Anda di halaman 1dari 6

“PENULISAN SEJARAH ISLAM

CHRISTIAN SNOUCK
HURGRONJE”

Bagus Cahya Andika


Sozia Nadhiatun Nisa
Ahmad Faryansyah
BIOGRAFI CHRISTIAN SNOUCK
HURGRONJE
- Christian Snouck Hurgronje atau yang lebih dikenal dengan Snouck Hurgronje alias
Abdul Gaffar.

- Lahir pada tanggal 8 Februari 1857, di Tholen, Oosterhout, Belanda.


- Berasal dari pasangan Ds. J.J. Snouck Hurgronje dan Anna Maria de Visser.
- Bersekolah di Hogere Burgerschool di Breda, Belanda. Dilanjutkan di Universitas
Leiden dengan mengambil jurusan Teologi dan Humanities.

- Pada tahun 1880 lulus dari program doktralnya dengan predikat cumlaude,
disertasinya berjudul Het Mekkaansche Feest (Perayaan di Mekah).

- Dari 1881-1887 menjadi lector di Lembaga kota Praja untuk pegawai Hindia Timur
di Leiden.

- 15 Maret 1891 diangkat sebagai penasihat pemerintah colonial urusan Bahasa Timur
dan hokum Islam.

- 8 Juli 1891-23 Mei 1892 berada di Aceh untuk membantu pemerintah Belanda.
Kemudian mengajukan Atjeh Verslag, yakni laporannya kepada pemerintah Belanda
tentang pendahuluan budaya dan keagamaan, dalam lingkung nasehat strategi
kemiliteran. Sebagian besar Atjeh Verslag diterbitkan dalam De Atjehers dalam dua
jilid yang terbit 1893 dan 1894.

- Meninggal pada tanggal 26 Juni 1936, pada usia 81 tahun.


PENULISAN SEJARAH ISLAM OLEH SNOUCK
HURGRONJE
• Dalam setiap karyanya yang membahas tentang Islam, Snouck Hurgronje
menggunakan pendekatan Fenomenologi.
• Fenomenologi sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yakni Phainomenon yang
berarti sesuatu yang tampak dan logos yang berarti ilmu.
• Fenomenologi dapat digolongkan dalam dua pengertian, yakni secara luas,
fenomenologi adalah imu tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang
tampak, sedangkan secara sempit ilmu tentang gejala yang menampakkan
diri pada kesadaran kita.
KARYA SNOUCK HURGRONJE

• Ambtelijke Adviesen van C. Snouck Hurgronje, 1889-1936.


• De Atjeher/Atjeh Verslag.
• Het Mekkaansche Feest
• Biler aus Mekka.
• dll.
KONSEP SNOUCK HURGRONJE UNTUK
MENGAKHIRI PERLAWANAN RAKYAT ACEH

1. Aspek Agama Murni dan Ibadah


Dalam aspek Agama Murni dan Ibadah, sepanjang tidak menggangu kekuasaan, maka pemerintah kolonial
memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya. Pemerintah harus
memperlihatkan sikap seolah-olah memperhatikan agama Islam dengan memperbaiki tempat peribadatan, serta
memberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji
2. Aspek Sosial Kemasyarakatan
Snouck menganjurkan membatasi meluasnya ajaran Islam, terutama dalam hukum dan peraturan.
3. Aspek Politik Kolonialisasi
Snouck menyarankan pemerintah Belanda untuk melakukan politik melalui Politik Asosiasi yaitu diprogramkan agar
lewat jalur pendidikan bercorak Barat dan pemanfaatan kebudayaan Eropa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai