Abdulazizzamzami150202@gmail.com
Muhammaddhaabith@gmail.com
Abstrak. Artikel ini akan membahas tentang. Tujuan penelitian ini adalah; (1)
Untuk melihat pengaruh Syech Abdurrouf bin Ali Al Fansuri As Sinkili dalam
menyebarkan Islam di Aceh Singkil; (2) Untuk melihat perkembangan Islam yang
dilakukan oleh Syech Ali Al Fansuri di singkil. Kajian ini mwenggunakan
metodologi analisis dokumen dan kajian perpustakaan.Semua data yang
diperoleh, yang berkaitan dengan Pengaruh Syech Ali Al Fansuri As Singkili
terhadap perkembangan Islam di Aceh Singkil. Hasil penelitian yang diperoleh
adalah: Syech Abdurrouf bin Ali Al Fansuri As Sinkili merupakan Ulama yang
berjasa dalam penyebaran Islam di Aceh Singkil. Ia bersama saudaranya
Hamzah Al Fansuri As Singkili sama sama mendirikan pusat pendidikan Islam
yang dikenal Dayah.
Kata Kunci: Syekh Abdul Rouf ali Al-Fansuri As-Singkili, Tafsir, Tarjuman Al-
Mustafid, Kebenaran.
Pendahuluan
Nama lengkap Abdul Rauf Singkel adalah Abdul Al-Rauf bin ‘Ali al Jawi
al-Fansuri, sufi besar asal Aceh yang pertama kali membawa dan
mengembangkan tarekat Syatariyyah di Nusantara.1 Abdurrauf as- Singkili
( selanjutnya di tulis as-Singkili) dikenal dengan sebutan Syiah Kuala. As-Singkili
laqob yang di nisbah kan kepada tanah kelahirannya wilayah Aceh Selatan. 2 Ia
adalah seorang Melayu dari Fansur, singkel di wilayah pantai barat Laut Aceh.
Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Syekh Ali3, Yaitu Seorang Arab
(Persia) yang datang ke Samudera Pasai pada akhir abad ke 13 yang kemudian
menetap di Fansur (Barus) sebuah kota pelabuhan tua di pantai Barat Sumatera.4
Abdul Rauf Singkel lahir pada tahun 1024 H/1615 M, dan ia meninggal
dunia sekitar 1150 H/1693 M dimakamkan di samping makam Teungku Anjong
yang dianggap paling keramat di Aceh, dekat Kuala Sungai Aceh. 5 Hingga kini
makamnya ditempatkan sebagai ziarah bagi berbagai kalangan masyarakat, baik
1
Akbarizan, Tasawuf Integratif Pemikiran dan Ajaran Tasawuf di Indonesia, (Pekanbaru: Suska
Press, 2008), h. 78
2
Muliadi Kurdi, Mufti Besar Aceh Pelopor Tarekat Syatariyah di Dunia Melayu, NASA
(Lembaga Naskah Aceh) 2017, h. 1
3
Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara Rangkaian Mutiara Sufi Tekemuka, (Jakarta: Kencana, 2006), h.
99
4
M. Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), h. 59-60
5
Azyumardi Azra , Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII,
(Jakarta: Kencana, 2007), h. 259
dari Aceh maupun di luar Aceh. Berkat kemasyhurannya nama Abdul Rauf
Singkel diabadikan menjadi nama di perguruan tinggi Aceh yaitu Universitas
Syaih Kuala.6
Salah satu karya Abdul Rauf As-Singkili yang terkenal adalah Kitab Tafsir
Tarjuman Al-Mustafid. Yang mana buku tersebut beliau tulis Ketika Abdur Rauf
As-Singkili diangkat menjadi Mufti enggantikan Syekh Saif Rijalyang wafat pada
tahun 1661 atau bersamaan kembalinya Abdul Rauf As-Singkili dari Timur
Tengah. Ia dilantik menjadi Syekh Jami’ah al-Rahman atau mufti kerajaan hingga
wafat, ia diberi gelar Malik al-‘Adil.7
Dengan memperhatikan data ini dapat ditarik benang merah bahwa ‘Abd
al-Rauf lahir di daerah Singkel, Aceh bagian Selatan, pada rentang tahun 1593-
1615-an atau pada akhir abad 16 dan awal abad 17 M. Penulis lebih sepakat
dengan pendapat sarjana Barat, dan tahun 1615 M/1024 H yang akan dijadikan
acuan dalam tulisan ini. Ia berangkat untuk menuntut ilmu tafsir, hukum dan ilmu
keislaman lainnya di Timur Tengah selama kurang lebih 19 tahun dimulai dari
sekitar tahun 1640-an dan 1650-an hingga kembali lagi ke Melayu (Aceh) untuk
mengabdikan diri sebagai pengajar pada tahun 1661 M. Jika kepulangannya ke
Aceh tahun 1661 M dikurangi 19 tahun, maka hasilnya keberangkatannya adalah
sekitar tahun 1642 M. Ia wafat pada tahun 1693 M, artinya ia berkiprah di Aceh
selama kurang lebih 30-an tahun.
6
Sri Mulyati, op.cit, h. 100
7
Abdul Hadi, “Aceh dan Kesusastraan Melayu,” Sardono W. Kusumo (ed.), Aceh dalam Lintasan
Sejarah (Jakarta: IKJ Press, 2006), h. 241-242.
Rauf sendiri pernah belajar langsung pada Ahmad Qusyasyi (w. 1661 M) dan
muridnya Ibrahim al-Kurani (w. 1690 M).
Sebelum itu Syeikh Abu al-Khair telah menulis suatu buku yang berjudul
as-Saif al-Qati' (pedang yang tajam) yang membahas masalah tersebut. Rupanya
masalah itu terlalu musykil untuk dapat diselesaikan oleh kedua ulama ini,
sehingga mereka pulang kembali ke Makkah untuk memperdalam ilmunya.
Kemudian disusul pula oleh kedatangan seorang ulama Gujarat, Syeikh
Muhammad Jailani bin Hasan bin Muhammad Hamid ar-Raniry, yakni paman
dari Syeikh Nuruddin ar-Raniry, memang alim dalam syari'at. Namun demikian
studi Islam di Aceh pada waktu itu sudah diwarnai oleh berkembangnya filsafat
mistik, ilmu yang belum ia diperdalamnya di India."11
13
AH. John, Islam in Southeast Asia: Reflektion and new Direction, Indonesia. Cornell Modic
Project, 1975. No. 19 (April), 45.
termasyhur di Andalusia, Spanyol, dan dua orang sufi terakhir adalah pembawa
dan pengajar Tarekat Rifa'iyyah" dan Syattariyah"14 di kerajaan Aceh Darussalam
Dari karya dan ajaran al-Sinkili dapat disimpulkan bahwa beliau secara
sadar turut menyebarkan doktrin dan kecenderungan intelektual dan praktis dalam
jaringan ulama untuk memperkuat tradisi Islam di kepaulauan Melayu Indonesia.
Ciri dari ajarannya adalah Neo-Sufisme. Karya menunjukkan bahwa tasawuf
harus berjalan sesuai dengan syariat. Adapun pendekatan yang dipakai al-Sinkili
dalam pembaruan bergaya evolusioner bukan radikal.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Muliadi Kurdi, Mufti Besar Aceh Pelopor Tarekat Syatariyah di Dunia Melayu,
NASA (Lembaga Naskah Aceh) 2017, h. 1
bahasa dan pustaka, 1966), 35. Denys Lombard, Kerajaan Aceh jaman Sultan
Iskandar Muda 607-1636 (Jakarta: Balal Pustaka, 1991), 215-221.
AH. John, Islam in Southeast Asia: Reflektion and new Direction, Indonesia.
Cornell Modic Project, 1975. No. 19 (April), 45.
Hasan Muarif al-Anbary, Kedudukan dan Peran Tokoh Sejarah Syeikh Abdurrauf
Singkil Dalam Birokrasi dan Keagamaan Kesultanan Aceh (Banda Aceh: Panitia
Seminar Syeikh Abdurrauf Syiah Kuala, 1994), 1
Denys Lombard, Kerajaan Aceh (Jaman Sultan Iskandan Muda 1607 1636)
Jakarta,Balai Pustaka, 215.