Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Prof. Dr. Snouck Hurgronje selama ini merupakan tokoh yang sangat kontroversial. Disanjung dan dipuja sebagai sarjana Islam yang cemerlang, tetapi juga dicaci maki sebagai seorang ahli muslihat yang hendak menghancurkan Islam dari dalam dengan pura-pura masuk Islam. Betapapun diakui oleh semua pihak bahwa pemerintah Belanda baru mempunyai garis kebijaksanaan tentang Islam di daerah jajahannya yang bernama Hindia Belanda (Indonesia) setelah Snouck Hurgronje menjadi penasehat pemerintah dalam hal - hal yang berkaitan dengan Islam. Sedangkan tokoh-tokoh formalnya bisa diajak damai dan dijadikan sekutu, karena mereka hanya memikirkan bisnisnya. Snouck menegaskan bahwa Islam harus dianggap sebagai faktor negatif, karena dialah yang menimbulkan semangat fanatisme agama di kalangan muslimin. Pada saat yang sarna, Islam membangkitkan rasa kebencian dan permusuhan rakyat Aceh terhadap Belanda. Jika dimungkinkan "pembersihan" 'Ulama dari tengah masyarakat, maka Islam takkan lagi punya kekuatan di Aceh. Setelah itu, para tokoh-tokoh adat bisa menguasai dengan mudah. Misi politik Islam Snouck Hurgronje diawali pada tahun 1884, ketika ia pergi ke Mekkah untuk memperoleh pengetahuan praktis Bahasa Arab dan mempelajari kehidupan Islam di kota pusatnya. Di pusat kota Muslim ini, ia meneliti pengaruh Mekkah terhadap dunia Islam lainnya, terutama Hindia Belanda. Dalam salah satu suratnya kepada Th. Noldeke (1 Agustus 1885), ia menyatakan tujuan utamanya pergi ke Mekkah adalah menelaah kehidupan Islam dengan mengamati cara berpikir, cara berbuat, dan perilaku kaum ulama dan bukan ulama di pusat kehidupan Muslimin.

1 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Dari sinilah Snouck Hurgronje lalu datang ke Aceh dan mulai menggali dunia keislaman di Nusantara. Lalu ia menghubungkan antara kebiasaan kebiasaan masyarakat di nusantara pada waktu itu dengan apa yang telah ia pelajari di Mekkah untuk kemudian melakukan pembersihan terhadap kebiasaan kebiasaan adat masyarakat nusantara. 1.2 Identifikasi Masalah Secara garis besar, identifikasi masalah dari makalah ini adalah: 1. Siapakah Snouck Hurgronje itu. 2. Bagaimanakah pemikiran Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia. 3. Apa hubungan antara Snouck Hurgronje, hukum adat dan Islam di Indonesia. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui siapakah Snouck Hurgronje itu. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah pemikiran Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia. 3. Untuk mengetahui korelasi antara Snouck Hurgronje, hukum adat dan Islam di Indonesia. 1.3 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan dalam makalah ini dibagi menjadi tiga bab, yaitu: 1. Bab I Pendahuluan 2. Bab II Pembahasan 3. Bab III Penutup

2 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Siapakah Snouck Hurgronje Snouck Hurgronje , ia lahir di Osterhoot, Belanda pada 8 Pebruari 1857 dan meninggal di Leiden pada 26 Juni 1936. Menyelesaikan pendidikan tinggi dalam bidang bahasa - bahasa Semith pada tahun 1880 dengan desertasi yang berjudul Perayaan Makkah. Ia berasal dari keluarga Pendeta Protestan Tradisonal, mirip Orthodox, namun lingkungan belajarnya sampai tingkat tertentu adalah liberal. Snouck berpendapat bahwa al-Quran bukanlah wahyu dari Allah, melainkan adalah karya Muhammad yang mengandung ajaran agama. Setelah menyelesaikan Sarjana Muda dibidang teologi, Snouck Hurgronje mengalihkan studinya ke ilmu Sastera Samiyah dengan spesialisasi bahasa Arab dan Islam. Ia mengakhiri studinya dalam bidang itu pada tanggal 24 November 1880 dengan yudicium cum laude dan menjadi Doktor dalam bidang ilmu tersebut berdasarkan sebuah disertasi yang berjudul Het Mekkaansche feest. PROF. Dr. Christiaan Snouck Hurgronje, penasihat pemerintah

Hindia Belanda awal abad ke-20, terkenal di Aceh dan Pasundan, juga punya nama Islam, Abdul Ghaffar. Betulkah dia seorang mualaf? Tanggal 21 Februari 1885, Snouck tamatan Universitas Leiden berusia 28 tahun mulai tinggal di Mekah selama enam bulan. Tujuannya, mempelajari Islam dari para ulama Mekah dan mengumpulkan keterangan tentang jemaah haji dari Hindia Belanda yang bermukim di sana. Bagaimanakah Snouck sebagai seorang Nasrani bisa memasuki "tanah haram" dan bersembahyang di Masjid Al-Haram? Jawaban yang diberikan ialah Snouck

3 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

telah memeluk agama Islam dan namanya menjadi Abdul Ghaffar. Namun, soal ini menjadi bahan perdebatan di kalangan para sarjana Belanda. Seorang peneliti Belanda kontemporer Koningsveld, menjelaskan bahwa realitas budaya di negerinya membawa pengaruh besar terhadap kejiwaan dan sikap Snouck selanjutnya. Pada saat itu, para ahli perbandingan agama dan ahli perbandingan sejarah sangat dipengaruhi oleh teori Evolusi Darwin. Hal ini membawa konsekuensi khusus dalam teori peradaban di kalangan cendikiawan Barat, bahwa peradaban Eropa dan Kristen adalah puncak peradaban dunia. Sementara, Islam yang datang belakangan, menurut mereka, adalah upaya untuk memutus perkembangan peradaban ini. Bagi kalangan Nasrani, kenyataan ini dianggap hukuman atas dosa-dosa mereka. Ringkasnya, agama dan peradaban Eropa adalah lebih tinggi dan lebih baik dibanding agama dan peradaban Timur. Teori peradaban ini berpengaruh besar terhadap sikap dan pemikiran Snouck selanjutnya. Pada tahun 1876, saat menjadi mahasiswa di Leiden, Snouck pernah berkata: Adalah kewajiban kita untuk membantu penduduk negeri jajahan -maksudnya warga muslim Indonesia- agar terbebas dari Islam. Sejak itu, sikap dan pandangan Snouck terhadap Islam tidak pernah berubah. Snouck pernah mengajar di Institut Leiden dan Delf, yaitu lembaga yang memberikan pelatihan bagi warga Belanda sebelum ditugaskan di Indonesia. Saat itu, Snouck belum pernah datang ke Indonesia, namun ia mulai aktif dalam masalah-masalah penjajahan Belanda. Pada saat yang sama perang Aceh mulai bergolak. Saat tinggal di Jedah, ia berkenalan dengan dua orang Indonesia yaitu Raden Abu Bakar Jayadiningrat dan Haji Hasan Musthafa. Dari keduanya Snouck belajar bahasa Melayu dan mulai bergaul dengan para haji jemaah Dari Indonesia untuk mendapatkan informasi yang ia butuhkan. Pada saat itu pula, ia menyatakan ke-Islam-annya dan mengucapkan Syahadat di depan khalayak dengan memakai nama Abdul Ghaffar. Seorang Indonesia berkirim 4 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

surat kepada Snouck yang isinya menyebutkan Karena Anda telah menyatakan masuk Islam di hadapan orang banyak, dan ulama- ulama Mekah telah mengakui keIslaman Anda. Seluruh aktivitas Snouck selama di Saudi tercatat dalam dokumen-dokumen di Universitas Leiden, Belanda. Snouck menetap di Mekah selama enam bulan dan disambut hangat oleh seorang Ulama besar Mekah, yaitu Waliyul Hijaz. Ia lalu kembali ke negaranya pada tahun 1885. Selama di Saudi Snouck memperoleh data-data penting dan strategis bagi kepentingan pemerintah penjajah. Informasi itu ia dapatkan dengan mudah karena tokoh-tokoh Indonesia yang ada di sana sudah menganggapnya sebagai saudara seagama. Kesempatan ini digunakan oleh Snouck untuk memperkuat hubungan dengan tokoh-tokoh yang berasal dari Aceh yang menetap di negeri Hijaz saat itu. Snouck kemudian menawarkan diri pada pemerintah penjajah Belanda untuk ditugaskan di Aceh. Saat itu perang Aceh dan Belanda mulai berkecamuk. Snouck masih terus melakukan surat menyurat dengan Ulama asal Aceh di Mekah. Snouck tiba di Jakarta pada tahun 1889. Jendral Benaker Hourdec menyiapkan asisten-asisten untuk menjadi pembantunya. Seorang di antaranya adalah warga keturunan Arab, yaitu Sayyid Utsman Yahya Ibn Aqil al Alawi (klik untuk lihat foto). Ia adalah penasehat pemerintah Belanda dalam urusan Islam dan kaum Muslim. Selain itu, ia juga dibantu sahabat lamanya ketika di Makkah, Haji Hasan Musthafa (klik untuk lihat foto) yang diberi posisi sebagai penasehat untuk wilayah Jawa Barat. Snouck sendiri memegang jabatan sebagai penasehat resmi pemerintah penjajah Belanda dalam bidang bahasa Timur dan Fiqh Islam. Jabatan ini masih dipegangnya hingga setelah kembali ke Belanda pada tahun 1906. 2.2 Pemikiran Snouck Hurgronje Tentang Islam di Indonesia Christiaan Snouck Hurgronje merupakan tokoh peletak dasar kebijakan Islam Politiek yang merupakan garis kebijakan Inlandsch politiek yang dijalankan pemerintah kolonial Belnda terhadap pribumi Hindia Belanda. Konsep strategi kebijakan 5 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

yang diciptakan Snouck terasa lebih lunak dibanding dengan konsep strategi kebijakan para orientalis lainnya, namun dampaknya terhadap umat Islam terus berkepanjangan bahkan berkelanjutan sampai dengan saat ini. Berdasarkan konsep Snouck, pemerintah kolonial Belanda dapat mengakhiri perlawanan rakyat Aceh dan meredam munculnya pergolakan-pergolakan di Hindia Belanda yang dimotori oleh umat Islam. Pemikiran Snouck -berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya- menjadi landasan dasar doktrin bahwa musuh kolonialisme bukanlah Islam sebagai Agama, melainkan Islam sebagai Doktrin Politik. Konsep Snouck berlandaskan fakta masyarakat Islam tidak mempunyai organisasi yang Hirarkis dan Universal. Disamping itu karena tidak ada lapisan Klerikal atau kependetaan seperti pada masyarakat Katolik, maka para ulama Islam tidak berfungsi dan berperan pendeta dalam agama Katolik atau pastur dalam agama Kristen. Mereka tidak dapat membuat dogma dan kepatuhan umat Islam terhadap ulamanya dikendalikan oleh dogma yang ada pada Al-Quran dan Al-Hadits -dalam beberapa hal memerlukan interprestasi- sehingga kepatuhan umat Islam terhadap ulamanya tidak bersifat mutlak. Tidak semua orang Islam harus diposisikan sebagai musuh, karena tidak semua orang Islam Indonesia merupakan orang fanatik dan memusuhi pemerintah kafir belanda. Bahkan para ulamanya pun jika selama kegiatan Ubudiyah mereka tidak diusik, maka para ulama itu tidak akan menggerakkan umatnya untuk memberontak terhadap pemerintah kolonial Belanda. Namun disisi lain, Snouck menemukan fakta bahwa agama Islam mempunyai potensi menguasai seluruh kehidupan umatnya, baik dalam segi sosial maupun politik. Snouck memformulasikan dan mengkategorikan permasalahan Islam menjadi tiga bagian, yaitu ; bidang Agama Murni, bidang Sosial Kemasyarakatan, bidang Politik. Pembagian kategori pembidangan ini juga menjadi landasan dari doktrin konsep Splitsingstheori. Pada hakikatnya, Islam tidak memisahkan ketiga bidang tersebut, oleh Snouck diusahakan agar umat Islam Indonesia berangsur-angsur memisahkan agama dari segi 6 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

sosial kemasyarakatan dan politik. Melalui Politik Asosiasi diprogramkan agar lewat jalur pendidikan bercorak barat dan pemanfaatan kebudayaan Eropa diciptakan kaum pribumi yang lebih terasosiasi dengan negeri dan budaya Eropa. Dengan demikian hilanglah kekuatan cita-cita Pan Islam dan akan mempermudah penyebaran agama Kristen. Dalam bidang politik haruslah ditumpas bentuk-bentuk agitasi politik Islam yang akan membawa rakyat kepada fanatisme dan Pan Islam, penumpasan itu jika perlukan dilakukan dengan kekerasan dan kekuatan senjata. Setelah diperoleh ketenangan, pemerintah kolonial harus menyediakan pendidikan, kesejahteraan dan perekonomian, agar kaum pribumi mempercayai maksud baik pemerintah kolonial dan akhirnya rela diperintah oleh orang-orang kafir. Dalam bidang Agama Murni dan Ibadah, sepanjang tidak mengganggu kekuasaan, maka pemerintah kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya. Pemerintah harus memperlihatkan sikap seolaholah memperhatikan agama Islam dengan memperbaiki tempat peribadatan, serta memberikan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji. Sedangkan dibidang Sosial Kemasyarakatan, pemerintah kolonial

memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku dan membantu menggalakkan rakyat agar tetap berpegang pada adat tersebut yang telah dipilih agar sesuai dengan tujuan mendekatkan rakyat kepada budaya Eropa. Snouck menganjurkan membatasi meluasnya pengaruh ajaran Islam, terutama dalam hukum dan peraturan. Konsep untuk membendung dan mematikan pertumbuhan pengaruh hukum Islam adalah dengan Theorie Resptie. Snouck berupaya agar hukum Islam menyesuaikan dengan adat istiadat dan kenyataan politik yang menguasai kehidupan pemeluknya. Islam jangan sampai mengalahkan adat istiadat, hukum Islam akan dilegitimasi serta diakui eksistensi dan kekuatan hukumnya jika sudah diadopsi menjadi hukum adat. Sejalan dengan itu, pemerintah kolonial hendaknya menerapkan konsep Devide et Impera dengan memanfaatkan kelompok Elite Priyayi dan Islam Abangan untuk 7 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

meredam kekuatan Islam dan pengaruhnya dimasyarakat. Kelompok ini paling mudah diajak kerjasama karena ke- Islaman mereka cenderung tidak memperdulikan kekafiran pemerintahkolonial Belanda. Kelompok ini dengan didukung oleh konsep Politik Asosiasi melalui program jalur pendidikan, harus dijauhkan dari sistem Islam dan ajaran Islam, serta harus ditarik kedalam orbit Wearwenization. Tujuan akhir dari program ini bukanlah Indonesia yang diperintah dengan corak adat istiadat, namun Indonesia yang diper-Barat-kan. Oleh karena itu orang-orang Belanda harus mengajari dan menjadikan kelompok ini sebagai mitra kebudayaan dan mitra kehidupan sosial. Kaum pribumi yang telah mendapat pendidikan bercorak barat dan telah terasosiasikan dengan kebudayaan Eropa, harus diberi kedudukan sebagai pengelola urusan politik dan administrasi setempa. Mereka secara berangsur-angsur akan dijadikan kepanjangan tangan pemerintah kolonial dalam mengemban dan mengembangkan amanat politik asosiasi. Secara tidak langsung, asisiasi ini juga bermanfaat bagi penyebaran agama Kristen, sebab penduduk pribumi yang telah berasosiasi akan lebih mudah menerima panggilan misi. Hal itu dikarenakan makna asosiasi sendiri adalah penyatuan antara kebudayaan Eropa dan kebudayaan pribumi Hindia Belanda. Asosiasi yang dipelopori oleh kaum Priyayi dan Abangan ini akan banyak menuntun rakyat untuk mengikuti pola dan kebudayaan asosiasi tersebut. Pemerintah kolonial harus menjaga agar proses transformasi asosiasi kebudayaan ini seiring dengan evolusi sosial yang berkembang dimasyarakat. Harus dihindarkan, jangan sampai hegemoni pengaruh dimasyarakat beralih kepada kelompok yang menentang program peng-asosiasi-an budaya ini. Secara berangsur-angsur pejabat Eropa dikurangi, digantikan oleh pribumi pangreh praja yang telah menjadi ahli waris hasil budaya asosiasi hasil didikan sistem barat. Akhirnya Indonesia akan diperintah oleh pribumi yang telah ber-asosiasi dengan kebudayaan Eropa. 8 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Konsep-konsep Snouck tidak seluruhnya dapat dijalankan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, sehingga tak seluruhnya dapat mencapai hasil yang maksimal. Namun setidaknya selama itu telah mampu meredam dan mengurangi aksi politik yang digerakkan oleh umat Islam. Pada akhirnya, umat Islam pula yang menjadi motor penggerak gerakan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Tanggal 12 Maret 1906 Snouck kembali ke negeri Belanda. Ia diangkat sebagai Guru Besar Bahasa dan Sastra Arab pada Universitas Leiden. Disamping itu ia juga mengajar para calon-calon Zending di Oestgeest. Snouck meninggal dunia pada tanggal 26 Juni 1936, diusianya yang ke 81 tahun. Kebesaran Snouck selalu dikenang, dialah ilmuwan yang dijuluki `dewa dalam bidang Arabistiek-Islamologi dan Orientalistik, salah satu pelopor penelitian tentang Islam, Lembaga-Lembaganya, dan Hukum-Hukumnya. Ia berjasa menunjukkan kekurangan-kekurangan dalam dunia Islam dan perkembangannya di Indonesia. Di Rapenburg didirikan monumen Snouck Hurgronjehuis untuk mengenang jasa-jasanya dan kebesarannya. Christiaan Snouck Hurgronje, tokoh penting peletak dasar kebijakan Islam Politiek merupakan Pembaratan Islam Pribumi kini diteruskan oleh para pewarisnya di Indonesia yang dikenal sebagai cendekiawan Islam Liberal Indonesia. 2.3 Korelasi Pemikiran Snouck Hurgronje Tentang Adat Recht dan Islam Christiaan Snouck Hurgronje merupakan tokoh peletak dasar kebijakan Islam Politik yang merupakan garis kebijakan Inlandsch politiek yang dijalankan pemerintah kolonial Belnda terhadap pribumi Hindia Belanda. Konsep strategi kebijakan yang diciptakan Snouck terasa lebih lunak dibanding dengan konsep strategi kebijakan para orientalis lainnya, namun dampaknya terhadap umat Islam terus berkepanjangan bahkan berkelanjutan sampai dengan saat ini. Aliran rasional. kesadaran pemikiran yang modernis ada pada Leiden ini, setiap ini berpandangan agama manusia dan liberal dan Eropa

Dalam etis

aliran

pemikiran

hanyalah budaya

sekedar

memiliki superioritas kebudayaan sehingga interaksi antara agama Kristen dengan 9 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

budaya kebudayaan,

Eropa sedangkan

adalah kebudayaan

proses lain Islam

puncak dan budaya

perkembangan dunia Timur-

merupakan suatu bentuk degenerasi kebudayaan. Dari Abraham Kuenen ahli perjanjian lama, Snouck mendapat pelajaran tentang dianutnya Anak Kritik Biblik / Kritik hal-hal Trinitas ia juga Kitab yang dan belajar Suci. irasional bahasa Hal dalam dan itu Yesus sastra mendasari agama yang sebagai Arab pemikirannya Allah. dalam Kristen menolak seperti itu

kedudukan

Disamping

dari RPA Dozi dan MJ de Goeje. Snouck menyelesaikan pendidikan formalnya pada tahun 1880 dengan disertasi dimana berjudul semua Het Mekkaansche pejabat Feest yang membahas Belanda tentang dan Ibadah Haji. Kemudian ia mengajar di Leiden & Delf Academi, tempat calon pemerintah kolonial dididik dilatih sebelum mereka dikirim berdinas di Hindia Belanda. Tahun 1884 atas prakarsa JA Kruyt Konsul Belanda di Jeddah Snouck dikirim Abdul lainnya. kehidupan bergaul ke Makkah ijin ia untk di juga umat para melakukan Makkah, mengerjakan tersebut, pelajar Muslim di dan penelitian Snouck Shalat dan tentang ritual mengenal serta terutama Islam. agama lebih yang dengan Untuk menjadi Islam dekat mudah berasal mendapatkan tinggal sikap mengganti namanya

