religious centrism menjadi “ Etika Kewargaan”
(Citizen-ethics)” dalam membangun ruang PUBLIK” yang
MODERAT, egaliter, setara dan adil.
■ Negara-bangsa yang multi-kultural &plural mengharuskan
MODERASI: agama, budaya, etnik, gender & relasi-Tindakan
sosial lainnya
Toleransi dalam Kenegaraan
■ Memastikan kesetaran hukum
■ Menghormati Hak Sipil & Politik
secara non-discrimiatory
■ Mememnuhi hak Ekonomi, Social dan
budaya secara adil
■ Menjamin ‘ ruang dan layanan publik’
yang inklusif dan partisipatif
■ Menfasilitasi pnyelesaian perselisihan
& konflik SARA non-limigatif
■ Mediator bagi proses rekonsiliasi
Indonesia: Diversity in Unity

6 Official Religions
714 ethnics and local languages
(Ulama) Perempuan & Moderasi Beragama
■ Setiap orang, termasuk PEREMPUAN subjek, agent dan ‘’duty bearer’’
dari moderasi beragama & ‘defender’dari tantangan-tantangannya:
– Cultrual backlash: gagalnya proses ‘cultural engineering’ yang
membentuk ethno-religious sentiment menjadi ‘ rational civic
engagement --- cultural lag– menciptakan “mental discountent ‘’:
Situasi distruptif sebagai ekses dari Revolusi 4.0
– Religious backlash: bergesernya pandangan-pandangan progresif,
relevan-kontektual menjadi tektualis-a historis dan utopis.
– Ethno-religious revivalism: disebabkan oleh social distrust yang
munculnya gerakan-gerakan populis fanatis melawan ‘public order and
public governance’ : hukum dan aturan yang dibuat oleh lembaga
publik.
Perempuan & Manifestasi Moderasi Beragama
■ Menguatkan pengakuan publik terhadap eksistensi “ULAMA PEREMPUAN” moderat
yang menjadi ‘role model” perempuan BERMARTABAT (dignity) dalam relasi gender
bermitera-kesetaraan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, masyarakat dan
negara.
■ Mendorong kehidupan Pro-existence --- Saling terlibat dalam penghormatan, kesetaran,
toleransi dan berkeadilan dalam perbedaan: agama, ras, etnis, ekonomi, gender dan
difabilitas.
■ Aktif mencegah ‘’EKSTRIMISME-KEKERASAN’’ yang anti keberagaman &
perbedaan yang saat ini menyasar perempuan, baik sebagai individu maupun sebagai
keluarga dan komunitas.
■ Memperjuangkan perbaikan ‘HIDUP PEREMPUAN” sebagai äfirmasi keadilan :
mencegah perkawinan anak perempuan, KDRT, Kekerasan Seksual dan praktek-praktek
yang merendahkan harkat dan martabat perempuan.
■ (Ulama) Perempuan harus “DIGITALLY-NATIVE’’ membangun countra-narrative
secara online melawan intoleransi, ujaran kebencian, ketidak-setaraan gender dan
pengaruh ídeologi trans-nasional’ yang ekstrim, konservatif dan misoginis .
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai