Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H atau
18 November 1912 di Yogyakarta. Organisasi ini lahir sebagai perwujudan keprihatinan
karena melihat kenyataan umat Islam di Indonesia dalam cara menjalankan perintah-perintah
agama Islam banyak yang tidak bersumber dari ajaran Al Quran dan tuntunan Rasulullah
SAW. Dalam hal itu KH Ahmad Dahlan menghendaki agar dengan Muhammadiyah, orangorang Islam mengamalkan dan menggerakkan Islam dengan berorganisasi.
Pembahasan mengenai sejarah berdirinya Muhammadiyah tidak bisa terlepas dari
situasi dan kondisi bangsa Indonesia. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah juga tidak
bisa dilepaskan dari aspek sosial-agama di Indonesia, sosio-pendidikan di Indonesia dan
realitas politik Islam hindia Belanda. Oleh karena itu berdirinya Muhammadiyah
berhubungsan erat dengan empat masalah pokok,yaitu: Pemikiran Islam Ahmad Dahlan,
Realitas sosio-religius di Indonesia,dan Realitas sosio-pendidikan dan Realitas politik Islam
hindia-Belanda.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:
1

Gerakan reformasi dan modernisasi di Indonesia

Gerakan pembaharuan islam di Indonesia

Gerakan sosial kemasyarakatan islam

Sejarah pendiri dan terbentuknya kemuhammadiyahan

1.3 TUJUAN PENULISAN

Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang muhammadiyah terutrama


tentang gerakan reformasi dan modernisasi di Indonesia.

Menjelaskan bagaimana pembaharuan islam di Indonesia

Menjelaskan bagaimana sejarah berdirinya muhammadiyah serta airti lambing


muhammadiyah.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Makalah tentang gerakan reformasi dan moderenisasi di Indonesia ini dapat dibaca
dan dipelajari lebih luas oleh pelajar, mahasiswa ataupun masyarakat umum.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan yang
berarti kita mencari data-data atau referensi dari buku-buku yang sesuai dengan judul
makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2

GERAKAN REFORMASI DAN MODERNISASI DI INDONESIA


Agama Islam masuk ke Indonesia untuk pertama kalinya disekitar abad XIII Masehi. Hal
ini didasarkan pada informasi sejarah, baik dari sumber Barat yang salah satunya ditokohi oleh
Marco Polo maupun dari sumber Timur yang diwakili oleh Ibnu Batuthah. Snouck Hurgronye
menceritakan dalam bukunya De Islam in Netherlansch-Indie tentang masuknya Islam ke
Indonesia sebagai berikut Tatkala raja Mongol Hulagu (Khan) pada tahun 1258 M
menghancurkan Bagdag yang lebih dari lima abad lamanya merupakan ibu negeri kerajaan
islam, kelihatan seakan-akan kesatuan kerajaan-kerajaan Islam lenyap. Hanya setengah abad
sebelum kejadian yang penting itu berlaku, Islam dengan secara terang-terangan berkembang dan
masuk ke pulau-pulau Indonesia dan sekitarnya. Perkembangan ini tidak dicampuri oleh sesuatu
usaha pemerintah manapun juga. Negara-negara pesisir Sumatera, seluruh Jawa, keliling pantai
Borneo (Kalimantan) dan Selebes (Sulawesi), begitu juga beberapa banyak pulau-pulau kecil
yang lain satu persatu masuk Islam, terutama dengan usaha saudagar-saudagar Islam atau orangorang Islam yang hendak ingin memperoleh tempat tinggal baru, datang dari daerah sebelah
barat. Usaha itu dibantu pula oleh anak negeri yang sudah masuk Islam di daerah pesisir yang
ikut serta menyiarkan dawah agama ke aderah pedalaman, dan sebagian lagi pergi berlayar
menyiarkan keyakinannya yang baru itu ke pulau-pulau yang terdekat, baik dengan secara damai
maupun dengan cara menggunakan kekerasan (Abu Bakar Aceh, Sekitar masuknya Islam ke
Indonesia:2). Apa yang dikatakan oleh Snouck Hurgronye diatas sesuai dengan fakta sejarah
yang menunjukkan bahwa pada makam Al-Malik Al-Kamil, salah seorang dari Raja-raja islam di
Aceh pada batu nisannya yang terbuat dari batu granit tertulis bahwa belia meninggal dunia pada
hari Ahad tanggal 17 Jumadil Awal 607 H atau 1210 M. (Abu Bakar Aceh: 10)
Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, ia bukannya menjumpai masyarakat yang masih
bersih dari berbagai macam ragam keyakinan hidup. Masyarakat Indonesia pra Islam adalah
masyarakat yang telah memiliki kepercayaan, seperti animism, dinamisme, Hindu maupun
Budha yang diyakini dan telah menyatu dalam seluruh aspek hidupnya sedemikian rupa. Dan
ketika mereka dengan kesadarannya sendiri dan mau menerima seruan dan ajakan Islam, ternyata
sisa-sisa kepercayaan sebelumnya tidak serta-merta ditanggalkan dari kebiasaan hidupnya.
Gejala bercampur-aduknya antara kepercayaan lama dengan keyakinannya yang baru tidak
3

mungkin dapat dihindari. Padahal sesungguhnya agama islam sebagaimana yang di ajarkan Allah
dan utusan-Nya secara tegas tidak dapat menerima hal seperti itu. Agama Islam adalah agama
yang berfahamkan Monoteisme Absolut, ajaran yang befahamkan tauhid yang mutlak dan
murni, ajaran yang tidak mau berkompromi dengan berbagai macam bentuk kemusyrikan
maupun berbagai macam khurafat (tahayul, gugon tuhon:Jawa). Snouck Hurgonye telah banyak
menyelidiki dan membicarakan kehidupan muslim diberbagai daerah Indonesia, terutama Jawa,
Sumatera tengah dan aceh, bahwa seorang Jawa percaya pada adanya benda-benda ghaib,
suatu kepercayaan yang sebagian merupakan pikiran orang Polinesia, sebagian merupakan
pikiran orang-orang Hindu; selametan-selametan orang Jawa di sajikan bagi semangat (jiwa)
nenek moyang mereka, semangat-semangat yang (dianggap) melindungi desa-desa dan sawahsawah.
Di alain pihak, Islam yang datang ke Indonesia bukannya di bawa oleh para mubaligh
yang langsung datang dari jazirah Arab, melainkan dibawa oleh para pedagang dan mubaligh
dari Gujarat-India. G. W. J. Drewes menyatakan bahwa Islam tiba di Indonesia bukan dari
pusatnya di Timur Tengah, akan tetapi dari India, dan Islam semacam ini, yang telah di saring
melalui pengalaman agama di India, dan bertaburan mistisme, mendapatkan dasarnya yang telah
di persiapkan dengan baik di Jawa yang telah dipengaruhi oleh agama Hindu (H.J. Benda,
Bulan Sabit dan Matahari Terbit: 30-31). Abu Bakar Aceh menyatakan bahwa para penyiar
Islam di hari-hari pertama itu berasal dari Gujarat, India. Alasan ini didasarkan: Pertama, atas
adanya hubungan dagang antara orang-orang Hindu dengan orang-orang Indonesia sebelum
Islam, dan hubungan dagang ini diteruskan sesudah orang-orang Hindu memeluk Islam. Kedua,
Gujarat adalah pelabuhan yang terpenting tempat bertolak saudagar-saudagar Hindu maupun
Islam ke Indonesia. Ketiga, batu-batu nisan dari kuburan-kuburan terpentig di Indonesia adalah
bikinan, mempunyai ukiran dan di masukkan ke Gujarat. Keempat, nama-nama yang terkubur itu
adalah raja-raja yang memakai gelar syah dari bahasa Persia atau India. Kelima, Penyesuaian
adat-istiadat dan kebiasaan antara Indonesia dan India yang sampai sekarang masih bisa di lihat
dari kehidupan bangsa kita. Keenam, adanya paham aliran Syiah dan paham wihdatul wujud
dalam ilmu tasawuf di Indonesia (Abu Bakar Aceh: 21).
Guru-guru agama Islam yang terkenal pada abad XVI di Sumatera Utara adalah Hamzah
Pansuri, Syamsuddin Pase, Nuruddin ar-Raniri, Abdur-Rauf Singkel, semuanya mereka itu
4

adalah tokoh mistik dan ahli Tasawuf. Demikian juga dengan para penyiar agama Islam di Jawa,
Wali songo, itu semuanya adalah tokoh mistik dan ahli tasawuf ( Mukti Ali:3-4).
Ajaran fana, yaitu faham meniadakan diri untuk hidup berzuhud yang bersih dari
segala kepamrihan dunia. Di kalangan mereka terkenal ajaran hadits yang menyatakan bahwa
dunia itu penjara bagi orang-orang mukmin, dan surge bagi orang-orang kafir yang di tafsirkan
secara tidak tepat (bandingkan surat Al-Qashash/28:77). Berbeda dengan pemahaman
Jamaluddin Al-afghany, bahwa makna fana itu tidak lain mengandung pengertian melebur
kepentingan diri pribadi bagi kepentingan dan perjuangan bersama. Tasawuf semacam inilah
-yang dituntunkan Allah dan Rasul-Nya, dan hal seperti inilah yang di tuntunkan Allah dan
Rasul-Nya, dan hal seperti inilah yang dibuktikan sendiri oleh sahabat Abu Bakar as-Shidiq,
Usman bin Affan dan Jamaluddin al-afghany sampai akhir hayatnya.
Masalah Firqah, yaitu suatu aliran yang muncul dikarenakan perbedaan dalam memahami
masalah masalah pokok-pokok agama, seperti firqah ahlus-sunnah wal Jamaah, Mutazilah,
Syiah, Qadariyah, Jabariyah dan sebagainya, ternyata diawal perkembangan Islam di Indonesia
telah masuk juga faham Syiah. Salah satu dari upacara Syiah yang saya (Abu Bakar Aceh) ingat
pernah berlaku di kampung saya, dirayakan dengan memasak bubur yang bercampur buahbuahan yang diletakkan di pinggir jalan dan di bagikan kepada segala yang lalu-lintas sebagai
menghormati kejadian sedih di Karbala. Mandi pada hari Rabo Habeh, Arbaa akhir bulan safar,
yang juga terdapat hampir seluruh Indonesia, misalnya di Jawa dengan nama Rebo Wekasan,
pernah saya alami di kampung saya secara besar-besaran. Dan juga di daerah-daerah lainnya.
Kedamaian umat Islam di Indonesia dalam melaksanakan kehidupan keagamaan dan
dakwahnya yang berlangsung selama kurang lebih tiga abad, di sekitar awal abad XVI tiba-tiba
dikejutkan dengan datangnya bangsa-bangsa Eropa untuk menjajah secara silih berganti antara
bangsa Spanyol, Portugis Inggris dan Belanda. Mereka tanpa kecualinya termasuk Belanda
yang menjajah Indonesia datang ke negeri-negeri jajahan nya selalu dimotivasi oleh tiga motif
utama, yaitu motif ekonomi (Gold) program kemiskinan, motif Politik (Glory) program
pembodohan agar tetap buta terhadap jati dirinya sebagai bangsa Indonesia, motif agama
(Gospel) program permutadan/Kristenisasi. Mereka datang ke negeri-negeri Timur yang sebagian
besar penduduknya memeluk agama Islam adalah dalam rangka melaksanakan mission sacre,
tugas suci yaitu menyelamatkan domba-domba yang hilang. Brian Harrison dalam bukunya
5

south-east Asia, A short History menyatakan bahwa orang-orang Spanyol dan Portugis yang
memang sengaja datang ke seluruh pelosok dunia ini antara lain untuk memerangi Islam dan
menggantikannya dengan agama Kristen (Dliar Noer:25). Demikian pula ketika bangsa portugis
masuk ke Asia-tenggara termasuk juga masuk ke Indonesia sekitar abad XVI bangsa ini dengan
angkuhnya memaksa penduduk setempat untuk memeluk agama Nasrani. Dengan keyakinan
bahwa dengan pembaptisan orang-orang disana kedalam agama Kristen, mereka juga akan
menghapuskan monopoli islam dalam perdagangan rempah-rempah setelah penaklukan
konstantinopel oleh (Turki) Ottoman tahun 1453 pedagang-pedagang Barat tidak lagi
mendapatkan kesempatan untuk itu maka orang-orang portugis berhasil mendirikan pos-pos
perdagangan yang dipersenjatai di India dan Cina, sambil melanjutkan pertempuran-pertempuran
berdarah melawan orang-orang Moor di perairan Asia. (H.J. Benda:28-29)
Gambaran yang sangat negative dan miring dari bangsa-bangsa barat terhadap umat
Islam juga di lukiskan oleh Lothrop Stoddard sebagai berikut Dunia Kristen, sekalipun mereka
berbeda-beda dalam keturunan dan kebangsaan , manakala menghadapi Timur, khususnya Islam,
mereka bersatu menghancurkan negara Islam. Perang salib masih tetap berkobar, demikian juga
semangat fanatik petapa petrus. Dalam hatinya nasrani masih tetap memandang islam dengan
dendam fanatic dan kutukan. Ini diperlihatkan dalam banyak hal, seperti dalam hukum
internasional yang tidak memperlakukan umat Islam sama dengan umat Nasrani. Negara-negara
Nasrani membela serangan serangan dan hinaan yang dilontarkan kepada negara-negara islam
dengan mengatakan bahwa mereka terbelakang dan berada dalam kondisi biadab. Tetapi negaranegara itu pulalah dengan seratus macam cara kalau perlu dengan perang merintangi setiap usaha
yang dilakukan untuk perbaikan dan kebangkitan di negeri-negeri Islam. Kebencian terhadap
Islam tidak hanya pada sebagian umat Nasrani, tetapi kepada seluruh mereka yang berakibat
kepada usaha yang sembunyi-sembunyi dan terus menerus untuk menghancurkan Islam.
AWAL KELAHIRAN GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA
Kondisi umat islam di Indonesia seperti diatas berjalan berates-ratus tahun lamanya.
sekitar tahun 1803 bersama dengan kepulangan haji miskin, haji sumanik dan haji piobang
kepulangannya dari ibadah haji dan untuk sementara waktu bermukim, mereka kembali ke
kampong halamannya di minangkabau dengan semangat islam yang di ilhami oleh gerakan
wahabi yang puritan. Didaerah luak agam para tuanku memperjuangkan tekad tegaknya syara
6

dan memberantas segala macam kemaksiatan yang sudah marak di kerjakan oleh kaum adat dan
mereka itu terdiri dari tuanku nan renceh, tuanku bansa, tuanku galung, tuanku lubuk aur, tuanku
padang lawas, tuanku padang luar, tuanku kubu ambelan dan tuanku kubu sanang. Mereka
disebut juga dengan julukan: harimau nan selapan, ada juga tokoh lain dari gerakan paderi
yang namanya cukup legendaris yaitu, Muhammad Syabab. Ia membangun perbentengan di
Bonjol dan kemudian hari bergelar sebagai tuanku imam bonjol. Orang orang yang selalu
memakai pakaian serba putih, mirip sebagaimana yang dipakai oleh father atau Pastur. Karena
itu terjadi konflik kaum paderi dengan kaum adat, yang di akhiri dengan timbulnya perang
terbuka. Pertempuran biasanya kaum adat selalu di kalahkan sehingga mereka meminta bantuan
pada pihak belanda dan dengan senang hati belanda menyanggupinya. Perang babakan baru di
mulai setelah belanda mendatangkan bala bantuannya untuk berperang dengan kaum paderi.
Mulai saat ini kaum paderi bukan berperang dengan kaum adat melainkan dengan kaum kafir
belanda.
A. GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM DI INDONESIA
Memasuki abad XX di Indonesia terutama di pulau jawa memperjuangkan agama islam
sehingga kemuliaan islam sebagai idealis dan kejayaan umat islam sebagai realita dan organisasi
sebagai alat perjuangannya. Umat islam mulai saat ini menyadari bahwa cita-cita yang demikian
besar hanya akan dapat di perjuangkan lebih efektif adan efisien. Maka muncullah berbagai
gerakan pembaharuan dalam islambaik dalam politik, syarikat islam, partai islam, islam
masyumi, muslimin Indonesia, maupun dalam bidang social kemasyarakatan seperti Al-islah
wal-irsyad dan kemuhammadiyahan (Persis).
blue print atau cetak biru telah di rintis oleh gerakan salafiah yang ditokohi oleh Jamaluddin
al-afghany dan Muhammad abduh. Al-afghany menegaskan pendiriannya seperti di negeri-negeri
islam di seluruh dunia masih di cengkram oleh penjajah. Sementara Muhammad abuh
berpendapat bahwa dirinya juga setuju dengan prinsip yang dikembangkan oleh Jamaluddin alafghany. Pembina umat lewat dakwah islamiyah pendidikan dan pembangunan kesejahteraan
umat harus di prioritaskan.
1. Gerakan politik Islam
a. Partai serikat islam Indonesiat
7

Cikal bakal gerakan politik islam di Indonesia diawali dengan berdirinya syarikat dagang
islam yang didirikan oleh Haji Samanhudhi dan kawan-kawan para pedagang batik di kota solo
pada tanggal 16 oktober 1905. Pertama untuk menghimpun kekuatan pedagang batik guna
melawan pedagang cina yang memonopoli perdagangan bumbu batik dengan memainkan harga
seenaknya sendiri, Kedua untuk menghadapi sikap superioritas orang-orang cina terhadap orangorang Indonesia dengan berhasilnya revolusi cina pada tahun 1911. Pemerintah hindia belanda
yang membagi warga negara Hindia belanda menjadi tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah
bangsa belanda dan eropa lainnya, warga negara kedua adalah bangsa cina dan timur asing
lainnya dan warga negara kelas tiga adalah bangsa Indonesia yang memiliki kewarganegaraan
belanda. Politik divide et empera seperti ini juga ditetapkan di dunia pendidikan yang mereka
selenggarakan. Anak-anak keturunan cina dimasukkan pada sekolah kelas dua, sedangkan anakanak priyayi masuk sekolah kelas tiga. (MUI: sejarah umat islam Indonesia: 227)
Menurut Fred Robert von der mehden dalam desertasinya yang berjudul islam and the rise
of nasionalism in Indonesia dikatakan bahwa SDI diubah menjadi syarikat islam setelah
Tjokroaminoto mausk ke dalam organisasi ini pada tahun 1912 atas undangan Samanhudhi.
(Delier Noer:117). Tjokroaminoto mengusulkan supaya jangan dibatasi hanya kepada golongangolongan pedagang, tetapi diperluas, sehingga dari kata-kata dagang waktu menyusun statute
dihapus diganti kalimat perkumpulan bernama syarikat Islam (S.Tirtoprodjo, sejarah
pergerakan nasional Indonesia:27)
Pada tahun 1919, tujuh tahun setelah Tjokroaminoto memimpin organisasi ini telah
menyebar keseluruh Jawa dan beberapa tempat di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, dan
anggotanya meliputi semua lapisan masyarakat.
Faham komunis dipekenalkan oleh hendricus josephus franciscus marie sneevliet (belanda),
seorang aktifis politik yang berhaluan marxisme berkebangsaan belanda datang ke Indonesia
pada tahun 1913. Di negeri belanda ia menjadi pemimpin organisasi buruh angkutan dan menjadi
anggota socialdemocratische arbeiders partij (SDAP). Kemudian dia menjadi sekertaris Kamar
Dagang Semarang. Bersama dengan Adolf Baars, P. Bergsma , Brandsteder, H. W. Dekker, dari
orang Indonesia tercatat nama semaun mendirikan organisasi marxis yang pertama di asia
tenggara denga sebutan ISDV ( indiche social democratische Vereniging), suatu perkumpulan
orang orang Indonesia .
Dalam waktu singkat kader kader komunis telah menguasai jabatan jabatan yang sangat
menentukan , seperti semaun yang menjabat ketua dari syarikat islam di semarang. Kader
8

kaderkomunis dapat mempengaruhi banyak anggota syarikat islam, terutama yang bergerah
dalam sarika sarikat yang dibina oleh sarikat islam dan diwadahi dalam sebuah federasi yang
dinamakan persatuan kaum buruh hindia belanda (PPKB). Akhirnya wajah sarikat islam
terbelah menjadi dua, kelompok SI pertama yang berorientasi reformis, dan tetap setia
menjadikan islam sebagai perjuangannya (SI putih ), dengan tokoh-tokohnya seperti
tjokroaminoto, agus salim, abdul moeis, suryopranoto, sosrokardono dan yang lainnya. Dan
kelompok SI ke dua dipengeruhi oleh ISDV, sebuah organisasi berhaluan sosialis yang didirikan
oleh sneevliet (SI merah) SI merah ini benar benar sudah tercemar faham kominis, atau bahkan
merka masuk ke SI itu tidak lebih dari sekedar untuk dijadikan sebagai kuda troya guan
memperjuangkan faham komunis yang kekeuatannya belum solid. Diantara tokoh tokoh yang
sangat menonjol antara lain seperti semaun, darsono, tan malaka.
Pada tahun 1923 SI mengubah namanya menjadi pertain syarikat islam dan pada tahun 1929
nama pertain disempurnakan lagi menjadi partai sarikat islam indonesia (PSII). Pada tahun
1940 terjadi perpecahan lagi dengan keluarnya segolongan anggota dibawah pimpinan
sekarmadji maridjan kartosoewirja yang kemudian mendirikan perkumpulan sendiri sehingga
ada dua PSII, yaitu PSII biasa dan PSII kartoseowirja (S.tirtoprodjo , ibid: 40 )
b. Partai Islam Masjumi
Partai islam masjumi berdiri pada tanggal 7 november 1945 sebagai hasil keputusan
Muktamar umat islam Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta (gedung madrasah Muallimin
Muhammadiyah) pada tanggal 7 s/d 8 november 1945. Kongres ini dihadiri oleh hampir semua
tokoh dari berbagai oranisasi islam dari masa sebelum perang serta pada masa pendudukan
jepang, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul-ulama, sarikat islam, Al-waliyah, persis, al-irsyad,
serta tokoh-tokoh intelektual muslimin yang pada zaman belanda aktif dalam jong islamiten
bond dan islam study club dan sebagainya. Dalam kongres tersebut disepakati dan diputuskan
untuk mendirikan majelis syura pusat bagi umat islam Indonesia (Masjumi).
Partai masjumi ini kelanjutan dari kegiatan politik organisasi islam pada akhir zaman
penjajahan belanda yang dikenal dengan nama MIAI (majelis islam ala indonesia). MIAI adalah
suatu wadah federasi dari semua organisasi islam baik dalam bidang politik Mauun bidang social
kemasyarakatan yang berdiri pada tanggal 21 september 1937 di Surabaya atas inisiatif KH Mas
Mansyur (muhammadiyah), Kiyai Haji Wahab Hasbullah (NU) dan wondo amiseno (Syarikat
islam).
9

Pada kepemimpinan ditingkat pusat tampil yokoh-tokoh terkenal dari berbagai organisasi
pendukung. Sebagaimana dimaklumi bahwa organisasi pendukung partai masjumi tersebar
diseluruh pelosok tanah air, sperti Al-wasliyah yang hanya ada di daerah sumatera utara dan
aceh, PUI dan PPUI yang sebagian pendukungnya hanya di daerah jawa barat, Persis ada di
daerah jawa barat dan jawa timur (Bangil dan sekitarnya), Nahdlatul-wathahan yang ada
didaerah Lombok, al-irsyad yang hanya ada di daerah kota pesisir, syarekat islam yang ada di
daerah perkotaan, nadhlatul-ulama yang ada di daerah pulau jawa , Madura dan Kalimantan
selatan dan sebagainya. Tidak halnya dengan kemuhammadiyahan organisasi ini menyebar
merata keseluruh pelosok tanah air. Gejala seperti ini memang sudah terlihat sejak dari mula
pertama berdirinya masjumi. Tokoh-tokoh muhammadiyah seperti Ki bagus hadikusuma, KH.
Fakih usman, DR. HAMKA, KH kaharmuzakir, H.Malik Ahmad, Mr. kasman singodimedjo, HM
Yunus Anies, H. Benjamin, KH Hasan Basri, Anwar haryono, KHR. Hadjid, AR Fahruddin, Dr.
Sukiman wirjosandjojo, AM. Mawardi, HA. Hamid Bkn, Prawirojuwono, dan sebagainya aktif
dalam dewan pimpinan pusat masjumi.
Politik islam sebagaimana yang diantu oleh partai masjumi adalah politik yang diharamkan
tujuan yang dapat ditempuh dengan semua cara Tujuan yang baik harus dicapai dengan caracara yang baik pula. Sikap seperti ini antara lain ditegaskan oleh Prawoto Mangkoesasmito,
ketua umum dewan pimpinan pusat partai masjumi periode tiga yang menyatakan Dipandang
dari sudut partai politik yang mendasarkan perjuangannya atas kaidah-kaidah agama, perlu kita
umumkan kembali, apakah benar didalam mengajar kemenangan-kemenangan yang bersifat
sementara itu, dapat dipertanggungjawabkan jika ditinggalkan ketentuan-ketentuan yang terang
atau jelas nashanya didalam agama? Saya yakin tidak; jika demikian maka kerusakanlah yang
akan menjadi bagian kita dan tidak ada gunanya, malah menyesatkan perkataan agama yang kita
tempelkan pada papan nama kita. Gerangan demikianlah yang diperingatkan oleh pujangga
politikus Syekh Muhammad Abduh dengan perkataannya yang bersayap LaNatullahi alassiya:Sah (laknat Allah terhadap politik). Liila:i kalmia:tillah dalam tiap-tiap tindakan yang
akan dilakukan (Saleh bajasud:alam fikiran dan jejak perjuangan prawoto Mangkusasmito:7).
Prinsip yang harus dimanifestasikan dalam seluruh aspek kebijakannya sebagaimana yang di
ajarkan Allah lewat surat Fushilat:31, surat Aliimran:52, surat Al-Maidah:111.
Pada tanggal 15 Desember 1955 Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum dalam
rangka melaksanakan amanat UUDS 1950 pasal 137. Pemilihan umum yang digelar pertama
kalinya dilaksanakan untuk memilih anggota konstituante dan anggota DPR pusat maupun
10

daerah. Dan sebagai hasilnya partai Masjumi keluar sebagai salah satu dari empat besar,
masing-masing dengan perolehan kuris 57 untuk PNI, 57 untuk Masjumi, 45 untuk NU dan 39
untuk PKI.
B. GERAKAN SOSIAL KEMASYARAKATAN ISLAM
1. Al-Jamiat Al-khair
Terkenal dengan nama Jamiat kahir sebagai organisasi islam tanpa diskriminasi asal usul
digerakan oleh tokoh-tokoh arab peranakan pada tanggal 17 Juli 1905 di Jakarta. Bergerak dalam
bidang social pendidikan, Syaikh Ahmad Soorkartti dari Sudan, Syaikh Muhammad thabib dari
Maroko dan Syaikh Muhammad Abdul Hamid dari Mekkah dan Syaikh Ahmad Soorkartti adalah
tokoh paling menonjol.
2. Gerakan Al-islah wal irsyad
Dikenal dengan dengan gerakan Al irsyad sesungguhnya merupakan sempalan dari
Jamiat khair. kafaah yaitu boleh tidaknya golongan arab keturunan ali bin abi thalib (golongan
alawi) kawin dengan golongan lainnya. Menurut pendapat Ahmad Soorkartti perkawinan seperti
ini adalah boleh, dan tetap dinyatakan kufu seimbang. Didasarkan pada surat Al-hujurat:13,
bahwa yang dinilai paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling taqwa.
3. Persatuan islam (persis)
Didirikan oleh KH zamzam, seorang alim dari Palembang pada tanggal 17 september
1923 di kota Bandung. Bertujuan mengembalikan kaum muslimin kepada pimpinan Al-quran
dan sunnah Rasulullah SAW. Persis mendirikan berbagai Madrasah, pesantren, kegiatan tabligh,
menerbitkan majalah maupun buku-buku agama pembela islam dan al-muslimun.

GERAKAN MUHAMMADIYAH
A. Tokoh pendiri Muhammadiyah.
Pendiri Muhammadiyah adalah KHA Dahlan. Ia lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta,
pada tahun 1868 M dengan nama Muhammad Darwis. Ayahnya adalah KH Abubakar, seorang
khatib maesjid besar kesultanan Yogyakarta, yang apabila dilacak silsilahnya sampai kepada
Maulana Malik Ibrahim. Ibunya bernama Siti Amiah, putri KH Ibrahim, Penghulu kesultanan
Yogyakarta. Jadi Muhammad Darwis itu adalah dari pihak ayah maupun ibunya adalah
keturunan ulama.
Di masyarakat Kauman khususnya ada pendapat umum bahwa barang siapa yang
memasuki sekolah maka di anggap kafir atau Kristen. Oleh karena itu ketika menginjak usia
11

sekolah Muhammad Darwis tidak disekolahkan melainkan diasuh dan dididik mengaji Al-Quran
dan dasar-dasar ilmu agama islam oleh ayahnya sendiri di rumah. (Djarnawi Hadikusumo,
hal.74). pada usia delapan tahun ia telah lancer membaca Al-Quran hingga khatam. Selanjutnya
ia belajar Fiqh kepada KH Muhammad Shaleh dan Nahwu kepada KH.Muhsin. keduanya dalah
kakak ipar Muhammad Darwis sendiri. Ia juga berguru kepada KH Muhammad Nur dan KH
Abdul Hamid, dalam berbagai ilmu. Pada tahun 1889 M ia dikawinkan dengan Siti Walidah,
putrid KH Muhammad Fadil, kepada penghulu kesultanan Yogyakarta. (Sudjak, Muhammadiyah
dan pendirinya, 1989:2). Jadi Siti Walidah itu masih sepupunya Muhammad Darwis.
Beberapa bulan setelah perkawinannya, atas anjuran ayah bundanya, Muhammad Darwis
menunaikan ibadah Haji. Ia tiba di Makkah pada bulan Rajab 1308 H (1890 M). setelah
menunaikan umrah ia bersilahturrahim dengan para ulama Indonesia maupun Arab yang telah
dipesankan olah ayahnya. Ia juga rajin belajar menambah ilmu, antara lain kepada KH Mahfud
Termas, KH Nahrowi Banyumas, KH Muhammad Nawawi Banten, dan juga kepada para ulama
Arab di Masjidil Haram. Ia juga mendatangi ulama mazhab Syafii Bakri Syata, dan mendapat
ijazah nama Haji Ahmad Dahlan. Setelah muslim haji selesai ia pulang, dan tiba d Yogyakarta
pada minggu pertama bulan safar 1309 H (1891 M). selain berganti ma,a juga bertambah ilmu, ia
lalu membantu ayahnya mengajar para santri-santri remaja. Akhirnya juga dipercaya mengajar
para santri dewasa maupun tua, lalu mendapat sebutan KH Ahmad Dahlan. (Sudjak, op.cit.,2-3).
1. Memperluas wawasan.
K.H. Ahmad Dahlan sebelum membentuk perkumpulan Muhammadiyah terlebih dahulu
pergi memdalami ilmu agama ke Kota Suci Makkah sekaligus melaksanakan ibadah haji yang
kedua kali pada tahun1903. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah, Kyai Dahlan
mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai
Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh
Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya,
dan Kyai Fakih dari Maskumambang, juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru
Islam seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama
bermukim di kota suci Mekkah dan bacaan atas karya- karya para pembaru pemikiran Islam itu

12

telah menanamkan benih ide-ide pembaruan dalam diri K.H. Ahmad Dahlan. Jadi sekembalinya
dari Mekkah, K.H. Ahmad Dahlan justru membawa ide dan gerakan pembaruan.
2. Berdirinya muhammadiyah
Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk
melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan
suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia ingin
mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan alHadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal
Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial
dan bergerak di bidang pendidikan
B. Arti Muhammadiyah
1. Arti Bahasa atau estimologis :
Muhammadiyah berasal dari kata bahasa arab "Muhammad" yaitu nama nabi atau Rasul
yang terakhir. Kemudian mendapatkan "ya nisbiyah "yang artinya menjeniskan. Jadi
Muhammadiyah berarti umatnya Muhammad atau pengikut Muhammad. Yaitu semua orang
yang meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir .Dengan
demikian siapapun yang beragama Islam maka dia adalah orang Muhammadiyah , tanpa dilihat
atau dibatasi oleh perbedaan Organisasi, golongan bangsa , geografis , etnis , dsb.
2. Arti Istilah atau terminologis :
Muhammadiyah adalah gerakan Islam , Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar , berasas
Islam dan bersumber dari Al Qur'an dan Sunah didirikan oleh KHA . Dahlan pada tanggal 8
Dzulhijah 1330 H, bertepatan tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta .
C. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
Faktor Subjektif
Bersifat subyek, ialah pelakunya sendiri. Dan ini merupakan faktor sentral, sedangkan
faktor yang lain hanya menjadi penunjang saja. Yang dimaksudkan disini ialah, kalau mau
mendirikan Muhammadiyahmaka harus dimulai dari orangnya sendiri.
Faktor Objektif
Faktor obyektif yang dimaksud ialah keadaan dan kenyataan yang berkembang
saat itu. Hal ini merupakan pendorong lebih lanjut dari permulaan yang telah ditetapkan hendak
dilakukan subyek
D. Lambang Muhammadiyah

13

Bentuk Lambang
Lambang persyarikatan berbentuk matahari yang memancarkan duabelas sinar
yang mengarah ke segala penjuru dengan sinarnya yang putih bersih bercahaya. Di
tengah-tengah matahari terdapat tulisan dengan huruf Arab : Muhammadiyah. Pada
lingkaran yang mengelilingi tulisan huruf Arab berwujud kalimat syahadat
tauhid : asyhadu anal ila,ha illa Allah (saya bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan
kecuali Allah); di lingkaran sebelah atas dan pada lingkaran bagian bawah tertulis
kalimat syahadat Rasul : wa asyhadu anna Muhammaddar Rasulullah (dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Seluruh Gambar matahari dengan
atributnya berwarna putih dan terletak di atas warna dasar hijau daun.

Arti Lambang
Matahari merupakan titik pusat dalam tata surya dan merupakan sumber
kekuatan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Jika matahari menjadi kekuatan
cikal bakal biologis, Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi sumber kekuatan
spiritual dengan nilai-nilai Islam yang berintikan dua kalimat syahadat.
Duabelas sinar matahari yang memancar ke seluruh penjuru diibaratkan
sebagai tekad dan semagat warga Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam,
semangat yang pantang mundur dan pantang menyerah seperti kaum Hawari (sahabat
nabi Isa yang berjumlah 12)
Warna Putih pada seluruh gambar matahari melambangkan kesucian dan keikhlasan
Warna Hijau yang menjadi warna dasar melambangkan kedamaian dan dan

kesejahteraan.
AMAL,USAHA SERTA HASIL UNTUK MENEGAKAN AQIDAH ISLAM YANG MURNI
SERTA MENGAMALKAN IBADAH DI DALAM KEMUHAMMADIYAHAN
1. Bidang Keagamaan
Pada bidang inilah sesungguhnya pusat seluruh kegiatan muhammadiyah, dasar dan jiwa
setiap amal usaha Muhammadiyah. Dan apa yang di laksanakan dalam bidang-bidang
lainnya tak lain dari dorongan keagamaan semata-mata, karena baik kegiatan bersifat
14

kemasyarakatan, perekonomian, pendidikan, sampai yang di golongkankan pada politik


semua tak dapat dipisahkan dari jiwa,dasar dan semangat keagamaan.
Memberi tuntunan dan pedoman dalam bidang budidaya sesuai dengan contoh
yang telah diberikan oleh rasilullah saw.
Mendirikan mushallah khusus bagi kaum wanita, yang merupakan usaha pertama
kali diselenggarakan oleh umat islam Indonesia.
Melaksanakan dan mensponsori pengeluaran zakat pertanian, perikanan,
pertenakan dan hasil perkebunan, mengumpulkan dan membagian zakat fitrah
sehingga benar-benar samp[ai ketangan yang berhak.
2. Bidang Pendidikan
Salah satu sebab di dirikannya muhammadiyah ialah karena lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi kebutuhan dan tuntun an zaman.
Tidak saja isi dan metode pengajaran yang tidak sesuai, bahkan system pendidikannya
pun harus di adakan perombakan yang mendasar.
Menjadi kenyataan yang sampai sekarang masih di rasakan akibatnya adalah
sekolah yang bersifat netral terhadap agama, dimana akhirnya tidak sedikit para
mahasiswanya hanya memiliki ke ahlian dalam bidang umum dan tiding mempunyai
keahlian dalam bidang agama.
Karena tidak mungkin menghapus sama sekali system sekolah umu dam pesantren,maka di
tempuh usaha perpaduan antara keduanya, yaitu :
a. Mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukan ke dalamnya ilmu-ilmu
ke agamaan, dan
b. Mendirikan madrasah-madrasah yang juga di beri pendidikan pengajaran ilmuilmu pengetahuan umum.
3. Bidang Kemasyarakatan
Muhammadiyah adalah suatu gerakan islam yang mempunyai tugas dakwah islam dan
amar makruf nahi munkar dalam bidang kemasyarakatan.
Mendirikan rumah-rumah sakit modern,lengkap dengan segala peralatan,
membangun balai-balai pengobatan, rumah bersalin, apoti.
Mendirikan panti-panti asuan anak yatim baiok putra maupun putri, untuk
menyantuni mereka.
Dll
4. Bidang Politik Kenegaraan
Muhammadiyah buakan suatu organisasi politik dan tak akan menjadi partai
politik. Meskipun demikian, dengan keyakinan bahwa agama islam adalah agama yang
mengatur segenap kehidupan manusia di dunia ini maka dengan sendirinya segala hal
15

yang berhubungan denganduni juga menjadi bidang garapannya, tak terkecuali soal-soal
politik kenegaraan.
Tak dapat di sebutkan satu persatu seluruh perjuangan muhammadiyah yang dapat
di golongkan ke dalam bidang politik kenegaraan.

G. PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH
Secara garis besar perkembangan muhammadiyah dapat di bedakan menjadi 2 :
1. Perkembangan secara vertikel : perkembangan dan perluasan gerakan
Muhammadiyah ke seluruh penjuru tanah air, berupa berdirinya wilayah-wilayah di
tiap-tiap provinsi, cabang-cabang dan ranting-ranting serta jumlah anggota yang
bertebaran di mana-mana.
2. Perkembangan secara horizontal : perkembangan dan perluasan amal usaha
Muhammadiyah, yang meliputi berbagai bidang kehidupan.
Organisasi otonom yang terdiri dari N.A, PEMUDA Muhammadiyah, IRM, IMM,Tapak
suci putra Muhammadiyah dan gerakan kepaduan Hizbul-Wathan ini termasuk kelompok
angkatan muda Muhamadiyah (AMM) di mana ke enam organisasi ini berkewajiban
mengemban fungsi sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha
Muhammadiyah.
H. PERIODISASI KEPEMIMPINAN MUHAMMADIYAH
1. Periode KH.Ahmad Dahlan (1912 1923)
pada masa ini merupakan masa-masa perintisan, pembentukan jiwa dan amal usaha serta
organisaasi, sehingga muhammadiyah menduduki tempat terhormat, sebagai gerakan
islam di Indonesia yang berfaham modern.
2. Periode K.H Ibrahim (1923 1032)
Dalam masa ini muhammadiyah semakin berkembang meluas sampai ke daerah-daerah
luar jawa. Selain itu terbentuk pula Majlis Tarjih yang menghimpun para ulama
Muhammadiyah untuk mengadakan penelitian dan pengembangan hokum-hukum agama.
Dan dalam periode ini pula angkatan muda memperoleh bentuk organisasi yang nyata, di
16

mana pada tahun 1931 Nasyiatul Aisyiyah berdiri dan menyusul satu tahun kemudian
pemuda Muhammadiyah.
3. Periode KH. Hisyam (1032 1936)
Usaha-usaha dalam bidang pendidikan mendapatkan perhatian yang mantap, karena
dengan pendidikan bisa lebih banyak di harapkan tumbuhnya kader-kader umat dan
bangsa yang akan meneruskan amal usaha Muhammadiyah. Juga dalam periode ini di
adakan penertiban dan pemantapan administrasi organisasi sehingga Muhammadiyah
lebih kuat dan lincah gerakannya.
4. Periode KH. Mas Mansur (1936 1942)
Sering dikatakan bahwa tokoh KH. Mas Mansur adalah salah seorang pemimpin
Muhammadiyah yang ikut membentuk dan mengisi jiwa gerakan Muhammadiyah,
sehingga lebih berisi dan mantap, seperti dengan pengokohan kembali hidup beragama
serta penegasan faham agama dalam Muhammadiyah. Wujudnya berupa pengaktifan
Majlis Tarjih, sehingga mampu merumuskan Masalah Lima yaitu peumusan mengenai :
Dunia, Agama, Qiyas, Sabilillah dan Ibadah.
5. Periode Ki Bagus Hadikusumo (1942 1953)
Tokoh dan pemimpin Muhammadiyah lain yang juga banyak mengisi dan membentuk
jiwa gerakan Muhammadiyah adalah Ki Bagus Hadikusumo,dan dalam periodenya
tersusun Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Dalam Muqaddimah tersebut
terumuskan secara singkat dan pada gagasan dan pokok pikiran KH. Ahmad Dahlan yang
akhirnya melahirkan Muhammadiyah. Dengan tersusunnya Muqaddimah tersebut
Muhammadiyah memiliki dasar berpijak yang kuat dalam melancarkan amal usaha dan
perjuangan.
Kondisi social politik pada masa jabatan Ki Bagus Hadikusumo dalam suasana transisi
dari penjajah belanda, usaha-usaha pemerintaha koloni belanda untuk menjajah Indonesia
kembali dan revolusi kemerdekaan. Pada masa ini kehidupan Muhammadiyah cukup
berat. Pada masa itu hampir seluruh angkatan muda Muhammadiyah terjun dalam kanca
revolusi dalam berbagai lascar kerakyatan.
17

6. Periode A.R. Sutan Mansyur (1952 -1959)


Secara kebetulan, bahwa muhammadiyah memiliki dua pemimpin yang sama-sama hebat
ialah Mansur di Timur yaitu Mas Mansur dan Mansur di Barat, tak lain Sutan Mansur.
Keduanya memiliki jiwa tauhid yang kokoh. Oleh karena itu tidak mengherankan bila
periode ini Ruh tauhid ditanamkan kembali. Selain itu di susun suatu langkah
perjuangan yang di batasi dalam waktu tertentu, yaitu 1956 -1959.
7. Periode H.M Yunus Anis (1959 -1968)
Dalam periode ini kebetulan Negara Indonesia sedang berada dalam kegoncangan social
dan politik, sehingga langsung atau tidak langsung mempengaruhi gerak perjuangan
Muhammadiyah. Dalam rangka mengatasi berbagai kesulitan, akhirnya mampu
merumuskan suatu pedoman penting berupa Kepribadia Muhammadiyah. Dengan
kepribadian Muhammadiyah bisa menempatkan kembali kedudukannya sebagai gerakan
dakwah islam amar makruf nahi munkar dalam bidang masyarakat.
8. Periode KH. Ahmad Badawi (1962 -1968)
Pada saat kepemimpinan soekarno tahun 1965,muhammadiyah ikut tampil memberantas
komunis.dengan tandas KH. Ahmad Badawi berfatwa membubarkan PKI adalah
ibadah. Dan dengan prestasi yang di tunjukan oleh Muhammadiyah dalam orde baru,
akhirnya Muhammadiyah mendapat pengakuan sebagi organisasi social yang mempunyai
fungsi politik riil. Artinya muhammadiyah secara resmi memasuki lembaga-lembaga
politik kenegaraan, baik dalam lembaga legislative maupun eksekutif.
9. Periode KH. Fakih Usman/H.A.R. Fakhrudin (1968 -1971)
Dalam periode ini lebih menonjol usaha Muhammadiyah kembali Muhammadiyah,
yaitu usaha untuk mengadakan pembaharuan pada diri dan dalam Muhammadiyah
sendiri. Baik pembaharuan (tadjid) dalam bidang ideologinya, dengan merumuskan
Matan Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, maupun dalam bidang
organisasi dan usaha perjuangannya dengan menyusun Khittah perjuangan dan bidangbidang lainnya
18

10. Periode KH. Abdur Razak Fakhruddin (1971 -1990)


Pada periode ini usaha untuk meningkatkan kualitas persyarikatan selalu di usahakan,
baik kualitas organisasi maupun kualitas operasionalnya. Peningkatan kualitas organisasi
meliputi tajdid di bidang keyakinan dan cita-cita hidup serta khittah dan tadjid organisasi.
Sedangkan peningkatan kualitas oprasionalnya meliputi intensifikasi pelaksanaan
program jamaah dan dakwah jamaah serta pemurnian amal usaha Muhammadiyah.
11. Periode KH.A. Azhar Basyir,MA (1990 1995)
Pada periode KH.A.Azhar Basir MA telah di rumuskan :
a. Program persyarikatan Muhammadiyah jangka panjang (25thn)meliputi :
Bidang konsolidasi gerakan
Bidang pengkajian dan pengembangan
Bidang kemassyarakatan
b. Program Muhammadiyah (1990 -1995)
Bidang konsolidasi gerakan
Bidang pengkajian dan pengembangan
Bidang dakwah, pendidikan dan pembinaan ke sejahteraan umat
12. Periode Prof.DR.H.M. Amien Rais/Prof.DR.H.A. Syafii Maarif (1995 -2000)
Pada periode Prof.Dr.H.M. Amien Rais, telah dirumuskan program Muhammadiyah
tahun 1995-2000, dengan mengacu pada :
a. Masalah global
b. Masalah dunia islam
c. Masalah nasional
19

d. Permasalahan Muhammadiyah
e. Pengembangan Pemikiran
13. Periode Prof.DR.HA.Syafii Maarif (2000 2005)
Dalam periode ini telah di rumuskan beberapa keputusan Muktamar, antara lain di
samping telah di kembalikannya lagi islam sebagai asas Muhammadiyah, juga telah di
rumuskan Khitah Perjuangan Muhammadiyah.
HITAH PERJUANGAN MUHAMMADIYAH.
muktamar muhammdiyah ke-44 yang berlangsung dijakarta pada tahun 2000 telah
mengambil berbagai keputusan penting, yang dikenal dengan istilah khitah perjuangan
muhammadiyah di definisikan sebagai suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan
disiapkan dalam suatu rangkain pentahapan, yang masing-masing merupakan jawaban yang
optimal terhadap tantangan baru yang mungkin terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya ,
dan keseluruhan proses ini dalam suatu arah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
I.

Visi muhammadiyahan
muhammdiyah sebagai gerakan islam yang berlandasan alquran dan as sunnah dengan
watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan
dakwah islam amar makruf nahi munkar disegala bidang sehingga menjadi rahmatan
lilalamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat
utama yang diridhoi allah SWT dalam kehidupan ini.

II.

Misi muhammadiyah
muhammadiyah sebagai gerakan islam dan dakwah islam amar makruf nahi munkar
memiliki misi yang mulia dalam kehidupan ini yaitu :
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran allah SWT yang
dibawa oleh rasulullah.
2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran
islam dan menyelesaikan persoalaan kehidupan yang bersifat duniawi.
20

3. Menyebar luaskan ajaran islam yang bersumber pada al Quran dan sunnah rasul.
4. Mewujudkan amalan amalan islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat.
1. Usaha muhammadiyah
a. Menggerakkan dan menghidup suburkan amal tolong monolong dalam kebajikan dan
takwa dalam bidang kesehatan, social, penngembangan masyarakat dan keluarga
sejahtera.
b. Menanamkan kesadaran agar tuntunan dan peraturan islam diamalkan dalam
masyarakat.
c. Menumbuhkan dan meningkatkan kekeluargaan muhammadiyah dan ukhuwah
islamiyah.
d. Pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan peran serta dalam pembangunan
e. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud tujuan persyarikatan.
2. Pokok kebijakan program muhammadiyah
3. Kemuhammadiyah dan masyarakat
4. Muhammadiyah dan politik
5. Muhammdiyah dan ukhuwah islamiyah
TIGA IDENTITAS MUHAMMADIYAH
I.
II.
III.

Muhammadiyah sebagai gerakan islam


Muhammadiyah sebgai gerakan dakwah islam
Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid

21

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, ia bukannya menjumpai masyarakat yang masih
bersih dari berbagai macam ragam keyakinan hidup. Masyarakat Indonesia pra Islam adalah
masyarakat yang telah memiliki kepercayaan, seperti animism, dinamisme, Hindu maupun
Budha yang diyakini dan telah menyatu dalam seluruh aspek hidupnya sedemikian rupa. Dan
ketika mereka dengan kesadarannya sendiri dan mau menerima seruan dan ajakan Islam, ternyata
sisa-sisa kepercayaan sebelumnya tidak serta-merta ditanggalkan dari kebiasaan hidupnya.
Gejala bercampur-aduknya antara kepercayaan lama dengan keyakinannya yang baru tidak
mungkin dapat dihindari. Padahal sesungguhnya agama islam sebagaimana yang di ajarkan Allah
dan utusan-Nya secara tegas tidak dapat menerima hal seperti itu. Agama Islam adalah agama
yang berfahamkan Monoteisme Absolut, ajaran yang befahamkan tauhid yang mutlak dan
murni, ajaran yang tidak mau berkompromi dengan berbagai macam bentuk kemusyrikan
maupun berbagai macam khurafat (tahayul, gugon tuhon:Jawa).
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan menuntut ilmu di kota
suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian beliau membentuk sebuah wadah
perubahan untuk kembali kepada Al Quran dan As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti
Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di
22

kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18
November 1912 M dan tersebarluas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar
sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.

DAFTAR PUSTAKA

Shobron Sudarno, Studi Kemuhammadiyahan Kajian Historis,Ideologi dan Organisasi :


surakarta

23

Anda mungkin juga menyukai