Ghaffar, Dengan erat

Snouck

dapat Makkah ulama,

sehari-hari dengan

dari Hindia Belanda. Dalam tiga Kedua, Islam hal. apa penelitiannya Pertama, arti yang Islam beriman. tersebut, cara Ketiga, jalan didalam Snouck memusatkan sistem sehari-hari cara mengajak perhatiannya Islam dari orang pada

dengan

bagaimana kehidupan bagaimana untuk

didirikan. pengikutorang Islam

pengikutnya

memerintah

sehingga

melapangkan

bekerjasama guna membangun suatu peradaban yang universal. 10 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Snouck tahun 1889 dipindah tugaskan ke Hindia Belanda, oleh Gubernur Jenderal penasehat tugasnya wanita Taib, Pijnacker urusan dan Muslim Penghulu dunia, Herdijk, bahasa-bahasa Pribumi Besar Ciamis. tahun ia timur secara anak Dari 1898 diangkat dan Islam. tunggal sebagai Islam. Guna Snouck Haji itu peneliti dan memuluskan mengawini Muhammad empat Sadiyah, Dr.AJ ini melangsungkan terlahir Siti putri ketiga

memperkuat dengan

penerimaan

masyarakat, Raden

Snouck

perkawinannya

Sangkana,

perkawinannya Snouck dengan

orang anak, Salmah, Umar, Aminah, Ibrahim. Pada tahun 1895, Sangkana meninggal 1910 Oort, kemudian mengawini Ida Maria, yang putri Haji Muhammad Soeeb, Wakil Penghulu kota Bandung. Pada tahun Snouck pendeta melangsungkan liberal di pernikahan Zutphen, perkawinannya

dilangsungkan di negeri Belanda. Berdasarkan mengakhiri pergolakan Pemikiran landasan di Snouck dasar konsep Hindia doktrin Snouck, Aceh Belanda bahwa pemerintah dan yang musuh kolonial oleh Belanda umat bukanlah dapat Islam. menjadi Islam

perlawanan

rakyat

meredam dimotori dan

munculnya

pergolakan-

berdasarkan

pengetahuan

pengalamannya

kolonialisme

sebagai Agama, melainkan Islam sebagai Doktrin Politik. Konsep Snouck berlandaskan fakta masyarakat Islam tidak mempunyai organisasi tidak berperan Kristen. terhadap dan ada masyarakat yang Hirarkis maka dalam tidak -dalam dapat dan para agama Universal. atau ulama Katolik dogma dogma Islam atau dan yang Disamping tidak pastur ada itu seperti berfungsi dalam umat pada karena pada dan agama Islam lapisan Katolik, pendeta Mereka ulamanya Klerikal kependetaan

membuat oleh hal

kepatuhan

dikendalikan beberapa

Al-Quran sehingga

Al-Hadits

memerlukan

interprestasi-

kepatuhan umat Islam terhadap ulamanya tidak bersifat mutlak.

11 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Tidak tidak selama tidak fakta semua memusuhi

semua orang pemerintah

orang

Islam

harus

diposisikan merupakan Bahkan diusik, untuk disisi

sebagai orang maka

musuh, fanatik pun

karena dan jika itu

Islam kafir

Indonesia belanda. umatnya Namun mereka tidak

para

ulamanya para

kegiatan akan bahwa

Ubudiyah menggerakkan

ulama

memberontak lain, Snouck menguasai

terhadap menemukan seluruh

pemerintah

kolonial agama

Belanda. Islam

mempunyai

potensi

kehidupan umatnya, baik dalam segi sosial maupun politik. Snouck menjadi tiga Kemasyarakatan, memformulasikan bagian, bidang yaitu: Politik. dan mengkategorikan Agama kategori permasalahan bidang pembidangan Islam Sosial ini

bidang

Murni,

Pembagian

juga menjadi landasan dari doktrin konsep Splitsingstheori. Pada hakikatnya, Islam tidak memisahkan ketiga bidang tersebut, oleh Snouck Asosiasi bercorak hilanglah barat diusahakan agar umat agar Islam lewat kebudayaan Pan Indonesia jalur Eropa Islam berangsur-angsur pendidikan kaum akan memisahkan agama dari segi sosial kemasyarakatan dan politik. Melalui Politik diprogramkan dan pemanfaatan cita-cita diciptakan dan

