Dosen Pengampuh:
Saeful anwar, S.Hum,M.Fil.I
Disusun Oleh:
Diah Saputri Istiqomah (03040220082)
Faza Ahmad
1
Id.wikipedia.org/wiki/Christian_Snouck_Hurgronje/
2
https://wawasansejarah.com/christiaan-snouck-hurgronje/
feest (Perayaan Mekah). Ia menjadi profesor di Sekolah Pegawai Kolonial Sipil
Leiden pada 1881.
Dia merupakan Salah satu tokoh kolonial Belanda yang terkenal dan
berpengaruh, Ia memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Islam sampai ada
yang memberinya gelar sebagai Syaikhul Islam Tanah Jawi. Pada tahun 1884 Snouck
pergi ke mekah untuk mempelajari kehidupan Islam disana terutama mempelajari pola
pikir dan perilaku kaum ulama. Ia juga menyatakan masuk Islam dan memakai nama
Abdul Ghaffar. Disana dia mengadakan hubungan langsung dengan ulama dan
bergaul dengan para jemaah haji dari Hindia Belanda. Diantaranya Raden Abu Bakar
Jayadiningrat dan Haji Hasan Mustapa, yang dari keduanya Snouck belajar bahasa
Melayu.
Hurgronje memiliki ambisi yang kuat, baginya mempelajari suatu bahasa
berarti harus mendalami kebudayaan masyarakat pemakai bahasa itu. Dengan didasari
ambisi kuat itulah ia mencoba untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi
memeluk Islam dengan nama Abdul Ghafar pada 16 Januari 18856. Hurgronje
menampilkan diri sebagai Muslim sejati yaitu dengan ia berkhitan, bersalat, berpuasa,
berzakat, bahkan naik haji, yang semua itu bertolak belakang dengan kebudayaan
Barat. Namun, dalam surat kepada seorang teman sekaligus gurunya yang ahli
islamologi Jerman Theodor Noldeke, ia mengatakan bahwa ia hanya melakukan idhar
al-islam, bersikap Islam secara lahiriah. Dalam suratnya tersebut ia juga menyebutkan
bahwa semua tindakannya itu sebenarnya adalah untuk menipu orang Indonesia agar
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
Banyak sekali karangan yang amat bernilai, seperti dalam bukunya Politik
Belanda terhadap Islam, ia mengatakan bahwa sesungguhnya Islam berkat
Mistiknya telah dapat memperoleh jalan jauh daripada ufuknya sendiri dan oleh
karenanya mistik tersebut mengandung unsur daripada keinternasionalan agama.4
1. Pertama, dalam bidang ritual keagamaan atau ibadah. Dalam aspek ini Snouck
menyatakan bahwa rakyat harus dibebaskan ntuk menjalankannya.
2. Kedua, dalam bidang sosial kemasyarakatan seperti lembaga perkawinan,
warisan, wakaf, dan hubungan-hubungan sosial lainnya pemerintah harus
menghormati keberadaannya.
5
BUDI ICHWAYUDI/ Hipokritisme Tokoh Orientalis Christian Snouck Hurgronje/ hal.141
3. Ketiga, dalam bidang politik. Dalam masalah ini pemerintah tidak boleh
memberikan toleransi dalam kegiatan apa pun yang dilakukan kaum Muslim
yang dapat menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata menentang
pemerintah kolonial Belanda. Snouck menekankan pentingnya Politik Asosiasi
lewat jalur pendidikan model Barat untuk rakyat pribumi. Tujuannya agar
kaum pribumi terasosiasi dengan budaya Barat sehingga berkurang cita-cita
Pan Islamisme dan mempermudah penyebaran agama Kristen.
A. Kesimpulan