pribumi yang lebih terasosiasi dengan negeri dan budaya Eropa. Dengan demikian kekuatan mempermudah penyebaran agama Kristen. Dalam bidang Islam senjata. pribumi yang akan itu penumpasan menyediakan jika politik membawa perlukan diperoleh maksud haruslah rakyat ditumpas bentuk-bentuk kepada fanatisme pemerintah kolonial dan dengan dan kekerasan agitasi politik Pan dan agar dan Islam, kekuatan harus kaum akhirnya

dilakukan ketenangan, baik

Setelah

kolonial

pendidikan,

kesejahteraan

perekonomian,

mempercayai

pemerintah

rela diperintah oleh orang-orang kafir.

12 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Dalam bidang Agama Murni dan Ibadah, sepanjang tidak mengganggu kekuasaan, umat Islam maka pemerintah kolonial memberikan agamanya. memberikan kemerdekaan Pemerintah Islam kemudahan agama kepada harus dengan dalam untuk sikap tempat melaksanakan seolah-olah peribadatan, ajaran serta

memperlihatkan memperbaiki

memperhatikan

melaksanakan ibadah haji. Sedangkan memanfaatkan rakyat agar Snouck terutama mematikan Resptie. istiadat Islam agar sesuai adat tetap dengan dibidang kebiasaan berpegang tujuan dan Sosial yang pada Kemasyarakatan, berlaku adat dan rakyat Konsep Islam Islam tersebut pemerintah yang telah budaya ajaran membendung dengan dengan Islam kolonial dipilih Eropa. Islam, dan adat akan jika Theorie

membantu kepada pengaruh untuk adalah

menggalakkan

mendekatkan peraturan. hukum hukum yang

menganjurkan dalam Snouck dan jangan hukum pertumbuhan kenyataan sampai serta

membatasi pengaruh agar politik

meluasnya

berupaya

menyesuaikan kehidupan hukum

menguasai adat dan istiadat,

pemeluknya.

mengalahkan eksistensi

dilegitimasi

diakui

kekuatan

hukumnya

sudah diadopsi menjadi hukum adat. Sejalan konsep dan Devide Islam dengan et Abangan Kelompok itu, untuk ini pemerintah dengan paling tidak meredam kolonial kekuatan diajak hendaknya kelompok Islam dan kerjasama kekafiran menerapkan Elite Priyayi kepengaruhnya karena pemerintah

Impera

memanfaatkan mudah

dimasyarakat. Islaman

mereka

cenderung

memperdulikan

kolonial Belanda. Kelompok ini dengan didukung oleh konsep Politik Asosiasi melalui program ajaran Tujuan dengan jalur Islam, akhir corak pendidikan, serta dari adat harus program istiadat, harus ditarik ini namun dijauhkan kedalam Indonesia bukanlah dari orbit Indonesia yang sistem yang Islam dan Wearwenization. diperintah diper-Barat-kan.

13 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Oleh

karena

itu

orang-orang

Belanda

harus

mengajari

dan

menjadikan

kelompok ini sebagai mitra kebudayaan dan mitra kehidupan sosial. Kaum pribumi yang telah mendapat pendidikan bercorak barat dan telah terasosiasikan sebagai secara dengan kebudayaan politik akan Eropa, dan harus diberi setempa. tangan kedudukan Mereka pemerintah pengelola urusan administrasi kepanjangan

berangsur-angsur

dijadikan

kolonial dalam mengemban dan mengembangkan amanat politik asosiasi. Secara agama lebih asosiasi kebudayaan kaum mudah tidak langsung, asisiasi ini juga bermanfaat pribumi misi. yang Hal telah itu bagi penyebarab berasosiasi Eropa dipelopori rakyat akan makna dan oleh untuk

Kristen, sendiri Priyayi

sebab menerima adalah

penduduk panggilan

dikarenakan

penyatuan Belanda. ini akan

antara Asosiasi banyak

kebudayaan yang menuntun

pribumi dan

Hindia Abangan

mengikuti pola dan kebudayaan asosiasi tersebut. Pemerintah kebudayaan dimasyarakat. dimasyarakat ini beralih kolonial seiring kepada harus menjaga agar proses sosial sampai transformasi yang hegemoni asosiasi pengaruh peng-

dengan

evolusi jangan yang

berkembang

Harus

dihindarkan,

kelompok

menentang

program

asosiasi-an budaya ini. Secara pribumi asosiasi diperintah Eropa. Konsep-konsep pemerintah mencapai kolonial hasil yang Snouck Hindia tidak Belanda, seluruhnya sehingga Namun dapat tak dijalankan seluruhnya selama itu oleh dapat telah hasil oleh berangsur-angsur praja didikan pribumi yang yang pejabat telah Eropa menjadi barat. telah dikurangi, ahli Akhirnya waris dengan digantikan hasil Indonesia oleh budaya akan

pangreh

sistem

ber-asosiasi

kebudayaan

maksimal.

setidaknya

mampu meredam dan mengurangi aksi politik yang digerakkan oleh umat 14 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Islam.

Pada

akhirnya,

umat

Islam

pula

yang

menjadi

motor

penggerak

gerakan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Tanggal 12 Maret 1906 Snouck kembali ke negeri Belanda. Ia diangkat sebagai Oestgeest. Guru itu Snouck Besar ia Bahasa juga meninggal dan Sastra pada Arab para pada Universitas 26 Juni Leiden. di di Disamping mengajar dunia calon-calon tanggal Zending 1936,

usianya yang ke 81 tahun. Kebesaran dijuluki Orientalistik, `dewa salah Snouck satu selalu pelopor dikenang, bidang penelitian dialah tentang ilmuwan Islam, yang dan Lembaga-

dalam

Arabistiek-Islamologi

Lembaganya, dan Hukum-Hukumnya. Ia berjasa menunjukkan kekurangankekurangan dalam dunia Islam dan perkembangannya di Indonesia. Di Rapenburg didirikan monumen Snouck Hurgronjehuis untuk mengenang jasa-jasanya dan kebesarannya. Christiaan penting merupakan pewarisnya peletak Pembaratan di Indonesia Snouck dasar Islam yang kebijakan Pribumi dikenal kini sebagai Hurgronje, Islam diteruskan oleh cendekiawan tokoh Politik para Islam

Liberal Indonesia.

15 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Snouck Hurgronje adalah sosok kontroversial khususnya bagi kaum Muslimin Indonesia, terutama kaum muslimin Aceh. Bagi penjajah Belanda, dia adalah pahlawan yang berhasil memetakan struktur perlawanan rakyat Aceh. Bagi kaum orientalis, dia sarjana yang berhasil. Tapi bagi rakyat Aceh, dia adalah pengkhianat tanpa tanding. Namun, penelitian terbaru menunjukkan peran Snouck sebagai orientalis ternyata hanya kedok untuk menyusup dalam kekuatan rakyat Aceh. Dia dinilai memanipulasi tugas keilmuan untuk kepentingan politik. Snouck berpendapat bahwa Al-Quran bukanlah wahyu dari Allah, melainkan adalah karya Muhammad yang mengandung ajaran agama. Pada saat itu, para ahli perbandingan agama dan ahli perbandingan sejarah sangat dipengaruhi oleh teori "Evolusi" Darwin. 3.2 Saran Saran Snouck Hurgronje memang figur kontroversial dalam pentas sejarah Indonesia kontemporer. Polemik seputar pro dan kontra atas keberadaan Hurgronje sebagai tokoh orientalis bagaikan danau dari mata air yang tak pernah kering untuk terus direnangi oleh siapa pun. Menurut penulis, hal yang pokok adalah bagaimana upaya kita untuk menempatkan temuan-temuan tentang Hurgronje itu dalam relasi kehidupan masa kini, terutama dalam konteks pembangunan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Rekomendasi Hurgronje itu memang berhasil mengukuhkan kekuasaan pemerintahan kolonial di tanah Aceh, tetapi gagasan dan obsesinya untuk menciptakan apa yang dia sebut "asosiasi budaya" antara pribumi dan Belanda gagal total.

16 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

DAFTAR PUSTAKA www.wikipedia.com diakses pada tanggal 12 Juni 2009 www.kompas.com diakses pada tanggal 13 Juni 2009 www.tempointeraktif.com/beritasejarah diakses pada tanggal 13 Juni 2009

17 ADAT RECHT, SNOUCK HURGRONJE AND ISLAM

Anda mungkin juga menyukai